PERBEDAAN KEMAMPUAN PENARALAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING DAN METODEEKSPOSITORI PADA MATERI LINGKARANDI KELAS VIIISMP N 8 BINJAI T.A. 2015/2016.

PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA YANG DIAJAR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING
DAN METODE ESKPOSITORI PADA MATERI LINGKARAN
DI KELAS VIII SMP N 8 BINJAI T.A. 2015/2016

Oleh :
Inggri Adriyati
NIM. 4123111032
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU NPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PENARALAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKANMETODEDISCOVERYLEARNINGDANMETODEEKSPOSITORI
PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMP N 8 BINJAI T.A. 2015/2016
Inggri Adriyati (NIM. 4123111032)
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran siswa
yang diajar dengan metode discovery learning lebih baik daripada metode
ekspositori pada materi lingkaran di kelas VIII SMP N 8 Binjai T.A. 2015/2016
dan untuk melihat pola jawaban siswa yang diajarkan dengan metode
pembelajaran discovery learning dengan siswa yang diajarkan dengan metode
pembelajaran ekspositori pada materi lingkaran di kelas VIII SMP N 8 Binjai T.A.
2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 8 Binjai
dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 kelas VIII-5 sebanyak
64 orang yang diambil secara acak. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Data
yang digunakan adalah tes Pemahaman Awal Matematika (PAM) yang diambil
dari 10 butir soal UN Sekolah Dasar dan tes kemampuan penalaran berbentuk
uraian sebanyak 5 soal. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji

normalitas dan homogenitas data tes PAM. Dari pengujian yang dilakukan
diperoleh bahwa hasil tes PAM kedua sampel berdistribusi normal dan homogen,
dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Dari
hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil tes kemampuan penalaran yang
diberi pembelajaran discovery learning adalah 65,47 dengan simpangan baku
12,01 dan rata-rata hasil tes kemampuan penalaran yang diberi pembelajaran
ekspositori adalah 46,72 simpangan baku 14,35. Untuk uji hipotesis digunakan
uji t, dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 5,670 dan t tabel = 1,6698.
Ternyata t hitung > t tabel , sehingga �� ditolak dan �� diterima sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa kemampuan penalaran siswa yang diajarkan dengan metode
discovery learning lebih baik daripada kemampuan penalaran siswa yang
diajarkan dengan metode ekspositori pada materi lingkaran di kelas VIII SMP N 8
Binjai T.A. 2015/2016.
Kata kunci: discovery learning, ekspositori, dan kemampuan penalaran

iv

KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada
ALLAH SWT atas segala berkah, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Kemampuan
Penalaran Siswa yang Diajar dengan Metode Discovery Learning dan Metode
Ekspositori pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMP N 8 Binjai
2015/2016”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara
lain:
1.

Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2.

Dr. Asrin Lubis, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.


3.

Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.

4.

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5.

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Matematika.

6.

Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing Skripsi penulis

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan,
dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

7.

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd., selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang
telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

v

8.

Bapak Prof. Dr, P. Siagian, M.Pd., Ibu Dra. Mariani, M.Pd., Ibu Dr. Faiz
Ahyaningsih, M. Si., sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9.

Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.


10. Bapak Gumasang Sianipar, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 8 Binjai
yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah
tersebut.
11. Ibu Azimi, S.Pd., sebagai guru bidang studi matematika di SMP N 8 Binjai
dan siswa-siswi kelas VIII-4 juga VIII-5 atas kerja sama dan ketersediaannya
dalam membantu penulisan skripsi ini.
12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua
orang tua terkasih dan tersayang Ayahanda Adrian Jefriyadi Tarihoran dan
Ibunda Almh. Sri Murniati Lubis untuk setiap doa yang tulus, tetes keringat
dan air mata, untuk kasih sayang yang tiada henti, untuk setiap perjuangan
dan pengorbanan yang dilakukan tanpa pamrih kepada penulis selama ini.
13. Kepada adik semata wayang M. Kevin Adrian Tarihoran yang selalu
mendukung penulis dalam setiap perjuangan penulis menyelesaikan skripsi
ini serta kedua orang nenek tercinta Hj. Saminem dan Zuraida Noeman yang
selalu mendoakan tiada henti untuk terselesaikannya skripsi ini.
14. Kepada keluarga besar penulis, Ayah, Nde, Kak Mira, Kak Fitri, Kak Dhani,
Wo Dedi, Wo Ila yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan serta
pelajaran hidup yang sangat berarti.
15. Teman seperjuangan dan sahabat tercinta, terkasih, tersayang, Risma (Cima),
Tia Mariani (Tehek), Dewi Anggraini (Ewik) yang selalu mendukung,

