Indeks Massa Tubuh IMT Lingkungan Balance Strategy Exercise

Gangguan motorik ini utamanya disebabkan oleh mulai hilangnya neuron- neuron di medulla spinalis, otak, dan serebelum Siti, 2009.

d. Indeks Massa Tubuh IMT

Dengan bertambahnya usia akan meningkatkan berat badan karena penumpukan lemak di dalam otot sementara sel otot sendiri berkurang jumlah dan volumenya, sehingga ada kecenderungan untuk mengurangi aktifitas fisik karena obesitas. Hal ini menyebabkan kelemahan fisik yang dapat membatasi mobilitas yang berpengaruh terhadap keseimbangan karena menjadi lamban di dalam bergerak dan kurangnya reaksi antisipasi terhadap perubahan Centre Of Gravity COG serta secara umum akan menurunkan kualitas hidup lansia.

2. Faktor Ekstrinsik

a. Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko jatuh adalah penerangan yang tidak baik, lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak kuattidak mudah dipegang, dan alat – alat atau perlengkapan rumah yang tidak stabil

b. Latihan atau Aktivitas Fisik

Menurut WHO 2007 salah satu intervensi yang bisa digunakan untuk memperbaiki faktor fisiologis yang menyebabkan kejadian jatuh adalah program latihan fisik. Latihan fisik dapat didefinisikan sebagai sebuah tipe aktivitas yang direncanakan, terstruktur dan berupa gerakan tubuh yang berulang – ulang yang dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik.

2.1.3 Dampak Jatuh Pada Lansia

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah fraktur collum femur. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis yang terjadi antara lain syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh meskipun kejadian jatuh yang dialami tidak menimbulkan cedera fisik Stanley Beare, 2006. Selain dampak diatas, kejadian jatuh pada lansia juga bisa mennyebabkan komplikasi antara lain a. Perlukaan injury Perlukaan injury mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arterivena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas. b. Disabilitas Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerak. c. Kematian

2.1.4 Pencegahan Jatuh Pada Lansia

Menurut Tinetti 1992, yang dikutip dari Darmojo, 2004, ada 3 usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu : a. Identifikasi faktor risiko Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman lapuk, dapat bergerser sendiri sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalantempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding. b. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan gait Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Evaluasi yang dapat dilakukan salah satunya dengan TUG Test untuk menilai mobilitas, keseimbanan dan risiko jatuh. Bila badan tidak stabil saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis, latihan yang bias di lakukan antara lain Otago Home Exercise Programme yang menitikberatkan pada pelatihan berdasarkan kemampuan fungsional dan Balance Strategy Exercise yang menitikberatkan pada mengaturan postur selama melakukan gerakan. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainanpenurunan. c. Mengatur mengatasi faktor situasional. Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan , faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.

2.2 Otago Home Exercise Programme

2.2.1 Pengertian

Otago Home Exercise Programme merupakan program latihan yang telah diuji dalam 4 penelitian yang dilakukan oleh University of Otago Medical School, New Zealand yang dipimpin oleh Profesor John Campbell. Otago Home Exercise Programme adalah program latihan untuk lansia yang didesain khusus untuk mengurangi kejadian jatuh, dengan cara meningkatkan kekuatan anggota gerak bawah, meningkatkan keseimbangan dan memberikan latihan jalan Campbell et al, 1997. Pelatihan Otago Home Exercise Programme dibagi menjadi latihan penguatan strengthing dan latihan keseimbangan balance dan program berjalan yang didesain untuk lansia dimana sebelum dan setelah latihan terdapat peregangan untuk persiapan sebelum latihan dan untuk mengurangi efek pegal dan cedera selama latihan Eunjung Chung et al, 2013

