Analisis Tentang Cara penyusunan Anggaran Anggaran Sebagai Alat Pengendalian

pada tahun 2006 besarnya realisasi biaya pengolahan produksi kelapa sawit sebesar Rp. 134.218,00.

d. Pengendalian Biaya Produksi termasuk Penyusutan

pengendalian biaya umum ini meliputi pengendalian biaya produksi setelah penyusutan yang ada di kebun. Adapun realisasi biaya produksi setelh penyusutan pada tahun 2005 realisasi biaya produksi sebesar Rp. 670.400,00 dan realisasi biaya produksi pada tahun 2006 adalah sebesar RP 807.233,00.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Tentang Cara penyusunan Anggaran

Tindak lanjut proses pengendalian adalah dengan melakukan suatu analisis terhadap penyimpangan atau perbedaan biaya yang terjadi. Tujuan dilakukan analisis penyimpangan atau perbedaan biaya terjadi. Tujuan dilakukan analisis penyimpangan adalah untuk mengetahui apa penyebab penyimpangan tersebut. Laporan manajemen sebagai alat pengendalian berperan besar bagi proses analisis penyimpangan yang terjadi pada PT.Perkebunan Nusantara III persero Medan. Laporan manajemen ini disajikan setiap bulan, yang berisikan iktisar hasil produksi dan kegiatan operasional setiap bulannya dan untuk sepanjang tahun berjalan. Pada laporan manajemen disajikan pula perbanding biaya efektif dengan RKO Rencana Kerja Operasi untuk setiap jenis biaya yakni biaya tanaman, biaya olah, biaya umum biaya tidak langsung dan biaya pembelian. Laporan manajemen juga menyajikan laporan laba-rugi perusahaan untuk periode atau tahun berjalan. Setiap tiga bulan diadakan rapat koordinasi pada PT. Perkebunan Nusantara III persero Medan untuk mngenvaluasi kinerja operasional tiga bulanan dan juga RKO dan kemudian menyusun RKO untuk periode tiga n=bulan berikutnya. Ketika diminta oleh manajemen pusat maka tiap bagian akan menyusun suatu bentuk pertanggungjawaban guna menjelaskan penyimpangan dan sebab- sebab terjadinya serta langkah-langkah apa yang diambil untuk menindak lanjutinya. Berikut ini disajikan anggaran dan realisasi biaya produksi.

2. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian

Tabel 2.1 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Tahun 2005 Anggaran dan Realisasi Produksi - Kelapa Sawit Tahun 2005 Uraian RKAP 2005 Realisasai 2005 Penyimpangan Dibawah Di atas Jumlah Beban produksi : Gaji dan beban sosial 14,948.00 14,305.000 643.00 4.30 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 71,518.00 81,472.00 9,954.00 -13.92 Pemupukan 115,430.00 74,493.00 40,937.00 35.46 Panen 106,081.00 139,100.000 33,019.00 -31.13 Pengangkutan ke pabrik 70,041.00 81,341.00 11,300.00 -16.13 Beban umum 95,835.00 105,573.00 9,738.00 -10.16 Jlh. Beban Tanaman 473,853.00 496,284.00 22,431.00 -4.73 Beban pengolahan umum 97,297.00 127,602.00 30,305.00 -31.15 Baban produksi excl. penyusutan 571,150.000 623,886.00 52,736.00 -9.23 Penyusutan 35,865.00 46,514.00 10,649.00 -29.69 Jumlah beban prod. Incl penyusutan 607,015.00 670,400.00 63,385.00 -10.44 Pemb. Kelapa sawit plasma 73,159.00 42,749.00 30,410.00 41.57 Beban pengobatan 6,511.00 4,087.00 2,424.00 37.23 Penyusutan 1,293.00 1,209.00 84.00 6.50 Jumlah 80,963.00 48,045.00 32,918.00 40.66 Pemb. Kelapa sawit plasma 191,540.00 281,856.00 90,316.00 -47.15 Beban pengobatan 17,269.00 24,745.00 7,476.00 -43.29 Penyusutan 2,571.00 5,338.00 2,767.00 -107.62 Jumlah 211,380.00 311,939.00 100,559.00 -47.57 JLH. Beban Produksi 899,358.00 1,030,384.00 131,026.00 -14.57 Sumber : PTPN III, 201 Tabel 2.2 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Tahun 2006 Anggaran dan Realisasi Produksi - Kelapa Sawit Tahun 2005 Uraian RKAP 2006 Realisasai 2006 Penyimpangan Dibawah Di atas Jumlah Beban produksi : Gaji dan beban sosial 15,542.00 18,221.00 2,679.00 -17,23 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 76,494.00 86,734.00 10,240.00 -13,38 Pemupukan 126,867.0 117,231.00 9,636.00 7,59 Panen 135,990.0 161,837.00 25,847.00 -19 Pengangkutan ke pabrik 82,962.00 101,768.00 18,806.00 -22,66 Beban umum 121,333.0 127,594.00 6,261.00 -5,16 Jlh. Beban Tanaman 559,188.0 613,385.00 54,197.00 9,69 Beban pengolahan umum 107,673.0 134,218.00 26,545.00 -24,65 Baban produksi excl. penyusutan 666,861.0 747,.603.00 80,742.00 -12,10 Penyusutan 39,534.00 59,630.00 20,096.00 -50,83 Jumlah beban prod. Incl penyusutan 706,395.0 807,233.00 10,833.00 -14,27 Pemb. Kelapa sawit plasma 58,356.00 68,824.00 10,468.00 -17,93 Beban pengobatan 5,271.00 8,245.00 2,974.00 -56,42 Penyusutan 599.00 - - - Jumlah 64,236.00 77,069.00 12,833.00 -19,97 Pemb. Kelapa sawit plasma 275,963.0 376,943.00 100,980.00 -36,59 Beban pengobatan 25,661.00 32,488.00 6,827.00 -26,60 Penyusutan 2,803.00 - - - Jumlah 304,427.0 409,431.00 105,004.00 -34,49 JLH. Beban Produksi 1,075,048. 00 1,293,733.00 218,685.00 -20,34 Sumber PTPN III,2011 Setelah di analisi penyimpangan antara anggaran beban tanaman kelapa sawit dan realisasi beban tanaman kelapa sawit maka ditemukan pada tahun 2005 terjadi penyimpangan yang unfavorable sebesar Rp. 22.431 atau sebesar. 4.73 Rp 473.853-Rp 496.284, namun penyimpangan ini masih dalam batas normal sebab masih dalam batas wajar yang ditetapkan perusahaan sebesar 5. Pada tahun 2006 terjadi penyimpangan perusahaan sebesar Rp. 54,197 atau sebesar 9,69 Rp 559.189 – Rp 613.385, inilaha penyimpangan yang tidak diharapkan oleh perusahaan sebab sudah berada diatas wajar yang ditetapkan oleh perusahaan sebab sudah berada diatas batas wajar yang ditetapkan oleh perusahaan yakni sebesar 5. Setelah di analisis penyimpangan antara anggaran dan realisasi biaya pembelian kelapa sawit maka ditemukan pada tahun 2005 terjadi penyimpangan yang favorable untuk pembelian kelapa sawit dari kebun plasma sebesar Rp. 32.918,00 Rp. 80.960 - Rp.48.045. terjadinya penyimpangan yang favorable ini dikarenakan perusahaan telah mampu menutupi produksi yang diharapkan hanya dengan biaya pembelian plasma sebesar Rp.48.000 dari yang dianggarkan sebesar Rp.80.000. Dan pada tahun 2006 terjadi penyimpangan yang unfavorable untuk pembelian kelapa sawit dan kebun plasma sebesar Rp.12.833 atau sebesar 19,97 Rp. 64.236 – Rp. 77.069. hal ini terjadi karena total produksi sawit perusahaan belum mencapai target yang ditetapkan sehingga total pembelian kelapa sawit dari kebun plasma yang diharapkan oleh perusahaan yang sebesar Rp. 64.236 belum mampu menutupi produksi yang diharapkan perusahaaan, maka terjadi pembelian sebesar Rp. 77.0 69. penyimpangan ini juga jauh dari persentase batas wajar yang ditetapkan perusahaan yakni sebesar 5. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap beban pembelian kelapa sawit dari kebun rakyat. Pada tahun 2005 terjadi penyimpangan yang Unfavorable sebesar Rp. 131.026 atau sebesar 14,57 dianggarkan Rp. 899.358 – realisasi Rp. 1.030.384. terjadinya penyimpangan sebesar ini tentunya sangat tidak diharapkan perusahaan karena telah melampaui persentase batas wajar yang ditetapkan perusahaan yakni sebesar 5, dan pada tahun 2006 terjadi penyimpangan Unfavorable sebesar Rp. 218.685 atau sebesar 20,34 dianggarkan Rp. 1.075.048 – realisasi Rp.1.293.733. Terjadinya penyimpangan yang amat besar ini disebabkan biaya pembelian sawit dari perkebunan rakyat yang sangat besar. Kemudian di analisis penyimpangan antara anggaran dan realisasi biaya pengolahan umum produksi kelapa sawit maka ditemukan pada tahun 2005 terjadi penyimpangan unfavorable sebesar Rp. 30.305 atau sebesar 31,15 dianggarkan Rp. 97.297 – realisasi Rp.127.602. terjadinya penyimpangan yang Unfavorable ini disebabkan karena anggaran untuk biaya pengolahan umum yang ditetapkan perusahaan jauh lebih kecil dari realisasi untuk biaya pengolahan umum tersebut. Dan pada tahun 2006 juga terjadi penyimpangan yang Unfavorable sebesar Rp. 26.545 atau sebesar 24,65 dianggarkan Rp. 107.673 – realisasi Rp. 134.218 untuk biaya pengolahan umum produksi kelapa sawit. Terjadinya penyimpangan untuk Unfavorable ini juga disebabkan karena anggaran untuk pengolahan umum yang ditetapkan perusahaan jauh lebih kecil dari realisasi untuk biaya pengolahan umum tersebut yakni sebesar 5 dari anggaran. Selanjutnya dianalisis penyimpangan antara anggaran dan realisasi biaya produksi kelapa sawit setelah penyusutan maka ditemukan pada tahun 2005 terjadi penyimpangan Unfavorable sebesar Rp.63.385 atau sebesar 10,44 anggaran Rp. 607.015 – Rp. 670.400. dan pada tahun 2006 juga terjadi penyimpangan yang Unfavorable sebesar Rp.100.838 atau sebesar 14,27 anggaran Rp. 706.395 – Rp. 807.233. Pada tahun 2005 dan tahun 2006 diatas terjadi penyimpangan yang jauh dari batas yang ditetapkan oleh perusahaan yakni sebesar 5. Dari pembedahan diatas dapat diidentifikasi bhwa penyimpangan yang sangat signifikan terjadi hampir disemua komponen penyusunan biaya. Dari gambaran di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya penyimpangan adalah volume produksi yang dianggarkan, yang menjadi basis dalam menghitung penyimpangan setiap komponen-komponen biaya olah dan pembelian tersebut. Hal ini menjadi indikasi infektivitas dalam proses penyusunan anggaran. Tetapi analisa biaya tersebut diatas belum memperlihatkan secara jelas perbedaan yang cukup signifikan antara realisasi dengan anggaran. Untuk mendapatkan gambaran yang jauh lebih jelas lagi atas penyimpangan tersebut, maka dapat dilakukan analisa biaya produksi per kg minyak sawit + inti sawit. Tabel 2.3 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Per Kilogram Minyak Sawit + Inti Sawit Tahun 2005 Item Realisasi RpKg RKAP RpKg Penyimpangan Dibawah Di atas Jumlah Beban produksi RpKg Beban Keb. Sendiri excl. Penyusutan 1,497.50 1,434.27 -63.23 0.04 Beban Keb. Sendiri incl. Penyusutan 1,609.15 1,524.3 -84.81 0.06 Beban Pemb. Kebun Plasma incl Penyusutan 3,407.63 2,585.17 -549.46 0.19 Beban Pemb. Kebun Rakyat incl Penyusutan 3,246.99 2,875.92 -371.07 0.13 Total 9,761.27 8.692.70 -1068.57 0.12 Sumber : Data Olahan Tabel 2.4 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Per Kilogram Minyak Sawit + Inti