Gangguan motorik ini utamanya disebabkan oleh mulai hilangnya neuron- neuron di medulla spinalis, otak, dan serebelum Siti, 2009.
d. Indeks Massa Tubuh  IMT
Dengan  bertambahnya  usia  akan  meningkatkan  berat  badan  karena penumpukan lemak di dalam otot sementara sel otot sendiri berkurang jumlah
dan volumenya, sehingga ada kecenderungan untuk mengurangi aktifitas fisik karena obesitas. Hal ini menyebabkan kelemahan fisik yang dapat membatasi
mobilitas yang berpengaruh terhadap keseimbangan karena menjadi lamban di dalam bergerak dan kurangnya reaksi antisipasi terhadap perubahan Centre
Of Gravity COG serta secara umum akan menurunkan kualitas hidup lansia.
2. Faktor Ekstrinsik
a. Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko jatuh adalah penerangan yang tidak baik, lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak
kuattidak  mudah  dipegang,  dan  alat – alat atau perlengkapan rumah yang
tidak stabil
b. Latihan atau Aktivitas Fisik
Menurut WHO 2007 salah satu intervensi yang bisa digunakan untuk memperbaiki  faktor  fisiologis  yang  menyebabkan  kejadian  jatuh  adalah
program  latihan  fisik.  Latihan  fisik  dapat  didefinisikan  sebagai  sebuah  tipe aktivitas  yang  direncanakan,  terstruktur  dan  berupa  gerakan  tubuh  yang
berulang – ulang yang dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan
satu atau lebih komponen kebugaran fisik.
2.1.3 Dampak Jatuh Pada Lansia
Jatuh  dapat  mengakibatkan  berbagai  jenis  cedera,  kerusakan  fisik  dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah fraktur
collum  femur.  Jenis  fraktur  lain  yang  sering  terjadi  akibat  jatuh  adalah  fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak
psikologis yang terjadi antara lain syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri,
pembatasan  dalam  aktivitas  sehari-hari,  falafobia  atau  fobia  jatuh  meskipun kejadian  jatuh  yang  dialami  tidak  menimbulkan  cedera  fisik  Stanley    Beare,
2006. Selain  dampak  diatas,  kejadian  jatuh  pada  lansia  juga  bisa  mennyebabkan
komplikasi antara lain a.
Perlukaan injury Perlukaan injury mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat
sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arterivena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
b. Disabilitas
Disabilitas  mengakibatkan  penurunan  mobilitas  yang  berhubungan  dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan
diri dan pembatasan gerak. c.
Kematian
2.1.4 Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Menurut  Tinetti  1992,  yang  dikutip  dari  Darmojo,  2004,  ada  3  usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu :
a. Identifikasi faktor risiko
Pada  setiap lanjut  usia  perlu  dilakukan  pemeriksaan  untuk  mencari  adanya faktor  instrinsik  risiko  jatuh,  perlu  dilakukan  assessment  keadaan  sensorik,
neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan  lingkungan  rumah  yang  berbahaya  dan  dapat  menyebabkan  jatuh  harus
dihilangkan.  Penerangan  rumah  harus  cukup  tetapi  tidak  menyilaukan.  Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan
rumah  tangga  yang  sudah  tidak  aman  lapuk,  dapat  bergerser  sendiri  sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu  jalantempat  aktivitas  lanjut  usia.  Kamar  mandi  dibuat  tidak  licin sebaiknya  diberi  pegangan  pada  dindingnya,  pintu  yang  mudah  dibuka.  WC
sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding. b.
Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan gait Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Evaluasi  yang dapat dilakukan salah satunya dengan TUG Test untuk menilai mobilitas, keseimbanan dan  risiko
jatuh. Bila badan tidak stabil  saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan  latihan  oleh  rehabilitasi  medis,  latihan  yang  bias  di  lakukan  antara  lain
Otago  Home  Exercise  Programme  yang  menitikberatkan  pada  pelatihan berdasarkan  kemampuan  fungsional  dan  Balance  Strategy  Exercise  yang
menitikberatkan  pada  mengaturan  postur  selama  melakukan  gerakan.  Penilaian gaya  berjalan  juga  harus  dilakukan  dengan  cermat,  apakah  kakinya  menapak
dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk
berjalan  tanpa  bantuan.  Kesemuanya  itu  harus  dikoreksi  bila  terdapat kelainanpenurunan.
c. Mengatur mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat dicegah  dengan  pemeriksaan  rutin  kesehatan  lanjut  usia  secara  periodik.  Faktor
situasional  bahaya  lingkungan  dapat  dicegah  dengan  mengusahakan  perbaikan lingkungan  ,  faktor  situasional  yang  berupa  aktifitas  fisik  dapat  dibatasi  sesuai
dengan  kondisi  kesehatan  lanjut  usia.  Aktifitas  tersebut  tidak  boleh  melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka
di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.