2.2.2 Jenis Latihan Otago Home Exercise Programme

Otago Home Exercise Programme adalah program latihan yang terdiri dari komponen penguatan otot strengthing, peningkatan keseimbangan balance dan latihan berjalan. Komponen – komponen tersebut digabung menjadi satu rangkaian latihan yang diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan. Latihan – latihan dalam Otago Home Exercise Proggrame terdiri dari 1. Pemanasan Pemanasan dilakukan untuk mempersiapkan tubuh agar tidak mengalami cedera selama latihan. Gerakan dalam pemanasan ini juga bertujuan untuk memelihara fleksibilitas dari lansia Campbell Robertson, 2003. Pemanasan terdiri dari 5 bentuk gerakan yaitu Tabel 2.2 Pemanasan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003 No Jenis Latihan Deskripsi 1 Head Movements Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan pandangan lurus ke depan, kemudian gerakan kepala ke kanan dan ke kiri secara perlahan, ulangi gerakan sebanyak 5 kali 2 Neck Movements Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan pandangan lurus ke depan, letakan salah satu tangan di dagu dan tekan dagu ke arah belakang, ulangi sebanyak 5 kali 3 Back Extension Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, letakan kedua tangan dibelakang pinggang kemudian lengkungkan punggung ke depan, ulangi sebanyak 5 kali 4 Trunk Movements Berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan letakann kedua tangan di pinggang, gerakkan kepala dan bahu ke kanan dan ke kiri namun pinggang tidak ikut bergerak, ulangi sebanyak 5 kali 5 Ankle Movements Duduk bersandar di kursi, kemudian angkat salah satu kaki lurus ke depan, kemudian tekuk dan luruskan pergelangan kaki, ulangi 10 kali untuk masing2 pergelangan kaki 2. Latihan Penguatan Strength Exercise Latihan penguatan bertujuan untuk memelihara kesehatan tulang dan otot agar dapat berjalan dan melakukan aktivitas sehari – hari secara mandiri. Latihan penguatan pada Otago Home Exercise Programme menggunakan beban pada pergelangan kaki dan latihan penguatan dilakukan 3 kali seminggu dengan diselingi istirahat diantara hari latihan Campbell Robertson, 2003. Ada lima jenis latihan penguatan dalam Otago Home Exercise Programme, dimana tiga jenis latihan menggunakan penambahan beban. Beban yang digunakan mulai dari 0,5 kg sampai 2 kg dengan repetisi 8 – 10 kali tiap 1 gerakan, dimana fokus utama dari latihan penguatan adalah pada otot – otot ekstremitas bawah Nelson et al, 2007. Fleksor knee, ekstensor knee, dan abduktor hip adalah bagian penting dalam gerakan fungsional dan berjalan. Selain itu otot dorsofleksi ankle dan plantar fleksi ankle adalah bagian penting dalam perbaikan keseimbangan. Penambahan pemberat pada ankle bertujuan untuk memperikan tahanan pada otot fleksor knee, ekstensor knee, dan abduktor hip. Untuk penguatan otot dorsofleksi dan plantar fleksi ankle menggunakan berat badan tanpa bantuan pemberat. Latihan penguatan terdiri dari Tabel 2.3 Latihan Penguatan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003 No Jenis Latihan Deskripsi 1 Front Knee Strengthening Exercise Posisi duduk bersandar dikursi dan pergelangan kaki dipasangi pemberat, kemudian angkat dan luruskan lutut ke depan, ulangi sebanyak 10 kali pada kaki kanan dan kiri. 2 Back Knee Strengthening Exercise Posisi berdiri dengan tangan berpegangan pada sandaran kursi dan pergelangan kaki dipasangi pemberat, kemudian tekuk lutut ke belakang lalu luruskan kembali, ulangi gerakan tersebut 10 kali pada kaki kanan dan kiri. 3 Side Hip Strengtehening Exercise Berdiri tegak di samping kursi atau meja dangan pergelangan kaki dipasangi pemberat, salah satu tangan berpegangan di meja dan kaki diangkat ke samping diabduksi, ulangi sebanyak 10 kali pada kaki kanan dan kiri. 4 Calf Raise – Hold Support Posisi berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan tangan berpegangan dikursi atau meja, kemudian lakukan gerakan berjinjit dan ulangi sebanyak 10 kali. 5 Calf Raise – No Support Posisi berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, kemudian lakukan gerakan berjinjit dan ulangi sebanyak 10 kali. 6 Toe Raise – Hold Support Posisi berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan tangan berpegangan dikursi atau meja, kemudian angkat jari kaki sehingga saat berdiri hanya bertumpu dengan tumit. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali. 7 Toe Raise – No Support Posisi berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, kemudian angkat jari kaki sehingga saat berdiri hanya bertumpu dengan tumit. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali. 3. Latihan Keseimbangan Balance Execise dan Latihan Jalan Latihan keseimbangan dalam Otago Home Exercise Programme merupakan latihan mengajarkan kembali pada tubuh bagaimana menjaga keseimbangan Gardner et al, 2001. Latihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan keseimbangan, sehingga mempermudah dalam melakukan gerakan – gerakan fungsional dan agar tidak mudah jatuh saat bergerak. Latihan keseimbangan dalam Otago Home Exercise Programme terdiri dari 12 bentuk latihan yang dibedakan menjadi 4 tingkatan dengan mengurangi bantuan dari tangan saat melakukan gerakan dimasing – masing tingkatan. Pada tingkat awal semua latihan keseimbangan menggunakan bantuan tangan. Bantuan gerakan dengan tangan tidak dilakukan lagi jika sudah masuk tingkatan ketiga dimana pasien sudah mampu untuk melakukan gerakan tanpa bantuan. Elizabeth Taylor, 2011. Penggunaan bantuan tangan pada tingkat awal dapat mengurangi antisipasi postural dari kaki dan otot punggung baik dalam bentuk memegang, memberikan dukungan mekanis atau sentuhan ringan dan dapat memberikan masukan input persepsi yang dangkal Slijper Latash, 2000. Latihan jalan bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan berjalan dan untuk mempertahankan kebugaran fisik dari lansia. Latihan berjalan juga bisa dilakukan mandiri secara rutin minimal 30 menit setiap minggu. Sebagai awalan dapat memulai dengan berjalan selama 5-10 menit dan terus ditingkatkan hingga mencapai 30 menit. Saat latihan jalan secara mandiri lakukan gerakan jalan cepat dan lambat secara bergantian untuk meningkatkan suhu tubuh dan meningkatkan pernapasan Gawler Hanna, 2011. Latihan keseimbangan dan berjalan terdiri dari Tabel 2.4 Latihan Keseimbangan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003 No Jenis Latihan Deskrips 1 Knee Bends – Hold Support Berdiri tegak menghadap kursi atau meja dengan kaki di buka selebar bahu dan kedua tangan berpegangan di kursi, lakukan gerakan berjongkok dengan cara menekuk lutut, saat tumit mulai terasa terangkat luruskan kaki kembali, ulangi sebanyak 10 kali 2 Knee Bends – No Support Berdiri tegak menghadap kursi atau meja dengan kaki di buka selebar bahu, lakukan gerakan berjongkok dengan cara menekuk lutut, saat tumit mulai terasa terangkat luruskan kaki kembali, ulangi sebanyak 10 kali 3 Backwards Walking – Hold Support Berdiri tegak dengan berpegangan pada meja, kemudian berjalan mundur sebanyak 10 langkah kemudian berputar arah dengan posisi tengan tetap berpegangan pada meja, lalu berjalan mundur 10 langkah kembali ke tempat start. 4 Backwards Walking – No Support Berdiri tegak, kemudian berjalan mundur sebanyak 10 langkah kemudian berputar arah , lalu berjalan mundur 10 langkah kembali ke tempat start. 5 Walking and Turning Around Berjalan dengan lintasan membentuk angka 8, ulangi sebanyak 2 kali 6 Sideways Walking Berdiri tegak dengan kedua tangan berada di pinggang, kumudian berjalan miring 10 langkah ke kanan dan 10 langkah ke kiri 7 Heel Toe Standing – Hold Support Berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan berpegangan di meja dan pandangan lurus ke depan, kemudian posisikan salah satu kaki di depan kaki yang lainnya dalam satu garis lurus ujung jadi kaki bertemu dengan tumit kaki di depannya tahan posisi tersebut selama 10 detik kemudian tukar posisi kaki, dan tahan 10 detik. 8 Heel Toe Standing – No Support Berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan, kemudian posisikan salah satu kaki di depan kaki yang lainnya dalam satu garis lurus ujung jadi kaki bertemu dengan tumit kaki di depannya tahan posisi tersebut selama 10 detik kemudian tukar posisi kaki, dan tahan 10 detik. 