Sawit Tahun 2006 Item Realisasi RpKg RKAP RpKg Penyimpangan Dibawah Di atas Jumlah Beban produksi RpKg Beban Keb. Sendiri excl. Penyusutan 1,749.03 1,634.47 -159.56 0.10 Beban Keb. Sendiri incl. Penyusutan 1,937.12 1,731.37 -205.75 0.12 Beban Pemb. Kebun Plasma incl Penyusutan 5,539.58 3,215.83 -2323.75 0.72 Beban Pemb. Kebun Rakyat incl Penyusutan 3,330.39 3,130.86 -199.53 0.06 Total 12,601.12 9,712.53 -2888.59 0.30 Sumber : Data Olahan Dari hasil analisa biaya per Kg di atas, dapat diidentifikasi bahwa titik berat penyebab terjadinya unvaforable varience terdapat pada biaya kebun sendiri dan biaya pembelian TBS. dari pembedahan biaya tersebut dapat diidentifikasi bahwa penyimpangan yang sangat signifikan terjadi hampir di semua komponen penyusun biayaolah dan pembelian. Dari gambaran diatas penulis menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya penyimpangan adalah volume produksi yang dianggarkan, yang menjadi basis dalam menghitung penyimpangan setiap komponen-komponen biaya olah dan pembelian tersebut. Hal ini menjadi indikasi belum efisiennya kinerja manajer pusat biaya dalam penyusunan maupun pengelolaan anggaran biaya produksinya. Setelah dilakukan analisis terhadap beeban pokok produksi perusahaan dan laporan biaya produksi per kilogram minyak sawit dan inti sawit, selanjutnya akan di analisis lebih rinci komponen biaya produksi berikut dengan seluruh komponen-komponennya. Tabel 2.5 Laporan Beban Pokok Produksi Tahun 2005 Laporan Beban Pokok Produksi PT. Perkebunan Nusantara III dalam jutaan Keterangan Anggaran 2005 Realisasai 2005 Penyimpangan Dibawah Di atas Jumlah Biaya Beban Langsung Biaya Produksi Kebun Sendiri : Gaji dan Beban Sosial Kebun 14,948.00 14,305.00 643.00 0.04 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 71,518.00 81,472.00 9,954.00 0.14 Pemupukan 115,430.00 74,493.00 40,937.00 0.35 Panen 106,081.00 139,100.00 33,019.00 0.31 Pengangkutan ke Pabrik 70,041.00 81,341.00 11,300.00 0.16 Beban umum Lain-lain 95.835.00 105.573.00 9,738.00 0.10 Jlh. Beban Tanaman Sendiri 473,835.00 496,284.00 22,431.00 0.05 Biaya Pemb. Kelapa Sawit Keb. Plasma 73,159.00 42,749.00 30,410.00 0.42 Biaya Pemb. Kelapa Sawit Keb. Rakyat 191,540.00 281,856.00 90,316.00 0.47 Total Biaya Bahan Baku 738,552.00 820,889.00 82,337.00 0.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung : Gaji , Tunj Bisos. Kary. Pimpinan 3,721.00 4,121.00 400.00 0.11 Gaji, Tunj Bisos . Kary. Pelaksana 26,995.00 30,995.00 4,000.00 0.15 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 30,716.00 35,116.00 4,400.00 0.14 Overhead Pabrik : Alat-alat inventaris kecil 375.00 658.00 310.00 0.83 Bahan kimia dan Pelengkap 1,478.00 1,961.00 783.00 0.33 Biaya Analisa 1,052.00 1,341.00 289.00 0.27 Pengolahan Limbah 2,441.00 2,674.00 233.00 0.10 Bahan Bakar dan Pelumas 1,809.00 3,026.00 1,217.00 0.67 Biaya Tenaga Listrik 10,875.00 13,615.00 2,740.00 0.25 Biaya Air 1,870.00 2,116.00 246.00 0.13 Biaya Langsir 2,293.00 2,572.00 279.00 0.12 Angkutan Sampah dan Lumpur 3,208.00 3,522.00 314.00 0.10 Pemeliharaan Bangunan Pabrik 3,488.00 4,087.00 599.00 0.17 Pemel. Mesin Perlengkapan Pabrik 29,551.00 30,177.00 626.00 0.02 Biaya Pelengkap 619.00 1,703.00 1,084.00 1.75 Bahan Baku dan Pelengkap 26,291.00 47,940.00 21,649.00 0.82 Asuransi Pabrik 5,011.00 5,899.00 888.00 0.18 