Dispensing sediaan khusus steril dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit dengan tekhnik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat. Tujuan dilakukan dispensing sediaan khusus adalah
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk, melindungi petugas dari paparan zat berbahaya, dan menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat. Dispensing
sediaan khusus terdiri atas pencampuran obat suntik, penyiapan nutrisi parenteral dan penanganan sediaan sitotoksik.
2.4.3 Indikator Pelayanan Kefarmasian
Indikator diperlukan untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkan, atau suatu alattolok ukur yang hasil menunjuk pada ukuran kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan, makin sesuai yang diukur dengan indikatornya, makin sesuai pula hasil suatu pekerjaan dengan standarnya.
Indikator yang digunakan dalam pengkajian penggunaan obat adalah sebagai berikut Depkes RI, 2004:
a. Indikator peresepan seperti tingkat penggunaan obat generik untuk kebutuhan
pasien rawat jalan dan rawat inap sesuai dengan Permenkes RI No HK.02.02MENKES068I2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah b.
Indikator pelayanan seperti waktu tunggu pelayanan untuk resep obat jadi dan obat racikan
c. Indikator fasilitas
d. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
e. Kepuasan pelanggan
Universitas Sumatera Utara
f. Penulisan resep sesuai formularium
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
3.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin RSHS adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung 40161.
Sebelumnya rumah sakit ini bernama RS Rancabadak. Pada tahun 2006 status rumah sakit berubah menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
PPK-BLU.
3.1.1 Sejarah Singkat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
RSHS dibangun pada masa penjajahan Belanda sejak tahun 1920, namun baru diresmikan tanggal 15 Oktober 1923. Namanya saat itu adalah Het
Algemeene Bandoengche Ziekenhuis. Pada masa tersebut, rumah sakit ini telah memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 300 tempat tidur, dan kemudian pada 30
april 1927 namanya diubah menjadi Het Gemeente Ziekenhuis Juliana. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini berubah menjadi rumah sakit
militer dengan nama Rigukun Byoin. Setelah merdeka pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat, dan RS ini dikenal masyarakat sebagai
Rumah Sakit Rancabadak. Pada tahun 1948 RS ini mulai digunakan untuk umum. Setelah merdeka pada tahun 1954, Menteri Kesehatan menetapkan Rumah Sakit
ini menjadi RS Provinsi di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Pada tanggal 24 Juli 1956, ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Pusat dengan
kapasitas 600 tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967, RS ini berubah nama menjadi Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, sebagai bentuk penghormatanpenghargaan
Universitas Sumatera Utara