Peningkatan Minat Beli Konsumen Didorong Oleh Penggunaan Media Sosial Instagram dan Pemilihan Lokasi Usaha pada Usaha Clothing Material Disaster

(1)

Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 27 November 1993 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat :Sukajaya, Kemiri, RT 09/02 Jayakerta, Karawang, Jawa Barat

No Telepon : 085780000990

Email : [email protected] Riwayat Pendidikan : 2000 - 2006 MI Nihayatul Amal

2006– 2009 SMP La Tansa Banten 2009 – 2012 MA Baitul Hikmah

2012 – 2016 Universitas Komputer Indonesia Pendidikan Non Formal

1.Character Building oleh Fakultas Ekonomi UNIKOM dan SECAPA TNI/Angkatan Darat, Bandung 2013

2.Seminar "Membangun Jiwa Entrepreneur Di Kalangan Mahasiswa", Auditorium UNIKOM Bandung, 2015

3.Seminar “ Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT”, Auditorium UNIKOM Bandung, 2012


(2)

PENINGKATAN MINAT BELI KONSUMEN DIDORONG

OLEH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN

PEMILIHAN LOKASI USAHA STUDI KASUS PADA USAHA

CLOTHING MATERNAL DISASTER

Improvement Of Interest To Buy Consumer Driven By The Use Of Social Media Instagram And Selection Of Business Location A Case Study on Consumer

Business Clothing Maternal Disaster

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

ANSHORI ABDUL AZIZ 21212119

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(3)

vi

mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberi kontribusi positif baik bagi perusahaan maupun penulis, penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan maka penulis berharap masukan berupa kritik dan saran yang membangun.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal usulan penelitian terutama kepada Allah SWT. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku wakil rektor I bidang akademis.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec, Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Raeni Dwi Santy SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Linna Ismawati, SE.,M.Si selaku dosen wali penulis pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(4)

vii

6. Trustorini Handayani, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh Staf Dosen dan sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8.

Kedua orang tua tercinta ayahanda Acep Ahmad, serta ibunda Suhenah yang senantiasa menjadi kekuatan dan motivasi bagi peneliti dalam menyusun Skripsi ini.

9. Kawan- kawan seperjuangan dari kelas MN1 yang selalu mendukug dan memotivasi.

10. Teman – teman sepermainan yang selalu ngegosip dan ngomongin orang yaitu Annisa, Yustari, Ajeng, Widya, Gita, Deka, Sutresna, Fikri, Angga, Zulfikar, Andrian, Adam, dan Miftah.

11. Komplotan pencari pokemon, freeletics, dan pemain scrabble amatir yaitu Arifin, Rendi, Tomi, Yusuf, Yudi, Alec, Arman, Yazid, dan Rifki.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan pada umumnya serta bagi pembaca dan pihak Maternal Disaster pada khususnya yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

Bandung, September 2016


(5)

viii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 13

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 13

1.2.2. Rumusan Masalah ... 14

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1. Maksud Penelitian ... 14

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 15

1.4. Kegunaan Penelitian ... 15

1.4.1. Kegunaan Praktis ... 15

1.4.2. Kegunaan Akademis ... 16


(6)

ix

1.6.1. Lokasi Penelitian ... 16

1.6.2. Waktu Penelitian ... 16

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 18

2.1Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Penggunaan Media Sosial Instagram... 18

2.1.1.1Pengertian Media Sosial ... 18

2.1.1.2Media Sosial Instagram ... 18

2.1.1.3Dimensi Penggunaan Media Sosial Instagram ... 20

2.1.2 Pemilihan Lokasi Usaha ... 23

2.1.2.1 Pemilihan Lokasi Usaha ... 23

2.1.2.2 Faktor Pemilihan Lokasi ... 23

2.1.3 Minat Beli Konsumen ... 24

2.1.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen ... 24

2.1.3.2 Faktor Kekuatan Minat Beli Konsumen ... 25

2.1.3.3 Dimensi Minat Beli Konsumen ... 26

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2Kerangka Pemikiran... 29

2.2.1 Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Minat Beli Konsumen/Variabel X1 ke Y ... 29

2.2.2 Pengaruh Pemilihan Lokasi Usaha Terhadap Minat Beli Konsumen/Variabel X2 ke Y ... 30

2.3Hipotesis ... 31

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Objek Penelitian ... 32

3.2. Metode Penelitian ... 32

3.2.1 Desain penelitian ... 33


(7)

x

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.2.4.1 Uji Validitas ... 44

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.2.4.3 Uji MSI ... 47

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 49

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 49

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif ... 49

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 49

3.2.5.1.3 Analisis Regresi dan Asumsi Klasik ... 49

3.2.5.1.4 Analisis Korelasi ... 53

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 56

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 58

4.1.3 Deskripsi Jabatan ... 59

4.2 Karakteristik Responden ... 60

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... 62

4.3 Analisis Deskriptif ... 63

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Media Sosial ... 64

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Pemilihan Lokasi ... 71

4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Minat Beli Konsumen ... 76


(8)

xi

4.4.1 Persamaan Regresi Linear Berganda ... 81

4.4.2 Uji Asumi Klasik ... 83

4.4.2.1 Uji Normalitas ... 83

4.4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 84

4.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 85

4.4.3 Analisis Korelasi ... 86

4.4.3.1 Korelasi secara parsial penggunaan media sosial Instagram terhadap minat beli konsumen ... 87

4.4.3.2 korelasi secara parsial pemilihan lokasi terhadap minat beli konsumen ... 88

4.4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 89

4.5 Pengujian Hipotesis ... 92

4.5.1 Uji Simultan ... 92

4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 94

4.5.2.1 pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap minat beli konsumen ... 94

4.5.2.2 pengaruh pemilihan lokasi terhadap minat beli konsumen ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 100

Daftar Pustaka ... 102


(9)

102 Universitas Negeri Surabaya.

Aditya Hermawan dan Harti, 2013. Pengaruh Kualtas Produk Terhadap Minat Beli

Nokia Lumia 920 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Ilmu Manajemen Vol 1 No 6 November 2013, Universitas Negeri Surabaya.

.

Amrullah,Afif Fadin, 2013. Kualitas produk dan promosi terhadap volume penjualan makanan mie instan. Skrpsi, Universitas Negeri Semarang. Any Guntari,Zainal Kamal.(2008).Pengaruh Waktu Serta Lokasi Penjualan, Jurnal

1978-0176 ,Universitas Ahmad Dahlan.

Asad, Issa. (2014). Instant Profit with Instagram. Florida: Issa Asad Book

Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Bambang Pranoto (2008)”pengaruh harga dan kualitas produk terhadap

keputusan konsumen membeli” , jurnal ilmiah factor exacta”vol.1 2 semptember 2008 stie-ISMI Jakarta

Barnard, Malcolm. (2006). Fashion sebagai Komunikasi: Cara

Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas dan Gender. Bandung: Jalasutra

Bayu. R. 2010. Pengaruh Lokasi Perpustakaan Umum Kabupaten Sukoharjo Terhadap Minat Berkunjung Pelajar SMP di Kabupaten Sukoharjo. Universitas Diponegoro, Semarang.

Bungin, M. Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana

Delaney, Dave (2013). New Business Networking: How to Effectively Grow Your Business Network Using Online and Offline Methods. Que Publishing, USA

Dinawan. R. M. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Yamaha Mio PT. Harpindo Jaya Semarang ). Tesis Universitas Diponegoro. Semarang.


(10)

103

Fure, Hendra, 2013, “Lokasi, Keberagaman produk, harga, dan kualitas pelayanan pengaruhnya terhadap minat beli pada pasar tradisional bersehati calaca”

Jurnal EMBA Vol.1 3, ISSN 2303-1174

George R. Terry. 1992. Definisi Manajemen dalam Buku Dasar-Dasar Manajemen. Penerbit Bumi Angkasa.