2.2 Otago Home Exercise Programme
2.2.1 Pengertian
Otago Home Exercise Programme merupakan program latihan yang telah diuji dalam 4 penelitian yang dilakukan oleh University of Otago Medical School,
New Zealand yang dipimpin oleh Profesor John Campbell. Otago Home Exercise Programme  adalah  program  latihan  untuk  lansia  yang  didesain  khusus  untuk
mengurangi  kejadian  jatuh,  dengan  cara  meningkatkan  kekuatan  anggota  gerak bawah,  meningkatkan  keseimbangan  dan  memberikan latihan jalan  Campbell  et
al,  1997.  Pelatihan  Otago  Home  Exercise  Programme  dibagi  menjadi  latihan penguatan strengthing dan latihan keseimbangan balance dan program berjalan
yang didesain untuk lansia dimana sebelum dan setelah latihan terdapat peregangan untuk  persiapan  sebelum  latihan  dan  untuk    mengurangi  efek  pegal  dan  cedera
selama latihan Eunjung Chung et al, 2013
2.2.2 Jenis Latihan Otago Home Exercise Programme
Otago  Home  Exercise  Programme  adalah  program  latihan  yang  terdiri  dari komponen penguatan otot strengthing, peningkatan keseimbangan balance dan
latihan berjalan. Komponen – komponen tersebut digabung menjadi satu rangkaian
latihan yang diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan. Latihan – latihan dalam Otago Home Exercise Proggrame terdiri dari
1. Pemanasan
Pemanasan  dilakukan  untuk  mempersiapkan  tubuh  agar  tidak  mengalami cedera  selama  latihan.  Gerakan  dalam  pemanasan  ini  juga  bertujuan  untuk
memelihara fleksibilitas dari lansia Campbell  Robertson, 2003. Pemanasan terdiri dari 5 bentuk gerakan yaitu
Tabel 2.2 Pemanasan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell  Robertson, 2003
No Jenis Latihan
Deskripsi 1
Head Movements Berdiri  tegak  dengan  kaki  dibuka
selebar bahu dan pandangan lurus ke depan,  kemudian  gerakan  kepala  ke
kanan  dan  ke  kiri  secara  perlahan, ulangi gerakan sebanyak 5 kali
2 Neck Movements
Berdiri  tegak  dengan  kaki  dibuka selebar bahu dan pandangan lurus ke
depan,  letakan  salah  satu  tangan  di dagu  dan  tekan  dagu  ke  arah
belakang, ulangi sebanyak 5 kali 3
Back Extension Berdiri  tegak  dengan  kaki  dibuka
selebar  bahu,  letakan  kedua  tangan dibelakang
pinggang kemudian
lengkungkan  punggung  ke  depan, ulangi sebanyak 5 kali
4 Trunk Movements
Berdiri  tegak  dengan  kaki  terbuka selebar  bahu  dan  letakann  kedua
tangan di pinggang,  gerakkan kepala dan bahu ke kanan dan ke kiri namun
pinggang  tidak  ikut  bergerak,  ulangi sebanyak 5 kali
5 Ankle Movements
Duduk  bersandar  di  kursi,  kemudian angkat salah satu kaki lurus ke depan,
kemudian tekuk
dan luruskan
pergelangan  kaki,  ulangi  10  kali untuk masing2 pergelangan kaki
2. Latihan Penguatan Strength Exercise
Latihan penguatan bertujuan untuk memelihara kesehatan tulang dan otot agar  dapat  berjalan  dan  melakukan  aktivitas  sehari
–  hari  secara  mandiri. Latihan  penguatan  pada  Otago  Home  Exercise  Programme  menggunakan
beban pada pergelangan kaki dan latihan penguatan dilakukan 3 kali seminggu dengan diselingi istirahat diantara hari latihan Campbell  Robertson, 2003.
