PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMBENTUKAN BERPIKIR KRITIS OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

(1)

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP

PEMBENTUKAN BERPIKIR KRITIS OLEH SISWA

KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disetujui Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Mhd. Fadhil Al Hakim NIM. 3113321019

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

M. Fadhil Al Hakim, NIM 3113321019. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Pembentukan Berpikir Kritis Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Program Studi Pendidikan Sejarah/S-1, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap pembentukan berpikir kritis oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini berjumlah 280 siswa. Dari 280 siswa, ditetapkan sampel sebanyak 35 siswa yang diambil secara acak (random sampling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen one-group pre-test post-test design. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes pilihan berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan untuk menbentuk berpikir kritis siswa sebelum menggunakan model discovery learning masuk dalam kategori kurang dengan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa adalah 60,71, sedangkan kemampuan untuk membentuk berpikir kritis siswa sesudah menggunakan model discovery learning masuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa adalah 77,42. Selanjutnya, uji hipotesis menunjukkan thitung (9,94) > ttabel(2,04) pada taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian ditolak dan diterima, yang artinya ada pengaruh model discovery learning terhadap pembentukan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sejarah sesudah menggunakan model discovery learning lebih baik daripada hasil pembelajaran sebelum menggunakan model discovery learning, dan proses pembelajaran sesudah menggunakan model discovery learning berpengaruh positif terhadap pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW ysng sangat kita harapkan safa’atnyadi hari kemudian.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap

Pembentukan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun pembelajaran 2015/2016”. Penelitian ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari di dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian berikutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, arahan, doa serta dorongan semangat dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunnya skripsi ini, yaitu kepada yang terhormat :


(7)

ii

2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

3. Dra. Flores Tanjung, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan dan juga sebagai dosen dengangaya mengajar dan penampilannya yang eksentrik sangat menggugah semangat belajar mahasiswanya.

5. Dr. Samsidar Tanjung, M.pd, Dosen Pembimbing yang di tengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan serta dorongan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan dan kemajuan berpikir untuk kemajuan dunia pendidikan, serta memberikan bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Universitas Negeri Medan.

7. Terkhusus kepada kedua orangtua penulis, Bapak yang teristimewah Drs. Adi Sumantri yang selalu menjadi orang yang paling depan untuk memberikan semangat kepada penulis, mendukung secara moril maupun materil dan Ibunda terkasih Dra. Siti Wahyuni yang telah memberikan doa, semangat untuk lebih maju, dan selalu mendukung dengan segala kegiatan posotif yang dilakukan oleh penulis walaupun kadang kegiatan


(8)

itu tidak masuk diakal. Bapak dan Ibunda adalah semangat yang tak tergantikan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.

8. Saudara penulis, M . Habib Hidayat dan Afifah Tri Andini yang selalu memberikan semangat dalam membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk teman-teman seperjuangan kelas A dan B Ekstensi 2011 yang tidak boleh disebutkan satu persatu namanya, saya ucapkan terima kasih untuk segala kekonyolan intelektual yang telah menghiasi ruang kelas.

10. Kepada sahabat-sahabatku yang telah kuanggap lebih dari saudara Herwinsyah dan M. Royhan Dalimunthe. Terima kasih untuk arti tawa yang setiap saat menggema diamanapun kita berada. Semoga semua candaan itu selalu ada disetiap pertemuan kita.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada yang pihak yang terlewatkan, penulis meminta maaf atas kesalahan dan kehilafan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Amin.

Medan, Desember 2015 Penulis,

M. Fadhil Al Hakim NIM. 3113321019


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Model Pembelajaran Discovery Learning... 8

1. Kemampuan Berpikir logis... ... 17

2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 19

3. Materi Pembelajaran ... ... 24

B. Kerangka Konseptual ... 37

C. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

1.Lokasi Penelitian ... 39

2.Waktu Penelitian ... 39

B. Sampel Penelitian ... 39

1.Sampel Penelitian... 39

C. Variabel PenelitiandanDefinisi Operasional ... 40


(10)

E. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 43

G. UjiCobaInstrumenPenelitian ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 54

B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 62

C. Temuan Hasil Penelitian ... 65

D. PembahasanHasilPenelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70


(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Perincian Sampel Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ... 42