Hatane Samuel.( 2007 ).”Perilaku dan Keputusan Pembelian konsumen Restoran

melalui Stimulus 50% discount di Surabaya”,Jurnal manajemen pemasaran

Vol 2 No 2 73-80.

International Journal of Empirical generalizations In Marketing Science 8,(2003),1-21

Levy,Michael, Ph.D,and Barton A.Weitz,PhD., (2007). Retailing Managemen. 6 Edition,New York : McGraw-Hill Inc.

Machfoedz, Mahmud (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Cakra Ilmu, Yogyakarta

Nadia Jesicca & Maria Istiningsih (2010). “Pengaruh Produk,Playanan,Harga dan Lokasi terhadap kepuasan tamu di hotel jawa mariot” , jurnal bisnis

perspektif vol.2 no 1 januari 2010 unive katolik darma cendika. Kartini, Maria Sara, 2015, Presespsi Mahasiswa fakultas ekonomi universitas

jember terhadap manfaat instagram sebagai media online shop, Skripsi Universitas Jember.

Kinnear, Thomas C. And James R. Taylor. 1995. Marketing Research: An Applied Approach. McGraw Hill Text.

Kismono G. 2001. Pengantar Bisnis. BPFE. Yogyakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. PT. Intan Sejati Klaten. Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi kedelapan jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

No. 1.


(11)

104

Natalia, Lia. 2010. Analisis Faktor Persepsi yang Mempengaruhi Minat Konsumen untuk Berbelanja pada Giant Hypermarket Bekasi. Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma. Jakarta.

Raharjani J. 2005.Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja.Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Volume. 2 no.1.Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahul Argha Sen, 2014, “Online shopping: A study of the factors influencing online purchase of products in Kolkata”, International Journal of

Management and Commerce Innovations ISSN 2348-7585 (Online) Vol. 2, Issue 1, pp: (44-52), Month: April 2014 - September 2014.

Remias M dan Yenny Lukman. 2005. Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Kualitas Layanan Coffee Shop Asing dan Coffee Shop Lokal. Jurnal Manajemen Perhotelan. FE – UKI Petra, Surabaya.

Rifki Khoirun Nizar. 2011. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Layanan, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Tanah Non Subsidi Saladin.Djaslim,(2010).Manajemen Pemasaran.Penerbit Linda Karya Bandung. Saladin,Djaslim,(2007).Intisari pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Penerbit

Linda Karya,Bandung

Septhani Rebeka Larosa/2011. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Warung-Warung Makan di Sekitar Simpang Lima Semarang)

Straubhaar, Joseph, LaRose, Robert dan Davenpor Lucida. (2012). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology. USA: Wadsworth Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian

Untuk Bisnis, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabet. Bandung. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.


(12)

105

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Swastha, Basu dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Service Managemend. Edisi kedua Andi Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. (1997),Strategi Pemasaran, Edisi Ke-2. Andi Offset,Yogyakarta Tjiptono, Fandy dan Gregonus Chandra. 2009. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III, CV.Andi Offset,

Yogyakarta. Internet :

wearesocial.com/uk/ diakses pada Rabu, 06 April 2016

https://www.instagram.com/press/ diakses pada Rabu, 06 April 2016


(13)

1

Perkembangan dan kemajuan industri, salah satunya dapat kita lihat dengan adanya perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Hal ini dapat terlihat dengan munculnya industri barang dan jasa. Kemajuan sektor industri yang pesat menimbulkan tingkat persaingan usaha yang ketat. Demikian juga untuk produk pakaian yang merupakan barang kebutuhan primer bagi manusia.

Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif dan mengikuti perkembangan mode saat ini, selain itu tentunya perusahaan harus mampu menarik perhatian dari khalayak guna mencapai tujuan perusahaan.

Namun demikian, meskipun perusahaan telah berusaha bersaing dan memberikan yang terbaik untuk konsumen belum tentu dapat menjamin akan berhasilnya usaha pencapaian tujuan perusahaan, karena tiap konsumen memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda. Maka dari itu setiap perusahaan memiliki strategi bisnis yang berbeda-beda, yang merupakan strategi terbaik disetiap perusahaan. Dengan melakukan hal tersebut perusahaan dapat menarik minat, ketertarikan, dan menggugah masyarakat untuk membeli produk barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.


(14)

2

Guna menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempermudah aktivitas perusahaan dan dapat bersaing dengan pesaing. Ditambah dalam dua dekade terakhir perkembangan teknologi informasi dan komunikasi meningkat dua kali lebih cepat, perkembangan tersebut tidak dapat terlepas dari peran penting internet sebagai media yang memudahkan dalam proses transfer data dan informasi antar penggunanya. Tidak dapat dipungkiri sejak World Wide Web dirilis pada 1991, pengguna internet semakin bertambah tiap tahunnya termasuk di Indonesia.

Maraknya penggunaan internet sebagai bentuk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka mulai muncul berbagai macam media untuk memudahkan manusia berkomunikasi. Social media merupakan salah satu media di internet yang banyak digunakan oleh oleh pengguna internet.

Hasil survei yang dilakukan oleh We Are Social pada awal tahun 2016 menunjukkan bahwa kebanyakan pengguna internet menghabiskan waktunya di media sosial dari pada situs lainnya. Di Indonesia sendiri, dari sekitar 88,1 juta pengguna internet aktif, 79 juta di antaranya secara aktif menggunakan media sosial.


(15)

(sumber: wearesocial.com/uk/ diakses pada 06 April 2016) Gambar 1.1

Penngguna Internet di Indonesia

Melihat angka tersebut, tak heran jika sekarang media sosial mulai menjadi salah satu senjata andalan bisnis berbasis elektronik (e-business). Salah satu cakupan e-business yang sangat diuntungkan oleh keberadaan media sosial yaitu e-commerce. Selain digunakan sebagai alat promosi, media sosial juga seringkali digunakan sebagai media untuk mengontrol trnsaksi pembelian dan komplain dari pembeli.

Banyak orang sudah memahami daya guna media sosial untuk mengembangkan usaha. Bahkan, banyak dari pelaku usaha yang menggunakan media sosial untuk mengembangkan bisnis mereka karena sarana itu relatif lebih murah dan mudah digunakan.


(16)

4

Instagram merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh pengguna internet melalui telepon genggam pintar (smartphone), kegunaan instagram itu sendiri sebagai media berbagi foto atau gambar di internet yang memungkinkan pengguna memasang filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial.

Menurut situs resmi instagram, pengguna aktif platform berbagi foto ini sudah mencapai 400 juta lebih pengguna setiap bulannya, 75% diantaranya berasal dari luar negara asalnya yaitu Amerika. Dan terdapat lebih dari 40 miliar foto yang telah dibagikan, dengan rata rata 80 juta foto dan 3.5 miliar likes per hari.

(Sumber: https://www.instagram.com/press/ diakses pada 6 April 2016) Gambar 1.2

Data Pengguna Instagram

Pengoptimalan e-commerce melalui media sosial Instagram dimanfaatkan dengan cukup baik oleh para penggunanya sebagai peluang untuk berbisnis. Para penggunanya, bisa memanfaatkan instagram sebagai media komunikasi pemasaran, melalui share foto-foto produk penjual dan memiliki banyak follower


(17)

instagram memudahkan untuk konsumen melihat produk yang di jual dan dapat langsung memberi komentar di bawah foto yang diminati. Instagram terlihat bertambah fungsi menjadi tempat strategis para pebisnis untuk memasarkan barang dagangannya. Produk jualan online nya mulai dari tas, sepatu hingga baju fashion. Pelaku usaha mengaku lebih mudah memasarkan produknya melalui instagramkarena sasaran pertama adalah orang yang paling dekat dengannya, bisa juga melalui teman yang awalnya dari mulut ke mulut sambil menunjukan akun instagram, komunikasi tersebut sangat efektif bagi para penjual, dengan adanya media instagram semakin mudahnya penjual menunjukkan foto atau katalog barang jualannya. Dalam hal ini secara tidak langsung proses tersebut membentuk suatu rangkaian komunikasi bisnis (Maria Kartini, 2015;63).