menolong dan tempat berbagi setiap cerita suka dan duka selama perkuliahan.
16. Seluruh sahabat Matematika DIK-C 2012 yang sangat luar biasa, terima kasih
untuk perjuangan bersama yang berat tapi terasa menyenangkan, untuk
petualangan bersama yang telah kita lewati, untuk suka dan duka yang
tercipta, dan untuk kegilaan yang sulit dilupakan.
17. Kepada seluruh teman-teman SMA N 1 Binjai alumni tahun 2012 terkhusus
untuk teman berjuang dalam hidup M. Habib Sampurno serta all my gurls
Yola, Tari, Dara, Vany, Metha, Maulida Hafni, Windy Erlisa,

vi

18. Kawan-kawan PPLT SMK N 1 Tanjung Pura 2015, terkhusus untuk teman
berbagi suka dan duka Ibu Siti Maryam, Pak Emen, Ibu Ayu Syahputri.
19. Seluruh teman-teman Matematika Unimed yang pernah berbagi cerita dan
membekaskan kenangan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga
dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir
kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini
semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia

pendidikan.

Medan,

Agustus 2016

Penulis,

Inggri Adriyati
NIM 4123111032

vii

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan

i


Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vii

Daftar Tabel

x


Daftar Gambar

xi

Daftar Lampiran

xii

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Identifikasi Masalah

6


1.3 Batasan Masalah

7

1.4 Rumusan Masalah

7

1.5 Tujuan Penelitian

7

1.6 Manfaat Penelitian

7

1.7 Defenisi Operasional

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9

2.1 Kerangka Teoritis

9

2.1.1

Belajar dan Pembelajaran Matematika

9

2.1.2

Kemampuan Penalaran

11

2.1.3

Metode Pembelajaran

13

2.1.4

Metode Pembelajaran Discovery Learning

14

2.1.5

Metode Pembelajaran Ekspositori

18

2.1.6

Microsoft Mathematics

19

2.2 Materi Lingkaran

21

2.3 Penelitian yang Relevan

26

viii

2.4 Kerangka Berikir

27

2.5 Hipotesis Penelitian

29

BAB III METODE PENELITIAN

30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

30

3.2.1 Populasi Penelitian

30

3.2.2 Sampel Penelitian

30

3.3 Variabel Penelitian

30

3.4 Jenis dan Desain Penelitian

31

3.5 Prosedur Penelitian

32

3.6 Validitas Internal Penelitian

34

3.7 Instrumen Pengumpul Data

36

3.8 Teknik Analisis Data

36

3.8.1 Menghitung Rata-rata Skor

37

3.8.2 Menghitung Standar Deviasi

37

3.8.3 Uji Normalitas

37

3.8.4 Uji Homogenitas

38

3.8.5 Pengujian Hipotesis

39

3.8.6 Analisis Pola Jawaban Siswa

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

41

4.1 Hasil Penelitian

41

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

41

4.1.1.1 Hasil Test Pemahaman Awal Matematika Pada
Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

42

4.1.1.2 Hasil Post Test Kelas Eksperimen 1 dan Kelas
Eksperimen 2
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Normalitas Data

