Lampiran 11
5. Alasan Prokrastinasi Akademik Gangguan Lingkungan, Aktivitas, dan Derajat Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi Akademik Aktivitas
Rendah Tinggi Jumlah
Organisasi 5 8.9 17 30.4 21
37.5 Keagamaan
4 7.1 4 7.1 8 14.3
Kesenian 2 3.6 3 5.4 5
8.9 Olahraga
2 3.6 7 12.5 9 16.1
Kursus Bahasa 2 3.6 3 5.4 5
8.9 Pelatihan
2 3.6 - -
2 3.6
Browsing 1 1.8 3 5.4 4
7.1
6. Prokrastinasi Akademik dan Kegiatan Bekerja Paruh Waktu Responden Derajat Prokrastinasi Akademik
Kegiatan Paruh Waktu
Rendah Tinggi
Wirausaha 1 1.8
5 8.9
Mengajar private - -
4 7.1
Asisten dosen 1
1.8 1
1.8 Administrasi Komputer
1 1.8
- -
Atlit 1 1.8
- -
Wirausaha dan mengajar 1
1.8 -
- Pelayan Gereja dan Asisten
1 1.8
- -
Tidak Memiliki Kegiatan Bekerja Paruh Waktu
18 32.1 22 39.3
Total 24 42.9 32 57.1
Lampiran 11
7. Aktivitas Responden dan Derajat Prokrastinasi Derajat PA
Aktivitas Rendah Tinggi
Total
Organisasi 5 5.4
10 17.9
15 26.8
Keagamaan 1 1.8
- -
1 1.8
Kursus 1 1.8
1 1.8
2 3.6
Browsing - -
2 3.6
2 3.6
Organisasi dan keagamaan -
- 3
5.4
3 5.4
Organisasi dan olahraga 3
5.4 3
5.4
6 10.7
Organisasi dan browsing 1
1.8 1
1.8
2 3.6
Keagamaan dan olahraga 1
1.8 -
- 1
1.8 Kesenian dan olahraga
1 1.8
- -
1 1.8
Organisasi, keagamaan dan kursus -
- 1
1.8 1
1.8 Organisasi, olahraga dan kursus
1 1.8
1 1.8
2 3.6
Organisasi, keagamaan, kesenian dan
olahraga
1 1.8 - -
1 1.8
Organisasi, keagamaan, kesenian dan
kursus
- - 1 1.8
1
1.8 Organisasi, keagamaan, olahraga dan
kursus
- - 1 1.8
1 1.8
Organisasi, keagamaan, kursus dan
pelatihan
1 1.8 - -
1 1.8
Keagamaan, kesenian, kursus dan
pelatihan
1 1.8 - -
1 1.8
Organisasi, keagamaan, kesenian, kursus
dan pelatihan
1 1.8 - -
1 1.8
Tidak memiliki aktivitas 6
10.7 8
14.3 14 25
Total 24 42.9
32 57.1
56 100
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki peran dan tanggung jawab dalam merancang kurikulum agar dapat menghasilkan
lulusan yang berkualitas dan dapat berkompetisi dalam bursa kerja bahkan bursa kerja di luar negeri. Tentunya ini juga dapat mengangkat reputasi Perguruan
Tinggi atau Institut tersebut. Hal ini dikatakan oleh DR. Setiadi Yasid, pengajar lepas Departemen Informatika ITB Kompas, hal 9, 21 September, 2004.
Perguruan Tinggi atau Institut di Indonesia menggunakan Sistem Kredit Semester yang mencakup beban studi mahasiswa, beban tugas dosen dan beban
penyelenggara program lembaga atau unit pendidikan dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester. Satuan Kredit Semester memiliki arti satu sks setara dengan tiga
jam kerja efektif per minggu untuk satu semester 16 minggu dengan rincian satu jam tatap muka terjadwal dengan dosen, satu jam kegiatan terstruktur responsi,
pengerjaan tugas-tugas dan satu jam kegiatan mandiri yaitu kegiatan yang harus dilakukan secara mandiri untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain suatu
tugas akademik, termasuk membaca buku referensi atau buku-buku kepustakaan
Danu Ariono, 1991.
Sistem yang diterapkan ini memungkinkan mahasiswa untuk mengatur studi mereka tiap semesternya dan mengatur waktu yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi atau Institut. Sistem ini juga memberikan pembatas dalam hal prestasi akademik minimal dan waktu tempuh