Kemudahan yang ditawarkan oleh sistem e-commerce melalui media sosial instagram menarik minat masyarakat untuk memulai bisnis online. Data dari lembaga riset ICD yang dilansir dari http://startupbisnis.com/ memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%). Meskipun begitu, penggiat bisnis online tidak dapat melupakan penjualan secara langsung (Hard Selling), salah satu caranya dengan membuka toko.

Pemilihan lokasi toko dapat menentukan keberhasilan usaha (persaingan usaha, faktor bahan baku atau kedekatan dengan pasar). Secara makro, perencanaan lokasi dapat menciptakan keseimbangan aktivitas ekonomi antar wilayah ataupun didalam satu wilayah.


(18)

6

Pendapatan dari suatu usaha akan meningkat ketika mampu memilih lokasi bisnis yang tepat untuk usaha. Karena lokasi memang menentukan titik perkembangan suatu usaha atau bisnis. Ketika bisnis berada pada lokasi yang tidak mendukung sama sekali, maka secara otomatis, akan tergeser dengan bisnis yang didukung oleh lingkungan tersebut.

Hal itulah yang umum dirasakan oleh kebanyakan wirausahawan yang ingin memulai bisnisnya. Keputusan dalam menentukan lokasi toko sangatlah penting dan krusial, selain karena ditentukan oleh faktor biaya juga akan menentukan bagaimana usaha tersebut berjalan di masa yang akan datang dan apakah usaha tersebut akan berkembang atau tidak.

Maternal Disaster merupakan sebuah brand fashion asal Bandung yang muncul dari semangat idealisme dengan mengusung nuansa kelam. Laman resmi maternaldisaster.com menuturkan Maternal berdiri sejak tahun 2003 atas dasar kesukaan akan music, fashion, skateboard, dan graphic design. Produk yang diproduksi antara lain kaos, hoodys, kemeja, jaket, topi, dompet, belt, tas, jeans, dan shoes. Maternal Disaster adalah brand yang kritis akan keadaan sosial di masyarakat, dengan desain-desain yang provokatif juga terinspirasi dari kejadian-kejadian sosial yang khususnya terjadi di masyarakat Indonesia.

Sejak tahun 2012 Maternal Disaster menggunakan instagram sebagai media komunikasi dengan para konsumen melalui tiga akun instagram dengan rincian pada tabel 1.1 di bawah ini


(19)

Tabel 1.1

Akun Instagram Maternal Disaster

No Nama Akun Fungsi

1 @maternal_disaster Akun utama yang menampilkan brand activity, kolaborasi, mengkritik isu sosial dll.

2 @maternaldisaster Akun khusus yang menampilkan katalog dari Maternal Disaster

Sumber : instagram diakses pada 08 April 2016

Meskipun follower instagram kedua akun diatas lebih banyak dari pesaing dengan jenis produk sama, Vidi Nurhadi selaku co founder Maternal Disaster menuturkan bahwa tingkat penjualan online seringkali mengalami penurunan dan kenaikan nya pun tidak menentu. Lebih lanjut Vidi menambahkan

“makanya kita jual lewat store juga, dengan harapan konsumen bisa langsung

cek kondisi barang, kita mengupayakan semua strategi yang kita bisa. Tapi tetep, namanya juga usaha pasti ada pasang surutnya”


(20)

8

Upaya yang dilakukan Maternal dalam meningkatkan penjualan melalui media sosial instagram mengalami hambatan dengan banyaknya persaingan antar brand dan produk sejenis semakin ketat sehingga dapat berdampak pada menurunnya penjualan, ditambah banyaknya kasus penipuan mengenai belanja online berdasrkan riset dari Nielsen yang dilansir dari http://startupbisnis.com/ menyatakan bahwa 60% orang Indonesia masih takut untuk memberikan informasi kartu kredit mereka di internet untuk belanja online, lebih besar dari negara-negara di Asia Tenggara kecuali Filipina. Begitupula dengan pemilihan lokasi yang dilakukan oleh pihak Maternal yang dirasa kurang efektif, hal itu ditandai dengan seringnya Maternal berpindah lokasi penjualan, meskipun infromasi yang diberikan melalui media sosial sangat jelas akan tetapi banyak pelanggan yeng mengalami kesulitan mencari lokasi toko ketika Maternal berpindah lokasi. Dengan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap belanja online dan kesulitan untuk menemukan toko penjualan secara tidak langsung penghasilan menurun sehingga operasional perusahaan terhambat.

Batasan dalam penelitian ini mencakup pengguanaan media sosial instagram dan penempatan lokasi usaha berupa retail penjualan dan flagship store guna meningkatkan minat beli konsumen dimana dalam penelitian ini variable-variabel tersebut akan diuji tingkat hubungan secara parsial pada usaha clothing Maternal Disaster.

Guna mendukung fenomena yang terjadi pada konsumen Maternal Disaster di kota Bandung, penulis melakukan survey awal terhadap 30 responden yang dipilih secara random, hasil survey awal dapat dilhat pada tabel di bawah ini :


(21)

Tabel 1.2

Survey Awal Tanggapan Konsumen Maternal Disaster Tentang Penggunaan Media Sosial Instagram

Pertanyaan

YA TIDAK

Frekuensi % Frekuensi apakah anda mengikuti akun

instagram maternal disaster (Connection)

13 43,4% 17 56,6%

apakah informasi yang diberikan oleh maternal di instagram cukup jelas (Communication)

17 56,6% 13 43,4%

apakah isi konten/post maternal terbilang menarik (Context)

22 73,4% 8 26,6%

apakah anda pernah

memberikan komentar atau masukan mengenai produk melalui Instagram

(Collaboration)

7 23,4% 23 76,6%

Sumber : data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel survey awal kepada responden tentang penggunaan media sosial instagram yang dilakukan oleh Maternal Disaster terdapat masalah pada indikator koneksi 56,6% responden tidak mengikuti akun instagram Maternal, dengan kendala dari mayoritas responden yang menuturkan bahwa dibutuhkan akses internet agar dapat melihat akun instagram maternal. Adapun pesan yang disampaikan melalui instagram 56,6% responden menjawab cukup jelas dan dapat diterima. Juga 73,4% responden berpendapat bahwa konten/post pada instagram maternal disaster terbilang menarik. sedangkan pada kolaborasi sebesar 77% responden kurang tertarik dalam memberikan komentar atau masukan mengenai produk di instagram sehingga tidak adanya umpan balik dari responden terkait produk yang ditawarkan. Rata – rata jawaban responden menyatakan bahwa


(22)

10

penggunaan media sosial instagram yang dilakukan oleh Maternal Disaster sudah berjalan secara baik.

Tabel 1.3

Survey Awal Tanggapan Konsumen Maternal Disaster Mengenai Pemilihan Lokasi Toko

Pertanyaan

YA TIDAK

Frekuensi % Frekuensi % apakah lokasi store maternal

disaster mudah dijangkau (Keterjangkauan lokasi)

14 46,6 % 16 53,4%

apakah anda mengalami hambatan ketika menuju toko maternal disaster (Kelancaran akses menuju lokasi)

13 43,3% 17 56,7%

apakah lokasi toko maternal disaster dekat dengan tempat anda melakukan kegiatan harian (Kedekatan lokasi)

3 10% 27 90%

Sumber : data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel survey awal kepada responden mengenai pemilihan lokasi usaha yang dilakukan oleh Maternal Disaster terdapat masalah pada faktor –faktor yang terjadi seperti pada keterjangkauan lokasi toko sebanyak 53,4% responden menuturkan bahwa lokasi flagship store yang berada di jalan Wira Angun Angun sulit untuk ditemukan terutama untuk konsumen baru dan konsumen yang belum mengetahui daerah tersebut. Kelancaran akses menuju lokasi sebanyak 56,7% responden menjawab tidak mengalami hambatan. Faktor kedekatan lokasi toko sebanyak 90% responden berpendapat bahwa lokasi toko Maternal Disaster tidak dekat dengan lokasi responden menjalankan aktivitas harian. Rata – rata jawaban


(23)

responden menyatakan bahwa usaha clothing Maternal Disaster belum memiliki lokasi yang baik.

Tabel 1.4

Survey Awal Tanggapan Konsumen Maternal Disaster Terkait Minat Beli

Pertanyaan

YA TIDAK

Frekuensi % Frekuensi % apakah anda berminat untuk

membeli produk maternal (Minat transaksional)

17 56,6% 13 43,4%

apakah anda pernah

memberikan informasi tentang maternal disaster kepada orang lain. (Minat refrensial)

13 43,4% 17 56,6%

apakah anda tertarik untuk membeli produk lainnya yang ditawarkan oleh maternal disaster (Minat preferensial)

19 63,4% 11 36,6%

Apakah anda selalu mencari tahu informasi tentang maternal disaster. (Minat eksploratif)

6 20% 24 80%

Sumber : data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel survey awal kepada responden mengenai minat terhadap produk yang ditawarkan oleh Maternal Disaster, faktor minat transaksional 56,6% responden mempunyai keinginan untuk membeli produk Maternal. Akan tetatpi pada indikator minat referensial 56,6% responden tidak memiliki minat untuk menceritakan informasi mengenai maternal kepada orang lain. Walaupun pada minat preferensial 63,4% responden menyatakan tertarik terhadap produk lain yang ditawarkan Maternal Disaster. Dan pada minat eksploratif 80% responden tidak memiliki ketertarikan untuk mencari informasi mengenai


(24)

12

maternal disaster baik itu promosi, detil produk, dsb. Rata – rata minat beli 54,2% responden tidak tertarik terhadap produk maternal disaster.

Dalam hubungan penggunaan instagram dan lokasi usah terhadap minat beli perlu strategi yang tepat dan unggul agar perusahaan dapat memberikan pelayanan optimal dalam penjualan online maupun langsung melalui toko yang terjangkau oleh semua kalangan utntuk mendapatkan minat beli yang tinggi di konsumen, sehingga konsumen akan tetap menggunakan produk tersebut karena sudah percaya dan merasa diperhatikan dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Data penjualan Maternal Disaster selama 2015 sebagai berikut :

Tabel 1.5

Data penjualan produk Maternal Disaster tahun 2015

No Bulan Unit Terjual

1 Januari 415

2 Februari 478

3 Maret 543

4 April 684

5 Mei 450

6 Juni 425

7 Juli 397

8 Agustus 649

9 September 560

10 Oktober 591

11 November 514

12 Desember 608

Jumlah 6314

Sumber : Maternal Disaster

Dilihat dari volume penjualan selama tahun 2015 terlihat fluktuasi yang terjadi di penjualan setiap bulannya. Meskipun beberapa kali mengalmai kenaikan yang cukup signifikan seperti pada bulan April yang menembus angka penjualan 684


(25)

unit, beda halnya dengan yang terjadi pada bulan Juli yang mencapai angka 397 yang menjadi angka penjualan paling rendah selama 2015. Fluktuasi yang terjadi ini dapat mempengaruhi terhadap tujuan perusahaan, oleh karena itu manajemen perusahaan sebaiknya dengan cepat dan tepat melakukan sebuah perubahan dengan strategi yang baik dan tepat. Volume penjualan berawal dari minat beli yang kemudian akan mencapai terhadap keputusan pembelian, oleh karenanya manajemen yang baik akan melakukan strategi untuk meningkatkan minat beli konsumen, karena awal dari volume penjualan yang baik adalah minat beli konsumen yang tinggi.

Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat Beli Konsumen Didorong Oleh Penggunaan Media Sosial Instagram Dan Pemilihan Lokasi Usaha pada Usaha Clothing Maternal Disaster

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan sebelunya, maka identifikasi masalah yang dapat disimpulkan yaitu kurangnya respon dari konsumen di media sosial instagram terhadap brand Maternal Disaster, hal itu didukung pernyataan dari Vidi Nurhadi selaku co founder Maternal Disaster yang menyatakan media sosial instagram tidak sepenuhnya mempengaruhi peningkatan penjualan. Pemilihan lokasi usaha yang strategis membutuhkan sewa tempat yang lebih tinggi, sehingga Maternal masih menggunakan lokasi toko yang tidak begitu


(26)

14

strategis dengan biaya lebih murah yang mengakibatkan Maternal Disaster kerap berpindah lokasi toko adapun lokasi toko yang saat ini ditempati sulit ditemukan oleh konsumen baru.

1.2.2 Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan responden tentang penggunaan media sosial instagram pada usaha clothing Maternal Disaster.

2. Bagaimana tanggapan responden tentang pemilihan lokasi toko Maternal Disaster

3. Bagaimana tanggapan responden tentang minat beli konsumen pada usaha clothing Maternal Disaster.

4. Seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap minat beli pada usaha clothing Maternal Disaster secara parsial.

5. Seberapa besar pengaruh pemilihan lokasi toko terhadap minat beli pada usaha clothing Maternal Disaster secara parsial.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data bahan yang diperlukan sebagaimana yang digambarkan dalam perumusan masalah mengenai peningkatan minat beli konsumen didorong oleh penggunaan media sosial instagram dan pemilihan lokasi usaha pada usaha clothing Maternal Disaster.


(27)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan dari penelitian ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang penggunaan media sosial instagram pada usaha clothing Maternal Disaster.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang pemilihan lokasi toko Maternal Disaster

3. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang minat beli konsumen pada usaha clothing Maternal Disaster.

4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap minat beli pada usaha clothing Maternal Disaster secara parsial.

5. Untuk mengetahui pengaruh pemilihan lokasi toko terhadap minat beli pada usaha clothing Maternal Disaster secara parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah dengan memberikan kontribusi penelitian media sosial yang ramai digunakan dewasa ini sebagai saluran promosi dan pemilihan lokasi usaha yang dapat menentukan mudah atau tidaknya konsumen memperoleh suatu produk.

Kedua faktor tersebut mempengaruhi peningkatan minat beli konsumen, maka penelitian ini dapat memberikan bantuan bagi pengusaha muda agar mempertimbangkan lokasi usaha dan promosi dengan media sosial agar lebih efektiv dalam menjalankan bisnis.


(28)

16

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Maternal Disaster agar lebih efisien dan dapat mencapai tujuan perusahaan tanpa mengeluarkan sumber daya yang lebih banyak.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Perkembangan teknologi mendorong kemajuan ilmu pengetahuan maka diperlukan penelitan teoritis guna membahas media sosial sebagai media saluran promosi agar bermanfaat bagi insan cendikia diseluruh dunia.

Pembahsan mengenai pengaruh dari media sosial instagram dan pemilihan lokasi usaha terhadap peningkatan minat beli konsumen ini dapat memberikan udara segar bagi khasanah ilmu di perguruan tinggi mengenai media sosial dan peningkatan minat beli konsumen.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan penulis bertempat di flagship store Maternal Disaster yang merupakan toko utama yang bertempat Jl. Wirangun Angun No 4B Bandung.

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti peneliti mengadakan penelitian pada konsumen dengan menyebar kuisioner.

1.5.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016. Adapun jadwal penelitian penulis sebagai berikut :


(29)

Tabel 1.6

Pelaksanaan penelitian No Uraian

Waktu Kegiatan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Survey tempat penelitian 2 Melakukan

penelitian 3 Bimbingan

UP 4 Seminar

UP 5 Revisi UP 6 Penelitian

Lapangan 7 Bimbingan 8 Sidang


(30)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Penggunaan Media Sosial Instagram 2.1.1.1Pengertian Media Sosial

Menurut Malita (2011;68) media sosial mendeskripsikan teknologi online dan kebiasaan orang-orang yang menggunakanya untuk berbagi pendapat, wawasan, pengalaman dan pandangan. Media sosial terdapat beberapa bentuk, seperti teks, gambar, suara, dan video. Media sosial memiliki tipe yang khas menggunakan teknologi seperti blog, message board, podcasts, dan wikis yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi.

Sedangkan definisi media sosial menurut Evans (2008:33) adalah demokratisasi informasi, mengubah orang dari pembaca konten menjadi penerbit konten. Hal ini adalah pergeseran dari mekanisme siaran dari sebuah model ke banyak model, yang berakar dari percakapan antara penulis, orang dan rekan-rekan. Social media menggunakan “konsep orang banyak” agar dapat terhubung dengan informasi secara bersama-sama.

2.1.1.2Media Sosial Instagram

Instagram adalah cara yang menyenangkan dan unik untuk berbagi hidup anda dengan teman-teman melalui serangkaian gambar. Jepret foto dengan ponsel anda, lalu pilih filter untuk mengubah gambar ke dalam memori untuk menjaga selamanya. (https://www.instagram.com/about/faq/ diakses Rabu, 6 April 2016)


(31)

Handbook menjelaskan bahwa aplikasi Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya terletak dibagian bawah, yaitu sebagai berikut:

1. Home Page

Halaman utama menampilkan linimasa foto-foto terbaru dari sesame pengguna yang telah diikuti.

2. Comments

Foto-foto yang ada di Instagram bisa dikomentari dengan kolom komentar. 3. Explore

Explore merupakan tampilan dari foto-foto popular yang paling banyak disukai para pengguna Instagram.

4. Profile

Dihalaman profil kita bisa mengetahui secara detail mengenai informasi pengguna, baik itu diri kita maupun orang lain sesama pengguna.

5. News Feed

Fitur ini menampilkan notifikasi terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram.

Lebih lanjut Atmoko (2012:59) menuturkan, meski instagram disebut layanan photo sharing, tetapi Instagram juga merupakan jejaring social. Karena disini kita bisa berinteraksi dengan sesama pengguna. Ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan di Instagram, yaitu:

1. Follow

Bisa dibayangkan betapa sepinya ketika sendirian didunia Instagram yang meriah. Oleh karena itu dengan adanya follow memungkinkan kita untuk


(32)

20

mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang kita anggap menarik untuk diikuti.

2. Like

Jika menyukai foto yang ada di linimasa, jangan segan-segan untuk memberi like. Pertama dengan menekan tombol like dibagian bawah caption yang bersebelahan dengan komentar. Kedua, dengan double tap (mengetuk dua kali) pada foto yang disukai.

3. Komentar

Sama seperti like, komentar adalah bagian dari interaksi namun lebih hidup dan personal. Karena lewat komentar, pengguna mengungkapkan pikirannya melalui kata-kata. Kita bebas memberikan komentar apapun terhadap foto, baik itu saran, pujian atau kritikan.

4. Mentions

Fitur ini memungkinkan kita untuk memanggil pengguna lain. Caranya adalah dengan menambahkan tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna tersebut.

2.1.1.3 Dimensi Penggunaan Media Sosial

Penggunaan sosial media yang berhubungan dengan aktivitas e-commerce,

dimana perusahaan menginginkan perubahan dari “trying to sell” menjadi

“making connection” dengan pelanggan. Begitu juga dengan sosial media

marketing membuat komunikasi dengan pelanggan menjadi lebih dekat, lebih mencoba menunjukan sebuah brand daripada mencoba untuk mengontrol image (Gordhamer, 2009;52).


(33)

dalam penggunaan social media: 1. Context

How we frame our stories” adalahbagaimana membentuk sebuah pesan atau cerita (informasi).

2. Communication

The practice of sharing our story as well as listening, responding, and growing” Adalah cara berbagi cerita atau informasi yang meliputi cara mendengarkan, merespon, dan menumbuhkan.

3. Collaboration

Working together to make things better and more efficient and effective” Adalah Kerja sama antara pengguna social media untuk membuat hal baik yang lebih efektif dan efisien.

4. Connection

The relationships we forge and maintain” Yaitu pemeliharaan hubungan yang sudah terbina.

Armano (dalam Solis, 2010:263-264) juga mengemukakan 4C media sosial dengan pendekatan membangun komunitas, yaitu:

1. Content

Quality content is ideal for attracting the audience necessary to build community” Adalah kualitas konten atau isi pesan yang ideal untuk menarik audiens dan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk membangun komunitas.

2. Context

Understanding how to meet people where they are creating the right experience at the right time” Konteks adalah memahami karakteristik khalayak agar dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dan di waktu yang tepat.


(34)

22

3. Connectivity

Designing experiences to support microinteractions” Konektifitas adalah merancang pengalaman yang mendukung interaksi.

4. Continuity

Providing an on going, valuable, and consistent user experience” Adalah menyediakan informasi dan pengalaman yang terus menerus, bernilai dan secara konsisten pada khalayak.

Perusahaan seringkali menggunakan media sosial sebagai alat pemasaranya (media sosial marketing). Media sosial marketing berbeda dengan traditional marketing, media sosial marketing membutuhkan perhatian dan strategi khusus untuk membangun sebuah brand image. Media sosial marketing merupakan penggunaan media sosial yang berhubungan dengan aktivitas

pemasaran, dimana perusahaan menginginkan perubahan dari “trying to sell

menjadi “making connection” dengan pelanggan. Media sosial marketing juga

membuat komunikasi dengan pelanggan menjadi lebih dekat, lebih mencoba menunjukan sebuah brand daripada mencoba untuk mengontrol image (Gordhamer, 2009;82).

Dalam berkomunikasi dengan pelanggan, perusahaan dapat menggunakan strategi komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klienya (Shimp, 2003:4).


(35)

2.1.2.1 Pemilihan Lokasi Usaha/Toko

Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input), dan permintaan luar (outside demand). (Hoover dan Giarratani, 2007;42).

Menurut Fandy Tjiptono (2002: 92) Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.

Fandy Tjiptono (2006;84) dalam penelitian Aprih Santoso dan Sri Widowati (2011: 183) variable lokasi lebih memakai indikator berikut :

1. Keterjangkauan lokasi.

2. Kelancaran akses menuju lokasi. 3. Kedekatan lokasi.

2.1.2.2 Faktor Pemilihan Lokasi

Menurut levy (2007;213) ada beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu took atau tempat berjualan yaitu:

1. Visibilitas dari tempat tersebut.yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dari jangkauan normal

2. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas menuju lokasi tersebut


(36)

24

3. Ketersedian tempat parkir yaitu luas atau tidak nya tempat parkir bagi kendaraan

4. Faktor ketersidaan angkutan umum yaitu lokasi yang dilalui oleh transportasi yang melewati tempat tersebut.

5. Karakteristik dari lokasi yaitu kesetrategisan akan lokasi. 2.1.3 Minat Beli Konsumen

2.1.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

Kotler dan Keller (2003:181). Mengemukakan bahwa minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

Mehta (1994:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yangberhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Menurut Tezza Adriansyah Anwar (2007;152) Minat yang kuat dari seorang konsumen tentu saja tidak muncul begitu saja. Kemunculan terjadi setelah melewati beberapa tahap, misalnya bagaimana konsumen melewati tahap perhatian lalu berlanjut ke tahap minat lebih jauh lagi bahwa konsumen tersebut bias menuju ke tahap kehendak. Ketika sudah mencapai tahap ini, setidaknya calon konsumen sudah mempunyai keinginan yang kuat untuk menikmati tersebut namun belum menemukan waktu dan kesempatan yang tepat.


(37)

konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

2.1.3.2Faktor Kekuatan Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001;162) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Lidyawatie (2008;84) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu :

1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah. 3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang


(38)

26

4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang

2.1.3.3Dimensi Minat Beli Konsumen

Menurut Tezza Adriansyah Anwar (2007;63) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen melakukan pembelian terhadap suatu produk adalah tahap keinginan (interest) lalu tahap kehendak (awarnes) yang kuat untuk menikmati jasa tersebut. Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Minat transaksional Yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. Hal ini bermaksud yakni konsumen telah

memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu yang ia inginkan.

2. Minat referensial Yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain. Hal ini bermaksud yakni seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk membeli akan menyarankan orang terdekatnya untuk juga melakukan pembelian produk yang sama.

3. Minat preferensial Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.


(39)

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitian Terdahulu yang dilakukan oleh peneliti Terdahulu, untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian Terdahulu yang berkaitan dengan variable penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penlitian Terdahulu No

Judul Penelitian/Judul

Referensi

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 The effect of

word-of-mouth on brand image and purchase intention: An empirical study in the automobile industry in Iran Oleh : Jalilvand dan Samiei (2012) komunikasi e-WOM memiliki pengaruh yang positif terhadap brand image, komunikasi e-WOM memiliki pengaruh yang sangat positif terhadap minat pembelian dan brand image mempengaruhi minat pembelian. Menggunakan Experiential marketing dan Emotional marketing sebagai variable X yang mempengaruhi variable Y yaitu Minat Beli Pelanggan. Penulis menggunakan model regresi berganda sedsangkan pada penelitian terdahulu menggunakan metode path analisis.

2 Hendra fure (2013)

Lokasi,keberaga man produk dan kualitas

pelayanan

Menyimpulkan bahwa

Lokasi,keberaga man produk dan kualitas pelayanan Sama sama membahas mengenai pengaruh lokasi. Pada usaha clothing Dan menggunakan tiga variable


(40)

28 pengaruh nya terhadap minat pembelian berpengaruh terhadap minat pembelian 3 Aprih santoso,sri

yuni widowati (2011) Pengaruh kualitas pelayanan,fasilita s,lokasi terhadap keputusan pembelian menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan,fasilit as dan lokasi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan pembelian Sama sama membahas mengenai pengaruh lokasi Jumlah variabel dan unit penelitian

4 Dita kurnia (2011)

Pengaruh iklan dan word of mouth terhadap minat beli.

Berdasarkan hasil analisi maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kedua variable ini memiliki pengaruh yang signifikan Menggunakan variable minat beli Perbedaan unit penelitaian dan variabel independen

5 Nadia Jessica & Maria istiningsih (2010) Pengaruh Produk,Pela yanan,harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Tamu Di Hotel JW Marriot Surabaya Hasil analisis bahwa variabel atas produk,pelayan an,harga dan lokasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan tamu Terdapat persamaan pengaruh lokasi Perbedaan peneliti terdahulu terletak pada pengaruh produk dan pelayanan terhadap kepuasan tamu di

hotel jw marriot Surabaya.Sedan g

kan yang peniliti lakukan minat beli konsumen pada usaha clothing


(41)

Keputusan pembelian adalah perilaku konsumen yang timbul karena adanya rangsangan dan pengaruh dari pihak lain. Dalam dunia yang penuh dengan pilihan, promosi penjualan yang baik akan membuat pelanggan berhenti sejenak, membuat mereka berfikir tentang sebuah merk atau produk, dan bila pengaruh yang ditimbulkan tepat akan mengalihkan pelanggan, sehingga membuat keputusan untuk mengikuti promosi penjualan yang ditawarkan. Manfaat terselubung dari promosi penjualan adalah bila pelanggan mengambil penawaran

“beli tiga bayar dua” yang ditawarkan, maka mereka tak akan membeli produk yang ditawarkan, pelanggan mendapatkan pengalaman menikmati produk yang ditawarkan dan akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian dimasa mendatang. Selanjutnya, promosi penjualan berikutnya akan disampaikan ketika pelanggan memutuskan mengambil promosi penjualan yang pertama dapat membujuk mereka untuk melakukan lagi pembelian terhadap barang atau jasa tersebut. Dengan demikian melalui promosi penjualan (sales promotion) dapat membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian, sehingga konsumen dapat tertarik terhadap suatu produk yang dipromosikan dan secara tidak langsung akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan secara berulang-ulang.

2.2.3 Pengaruh Pengaruh Media Sosial instagram terhadap Minat Beli Konsumen

Interaksi yang terjadi di social media merupakan model komunikasi "many to many" karena dalam social media tercipta electronic word of mouth (eWOM).


(42)

30

Word of Mouth (WOM). eWOM merupakan kekuatan untuk mempengaruhi persepsi dan minat beli (Reynolds,2006;132).

2.2.4 Pengaruh Pemilihan Lokasi Usaha Terhadap Minat Beli Konsumen Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha dengan bertambahnya minat beli. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik (Bayu 2010:2). Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba.

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Penggunaaan Media Sosial

instagram(X1) 1. Context

2. Communication 3. Collaboration 4. Connection

Hauer (dalam Gordhamer, 2009).

Minat Beli Konsumen (Y) 1. Minat

transaksional 2. Minat refrensial 3. Minat

preferensial 4. Minat eksploratif Ferdinan (2002) Pemilihan Lokasi Usaha (X2)

1. Keterjangkauan lokasi 2. Kelancaran akses

menuju lokasi 3. Kedekatan lokasi Fandy Tjiptono (2002: 92)

(Bayu 2010:2). (Reynolds,2006;)


(43)

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Sub Hipotesis :

H1: Variabel penggunaan media sosial instagram berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Maternal Disaster

H2: Variabel pemilihan lokasi usaha berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Maternal Disaster

Hipotesis Utama :

Terdapat pengaruh penggunaan media sosial dan pemilihan lokasi usaha instagram berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Maternal Disaster.


(44)

32 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan instagram dan pemilihan lokasi terhadap minat beli konsumen pada usaha clothing Maternal Disaster. Sugiyono (2011:32) berpendapat bahwa objek penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Made (2006:39), objek penelitian (variabel penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor, atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Penulis menjadikan penggunaan instagram dan pemilihan lokasi sebagai acuan untuk meningkatkan minat beli konsumen.

3.2. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:2) menjelaskan bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penulis ingin mendeskripsikan pengaruh


(45)

penggunaan instagram dan pemilihan lokasi terhadap minat beli. Data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan.

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2012:7) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari variable itu dengan variable lain.

Pengertian metode verifikatif menurut Sugiyono (2012:8) diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner Sebagai Alat Pengumpulan Data.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84) yaitu : “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan desain penelitian diperlukan sebuah proses.

Menurut Sugiyono (2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah


(46)

34

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji pada usaha clothing Maternal Disaster.

2. Merumuskan Masalah yang terjadi pada usaha clothing Maternal Disaster berupa pertanyaan – pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.

3. Konsep dan Teori yang relevan dan Penemuan yang Relevan guna menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir.Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara Memilih prosedur dan teknik yang digunakan terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.


(47)

4. Pengajuan Hipotesis, Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah pengaruh penggunaan instagram dan pemilihan lokasi usaha terhadap minat beli konsumen.