42
44
44

ix

4.2.2 Uji Homogenitas

45

4.2.3 Pengujian Hipotesis Kemampuan Penalaran Matematika

46

4.2.4 Analisis Statistik Deskriptif Pola Jawaban Siswa

47

4.2.5 Deskriptif Kendala yang Dihadapi Guru (Peneliti)

67

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

72

5.1 Kesimpulan

72

5.2 Saran

72

DAFTAR PUSTAKA

74

xi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar Tampilan Awal Aplikasi Microsoft Mathematics 20
Gambar 2.2 Unsur-unsur pada lingkaran

22

Gambar 2.3 Sudut usat lingkaran

23

Gambar 2.4 Sudut keliling lingkaran

23

Gambar 2.5 Busur pada lingkaran

24

Gambar 2.6 Juring pada lingkaran

24

Gambar 2.7 Hubungan sudut pusat dan sudut keliling lingkaran

24

Gambar 2.8 Busur pada lingkaran

28

Gambar 2.9 Juring pada lingkaran

29

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

33

Gambar 4.1 Gambar Diagram Jumlah Nilai dan Rata-Rata Test
PAM dan Post Test Kedua Kelas

44

Gambar 4.2 Diagram Batang Pola Jawaban Siswa pada Masingmasing Kriteria.

47

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tabel Analisis Kesalahan Siswa

3

Tabel 3.1 Desain Penelitian

31

Tabel 4.1 Data Test Pemahaman Awal Matematika Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

42

Tabel 4.2 Data Post Test Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

43

Tabel 4.3 Ringkasan Rata-Rata Tes PAM dan Post Test Kedua Kelas

43

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan
Penalaran Matematika

45

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

46

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengujian Uji-t

46

Tabel 4.7 Frekuensi Pola Jawaban Siswa pada Masing-masing Kriteria 47

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Discovery Learning) 76
Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Discovery Learning) 80

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Ekspositori)

84

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Ekspositori)

87

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I

90

Lampiran 6

93

Lembar Aktivitas Siswa II

Lampiran 7 Tes Pengetahuan Awal Matematika

96

Lampiran 8 Penyelesaian Tes Pengetahuan Awal Matematika

98

Lampiran 9 Kisi-Kisi Post Test

99

Lampiran 10 Soal Post Test

100

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Soal Post Test

102

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Nilai Test Kemampuan Penalaran Siswa 103
Lampiran 13 Lembar Validitas Tes Kemampuan Penalaran

105

Lampiran 14 Nilai Test Pemahaman Awal Matematika Kelas
Eskeperimen 1

108

Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Test Pemahaman Awal Matematika Kelas
Eksperimen 1

109

Lampiran 16 Nilai Test Pemahaman Awal Matematika Kelas
Eskeperimen 2

110

Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Test Pemahaman Awal Matematika Kelas
Eksperimen 2
Lampiran 18 Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1

111
112

Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Post Test Kelas Eksperimen 1

113

Lampiran 20 Nilai Post Test Kelas Eksperimen 2

114

Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Post Test Kelas Eksperimen 2
Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas Data

115
116

xiii

Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas Data

120

Lampiran 24 Perhitungan Uji Hipotesis Tes Kemampuan Penalaran
Matematika

122

Lampiran 25 Tabel Ananlisis Pola Jawaban Siswa Kelas Eksperimen 1

124

Lampiran 26 Tabel Ananlisis Pola Jawaban Siswa Kelas Eksperimen 2

125

Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z

126

Lampiran 28 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors

127

Lampiran 29 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F

128

Lampiran 30 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

130

Lampiran 31 Dokumentasi

132

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana dan alat yang tepat dalam membentuk
masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan
cerdas. Pendidikan memegang peranan yang paling penting untuk kemajuan dan
perkembangan kualitas suatu bangsa karena dengan pendidikan manusia dapat
memaksimalkan kemampuan dan potensi dirinya. baik sebagai pribadi maupun
sebagai warga masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) (Subroto,
2010:130) yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan diharapkan dapat menghantarkan masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat modern dan memiliki daya saing dengan dukungan iptek,
etika, estetika dan kepribadian yang unggul untuk mencapai tujuan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Saat ini perbaikan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain perubahan kurikulum, perbaikan mutu dan kualitas guru dan siswa,
peningkatan alokasi dana untuk pendidikan, serta peningkatan sarana dan
prasarana yang menunjang. Oleh karena itu guru tidak hanya sebagai penerima
pembaharuan

pendidikan,

tetapi

berperan

serta

dalam

mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengolahan pembelajaran
dikelas.
Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Hampir
semua aktivitas manusia berhubungan dengan matematika. Selain itu, matematika
termasuk salah satu bidang studi yang paling diutamakan saat proses belajar
mengajar di sekolah.