Ada  lima  jenis  latihan  penguatan  dalam  Otago  Home  Exercise Programme,  dimana  tiga  jenis  latihan  menggunakan  penambahan  beban.
Beban yang digunakan mulai dari 0,5 kg sampai 2 kg dengan repetisi 8 – 10
kali  tiap  1  gerakan,  dimana  fokus  utama dari  latihan  penguatan adalah  pada otot
– otot ekstremitas bawah  Nelson et al, 2007.  Fleksor knee, ekstensor knee, dan abduktor hip adalah bagian penting dalam gerakan fungsional dan
berjalan. Selain itu otot dorsofleksi ankle dan plantar fleksi ankle adalah bagian penting dalam perbaikan keseimbangan.
Penambahan pemberat pada ankle bertujuan untuk memperikan tahanan pada otot fleksor knee, ekstensor knee, dan abduktor hip. Untuk penguatan otot
dorsofleksi dan plantar fleksi ankle menggunakan berat badan tanpa bantuan pemberat. Latihan penguatan terdiri dari
Tabel 2.3 Latihan Penguatan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell  Robertson, 2003
No Jenis Latihan
Deskripsi 1
Front  Knee  Strengthening Exercise
Posisi  duduk  bersandar  dikursi  dan pergelangan kaki dipasangi pemberat,
kemudian  angkat  dan  luruskan  lutut ke  depan,  ulangi  sebanyak  10  kali
pada kaki kanan dan kiri.
2 Back  Knee  Strengthening
Exercise Posisi
berdiri dengan
tangan berpegangan pada sandaran kursi dan
pergelangan kaki dipasangi pemberat, kemudian tekuk lutut ke belakang lalu
luruskan  kembali,  ulangi  gerakan tersebut 10 kali pada kaki kanan dan
kiri.
3 Side  Hip  Strengtehening
Exercise Berdiri  tegak  di  samping  kursi  atau
meja dangan
pergelangan kaki
dipasangi pemberat, salah satu tangan berpegangan  di  meja  dan  kaki
diangkat  ke  samping  diabduksi,
ulangi  sebanyak  10  kali  pada  kaki kanan dan kiri.
4 Calf Raise
– Hold Support Posisi  berdiri  tegak    dengan  kaki
dibuka  selebar  bahu  dan  tangan berpegangan  dikursi  atau  meja,
kemudian  lakukan  gerakan  berjinjit dan ulangi sebanyak 10 kali.
5 Calf Raise
– No Support Posisi  berdiri  tegak    dengan  kaki
dibuka  selebar  bahu,  kemudian lakukan  gerakan  berjinjit  dan  ulangi
sebanyak 10 kali.
6 Toe  Raise
–  Hold Support
Posisi  berdiri  tegak  dengan  kaki dibuka  selebar  bahu  dan  tangan
berpegangan  dikursi  atau  meja, kemudian  angkat  jari  kaki  sehingga
saat  berdiri  hanya  bertumpu  dengan
tumit. Ulangi
gerakan tersebut
sebanyak 10 kali.
7 Toe Raise
– No Support Posisi  berdiri  tegak  dengan  kaki
dibuka  selebar  bahu,  kemudian angkat jari kaki sehingga saat berdiri
hanya  bertumpu  dengan  tumit. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10
kali. 3.