Tabel 3.3 kisi–kisi instrumen kemampuan Berpikir Kritis... 42

Tabel 3.4 kisi–kisi instrumenMateri ... 44

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian ... 45

Tabel 3.6 KriteriaPenilaian ... 46

Tabel 4.1 Data Hasil Tes Kemampuan Membentuk Berpikir Kritis Sebelum Menggunakan Model Discovery Learning ... 54

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ... 55

Tabel4.3 Identifikasi Kecenderungan Sebelum menggunakan model Discovery Learning ... 57

Tabel 4.4 Data Hasil Hasil Tes Kemampuan Membentuk Berpikir Kritis Sesudah Menggunakan Model Discovery Learning... 58

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Post test... 59

Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Sesudah menggunakan model Discovery Learning ... 61

Tabel 4.7 Uji Normalitas data pretest ... 62


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)... 1

Lampiran 2 Peta Masuknya Agama Hindu–Budha Ke Indonesia... 6

Lampiran 3 Uji Instrumen Soal ... 7

Lampiran 4 Kunci Jawaban Tes Instrument... 16

Lampiran 5 Instrument Test Berpikir Kritis ... 17

Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas... 18

Lampiran 7 Soal yang Valid dan Dijadikan Instrument Penelitian... 20

Lampiran 8 Perhitungan Uji Reliabilitas... 26

Lampiran 9 Perhitungan Uji Daya pembeda Tes ... 27

Lampiran 10 Perhitungan Indeks Taraf Kesukaran... 29

Lampiran 11 Nomor Soal yang Diujikan dan Soal yang Menjadi Instrumen Penelitian ... 31

Lampiran 12 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 32

Lampiran 13 Tabel Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 33

Lampiran 14 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F ... 34


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang cerdas, masyarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam keahlian. Dengan keunggulan itu dapat mengantarkan bangsa ke dalam kehidupan bermartabat yang memiliki ciri antara lain maju, makmur dan sejahtera. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan tujuan pendidikan di atas, maka perlu dikembangkan bentuk pembelajaran yang konstruktif yang dilandasi dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para pengajar di sekolah. Hal ini selain mencapai tujuan pendidikan juga untuk melihat keberhasilan pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa memahami pelajaran dengan baik. Guru berperan besar dalam menyusun model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa termotivasi untuk berprestasi serta dapat memahami pelajarannya dengan baik. Dengan penggunaan metode


(14)

pembelajaran yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Lemahnya proses pembelajaran yang di kembangkan oleh guru dewasa ini, merupakan salah satu masalah yang di hadapi di dunia pendidikan kita proses pembelajaran terjadi di dalam kelas dilakasanakan dengan kemampuan dan selara guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolahan pembelajaran tidak merata dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan guru.

Selain penguasaan materi, seorang guru sejarah juga harus memiliki penguasaan teknik. Guru sejarah harus menguasai berbagai macam metode dan teknik pembelajaran sejarah. Ia harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan cepat dan baik. Selera humor guru sangat penting dalam pembelajaran, tapi jangan sampai mengurangi inti pembelajaran sejarah itu sendiri.

Guru sejarah harus dapat menjadi pencerita yang baik agar dapat menarik minat siswa pada mata pelajarannya. Ia harus pandai membuat kejutan –kejutan. Ia harus dinamis aga siswa menjadi antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ia harus bisa melakonkan kisah tentang manusia, bagi guru yag telah berpengalaman, sejarah adalah drama dan orang – orang yang ada di dalamnya adalah para aktor dan aktris. Sejarah adalah sebuah pertunjukan yang indah dari umat manusia yang didalamnya terdapat unsur cerita, intrik, kepribadian, irama, kesuksesan dan kegagalan. Guru semacam itu menggunakan media pembelajaran yang bervariasi untuk menciptakan kembali masa lampau dan orang– orang yang


(15)

3

berada didalamnya, sebagai bantuan bagi siswa agar dapat merasakan semangat dari setiap masa.

Banyak yang berpendapat bahwa bahwa sejarah merupakan pendidikan moral. Sejarah membuat masyarakat menjadi bijaksana. Sejarah dapat membantu melatih negarawan menjadi terampil dan warga negara menjadi cerdas dan berguna. Sejarah melatih kemampuan mental seperti berpikir kritis serta menyimpan ingatan dan imajinasi.

Namun banyak siswa yang menganggap bahwa sejarah merupakan pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena gurunya hanya menceritakan peristiwa masa lampau dan menutut siswa untuk menghapal nama dan tahun sehingga kemampuan siswa hanya sebatas itu. Kemampuan guru dalam yang terbatas dalam menjelaskan pelajaran sejarah juga menjadi salah satu faktor lemahnya penguasaan siswa terhadap pelajaran sejarah. Sehingga guru di tuntut untuk dapat mengembangkan pelajaran yang menarik yang dapat menambah kegairahan siswa dalam mempelejari sejarah.