1

2

Pendidikan matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, memiliki peranan penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika diajarkan karena
dapat menumbuhkembangkan kemampuan bernalar yaitu berfikir sistematis, logis
dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam memecahkan
masalah.
Senada dengan pernyataan di atas Cornelius (Abdurahman, 2012:204)
mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) Sarana berpikir kritis, (2) Sarana untuk pemecahan masalah seharihari, (3) Sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) Sarana
untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya.
Selain itu, alasan tentang perlunya siswa belajar matematika juga
dikemukakan oleh Cockroft (Abdurrahman, 2012:204), yaitu:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Pembelajaran matematika erat kaitannya dengan penalaran. Matematika
dan penalaran merupakan dua hal yang saling berkaitan, materi matematika dapat
dipahami melalui penalaran dan penalaran dapat dipahami dan dilatih melalui
belajar matematika. Kemampuan penalaran merupakan salah satu hal yang harus
dimiliki siswa dalam belajar matematika karena penalaran merupakan kunci untuk
siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Penalaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sukarnya
belajar matematika. Salah satu contoh yang menandakan kemampuan penalaran
pada rendah adalah pada saat siswa menyelesaikan masalah matematika.
Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika yang membuat
penalaran matematika siswa menjadi bermasalah . Hal ini didukung oleh hasil tes

3

pada saat observasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2016 di SMP
N 8 Binjai. Siswa terlihat kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Kesulitan siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Tabel Analisi Kesalahan Siswa
No.

Soal

Hasil Jawaban Siswa

Kesalahan yang
Ditemukan
Siswa tidak
mengetahui rumus

1.

Hitunglah jari-jari

keliling lingkaran

lingkaran yang memiliki

serta tidak dapat

keliling 22 cm!

melakukan
perhitungan
aljabar.

Sebuah stadion
berbentuk lingakaran
dengan diameter 54 m.
2.

sepanjang stadion akan
dipasang lampu dengan
jarak 6 m, hitunglah

Siswa tidak
bernalar dalam
menjawab soal.

banyak lampu yang
diperlukan!
Dari tabel terlihat bahwa siswa masih belum mampu menyelesaikan soal
diberikan. Hal ini menunjukkan kemampuan penalaran yang dimiliki siswa masih
rendah.
Hal yang serupa juga ditemukan peneliti pada saat siswa menjawab soalsoal tes Pemahaman Awal Matematika (PAM). Siswa kesulitan menjawab soalsoal tes PAM, padahal soal-soal tersebut merupakan soal matematika dasar yang
diambil dari soal UN Sekolah Dasar. Tidak ada siswa yang dapat menjawab
semau soal dengan benar.
Selain itu, hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang studi
matematika di SMP N 8 Binjai yaitu Ibu Azimi, S.Pd didapat keterangan bahwa