Latihan Keseimbangan Balance Execise dan Latihan Jalan Latihan  keseimbangan  dalam  Otago  Home  Exercise  Programme
merupakan  latihan  mengajarkan  kembali  pada  tubuh  bagaimana  menjaga keseimbangan  Gardner  et  al,  2001.  Latihan  ini  bertujuan  untuk
mengoptimalkan  dan  meningkatkan  keseimbangan,  sehingga  mempermudah dalam melakukan  gerakan
– gerakan fungsional dan agar tidak mudah jatuh saat bergerak. Latihan keseimbangan dalam Otago Home Exercise Programme
terdiri  dari  12  bentuk  latihan  yang  dibedakan  menjadi  4  tingkatan  dengan mengurangi bantuan dari tangan saat melakukan gerakan dimasing
– masing tingkatan.  Pada  tingkat  awal  semua  latihan  keseimbangan  menggunakan
bantuan tangan. Bantuan gerakan dengan tangan tidak dilakukan lagi jika sudah masuk tingkatan ketiga dimana pasien sudah mampu untuk melakukan gerakan
tanpa bantuan. Elizabeth  Taylor, 2011. Penggunaan bantuan tangan pada tingkat awal dapat mengurangi antisipasi postural dari kaki dan otot punggung
baik dalam bentuk memegang, memberikan dukungan mekanis atau sentuhan ringan dan dapat memberikan masukan input persepsi yang dangkal Slijper
Latash, 2000. Latihan jalan bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan berjalan dan
untuk mempertahankan kebugaran fisik dari lansia. Latihan berjalan juga bisa dilakukan  mandiri  secara  rutin  minimal  30  menit  setiap  minggu.  Sebagai
awalan  dapat  memulai  dengan  berjalan  selama  5-10  menit  dan  terus ditingkatkan  hingga  mencapai  30  menit.  Saat  latihan  jalan  secara  mandiri
lakukan gerakan jalan cepat dan lambat secara bergantian untuk meningkatkan suhu tubuh dan meningkatkan pernapasan  Gawler  Hanna, 2011.  Latihan
keseimbangan dan berjalan terdiri dari Tabel 2.4 Latihan Keseimbangan Otago Home Exercise Programme
Sumber : Campbell  Robertson, 2003 No
Jenis Latihan Deskrips
1 Knee Bends
– Hold Support Berdiri  tegak  menghadap  kursi  atau
meja  dengan  kaki  di  buka  selebar bahu dan  kedua tangan berpegangan
di kursi, lakukan gerakan berjongkok dengan cara menekuk lutut, saat tumit
mulai  terasa  terangkat  luruskan  kaki kembali, ulangi sebanyak 10 kali
2 Knee Bends
– No Support Berdiri  tegak  menghadap  kursi  atau
meja  dengan  kaki  di  buka  selebar
bahu,  lakukan  gerakan  berjongkok dengan cara menekuk lutut, saat tumit
mulai  terasa  terangkat  luruskan  kaki kembali, ulangi sebanyak 10 kali
3 Backwards  Walking
–  Hold Support
Berdiri  tegak  dengan  berpegangan pada
meja, kemudian
berjalan mundur
sebanyak 10
langkah kemudian berputar arah dengan posisi
tengan tetap berpegangan pada meja, lalu  berjalan  mundur  10  langkah
kembali ke tempat start.
4 Backwards  Walking
–  No Support
Berdiri  tegak,  kemudian  berjalan mundur
sebanyak 10
langkah kemudian berputar arah , lalu berjalan
mundur  10  langkah  kembali  ke tempat start.
5 Walking
and Turning
Around Berjalan dengan lintasan membentuk
angka 8, ulangi sebanyak 2 kali
6 Sideways Walking
Berdiri  tegak  dengan  kedua  tangan berada
di pinggang,
kumudian berjalan miring 10 langkah ke kanan
dan 10 langkah ke kiri
7 Heel  Toe  Standing
–  Hold Support
Berdiri tegak di samping meja dengan salah  satu  tangan  berpegangan  di
meja  dan  pandangan  lurus  ke  depan, kemudian posisikan salah satu kaki di
depan  kaki  yang  lainnya  dalam  satu garis  lurus  ujung  jadi  kaki  bertemu
dengan tumit kaki di depannya tahan posisi  tersebut  selama  10  detik
kemudian tukar posisi kaki, dan tahan 10 detik.
8 Heel  Toe  Standing
–  No Support
Berdiri tegak dengan pandangan lurus ke  depan,  kemudian  posisikan  salah
satu kaki di depan kaki yang lainnya dalam satu garis lurus ujung jadi kaki
bertemu  dengan  tumit  kaki  di depannya  tahan  posisi  tersebut
selama  10  detik  kemudian  tukar posisi kaki, dan tahan 10 detik.