9 Heel Toe Walking – Hold Support Berdiri berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan berpegangan di meja dan pandangan lurus ke depan, kemudian melangkah ke depan dengan posisi kaki lurus jari kaki menyentuh tumit kaki di depannya lakukan bergantian kaki kanan dan kiri, lakukan sebanyak 10 langkah kumidian berbalik dan kembali ke arah start 10 Heel Toe Walking – No Support Berdiri berdiri tegak dan pandangan lurus ke depan, kemudian melangkah ke depan dengan posisi kaki lurus jari kaki menyentuh tumit kaki di depannya lakukan bergantian kaki kanan dan kiri, lakukan sebanyak 10 langkah kumidian berbalik dan kembali ke arah start 11 One Leg Stand – Hold Support Berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan berpegangan di meja dan pandangan lurus ke depan, kemudian tekuk lutut kanan ke belakang berdiri dengan 1 kaki tahan posisi tersebut selama 10 detik kemudian ganti dengan kaki yang satunya. 12 One Leg Stand - No Support Berdiri tegak pandangan lurus ke depan, kemudian tekuk lutut kanan ke belakang berdiri dengan 1 kaki tahan posisi tersebut selama 10 detik kemudian ganti dengan kaki yang satunya. setelah terbiasa tambah waktunya menjadi 30 detik 13 Heel Walking – Hold Support Berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan memegang meja dan pandangan lurus ke depan, kemudian berjalan ke depan dengan bertumpu pada tumit sebanyak 10 langkah, kemudian berbalik arah dengan kaki menapak ke lantai dan lakukan langkah dengan tumit sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start 14 Heel Walking – No Support Berdiri tegak dan pandangan lurus ke depan, kemudian berjalan ke depan dengan bertumpu pada tumit sebanyak 10 langkah, kemudian berbalik arah dengan kaki menapak ke lantai dan lakukan langkah dengan tumit sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start 15 Toe Walking – Hold Support Berdiri tegak di samping meja dengan salah satu tangan berpegangan di meja dan pangangan lurus ke depan, kemudian berjalan ke depan dengan posisi berjinjit sebanyak 10 langkah, lalu berbalik arah dengan posisi kaki menapak ke lantai, kemudian ulangi berjalan dengan tumit sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start. 16 Toe Walking – No Support Berdiri tegak dan pangangan lurus ke depan, kemudian berjalan ke depan dengan posisi berjinjit sebanyak 10 langkah, lalu berbalik arah dengan posisi kaki menapak ke lantai, kemudian ulangi berjalan dengan tumit sebanyak 10 langkah kembali ke posisi start. 17 Heel Toe Walking Backwards Berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan,kemudian berjalan ke belakang dengan posisi ujung jari kaki menyentuh tumit kaki di belakangnya sebanyak 10 langkah, laluu berbalik arah dan berjalan 10 langkah ke belakang kembali ke posisi start 18 Sit to Stand – Two Hand Duduk di kursi, posisikan kaki agak di belakang lutut, kemudian condongkan lutut ke depan dan berdiri dengan bantuan kedua tangan. 19 Sit to Stand – One Hand Duduk di kursi, posisikan kaki agak di belakang lutut, kemudian condongkan lutut ke depan dan berdiri dengan bantuan salah satu tangan. 20 Sit to Stand – No Hand Duduk di kursi, posisikan kaki agak di belakang lutut, kemudian condongkan lutut ke depan dan berdiri tanpa bantuan tangan. 21 Stair Walking Berjalan naik turun tangga dengan tangan berpegangan pada reil tangga. 4. Pendinginan Pendinginan dilakukan setelah latihan untuk membantuk mengembalikan denyut jantung dan pernafasan kembali normal, dan membantu mngurangi penumpukan asam laktat di otot setelah latihan. Pendinginan yang dilakukan antara lain Tabel 2.5 Pendinginan Otago Home Exercise Programme Sumber : Campbell Robertson, 2003 No Jenis Latihan Deskripsi 1 Calf Stretch Posisi duduk di kursi dan posisi duduk agak ke depan tidak menempel di sandaran kursi tekuk salah satu lutut dan lutut yang lain dalam posisi lurus, kemudian tekan tumit ke bawah sampai terasa ada regangan di betis tahan selama 10 – 15 detik, ulangi pada kaki yang lain 2 Back of Thigh Stretch Posisi duduk di kursi dengan posisi agak maju ke depan tidak bersandar dengan sandaran kursi tekuk salah satu lutut dan luruskan lutut yang satunya, kemudian taruh kedua tangan di atas lutut yang di tekuk dan condongkan badan ke depan sampai terasa ada regangan di punggung, tahan posisi tersebut selama 10 – 15 detik, ulangi pada kaki yang satunya