4

pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan
pembelajaran konvensional, guru menyampaikan materi di depan kelas,
memberikan contoh soal yang relevan, dan memberikan soal yang cenderung
dapat diselesaikan melalui prosedur yang sudah ada sebagai latihan. Beliau belum
pernah menerapkan metode pembelajaran selain pembelajaran langsung, hal ini
disebabkan karena Beliau belum sepenuhnya menguasai metode-metode
pembelajaran yang lain. Selain itu, siswanya tidak begitu berminat terhadap
pelajaran matematika karena mengganggap matematika pelajaran yang sulit
sehingga siswa mudah lupa dan hanya mengerti ketika ia menjelaskan.
Berdasarkan uraian di atas, guru masih menerapkan strategi pembelajaran
langsung. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.
Salah satu alternatif metode yang dapat digunakan guru yang lebih suka mengajar
dengan pembelajaran langsung adalah metode ekspositori.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu tentang definisi, prinsip dan konsep
materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah
dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Melalui metode
ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan terstruktur dengan
tujuan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.
Selain penyampaian materi secara jelas dan terstruktur, guru juga dapat
memberikan demonstrasi atau peragaan berkaitan dengan materi agar lebih
memahami materi yang disampaikan.
Metode pengajaran penting dalam melaksanakan pembelajaran. Metode
pengajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pengajaran yang menarik dapat membuat siswa untuk semangat mengikuti
pembelajaran. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar
harus diusahakan seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan
Slameto (2010:65), bahwa:
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode yang kurang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan
pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap

5

guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak
baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Salah satu metode pengajaran yang menarik adalah metode penemuan
(discovery learning). Metode penemuan berupaya menanamkan dasar-dasar
berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam
pembelajaran dengan metode penemuan adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada
siswa untuk dipecahkan.
Hasil penelitian Siagian dan Tanjung (2012), menyimpulkan bahwa hasil
belajar IPA siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran discovery learning
lebih tinggi daripada hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan strategi
ekspositori pada siswa kelas VIII SMP N 1 Dolok Panribuan. Hasil penelitian
Bani (2011) menunjukkan bahwa analisis data angket memperlihatkan bahwa
pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing secara signifikan
lebih baik dapat menigkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik
dari pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada siswa di salah satu
SMP di Kota Ternate, Maluku Utara. Selain itu, penelitian Purwanti (2013) di
salah satu SMA di Kuala Lumpur menunjukkan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan ICT (Microsoft Mathematics) lebih tinggi daripada siswa
yang diajar dengan metode konvensional.
Selain metode, media juga merupakan hal yang penting dalam proses
pembelajaran. Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja tetapi hal-hal lain
yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini mendukung berkembangnya media
pembelajaran. Perkembangan media ajar berbasis ICT sudah banyak beredar di
lingkungan pendidikan, contohnya adalah software. Software dapat digunakan
oleh guru sebagai alat bantu saat menjelaskan materi yang tak cukup disampaikan
dengan kata-kata saja. Namun, media berbasis ICT khususnya software masih

6

sangat jarang digunakan oleh guru dalam proses menunjang pembelajaran.
Padahal penggunaan software juga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Salah
satu software dapat digunakan guru dalam pembelajaran matematika adalah
Microsoft Mathematics.
Microsoft Mathematics adalah perangkat lunak sejenis kalkulator namun
memiliki fitur yang lebih lengkap dan memiliki kemampuan untuk menjabarkan
secara detail langkah demi langkah penyelesaian suatu persoalan dalam
matematika, fisika dan kimia. Software ini juga dapat digunakan untuk
menggambar grafik pada dua dimensi maupun tiga dimensi, sehingga untuk
memudahkan guru untuk menggambar bangun-bangun geometri pada saat proses
pembelajaran.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas, penulis tertarik mencoba
melakukan penelitian dan melihat perbedaan kemampuan penalaran dengan
menggunakan

metode

pembelajaran

yang

berbeda

dalam

mengajarkan

matematika. Karena luasnya cakupan materi matematika penulis mengambil
materi lingkaran yang ada pada kelas VIII. Dalam hal ini penulis akan
mengadakan

penelitian

dengan

judul

“PERBEDAAN

KEMAMPUAN

PENALARAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE DISCOVERY
LEARNING DAN METODE ESKPOSITORI PADA MATERI LINGKARAN DI
KELAS VIII SMP NEGERI 8 BINJAI T.A. 2015/2016”.

1. 2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika
masih rendah.
2. Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal matematika sehingga siswa
kurang tertarik mempelajari matematika
3. Proses

pembelajaran

yang

kurang

menunjang

siswa

untuk

mengekspresikan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.

7

5. Belum pernah diterapkan media pembelajaran yang berbentuk software
matematika khususnya Microsoft Mathematics.

1. 3. Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus
dan mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada kemampuan penalaran siswa pada pokok bahasan lingkaran di
kelas VIII SMP Negeri 8 Binjai tahun ajaran 2015/2016, metode pembelajaran
yang diterapkan adalah metode discovery learning dan metode ekspositori serta
kedua metode diajar dengan berbantuan software Microsoft Mathematics.
1. 4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah kemampuan penalaran siswa yang diajar dengan
metode discovery learning lebih baik daripada metode ekspositori pada materi
lingkaran di kelas VIII SMP N 8 Binjai T.A. 2015/2016?”

1. 5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran siswa yang diajar dengan metode
discovery learning lebih baik daripada metode ekspositori pada materi lingkaran
di kelas VIII SMP N 8 Binjai T.A. 2015/2016 dan untuk melihat pola jawaban
siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran discovery learning dengan
siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran ekspositori pada materi
lingkaran di kelas VIII SMP N 8 Binjai T.A. 2015/2016.

1. 6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penalaran
matematika siswa khususnya pada pokok bahasan lingkaran.

8

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode
pembelajaran

yang

dapat

meningkatkan

kemampuan

penalaran

matematika siswa.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan metode
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di
masa yang akan datang dapat
4. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis.

1.7. Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kemampuan

penalaran

adalah

kemampuan

berfikir

mengenai

permasalahan-permasalahan matematika secara logis untuk memperoleh
penyelesaian dan juga merupakan kemampuan menyajikan suatu obyek
matematika (masalah, pernyataan, solusi, model, dan lainnya) ke dalam
berbagai notasi (simbolik, visual, numerik).
2. Metode discovery learning (pembelajaran penemuan) diartikan sebagai
prosedur

mengajar

yang

mementingkan

pengajaran

perseorang,

memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Dalam hal ini,
guru berperan untuk membimbing siswa agar dapat menemukan sendiri
konsep pembelajarannya.
3. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep
materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan
masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan
penugasan.
4. Microsoft Mathematics adalah perangkat lunak sejenis kalkulator namun
memiliki fitur yang lebih lengkap dan memiliki kemampuan untuk
menjabarkan secara detail langkah demi langkah penyelesaian suatu
persoalan dalam matematika, fisika dan kimia.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data diperoleh

kesimpulan, yaitu: (1) Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan
bahwa kemampuan penalaran siswa yang diajarkan dengan metode Discovery
Learning lebih baik daripada kemampuan penalaran siswa yang diajarkan dengan
metode ekspositori pada materi lingkaran di kelas VIII SMP N 8 Binjai T.A.
2015/2016, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel
yaitu 5,670 > 1,6698. (2) Pola jawaban post test siswa dengan menggunakan
metode pembelajaran discovery learning lebih baik dari pada pola jawaban siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran ekspositori pada materi lingkaran di
kelas VII SMP N 8 Binjai T.A. 2015/2016, hal ini dapat dilihat pada kelas
eksperimen 1, ada 7 orang siswa memiliki pola jawaban lengkap, 22 orang
memiliki pola jawaban cukup lengkap, 3 siswa memiliki pola jawaban kurang
lengkap dan tidak ada siswa yang tidak memiliki pola jawaban sedangkan pada
kelas eksperimen 2 tidak terdapat siswa memiliki pola jawaban lengkap, 15 orang
memiliki pola jawaban cukup lengkap, 17 siswa memiliki pola jawaban kurang
lengkap dan tidak ada siswa yang tidak memiliki pola jawaban.
5.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah:
a. Kepada

guru

matematika

disarankan

dapat

menerapkan

metode

pemebelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa,
khususnya metode Discovery Learning dan metode pembelajaran
ekspositori, baik metode Discovery Learning maupun ekspositori
keduanya dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
b. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan metode pembelajaran
Discovery Learning diharapkan lebih memperhatikan alokasi waktu serta