Beban Peny. Pabrik dan Sarananya 35,865.00 46,514.00 10,649.00 0.30 Beban Peny. Pemb. Kelapa Sawit Keb. Plasma 1,293.00 1,209.00 84.00 0.06 Beban Peny. Pemb. Kelapa Sawit Keb. Rakyat 2,571.00 5,338.00 2,767.00 1.06 Total Overhead Pabrik 130,090.00 174,379.00 42,289.00 0.34 Total Beban Pokok Produksi 899,358.00 1,030,384.00 131,026.00 0.15 Sumber : Data Olahan Tabel 4.7 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Tahun 2006 Laporan Beban Pokok Produksi PT. Perkebunan Nusantara III dalam jutaan Keterangan Anggaran 2006 Realisasai 2006 Penyimpangan Dibawah Di atas Jumlah Biaya Beban Langsung Biaya Produksi Kebun Sendiri : Gaji dan Beban Sosial Kebun 15.542.00 18.221.00 2,679.00 0.17 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 76.494.00 86.734.00 10,240.00 0.13 Pemupukan 126.867.00 117.231.00 9,636.00 0.08 Panen 135.990.00 161.837.00 25,847.00 0.19 Pengangkutan ke Pabrik 82.962.00 101.768.00 18,806.00 0.23 Beban umum Lain-lain 121.333.00 127,594.00 6,261.00 0.05 Jlh. Beban Tanaman Sendiri 559.188.00 613,385.00 54,197.00 0.10 Biaya Pemb. Kelapa Sawit Keb. Plasma 58,356.00 68,842.00 10,468.00 0.18 Biaya Pemb. Kelapa Sawit Keb. Rakyat 275,963.00 376,943.00 100,980.00 0.37 Total Biaya Bahan Baku 893,507.00 1,059.152.00 165,645.00 0.19 Biaya Tenaga Kerja Langsung : Gaji , Tunj Bisos. Kary. Pimpinan 4.260.00 6,799.00 2539.00 0.60 Gaji, Tunj Bisos . Kary. Pelaksana 30,903.00 554,768.00 23,865.00 0,77 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 35,193.00 61.567.00 165,404.00 0.75 Overhead Pabrik : Alat-alat inventaris kecil 430.00 1,632.00 1,202.00 2.80 Bahan kimia dan Pelengkap 1,692.00 3,406.00 1,714.00 1.01 Biaya Analisa 1,205.00 2,353.00 1,148.00 0.95 Pengolahan Limbah 2,795.00 3,834.00 1,039.00 0.37 Bahan Bakar dan Pelumas 2,071.00 5,516.00 3,445.00 1.66 Biaya Tenaga Listrik 12,449.00 21,146.00 8,697.00 0.70 Biaya Air 2,141.00 3,582.00 1,441.00 0.67 Biaya Langsir 2,62.00 4,458.00 1,833.00 0.70 Angkutan Sampah dan Lumpur 2,673.00 5,380.00 1,707.00 0.46 Pemeliharaan Bangunan Pabrik 3,992.00 2,843.00 1,149.00 0.29 Pemel. Mesin Perlengkapan Pabrik 33,829.00 46,388.00 12,559.00 0.37 Biaya Pelengkap 708.00 721.00 13.00 0.02 Bahan Baku dan Pelengkap 30,096.00 9,879.00 20,217.00 0.67 Asuransi Pabrik 5,736.00 2,246.00 3,490.00 0.61 Beban Peny. Pabrik dan Sarananya 39,534.00 59,630.00 20,096.00 0.51 Beban Peny. Pemb. Kelapa Sawit Keb. Plasma 599.00 - - 1.00 Beban Peny. Pemb. Kelapa Sawit Keb. Rakyat 2,803.00 - - 1.00 Total Overhead Pabrik 146,378.00 173,014.00 26,636.00 0.18 Total Beban Pokok Produksi 1,075,048.00 1,293,733.00 218,685.00 0.28 Dari hasil analisis diatas maka nampaklah secara keseluruhan bahwa hampir disemua aktivitas biaya terjadi penyimpangan yang sangat signifikan. Hal inilah yang menjadi tanggung jawab manajer perencanaan anggaran untuk melakukan analisis lebih mendalam dalam menbuat anggaran produksi agar tidak terjadi penyimpangan terlalu jauh dalam menbuat anggaran produksi. Walaupun sifat anggaran yang hanya berupa estimasi atau perkiraan ttapi hendaknya pembuatan anggaran perusahaan dilakukan dengan lebih teliti mengingat anggaran juga mampu menjadi alat yang sangat berguna bagi perusahaandan dari anggaran biaya bias dilihat secara sekilas kondisi sebuah perusahaan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan