Menurut Al-Gazali sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Amsal Bakhtiar berpendapat bahwa ilmu dibagi menjadi dua macam yaitu ilmu syar’iyah dan
ilmu aqliyyah. Ilmu syar’iyyah adalah ilmu religius karena ilmu itu berkembang dalam suatu peradaban yang memiliki syar’iyyah hukum wahyu sedangkan
ilmu aqliyyah adalah ilmu yang diluar dari ilmu syar’iyyah. Seperti ilmu alam, matematika, metafisika, ilmu politik dll.
F. Periodesasi Perkembangan Ilmu
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Babilonia dan Mesir
Sekitar tahun 3000 SM di daerah Mesopotamia, orang mulai bertani dalam jumlah besar, menggunakan binatang dan bajak, memiki perahu dan
kendaraan beroda sebagai sarana transportasi. Mereka juga sudah mampu mengolah logam dan membuat barang dari keramik. Tahun 2500 SM bangsa
Sumeria telah mengenal matematika. Tahun 2000 SM dinasti Hammurabi mengembangkan kemajuan kebudayaan. Matematika semakin berkembang.
Banyak sekolah didirikan. Orang Babilonia telah mampu membagi hari dalam jam serta menyatakan bahwa satu tahun terdiri atas 365 hari.
Di bidang astronomi para pemuka agama melakukan pengamatan terhadap angkasa dan memberi nama bintang-bintang dengan Pisces, Gemini,
Scorpio dan lain-lain yang sekarang disebut zodiac. Kemudian melalui pengamatan tersebut , mereka mencoba meramalkan nasib seseorang dikaitkan
dengan hari kelahirannya. Pengetahuan tentang kedokteran juga telah lama dikenal di Babilonia.
Pada tahun 2350 SM telah ada dokter di Babilonia Selatan. Akan tetapi pada saat itu pengetahuan yang dikembangkan bercampur dengan anggapan bahwa
penyakit itu dibawa oleh roh jahat. Oleh karena itu pengobatannya pun dilakukan melalui obat dan mantra. Yang diketahui dari buku-buku kedokteran yang
memuat tulisan yang berisi campuran antara resep dan mantra. Dalam bidang ekonomi orang Babilonia juga telah mengenal perdagangan dalam bentuk barter.
Kerajinan tangan membuat sepatu, menyamak kulit, memotong batu, textil.dll. [23]
Kebudayaan Mesir di Zaman Purba lebih maju. Di bidang transportasi orang Mesir sudah berhasil menemukan kereta beroda dan perahu layer. Juga
mengenal timbangan yang memungkinkan mereka mengetahui berat suatu benda. Pembuatan textile dengan cara menenun telah dilakukan dengan alat
tenun. Pada tahun 2500 SM di Mesir telah dibangun Piramid yang sisi-sisinya
tepat menghadap Barat, Timur, Utara dan Selatan. Pembangunan Piramid menunjukan telah dipergunakannya Matematika untuk menghitung sudut elevasi
Piramid. [24]
Dalam bidang kedokteran ditemukan tulisan tentang cara-cara pengobatan orang sakit . Pada papyrus ebers misalnya, terdapat keterangan
tentang denyut nadi pada beberapa bagian badan, mekanisme pernafasan, daftar penyakit, resep obat untuk penyakit mata, telinga dan perut dan lain-lain.
Pengobatan suatu penyakit selain menggunakan obat-obatan yang terdiri dari ramuan tumbuhan dan bahan kimia seperti minyak jarak, soda, garam, timbale
dan garam tembaga, juga menggunakan mantera. Lemak harimau, buaya, ular dan angsa digunakan sebagai obat penumbuh rambut. Dalam papyrus ini ditulis
pula cara-cara mengawetkan makanan dengan menggunakan garam, cuka dll. Dokter pertama kali dikisahkan bernama Imhotep dan kemudian dianggap
sebagai dewa pengobatan pada tahun 3000 SM sedangkan gambar-gambar tentang suatu operasi atau pembedahan telah ada pada tahun 2500 SM.Gambar
tersebut terdapat sebagai ukiran dalam suatu makam di Mesir. Akan tetapi pada orang yang menderita penyakit jiwa, pengobatannya tidak melalui dokter, akan
tetapi diserahkan pada ahli mengusir roh jahat. Dalam bidang pengolahan logam orang Mesir telah lama mengenal cara-
cara pemurnian emas, pengolahan besi serta bijih logam lainnya. Hal ini dapat diketahui dengan ditemukannya benda-benda dari logam yang berupa perhiasan
atau senjata. Emas, perak dan tembaga diperkirakan telah ada pada tahun 3000 SM. Perunggu telah dipergunakan orang pada tahun 2500 SM dan pada waktu itu
besi dan timbal telah ditemukan .raksa telah dikenal orang pada tahun 1500 SM. Timbale terdapat sebagai bijih timbal sulfide di suatu tempat dekat laut Merah.
Tambang emas terletak di sebelah timur sungai Nil di daerah yang disebut Nubia. Selain logam, orang Mesir juga mengenal cara pembuatan gelas dan
keramik. Mereka telah menggunakan alat yang berupa roda yang berputar pada sumbu tegak untuk memberi bentuk kepada tanah liat yang digunakan, misalnya
bentuk suatu bejana kemudian dibakar dalam sebuah tungku atau tanur tinggi yang tertutup. Pembuatan gelas secara besar-besaran baru dilakukan pada
tahun 1370 SM dengan menggunakan netron yang dilebur bersama kwarsa. Senyawa-senyawa tembaga dipakai untuk memberi warna hijau atau biru pada
gelas. Kira-kira pada tahun 4000 SM orang-orang Mesir juga telah mengenal zat warna indigo yang digunakan untuk memberi warna pada tekstil .
[25]
2. Perkembangan Pengetahuan di India