Dalam kegiatan belajar – mengajar guru harus berusaha menciptakan kondisi belajar –mengajar yang efektiv sehingga memungkinkan dapat mengajar dengan lancar, mengembangkan bahan pelajaran serta menguasai tujuan – tujuan pengajaran yang harus mereka kuasai. Untuk mencapai hal tersebut, guru di tuntut untuk mampu mengelola proses –belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa karena siswa subjek utama dalam belajar. Dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan, siswa akan termotivasi untuk belajar cara mengajar yang mempergunakan teknis yang beraneka ragam, yang mana didasari oleh pengertian yang mendalam dari pihak guru akan memperbesar minat belajar


(16)

siswa dan karenanya akan mempertinggi pula hasil belajar mereka. Guru sejarah harus menguasai berbagai macam strategi, metode teknik pembelajaran sejarah.

R. Boyce dalam Kochar (2008 : 397) , “Guru sejarah harus memiliki kemampuan untuk merealisasikan kejadian masa lalu pada masa sekarang, harus memiliki imajinasi yang tinggi serta berbagai jenis pengetahuan yang positif. Sejarah adalah subjek yang sangat sulit untuk diajarkan. Di tangan seorang guru yang berkualitas, seperti semua subjek lainnya, sejarah dapat menjadi alat pendidikan yang nyata.”

Dalam proses pembelajaran, Guru harus mampu menggunakan strategi, teknik, metode serta model pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan minat belajar siswa. Ada begitu banyak strategi pembelajaran yang ada , penulis tertatik untuk meneliti strategi pembelajaran penemuan masalah (Discovery learning ). Dalam pembelajaran discovery learning, guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan kata sifat sikap, metafora, merujuk pada partisipan tertentu, dan kalimat-kalimatnya cenderung panjang (menggunakan kalimat kompleks). Metode ini menekankan guru untuk memberikan masalah kepada siswa kemudian siswa disuruh memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Dengan metode discovery learning diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta kualitas pendidikan sejarah. Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,


(17)

5

melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Wilcox (Slavin, 2010), dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Oleh karena itu, discovery membutuhkan partisipasi aktif dari siswa untuk meneliti sendiri secara ilmiah masalah yang dihadapi. Sasaran utama model ini adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, mengembangkan sikap percaya diri (self belief), pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses discovery.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk menemukan hal baik dalam peningkatan hasil belajar pembelajaran sejarah .

Untuk itu peneliti melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model

Pembelajaran Discovery learning terhadap Pembentukan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan paparan latar belakang masalah diatas yang menjadi identifikasi masalah sebagai berikut:


(18)

2. Penerapan metode belajar yang monoton (konvesional).

3. Pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang membosankan dan banyak menghafal.

4. Pemilihan teknik mengajar yang kurang tepat.

5. Kurangnya minat siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. 6. Belum berkembangnya kemampuan logika dan berpikir siswa untuk membentuk pola pikir yang kritis, sehingga di harapkan dengan strategi discovery learning dapat membentuk pemikiran kritisnya siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran sejarah adalah model pembelajaran discovery learning (penemuan).

2. Terbentuknya kemampuan kerangka berpikir kritis siswa dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan–batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh model discovery learning digunakan dalam pembelajaran sejarah pada siswa SMA?

2. Apakah berpengaruh penggunaan model discovery learning dalam pembentukan berpikir kritis pada siswa SMA?


(19)

7 E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sejarah.

2. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran discovery learning terhadap berpikir kritis siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru di lembaga pendidikan formal dalam upaya peningkatan minat, motivasi, dan hasil belajar.

2. Sebagai bahan masukan dan bekal bagi penulis dalam mengajar sejarah di masa yang akan datang.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru, dalam membentukan berpikir kritis siswa dan menggunakan logika analisa yang juga sangat berguna bagi siswa tidak hanya dalam pembelajaran sejarah, namun juga dalam kehidupan sehari– hari.


(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, temuan penelitian, dan hasil penelitian tentang Pengaruh Model Discovery Learningterhadap Kemampuan meningkatkan berpikir kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah untuk kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran discovery learning nilai rata–rata 60,71 kategori cukup. 2) Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah untuk kelas X

SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran discovery learning nilai rata – rata sebesar 77,42 kategori baik.