72

73

mempersiapkan para siswa agar lebih siap dengan metode ini dan yang
ingin menerapkan metode pembelajaran ekspositori diharapkan lebih
mempersiapkan bahan ajar, serta perangkat yang akan digunakan selama
proses pembelajaran agar kegiatan pembelajaran semakin lebih bermakna.
c. Kepada guru dan peneliti lanjutan disarankan untuk memotivasi siswa agar
tidak malu-malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian
lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat
meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan bagi anak-anak berkesulitan belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bani, Amsar. 2011. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran
Penemuan Terbimbing, SPS, UPI, Bandung. Tesis. UPI. ISSN 1412565X
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan.
Nopriyanti, Dwi Tika. 2010. Kemampuan Penalaran Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Model Pembelajaran Think-Talk-Write Di Kelas VIII SMP
Negeri 1 Inderalaya. Skripsi. Universitas Sriwijaya.
Pratama, Hudi, (2013), Analisis Penalaran Soal UN Ujian Nasional Matematika
SMA/MA Program IPS T.A 2012/2013, Skripsi, UMN Medan
Purwanti, Dian Eki. 2013. Proceeding of the Global Summit on Education. The
Comparison Of Using Microsoft Mathematics And Traditional Teaching
On Students’ Achievement – Teaching Mathematics In Senior High
School. e-ISBN 978-967-11768-0-1.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Siagian dan Tanjung. 2012. Jurnal Pendidikan Teknologi. Pengaruh Startegi
Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar IPA. Unimed.
Siregar, Nur Choiro dan Marsigit. 2015. Jurnal Riset Pendidikan Matematika.
Volume 2 – Nomor 2, November 2015, (224 - 234). Pengaruh
Pendekatan Discovery yang Menekankan Aspek Analogi terhadap
Prestasi Belajar, Kemampuan Penalaran, Kecerdasan Emosional
Spiritual. Online ISSN: 2477-1503.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subroto, Suryo. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.

74

75

Sukmadinata, Nana Syaodih, (2012), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: konsep
landasan, dan Implementasinya pada kurikulum tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Medi Group.
Yusuf. 2012. Penggunaan Teknologi Informasi Di Jurusan Matematika ITS dan
Aplikasi Microsoft Mathematics. Diakses tanggal 14-04-2016
http://yusufmustafaofficial.blogspot.co.id/
Wulandari, Enika,. (2011), Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Melalui Pendekatan Problem Posing di Kelas VII A SMP Negeri 2
Yogyakarta. Di akses tanggal 08-05-2016
http://Eprints.uny.ac.id/1709/1/Enika_Wulandari.pdf

ii

RIWAYAT HIDUP

Inggri Adriyati dilahirkan di Binjai, pada tanggal 04 Maret 1995. Anak pertama
dari dua bersaudara dari Ayah yang bernama Adrian Jefriyadi Tarihoran dan Ibu
yang bernama Sri Murniati Lubis. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Swasta
Ahmad Yani Binjai dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis masuk
SMP Swasta Ahmad Yani Binjai dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,
penulis masuk SMA Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DI KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU TAHUN 2012

0 8 75

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PROBLEM-BASED LEARNING DENGAN PENGELOMPOKAN DAN KEMAMPUAN AWAL SISWA YANG BERBEDA

0 3 25

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN MEDIA PICTURE SERIES DAN MIND MAPPING DENGAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA N 2 MENGGALA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 18 112

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DAN HUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJ

0 6 76

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

0 0 11

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN METODE CERAMAH KELAS III SLTP NEGERI 1 MUARA BADAK TAHUN PELAJARAN 20002001

0 0 27

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK DI MTS DARUL FALAH TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian a. Pendekatan Penelitian - PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK DI MTS DARUL FALAH TAHUN AJARAN 2017/2018 -

0 0 14

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING SMP NEGERI 8 PONTIANAK

0 0 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH Ahmad Nasriadi

0 0 11