9 Heel  Toe  Walking
–  Hold Support
Berdiri berdiri tegak di samping meja dengan
salah satu
tangan berpegangan  di  meja  dan  pandangan
lurus ke depan, kemudian melangkah ke  depan  dengan  posisi  kaki  lurus
jari  kaki  menyentuh  tumit  kaki  di depannya  lakukan  bergantian  kaki
kanan dan kiri, lakukan sebanyak 10 langkah  kumidian  berbalik  dan
kembali ke arah start 10
Heel  Toe  Walking –  No
Support Berdiri  berdiri  tegak  dan  pandangan
lurus ke depan, kemudian melangkah ke  depan  dengan  posisi  kaki  lurus
jari  kaki  menyentuh  tumit  kaki  di depannya  lakukan  bergantian  kaki
kanan dan kiri, lakukan sebanyak 10 langkah  kumidian  berbalik  dan
kembali ke arah start
11 One  Leg  Stand
–  Hold Support
Berdiri tegak di samping meja dengan salah  satu  tangan  berpegangan  di
meja  dan  pandangan  lurus  ke  depan, kemudian  tekuk  lutut  kanan  ke
belakang  berdiri  dengan  1  kaki tahan posisi tersebut selama 10 detik
kemudian  ganti  dengan  kaki  yang satunya.
12 One Leg Stand  - No Support
Berdiri  tegak  pandangan  lurus  ke depan, kemudian tekuk lutut kanan ke
belakang  berdiri  dengan  1  kaki tahan posisi tersebut selama 10 detik
kemudian  ganti  dengan  kaki  yang satunya.  setelah  terbiasa  tambah
waktunya menjadi 30 detik
13 Heel
Walking –  Hold
Support Berdiri tegak di samping meja dengan
salah  satu  tangan  memegang  meja dan  pandangan  lurus  ke  depan,
kemudian  berjalan  ke  depan  dengan bertumpu  pada  tumit  sebanyak  10
langkah,  kemudian  berbalik  arah dengan  kaki  menapak  ke  lantai  dan
lakukan langkah
dengan tumit
sebanyak  10  langkah  kembali  ke posisi start
14 Heel Walking
– No Support Berdiri tegak dan pandangan lurus ke
depan,  kemudian  berjalan  ke  depan dengan
bertumpu pada
tumit sebanyak  10  langkah,  kemudian
berbalik  arah  dengan  kaki  menapak ke lantai dan lakukan langkah dengan
tumit  sebanyak  10  langkah  kembali ke posisi start
15 Toe Walking
– Hold Support Berdiri tegak di samping meja dengan
salah  satu  tangan  berpegangan  di
meja  dan  pangangan  lurus  ke  depan, kemudian  berjalan  ke  depan  dengan
posisi  berjinjit  sebanyak  10  langkah, lalu berbalik arah dengan posisi kaki
menapak  ke  lantai,  kemudian  ulangi berjalan  dengan  tumit  sebanyak  10
langkah kembali ke posisi start. 16
Toe Walking – No Support
Berdiri tegak dan pangangan lurus ke depan,  kemudian  berjalan  ke  depan
dengan  posisi  berjinjit  sebanyak  10 langkah,  lalu  berbalik  arah  dengan
posisi  kaki  menapak  ke  lantai, kemudian  ulangi  berjalan  dengan
tumit  sebanyak  10  langkah  kembali ke posisi start.
17 Heel
Toe Walking
Backwards Berdiri tegak dengan pandangan lurus
ke  depan,kemudian  berjalan  ke belakang  dengan  posisi  ujung  jari
kaki  menyentuh  tumit  kaki  di belakangnya  sebanyak  10  langkah,
laluu  berbalik  arah  dan  berjalan  10 langkah  ke  belakang  kembali  ke
posisi start
18 Sit to Stand
– Two Hand Duduk  di  kursi,  posisikan  kaki  agak
di belakang
lutut, kemudian
condongkan  lutut    ke  depan  dan berdiri dengan bantuan kedua tangan.
19 Sit to Stand
– One Hand Duduk  di  kursi,  posisikan  kaki  agak
di belakang
lutut, kemudian
condongkan  lutut    ke  depan  dan berdiri  dengan  bantuan  salah  satu
tangan.
20 Sit to Stand
– No Hand Duduk  di  kursi,  posisikan  kaki  agak
di belakang
lutut, kemudian
condongkan  lutut    ke  depan  dan berdiri tanpa bantuan tangan.
21 Stair Walking
Berjalan  naik  turun  tangga  dengan tangan berpegangan pada reil tangga.