3) Nilai rata –rata kemampuan siswa dalam pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih tinggi dari pada Nilai rata – rata kemampuan siswa dalam pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah sebelum menggunakan model pembelajaran discovery learning.

4) Terdapat pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan membentuk berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 2Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil post-test serta hasil uji

“t” yaitu thitung> ttabel (9.94> 2.04). Model discovery learning memberi pengaruh


(21)

70

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan guru dapat menemukan strategi mengajar dengan menemukan langkah korektif yang lebih tepat dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan adanya model pembelajaran yang dimiliki guru tersebut.

2. Kemampuan siswa dalam membentuk berpikir kritis perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah.

3. Sebaiknya guru-guru khususnya guru bidang studi Sejarah dalam usaha membangkitkan motivasi siswa, menggunakan model mengajar yang lebih tepat sehingga akan memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Eggen, Paul dan Kauchak, Din. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta Barat:Permata Putri Media

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia

Kochhar , S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: PT Grasindo. Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta


(23)

72 SUMBER JURNAL

Aryani,nur. 2013. “Kemampuan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Sejarah Pendidikan.”Jurnal pendidikan sejarah,UNS,(online), (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret) , (diakses agustus 2015 )


(1)

2. Penerapan metode belajar yang monoton (konvesional).

3. Pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang membosankan dan banyak menghafal.

4. Pemilihan teknik mengajar yang kurang tepat.

5. Kurangnya minat siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. 6. Belum berkembangnya kemampuan logika dan berpikir siswa untuk membentuk pola pikir yang kritis, sehingga di harapkan dengan strategi discovery learning dapat membentuk pemikiran kritisnya siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran sejarah adalah model pembelajaran discovery learning (penemuan).

2. Terbentuknya kemampuan kerangka berpikir kritis siswa dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning.


(2)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sejarah.

2. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran discovery learning terhadap berpikir kritis siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru di lembaga pendidikan formal dalam upaya peningkatan minat, motivasi, dan hasil belajar.

2. Sebagai bahan masukan dan bekal bagi penulis dalam mengajar sejarah di masa yang akan datang.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru, dalam membentukan berpikir kritis siswa dan menggunakan logika analisa yang juga sangat berguna bagi siswa tidak hanya dalam pembelajaran sejarah, namun juga dalam kehidupan sehari–


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, temuan penelitian, dan hasil penelitian tentang Pengaruh Model Discovery Learningterhadap Kemampuan meningkatkan berpikir kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah untuk kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran discovery learning nilai rata–rata 60,71 kategori cukup. 2) Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah untuk kelas X

SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran discovery learning nilai rata – rata sebesar 77,42 kategori baik.

3) Nilai rata –rata kemampuan siswa dalam pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih tinggi dari pada Nilai rata – rata kemampuan siswa dalam pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah sebelum menggunakan model pembelajaran discovery learning.


(4)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan guru dapat menemukan strategi mengajar dengan menemukan langkah korektif yang lebih tepat dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan adanya model pembelajaran yang dimiliki guru tersebut.

2. Kemampuan siswa dalam membentuk berpikir kritis perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah.

3. Sebaiknya guru-guru khususnya guru bidang studi Sejarah dalam usaha membangkitkan motivasi siswa, menggunakan model mengajar yang lebih tepat sehingga akan memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Eggen, Paul dan Kauchak, Din. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta Barat:Permata Putri Media

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia

Kochhar , S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: PT Grasindo. Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta


(6)

SUMBER JURNAL

Aryani,nur. 2013. “Kemampuan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Sejarah Pendidikan.”Jurnal pendidikan sejarah,UNS,(online), (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret) , (diakses agustus 2015 )


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 89

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MERAPI BARAT KECAMATAN MERAPI BARAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 72

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DAN HUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJ

0 6 76

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

0 7 60

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 12 60

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

1 24 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MAS RAUDHATUL ULUM MERANTI

0 0 8

1 PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 2 PONTIANAK TENTANG GETARAN

3 2 11

PENGARUH PERSEPSI IKLIM KELAS TERHADAP PENGGUNAAN STRATEGI SELF-REGULATED LEARNING SISWA KELAS X DAN XI UNGGULANPADA SMA NEGERI 3 MEDAN

1 1 14