2.3 Balance Strategy Exercise

2.3.1. Latihan strategi pergelangan kaki ankle strategy exercise Ankle strategy exercise menekankan pada kontrol goyangan postural dari ankle dan kaki. Ankle strategy exercise berfungsi untuk menjaga pusat gravitasi tubuh, yaitu ketika membangkitkan putaran pergelangan kaki terhadap permukaan penyangga dan menetralkan sendi lutut dan sendi panggul untuk menstabilkan sendi proksimal. Saat latihan kepala dan panggul bergerak dengan arah dan waktu yang sama dengan gerakan bagian tubuh lainnya di atas kaki. Pada goyangan ke depan, respon sinergis otot normal pada latihan ini mengaktifkan otot gastrocnemius, hamstring dan otot-otot ekstensor batang tubuh Pada respon goyangan ke belakang, mengaktivasi otot tibialis anterior, otot quadrisep diikuti otot abdominal Yuliana, 2014. Ankle strategy exercise dijabarkan melalui Gambar 2.4 Gambar 2.4 : Ankle strategy exercise Sumber : Hendra, 2015 2.3.2. Latihan strategi pinggul hip strategy exercise Hip strategy exercise menggambarkan kontrol goyangan postural dari pelvis dan trunkus. Kepala dan pinggul dengan arah yang berlawanan. Hip strategy exercise mengandalkan gerakan batang tubuh yang cepat untuk membangkitkan gaya gesekgerakan horizontal melawan landasan penyangga untuk menggerakkan pusat gravitasi. Dalam hal ini bila permukaan landasan penyangga digerakkan ke belakang, subyek miring ke depan pada sendi panggul dengan mengaktifkan otot-otot abdominal dan otot quadrisep, tibialis anterior. Strategi ini diobservasi bila goyangan besar, cepat dan mendekati batas stabilitas, atau jika berdiri pada permukaan sempit dan tidak stabil untuk memberikan pengimbangan tekanan Yuliana, 2014. Hip strategy exercise dijabarkan melalui Gambar 2.5. Gambar 2.5 : Hip strategy exercise Sumber : Hendra, 2015 2.3.3. Latihan strategi melangkah stepping strategy exercise Stepping strategy exercise mengGambarkan tahapan dengan kaki atau menjangkau dengan lengan dan mencoba untuk memperbaiki landasan penyangga baru dengan mengaktifkan anggota gerak bila titik berat melampaui landasan penyangga semula. Strategi melangkah dilakukan sebagai upaya dalam merespon gangguan yang menyebabkan subyek goyang melebihi batas stabilitas. Dalam keadaan demikian, melangkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan kembali keseimbangan Yuliana, 2014. Stepping strategy exercise dijabarkan melalui Gambar 2.6. Gambar 2.6 : Stepping strategy exercise Sumber : Hendra, 2015

2.4 Mekanisme Penurunan Risiko Jatuh Setelah Latihan

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Core Stability Exercise Dan Ankle Balance Strategy Exercise Terhadap Keseimbangan Statis.

0 2 4

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENURUNAN RISIKO JATUH LANSIA Pengaruh Core Stability Exersice Terhadap Penurunan Risiko Jatuh Lansia.

0 1 9

PELATIHAN 12 BALANCE EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI BANJAR BUMI SHANTI, DESA DAUH PURI KELOD, KECAMATAN DENPASAR BARAT.

0 0 12

Deep Breathing Exercise Lebih Efektif Daripada Diaphragmatic Breathing Exercise dalam Meningkatkan Kapasitas Vital Paru Pada Lansia di Banjar Kedaton, Desa Tonja, Kecamatan Denpasar Timur.

8 39 55

INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA ISOTONIC QUADRICEPS EXERCISE DENGAN BEBAN 1 KILOGRAM PADA LANSIA.

11 36 44

ZIG-ZAG RUN EXERCISE LEBIH EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN DARIPADA SHUTTLE RUN EXERCISE PADA PEMAIN BASKET SISWA SMA.

0 1 59

Pemberian pelatihan balance strategy exercise lebih baik daripada pelatihan core stability exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada Lansia di Banjar Bumi Santi Denpasar Barat.

0 6 12

PENGARUH PENAMBAHAN CORE STABILITY EXERCISE PADA 12 BALANCE EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENAMBAHAN CORE STABILITY EXERCISE PADA 12 BALANCE EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA - DIGILIB UNISAY

1 3 15

Perbedaan Pengaruh Pemberian Balance Strategy Exercise Dan Resistance Band Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Atlet Taekwondo - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 16

Perbedaan Pengaruh Pemberian Theraband Exercise Dan 12 Balance Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis Lansia - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 13