4. Pendinginan
Pendinginan  dilakukan  setelah  latihan  untuk  membantuk  mengembalikan denyut  jantung  dan  pernafasan  kembali  normal,  dan  membantu  mngurangi
penumpukan asam laktat di otot setelah latihan. Pendinginan yang dilakukan antara lain
Tabel 2.5 Pendinginan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell  Robertson, 2003
No Jenis Latihan
Deskripsi 1
Calf Stretch Posisi  duduk  di  kursi  dan  posisi
duduk agak
ke depan
tidak menempel  di  sandaran  kursi  tekuk
salah  satu  lutut  dan  lutut  yang  lain dalam  posisi  lurus,  kemudian  tekan
tumit  ke  bawah  sampai  terasa  ada
regangan  di  betis  tahan  selama  10 –
15 detik, ulangi pada kaki yang lain 2
Back of Thigh Stretch Posisi  duduk  di  kursi  dengan  posisi
agak maju ke depan tidak bersandar dengan  sandaran  kursi  tekuk  salah
satu  lutut  dan  luruskan  lutut  yang satunya,  kemudian  taruh  kedua
tangan di atas lutut yang di tekuk dan condongkan  badan  ke  depan  sampai
terasa  ada  regangan  di  punggung, tahan  posisi tersebut  selama  10
– 15 detik, ulangi pada kaki yang satunya
2.3 Balance Strategy Exercise
2.3.1. Latihan strategi pergelangan kaki ankle strategy exercise
Ankle  strategy  exercise  menekankan  pada  kontrol  goyangan  postural  dari ankle dan kaki. Ankle strategy exercise berfungsi untuk menjaga pusat gravitasi
tubuh, yaitu ketika membangkitkan putaran pergelangan kaki terhadap permukaan penyangga  dan  menetralkan  sendi  lutut  dan  sendi  panggul  untuk  menstabilkan
sendi proksimal. Saat latihan kepala dan panggul bergerak dengan arah dan waktu yang sama dengan gerakan bagian tubuh lainnya di atas kaki. Pada goyangan ke
depan,  respon  sinergis  otot  normal  pada  latihan  ini  mengaktifkan  otot gastrocnemius,  hamstring  dan  otot-otot  ekstensor  batang  tubuh  Pada  respon
goyangan ke belakang, mengaktivasi otot tibialis anterior, otot quadrisep diikuti otot  abdominal  Yuliana,  2014.  Ankle  strategy  exercise  dijabarkan  melalui
Gambar 2.4
Gambar 2.4 : Ankle strategy exercise Sumber : Hendra, 2015
2.3.2. Latihan strategi pinggul hip strategy exercise
Hip strategy exercise menggambarkan kontrol goyangan postural dari pelvis dan  trunkus.  Kepala  dan  pinggul  dengan  arah  yang  berlawanan.  Hip  strategy
exercise mengandalkan gerakan batang tubuh yang cepat untuk membangkitkan gaya
gesekgerakan horizontal
melawan landasan
penyangga untuk
menggerakkan pusat gravitasi. Dalam hal ini bila permukaan landasan penyangga digerakkan  ke  belakang,  subyek  miring  ke  depan  pada  sendi  panggul  dengan
mengaktifkan otot-otot abdominal dan otot quadrisep, tibialis anterior. Strategi ini diobservasi bila goyangan besar, cepat dan mendekati batas stabilitas, atau jika
berdiri pada permukaan sempit dan tidak stabil untuk memberikan pengimbangan tekanan Yuliana, 2014. Hip strategy exercise dijabarkan melalui Gambar 2.5.
Gambar 2.5 : Hip strategy exercise Sumber : Hendra, 2015
2.3.3. Latihan strategi melangkah stepping strategy exercise
Stepping  strategy  exercise  mengGambarkan  tahapan  dengan  kaki  atau menjangkau dengan lengan dan mencoba untuk memperbaiki landasan penyangga
baru  dengan  mengaktifkan  anggota  gerak  bila  titik  berat  melampaui  landasan penyangga semula. Strategi melangkah dilakukan sebagai upaya dalam merespon
gangguan  yang  menyebabkan  subyek  goyang  melebihi  batas  stabilitas.  Dalam keadaan demikian, melangkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan kembali
keseimbangan  Yuliana,  2014.  Stepping  strategy  exercise  dijabarkan  melalui Gambar 2.6.
Gambar 2.6 : Stepping strategy exercise Sumber : Hendra, 2015
2.4 Mekanisme Penurunan Risiko Jatuh Setelah Latihan