Gangguan motorik ini utamanya disebabkan oleh mulai hilangnya neuron- neuron di medulla spinalis, otak, dan serebelum Siti, 2009.
d. Indeks Massa Tubuh IMT
Dengan bertambahnya usia akan meningkatkan berat badan karena penumpukan lemak di dalam otot sementara sel otot sendiri berkurang jumlah
dan volumenya, sehingga ada kecenderungan untuk mengurangi aktifitas fisik karena obesitas. Hal ini menyebabkan kelemahan fisik yang dapat membatasi
mobilitas yang berpengaruh terhadap keseimbangan karena menjadi lamban di dalam bergerak dan kurangnya reaksi antisipasi terhadap perubahan Centre
Of Gravity COG serta secara umum akan menurunkan kualitas hidup lansia.
2. Faktor Ekstrinsik
a. Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko jatuh adalah penerangan yang tidak baik, lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak
kuattidak mudah dipegang, dan alat – alat atau perlengkapan rumah yang
tidak stabil
b. Latihan atau Aktivitas Fisik
Menurut WHO 2007 salah satu intervensi yang bisa digunakan untuk memperbaiki faktor fisiologis yang menyebabkan kejadian jatuh adalah
program latihan fisik. Latihan fisik dapat didefinisikan sebagai sebuah tipe aktivitas yang direncanakan, terstruktur dan berupa gerakan tubuh yang
berulang – ulang yang dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan
satu atau lebih komponen kebugaran fisik.
2.1.3 Dampak Jatuh Pada Lansia
Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah fraktur
collum femur. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak
psikologis yang terjadi antara lain syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri,
pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh meskipun kejadian jatuh yang dialami tidak menimbulkan cedera fisik Stanley Beare,
2006. Selain dampak diatas, kejadian jatuh pada lansia juga bisa mennyebabkan
komplikasi antara lain a.
Perlukaan injury Perlukaan injury mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat
sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arterivena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
b. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan
diri dan pembatasan gerak. c.
Kematian
2.1.4 Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Menurut Tinetti 1992, yang dikutip dari Darmojo, 2004, ada 3 usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu :
a. Identifikasi faktor risiko
Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik,
neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus
dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan
rumah tangga yang sudah tidak aman lapuk, dapat bergerser sendiri sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalantempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC
sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding. b.
Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan gait Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Evaluasi yang dapat dilakukan salah satunya dengan TUG Test untuk menilai mobilitas, keseimbanan dan risiko
jatuh. Bila badan tidak stabil saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis, latihan yang bias di lakukan antara lain
Otago Home Exercise Programme yang menitikberatkan pada pelatihan berdasarkan kemampuan fungsional dan Balance Strategy Exercise yang
menitikberatkan pada mengaturan postur selama melakukan gerakan. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak
dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk
berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainanpenurunan.
c. Mengatur mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor
situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan , faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai
dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka
di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.
2.2 Otago Home Exercise Programme
2.2.1 Pengertian
Otago Home Exercise Programme merupakan program latihan yang telah diuji dalam 4 penelitian yang dilakukan oleh University of Otago Medical School,
New Zealand yang dipimpin oleh Profesor John Campbell. Otago Home Exercise Programme adalah program latihan untuk lansia yang didesain khusus untuk
mengurangi kejadian jatuh, dengan cara meningkatkan kekuatan anggota gerak bawah, meningkatkan keseimbangan dan memberikan latihan jalan Campbell et
al, 1997. Pelatihan Otago Home Exercise Programme dibagi menjadi latihan penguatan strengthing dan latihan keseimbangan balance dan program berjalan
yang didesain untuk lansia dimana sebelum dan setelah latihan terdapat peregangan untuk persiapan sebelum latihan dan untuk mengurangi efek pegal dan cedera
selama latihan Eunjung Chung et al, 2013
2.2.2 Jenis Latihan Otago Home Exercise Programme
Otago Home Exercise Programme adalah program latihan yang terdiri dari komponen penguatan otot strengthing, peningkatan keseimbangan balance dan
latihan berjalan. Komponen – komponen tersebut digabung menjadi satu rangkaian
latihan yang diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan. Latihan – latihan dalam Otago Home Exercise Proggrame terdiri dari
1. Pemanasan
Pemanasan dilakukan untuk mempersiapkan tubuh agar tidak mengalami cedera selama latihan. Gerakan dalam pemanasan ini juga bertujuan untuk
memelihara fleksibilitas dari lansia Campbell Robertson, 2003. Pemanasan terdiri dari 5 bentuk gerakan yaitu
Tabel 2.2 Pemanasan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003
No Jenis Latihan
Deskripsi 1
Head Movements Berdiri tegak dengan kaki dibuka
selebar bahu dan pandangan lurus ke depan, kemudian gerakan kepala ke
kanan dan ke kiri secara perlahan, ulangi gerakan sebanyak 5 kali
2 Neck Movements
Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan pandangan lurus ke
depan, letakan salah satu tangan di dagu dan tekan dagu ke arah
belakang, ulangi sebanyak 5 kali 3
Back Extension Berdiri tegak dengan kaki dibuka
selebar bahu, letakan kedua tangan dibelakang
pinggang kemudian
lengkungkan punggung ke depan, ulangi sebanyak 5 kali
4 Trunk Movements
Berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan letakann kedua
tangan di pinggang, gerakkan kepala dan bahu ke kanan dan ke kiri namun
pinggang tidak ikut bergerak, ulangi sebanyak 5 kali
5 Ankle Movements
Duduk bersandar di kursi, kemudian angkat salah satu kaki lurus ke depan,
kemudian tekuk
dan luruskan
pergelangan kaki, ulangi 10 kali untuk masing2 pergelangan kaki
2. Latihan Penguatan Strength Exercise
Latihan penguatan bertujuan untuk memelihara kesehatan tulang dan otot agar dapat berjalan dan melakukan aktivitas sehari
– hari secara mandiri. Latihan penguatan pada Otago Home Exercise Programme menggunakan
beban pada pergelangan kaki dan latihan penguatan dilakukan 3 kali seminggu dengan diselingi istirahat diantara hari latihan Campbell Robertson, 2003.
Ada lima jenis latihan penguatan dalam Otago Home Exercise Programme, dimana tiga jenis latihan menggunakan penambahan beban.
Beban yang digunakan mulai dari 0,5 kg sampai 2 kg dengan repetisi 8 – 10
kali tiap 1 gerakan, dimana fokus utama dari latihan penguatan adalah pada otot
– otot ekstremitas bawah Nelson et al, 2007. Fleksor knee, ekstensor knee, dan abduktor hip adalah bagian penting dalam gerakan fungsional dan
berjalan. Selain itu otot dorsofleksi ankle dan plantar fleksi ankle adalah bagian penting dalam perbaikan keseimbangan.
Penambahan pemberat pada ankle bertujuan untuk memperikan tahanan pada otot fleksor knee, ekstensor knee, dan abduktor hip. Untuk penguatan otot
dorsofleksi dan plantar fleksi ankle menggunakan berat badan tanpa bantuan pemberat. Latihan penguatan terdiri dari
Tabel 2.3 Latihan Penguatan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003
No Jenis Latihan
Deskripsi 1
Front Knee Strengthening Exercise
Posisi duduk bersandar dikursi dan pergelangan kaki dipasangi pemberat,
kemudian angkat dan luruskan lutut ke depan, ulangi sebanyak 10 kali
pada kaki kanan dan kiri.
2 Back Knee Strengthening
Exercise Posisi
berdiri dengan
tangan berpegangan pada sandaran kursi dan
pergelangan kaki dipasangi pemberat, kemudian tekuk lutut ke belakang lalu
luruskan kembali, ulangi gerakan tersebut 10 kali pada kaki kanan dan
kiri.
3 Side Hip Strengtehening
Exercise Berdiri tegak di samping kursi atau
meja dangan
pergelangan kaki
dipasangi pemberat, salah satu tangan berpegangan di meja dan kaki
diangkat ke samping diabduksi,
ulangi sebanyak 10 kali pada kaki kanan dan kiri.
4 Calf Raise
– Hold Support Posisi berdiri tegak dengan kaki
dibuka selebar bahu dan tangan berpegangan dikursi atau meja,
kemudian lakukan gerakan berjinjit dan ulangi sebanyak 10 kali.
5 Calf Raise
– No Support Posisi berdiri tegak dengan kaki
dibuka selebar bahu, kemudian lakukan gerakan berjinjit dan ulangi
sebanyak 10 kali.
6 Toe Raise
– Hold Support
Posisi berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan tangan
berpegangan dikursi atau meja, kemudian angkat jari kaki sehingga
saat berdiri hanya bertumpu dengan
tumit. Ulangi
gerakan tersebut
sebanyak 10 kali.
7 Toe Raise
– No Support Posisi berdiri tegak dengan kaki
dibuka selebar bahu, kemudian angkat jari kaki sehingga saat berdiri
hanya bertumpu dengan tumit. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10
kali. 3.
Latihan Keseimbangan Balance Execise dan Latihan Jalan Latihan keseimbangan dalam Otago Home Exercise Programme
merupakan latihan mengajarkan kembali pada tubuh bagaimana menjaga keseimbangan Gardner et al, 2001. Latihan ini bertujuan untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan keseimbangan, sehingga mempermudah dalam melakukan gerakan
– gerakan fungsional dan agar tidak mudah jatuh saat bergerak. Latihan keseimbangan dalam Otago Home Exercise Programme
terdiri dari 12 bentuk latihan yang dibedakan menjadi 4 tingkatan dengan mengurangi bantuan dari tangan saat melakukan gerakan dimasing
– masing tingkatan. Pada tingkat awal semua latihan keseimbangan menggunakan
bantuan tangan. Bantuan gerakan dengan tangan tidak dilakukan lagi jika sudah masuk tingkatan ketiga dimana pasien sudah mampu untuk melakukan gerakan
tanpa bantuan. Elizabeth Taylor, 2011. Penggunaan bantuan tangan pada tingkat awal dapat mengurangi antisipasi postural dari kaki dan otot punggung
baik dalam bentuk memegang, memberikan dukungan mekanis atau sentuhan ringan dan dapat memberikan masukan input persepsi yang dangkal Slijper
Latash, 2000. Latihan jalan bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan berjalan dan
untuk mempertahankan kebugaran fisik dari lansia. Latihan berjalan juga bisa dilakukan mandiri secara rutin minimal 30 menit setiap minggu. Sebagai
awalan dapat memulai dengan berjalan selama 5-10 menit dan terus ditingkatkan hingga mencapai 30 menit. Saat latihan jalan secara mandiri
lakukan gerakan jalan cepat dan lambat secara bergantian untuk meningkatkan suhu tubuh dan meningkatkan pernapasan Gawler Hanna, 2011. Latihan
keseimbangan dan berjalan terdiri dari Tabel 2.4 Latihan Keseimbangan Otago Home Exercise Programme
Sumber : Campbell Robertson, 2003 No
Jenis Latihan Deskrips
1 Knee Bends
– Hold Support Berdiri tegak menghadap kursi atau
meja dengan kaki di buka selebar bahu dan kedua tangan berpegangan
di kursi, lakukan gerakan berjongkok dengan cara menekuk lutut, saat tumit
mulai terasa terangkat luruskan kaki kembali, ulangi sebanyak 10 kali
2 Knee Bends
– No Support Berdiri tegak menghadap kursi atau
meja dengan kaki di buka selebar
bahu, lakukan gerakan berjongkok dengan cara menekuk lutut, saat tumit
mulai terasa terangkat luruskan kaki kembali, ulangi sebanyak 10 kali
3 Backwards Walking
– Hold Support
Berdiri tegak dengan berpegangan pada
meja, kemudian
berjalan mundur
sebanyak 10
langkah kemudian berputar arah dengan posisi
tengan tetap berpegangan pada meja, lalu berjalan mundur 10 langkah
kembali ke tempat start.
4 Backwards Walking
– No Support
Berdiri tegak, kemudian berjalan mundur
sebanyak 10
langkah kemudian berputar arah , lalu berjalan
mundur 10 langkah kembali ke tempat start.
5 Walking
and Turning
Around Berjalan dengan lintasan membentuk
angka 8, ulangi sebanyak 2 kali
6 Sideways Walking
Berdiri tegak dengan kedua tangan berada
di pinggang,
kumudian berjalan miring 10 langkah ke kanan
dan 10 langkah ke kiri
7 Heel Toe Standing
– Hold Support
Berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan berpegangan di
meja dan pandangan lurus ke depan, kemudian posisikan salah satu kaki di
depan kaki yang lainnya dalam satu garis lurus ujung jadi kaki bertemu
dengan tumit kaki di depannya tahan posisi tersebut selama 10 detik
kemudian tukar posisi kaki, dan tahan 10 detik.
8 Heel Toe Standing
– No Support
Berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan, kemudian posisikan salah
satu kaki di depan kaki yang lainnya dalam satu garis lurus ujung jadi kaki
bertemu dengan tumit kaki di depannya tahan posisi tersebut
selama 10 detik kemudian tukar posisi kaki, dan tahan 10 detik.
9 Heel Toe Walking
– Hold Support
Berdiri berdiri tegak di samping meja dengan
salah satu
tangan berpegangan di meja dan pandangan
lurus ke depan, kemudian melangkah ke depan dengan posisi kaki lurus
jari kaki menyentuh tumit kaki di depannya lakukan bergantian kaki
kanan dan kiri, lakukan sebanyak 10 langkah kumidian berbalik dan
kembali ke arah start 10
Heel Toe Walking – No
Support Berdiri berdiri tegak dan pandangan
lurus ke depan, kemudian melangkah ke depan dengan posisi kaki lurus
jari kaki menyentuh tumit kaki di depannya lakukan bergantian kaki
kanan dan kiri, lakukan sebanyak 10 langkah kumidian berbalik dan
kembali ke arah start
11 One Leg Stand
– Hold Support
Berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan berpegangan di
meja dan pandangan lurus ke depan, kemudian tekuk lutut kanan ke
belakang berdiri dengan 1 kaki tahan posisi tersebut selama 10 detik
kemudian ganti dengan kaki yang satunya.
12 One Leg Stand - No Support
Berdiri tegak pandangan lurus ke depan, kemudian tekuk lutut kanan ke
belakang berdiri dengan 1 kaki tahan posisi tersebut selama 10 detik
kemudian ganti dengan kaki yang satunya. setelah terbiasa tambah
waktunya menjadi 30 detik
13 Heel
Walking – Hold
Support Berdiri tegak di samping meja dengan
salah satu tangan memegang meja dan pandangan lurus ke depan,
kemudian berjalan ke depan dengan bertumpu pada tumit sebanyak 10
langkah, kemudian berbalik arah dengan kaki menapak ke lantai dan
lakukan langkah
dengan tumit
sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start
14 Heel Walking
– No Support Berdiri tegak dan pandangan lurus ke
depan, kemudian berjalan ke depan dengan
bertumpu pada
tumit sebanyak 10 langkah, kemudian
berbalik arah dengan kaki menapak ke lantai dan lakukan langkah dengan
tumit sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start
15 Toe Walking
– Hold Support Berdiri tegak di samping meja dengan
salah satu tangan berpegangan di
meja dan pangangan lurus ke depan, kemudian berjalan ke depan dengan
posisi berjinjit sebanyak 10 langkah, lalu berbalik arah dengan posisi kaki
menapak ke lantai, kemudian ulangi berjalan dengan tumit sebanyak 10
langkah kembali ke posisi start. 16
Toe Walking – No Support
Berdiri tegak dan pangangan lurus ke depan, kemudian berjalan ke depan
dengan posisi berjinjit sebanyak 10 langkah, lalu berbalik arah dengan
posisi kaki menapak ke lantai, kemudian ulangi berjalan dengan
tumit sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start.
17 Heel
Toe Walking
Backwards Berdiri tegak dengan pandangan lurus
ke depan,kemudian berjalan ke belakang dengan posisi ujung jari
kaki menyentuh tumit kaki di belakangnya sebanyak 10 langkah,
laluu berbalik arah dan berjalan 10 langkah ke belakang kembali ke
posisi start
18 Sit to Stand
– Two Hand Duduk di kursi, posisikan kaki agak
di belakang
lutut, kemudian
condongkan lutut ke depan dan berdiri dengan bantuan kedua tangan.
19 Sit to Stand
– One Hand Duduk di kursi, posisikan kaki agak
di belakang
lutut, kemudian
condongkan lutut ke depan dan berdiri dengan bantuan salah satu
tangan.
20 Sit to Stand
– No Hand Duduk di kursi, posisikan kaki agak
di belakang
lutut, kemudian
condongkan lutut ke depan dan berdiri tanpa bantuan tangan.
21 Stair Walking
Berjalan naik turun tangga dengan tangan berpegangan pada reil tangga.
4. Pendinginan
Pendinginan dilakukan setelah latihan untuk membantuk mengembalikan denyut jantung dan pernafasan kembali normal, dan membantu mngurangi
penumpukan asam laktat di otot setelah latihan. Pendinginan yang dilakukan antara lain
Tabel 2.5 Pendinginan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003
No Jenis Latihan
Deskripsi 1
Calf Stretch Posisi duduk di kursi dan posisi
duduk agak
ke depan
tidak menempel di sandaran kursi tekuk
salah satu lutut dan lutut yang lain dalam posisi lurus, kemudian tekan
tumit ke bawah sampai terasa ada
regangan di betis tahan selama 10 –
15 detik, ulangi pada kaki yang lain 2
Back of Thigh Stretch Posisi duduk di kursi dengan posisi
agak maju ke depan tidak bersandar dengan sandaran kursi tekuk salah
satu lutut dan luruskan lutut yang satunya, kemudian taruh kedua
tangan di atas lutut yang di tekuk dan condongkan badan ke depan sampai
terasa ada regangan di punggung, tahan posisi tersebut selama 10
– 15 detik, ulangi pada kaki yang satunya
2.3 Balance Strategy Exercise
2.3.1. Latihan strategi pergelangan kaki ankle strategy exercise
Ankle strategy exercise menekankan pada kontrol goyangan postural dari ankle dan kaki. Ankle strategy exercise berfungsi untuk menjaga pusat gravitasi
tubuh, yaitu ketika membangkitkan putaran pergelangan kaki terhadap permukaan penyangga dan menetralkan sendi lutut dan sendi panggul untuk menstabilkan
sendi proksimal. Saat latihan kepala dan panggul bergerak dengan arah dan waktu yang sama dengan gerakan bagian tubuh lainnya di atas kaki. Pada goyangan ke
depan, respon sinergis otot normal pada latihan ini mengaktifkan otot gastrocnemius, hamstring dan otot-otot ekstensor batang tubuh Pada respon
goyangan ke belakang, mengaktivasi otot tibialis anterior, otot quadrisep diikuti otot abdominal Yuliana, 2014. Ankle strategy exercise dijabarkan melalui
Gambar 2.4
Gambar 2.4 : Ankle strategy exercise Sumber : Hendra, 2015
2.3.2. Latihan strategi pinggul hip strategy exercise
Hip strategy exercise menggambarkan kontrol goyangan postural dari pelvis dan trunkus. Kepala dan pinggul dengan arah yang berlawanan. Hip strategy
exercise mengandalkan gerakan batang tubuh yang cepat untuk membangkitkan gaya
gesekgerakan horizontal
melawan landasan
penyangga untuk
menggerakkan pusat gravitasi. Dalam hal ini bila permukaan landasan penyangga digerakkan ke belakang, subyek miring ke depan pada sendi panggul dengan
mengaktifkan otot-otot abdominal dan otot quadrisep, tibialis anterior. Strategi ini diobservasi bila goyangan besar, cepat dan mendekati batas stabilitas, atau jika
berdiri pada permukaan sempit dan tidak stabil untuk memberikan pengimbangan tekanan Yuliana, 2014. Hip strategy exercise dijabarkan melalui Gambar 2.5.
Gambar 2.5 : Hip strategy exercise Sumber : Hendra, 2015
2.3.3. Latihan strategi melangkah stepping strategy exercise
Stepping strategy exercise mengGambarkan tahapan dengan kaki atau menjangkau dengan lengan dan mencoba untuk memperbaiki landasan penyangga
baru dengan mengaktifkan anggota gerak bila titik berat melampaui landasan penyangga semula. Strategi melangkah dilakukan sebagai upaya dalam merespon
gangguan yang menyebabkan subyek goyang melebihi batas stabilitas. Dalam keadaan demikian, melangkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan kembali
keseimbangan Yuliana, 2014. Stepping strategy exercise dijabarkan melalui Gambar 2.6.
Gambar 2.6 : Stepping strategy exercise Sumber : Hendra, 2015
2.4 Mekanisme Penurunan Risiko Jatuh Setelah Latihan