5. Metode Penelitian untuk menguji hipotesis, peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari penggunaan instagram (Variabel Independen“X1”) dan pemilihan lokasi (Variabel Independen “X2”) terhadap minat beli(Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari penggunaan instagram (Variabel Independen“X1”) dan pemilihan lokasi (Variabel Independen “X2”) terhadap minat beli (Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.

7. Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan


(48)

36

pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan

Penelitian

Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang

digunakan Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive dan

Survey

Konsumen Maternal

Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive dan

Survey

Konsumen Maternal

Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive dan

Survey

Konsumen Maternal

Cross Sectional

T-4,5 Verifikatf Explanatory

Survey

Konsumen Maternal

Cross Sectional

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini di operasionalisasikan dalam dua variabel utama yaitu Variabel independent (bebas) adalah penggunaan media sosial instagram (X1) dan pemilihan lokasi usaha (X2) Sedangkan variable dependent (terikat) yaitu peningkatan minat beli konsumen (Y). Variabel keputusan konsumen tersebut digunakan untuk mengukur dan menganalisis tingginya pengaruh. Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel penelitian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut ini:


(49)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Penggunaan Media Sosial Instagram ( X1)

penggunaan sosial media yang berhubungan dengan aktivitas

e-commerce, dimana perusahaan menginginkan

perubahan dari “trying to sell”

menjadi “making connection” dengan pelanggan. Begitu juga dengan sosial media marketing membuat komunikasi dengan pelanggan menjadi lebih dekat, lebih mencoba menunjukan sebuah brand daripada mencoba untuk mengontrol image (Gordhamer, 2009). Context Seberapa menarik pesan yang disampaikan Ordinal Communication Tingkat kejelasan informasi Collaboration

Tingkat umpan balik Connection

Tingkat follower

aktif

Pemilihan Lokasi Usaha (X2)

Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan

melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.

Fandy Tjiptono (2002: 92)

Keterjangkauan Lokasi. Seberapa terjangkaunya lokasi Ordinal Kelancaran akses menuju lokasi. Tingkat kemudahan akses Kedekatan lokasi. Seberapa dekat lokasi dengan tempat tinggal atau tempat rutinitas harian Minat Beli

Konsumen (Y)

minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk,

berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk

Kotler dan Keller (2003: 181). Minat transaksional

Tingkat keinginan

membeli Ordinal Minat refrensial

Tingkat rekomendasi kepada orang lain Minat

preferensial Tingkat memahami produk Minat


(50)

38

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Istilah data menunjuk pada ukuran atau observasi actual tentanghasil dari suatu investigasi survey, atau hasil observasi yang dicatat dan dikumpulkan, baik dalam bentuk angka ataupun jumlah dan bentuk kata-kata ataupun gambar (Ulber Silalahi, 2009:280). Berdasarkan sumbernya data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari tangan pertama untuk dianalisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti ( Uma Sekaran 2006:242). Data primer dikumpulkan secara langsung untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian 2. Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Ulber Silalahi, 2009:291). Data sekunder da pat diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan,

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2008:115). Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau bendayang menjadi


(51)

pusat perhatian untuk diteliti (Hermawan, 2006:143). Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah konsumen Maternal Disaster di Kota Bandung.

Tabel 3.3

Data penjualan produk Maternal Disaster tahun 2015

No Bulan Unit Terjual

1 Januari 415

2 Februari 478

3 Maret 543

4 April 684

5 Mei 450

6 Juni 425

7 Juli 397

8 Agustus 649

9 September 560

10 Oktober 591

11 November 514

12 Desember 608

Jumlah 6314

Sumber : Maternal Disaster

Pada tahun 2015 sebanyak 6314 unit terjual dengan rata – rata penjualan tiap bulan sebanyak 526 unit dengan asumsi

Menurut Sugiyono (2008:73), yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal hal tersebut disebabkan karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut.

Melalui pengambilan sampel yang representative, data yang diperoleh cenderung relative lebih akurat, memiliki ketelitian relative lebih tinggi dan data


(52)

40

n

=

+��

relative lebih cepat dapat dikumpulkan bila dibandingkan dengan sensus. Agar memperoleh sampel yang representative dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menghitung sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar,2008:141) yaitu sebagai berikut:

Rumus slovin tersebut adalah

Ket : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas kesalahan yang ditoleransi (1% 5%, 10%)

=� = + , =8 , =8 = 84,02 = 90 orang

Berdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal (n) dalam penelitian ini adalah sebanyak 85 orang sedangkan penulis mengambil jumlah responden sebanyak 90 orang guna menghindari kecacatan data.

Menurut Winarno Sirakhmat (2002:100) bahwa, untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik. Hal tersebut bertujuan agar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 85 orang responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji


(53)

hipotesisyang telah dirumuskan.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu

a. Data Primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut : 1. Observasi ( Pengamatan Langsung )

yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang tidak hanya terbatas pada komunikasi dengan orang-orang tetapi juga mengamati objek-objek alam. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di flagship store Maternal Disaster yang berada di jalan Wira Angun Angun no 4B Bandung untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

2. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak – pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan penggunaan media sosial instagram dan pemilihan lokasi usaha serta minat beli konsumen pada Maternal Disaster.


(54)

42

3. Kuesioner

menurut Sugiyono (2011:142), ―Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data – data mengenai penggunaan media sosial instagram dan pemilihan lokasi usaha serta minat beli konsumen pada Maternal Disaster.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan baik mengenai penggunaan instagram dan pemilihan lokasi serta minat beli, karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(55)

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Cukup (C) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber : Sugiyono (2007; 108)

b. Data sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut : 1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen-dokumen lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, dalam hal ini mengenai penggunaan media sosial instagram dan pemilihan lokasi usaha serta minat beli konsumen pada Maternal Disaster.

2. Studi Literatur

Studi literatur adalah mengumpulkan data-data yang ada pada setiap variabel yang akan diteliti. Termasuk didalamnya mengumpulkan jurnal dan berbagai teori dari berbagai ahli dalam bidangnya serta penelitian terdahulu sebagai pedoman yang akan dilakukan penelitian berikutnya yang sejenis atau serupa.


(56)

44

3.2.4.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 2007:89). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment. Dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Apabila nilai koefisien yang dsedang diuji lebih besar dari r tabel sebesar (0.3), maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut valid. Hasil uji validitas kuesioner untuk variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:


(57)

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Variabel Penggunaan medsos Pernyataan r korelasi r kritis keterangan Pernyataan 1

0,332 0.30 Vallid

Pernyataan 2

0,643 0.30 Vallid

Pernyataan 3

0,525 0.30 Vallid

Pernyataan 4

0,521 0.30 Vallid

Sumber : Kuesioner (data diolah)

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Variabel Pemilihan lokasi Pernyataan r korelasi r kritis keterangan Pernyataan 1

0,598 0.30 Vallid

Pernyataan 2

0,354 0.30 Vallid

Pernyataan 3

0,416 0.30 Vallid

Sumber : Kuesioner (data diolah)

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Variabel Minat Beli Pernyataan r korelasi r kritis keterangan Pernyataan 1

0,381 0.30 Vallid

Pernyataan 2

0,343 0.30 Vallid

Pernyataan 3

0,451 0.30 Vallid

Pernyataan 4

0,561 0.30 Vallid

Sumber : Kuesioner (data diolah)

Pada ketiga tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pernyataan pada masing-masing variabel memiliki koefisien validitas yang lebih besar dari r tabel sehingga seluruh item layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.


(58)

46

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumentcukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrument tersebut sudah baik. Sekaran (2010:203) mendefinisikan, pengukuran reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrument dapat dipercaya (reliable) dan menghasilkan data yang dapat dipercayakan. Reliabilitas juga mengukur sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran terhadap karakteristik tertentu.

Koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), tetapi dalam pengukuran reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien reliabilitas yang positif. Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan rumus

Alpha Cronbach :

� =1 + � − 1 ���

Dimana :

α = koefisien reliabilitas

r = rata-rata korelasi antara faktor pembentuk sub variabel k = jumlah faktor yang membentuk sub variabel

Untuk menghitungnya menggunakan bantuan SPSS 23 for windows, bila koefisien reliabilitas telah dihitung, setelah itu dibuat hipotesis :


(59)

Ho : Instrument penelitian tidak reliabel Ha : Instrument penelitian reliabel

Dengan ketentuan : Jika r Alpha > r tabel maka Ho ditolak Jika r Alpha < r tabel maka Ho diterima.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilits bernilai positif dan lebih besar dari pada 0.6. adapun hasil dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian Variabel Indeks reliabilitas

Nilai

kritis Keterangan

Penggunaan medsos 0.773 0,6 Reliabel

Pemilihan lokasi 0.781 0,6 Reliabel

Minat beli 0.719 0,6 Reliabel

Sumber : Kuesioner (data diolah)

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0.6 hasil ini menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan pada kuesioner andal untuk mengukur variabelnya,

3.2.4.3 Uji MSI (Methode of Successive Interval)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui


(60)

48

Density at Lower limit – Density at Upper Limit

Means of Interval = Area at Below Density Upper Limit–Area at Below LowerLimit “Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1


(61)

3.2.5 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu uji signifikasinya (Sugiyono, 2005:143).

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel peneliti menggunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).

3.2.5.1.3 Analisis Regresi dan Asumsi Klasik

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.


(62)

50

Dimana :

Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen Α = konstanta

β1, β2 = koefisien masing-masing faktor

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Pomosi media sosial (X1) dan Pemilihan lokasi usaha/place branding (X2), sedangkan variabel dependen adalah minat beli konsumen (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya.

Y = α + β1X1+ β2X2+ ε Dimana:

Y = variabel dependen

α = Konstanta dari persamaan regresi β1 = Koefisien regresi dari variable X1, β2 = Koefisien regresi dari variable X2, X1 = variabel independen

X2 = variabel independen

ε = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.


(1)

Gambar 4.7

Grafik Uji Hipotesis Parsial Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen

4.5.2.2 Pengaruh Pemilihan Lokasi terhadap Minat Beli Konsumen

guna membuktikan apakah pemilihan lokasi berpengaruh signifikan terhadap terhadap minat beli konsumen maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho2: 1 = 0 pemilihan lokasi tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen H12: 1 0 pemilihan lokasi berpengaruh terhadap minat beli konsumen

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.26 dapat dilihat nilai thitung dari variabel pemilihan lokasi adalah sebesar 3.965 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. karena thitung (3.965) lebih besar dari ttabel (1,99), maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak ho sehingga h1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari pemilihan lokasi terhadap minat beli konsumen. pemilihan lokasi secara parsial memberikan pengaruh sebesar 18.66% terhadap minat beli konsumen. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa semakin baik pemilihan lokasi akan meningkatkan minat beli konsumen.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nandi Eko Putra (2011;56) bahwa suasana toko dan lokasi dapat mempengaruhi konsumen untuk berbelanja ataupun sekedar melihat-lihat produk yang dipajang sehingga presentase minat beli konsumen di Wadezig distro kota Padang semakin tinggi.


(2)

Menurut Bayu (2010:2) pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha dengan bertambahnya minat beli.

Gambar 4.8

Grafik Uji Hipotesis Parsial Pemilihan Lokasi terhadap Minat Beli Konsumen

-1.99 0 1,99 3,965

Daerah penolakan Ho

Daerah penolakan Ho


(3)

98 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

peningkatan minat beli konsumen di dorong oleh penggunaan media social instagram dan pemilihan lokasi usaha dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Penggunaan Media Sosial Instagram yang terdiri dari empat indikator yaitu context, communication, collaboration, connection. dengan kriteria baik Secara umum Penggunaan Media Sosial Instagram itu sendiri berada pada kriteria baik. Hanya masalah konsumen memberikan komentar atau masukan mengenai produk melalui Instagram, dengan memberikan komentar atau masukan mengenai barang yang di jual di instagram maka penjual akan mengoreksi dan memperbaiki barangnya apabila masih kurang baik sehingga di kemudian hari barang yang di posting di instagram hasilnya akan jauh lebih baik dari yang sekarang.

2. pemilihan lokasi usaha yang terdiri dari empat indikator yaitu keterjangkauan lokasi, kelancaran akses menuju lokasi, kedekatan. Masuk dalam kriteria sangat baik serta pemilihan lokasi usaha secara keseluruhan berada dalam kriteria baik. Hanya masih ada beberapa hal yang terdapat pada indikator pemilihan lokasi usaha yang masih harus


(4)

diperbaiki yaitu lokasi toko maternal disaster dekat dengan tempat melakukan kegiatan harian pemilihan tempat usaha menjadi modal awal dalam melakukan jual beli sehingga kita harus memperhatikan tempat yang akan dijadikan usaha oleh kita sendiri untuk mendapatkan laba yang lebih banyak.

3. minat beli konsumen yang terdiri dari tiga indikator yaitu minat transaksional, minat refrensional, minat preferensial, minat eksploratif, Masuk dalam kriteria sangat baik serta minat beli konsumen secara keseluruhan berada dalam kriteria baik. Hanya masih Apakah kalian selalu mencari tahu informasi tentang maternal disaster dengan melihat minat beli konsumen untuk membeli barang sebagai pembuat barang kita harus melihat barang yang dipasarkan saat ini yang lagi tranding dan memiliki nilai penjualan tinggi.

4. Penggunaan Media Sosial Instagram dan pemilihan lokasi usaha secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap minat beli konsumen. Diantara variabel independen, pemilihan lokasi usaha memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap minat beli konsumen dibanding Penggunaan Media Sosial Instagram. pemilihan lokasi usaha secara parsial memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen, sementara Penggunaan Media Sosial Instagram secara parsial hanya memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen.


(5)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran- saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dipertimbangkan sebagai masukan dan saran untuk masa mendatang.

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan Media Sosial Instagram sudah baik, namun masih terdapat dua indikator yang dianggap masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali, yaitu mengenai context, Communication. Untuk itu media social intagram harus bisa kreatif dalam membaut konten, ajakan kepada konsumen untuk lebih mengedepankan penjualan dan informasi yang dijelaskan dalam postingan intagram harus bisa mewakili barang yang dijualnya.

2. pemilihan lokasi usaha sudah baik, namun masih ada satu indikator yang masih perlu diperbaiki, yang terdapat satu indikator yakni keterjangkauan lokasi. Untuk itu ketika akan memulai sebuah usaha kita harus melihat tempat yang akan dijadikan usaha oleh dan usaha yang lebih cocok di tempatnya apa agar tidak salah mengambil tempat dan jenis usahanya apa di tempat tersebut.


(6)

yang perlu di perbaiki di variable minat beli konsumen yaitu minat preferensional dengan perbaikan di produk yang akan dipasarkan dengan ke konsumen jangan sampai barang ketika sudah diterima konsumen memiliki cacat atau rusak saat perjalanan karena akan menimbulkan ketidakpercayaan lagi untuk membeli lagi barang di tempat atau toko tersebut.

4. Penggunaan Media Sosial Instagram dan pemilihan lokasi usaha terhadap minat beli konsumen dinilai tinggi, untuk itu perusahaan diharapkan dapat memperbaiki dan mempertahankan kondisi Penggunaan Media Sosial Instagram serta pemilihan lokasi usaha untuk para konsumen agar minat beli konsumen dapat terus meningkat.