Oleh karena itu kebenaran yang sesungguhnya dalam kajian kebenaran ilmiah adalah kebernaran yang sedikit dipengaruhi oleh unsur subjektifitas.
C. Kebenaran Ilmiah dari Sudut Pandang Objektifitas
Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah terutama menyangkut adanya teori yang menunjang serta sesuai dengan bukti. Kebenaran
ilmiah divalidasi oleh bukti-bukti empiris yaitu hasil pengukuran objektif dilapangan. Kebenaran merupakan seperti penjelasan diawal adalah kesesuaian antara pengetahuan
dengan objeknya. Objek adalah sesuatu yang ihwalnya diketahui atau hendak diketahui. Suatu objek yang ingin diketahui memiliki berbagai aspek yang amat sulit untuk diungkapkan
sedangkan yang lainnya tetap tersembunyi. Sangat jelas bahwa untuk mengetahui objek secara lengkap sangat sulit.
Objek juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat dilihat secara fisik, disentuh, diindra, sesuatu yang dapat disadari secara fisik atau mental, suatu tujuan akhir dari kegiatan atau
usaha, suatu hal yang menjadi masalah pokok suatu penyelidikan. [12]
Menurut Langeveld dalam Muhammad In’am Esha objek pengetahuan dibedakan menjadi tiga:
1. Objek empiris yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada dan dapat ditangkap oleh
indra lahir dan indra batin. 2.
Objek ideal yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya tiada dan menjadi ada berkat akal. 3.
Objek transendental yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada tetapi berada diluar jangkauan pikiran dan perasaan manusia.
Kebenaran yang objektif tidak bergantung pada ada atau tidaknya pengetahuan si subjek tentang objek, mengingat objek pengetahuan itu beraneka ragam maka tolak ukur agar
kebenaran yang menjadi syarat diterimanya pengetahuan berlainan, terhadap objek yang bersifat:
1. Empiris, ukuran kebenara adalah bukti kenyataan faktual.
2. Ideal,ukuran kebenarannya adalah hukum pikir rasional.
3. Transendental, ukuran kebenaran adalah rasa percaya superrasional.
Pengetahuan adalah tanggapan subjek terhadap objek yang diketahui,dengan demikian taggapan merupakan penilaian subjek terhadap objek. Oleh karena itu dalam hal ini
kebenaran ada dua sisi:
1. Benarnya fakta bukti adalah kebenaran objek didunia luar.
2. Benarnya Ide tanggapan adalah kebenaran subjek didunia dalam.
Fakta bersifat objektif, sehingga fakta tidak dapat disalahkan atau dipersalahkan karena memang demikian adanya sekalipun negatif. Oleh karena itu ada dua kemungkinan yang
terjadi yaitu faktanya benar dan tanggapan subjek benar dan faktanya benar dan tanggapan subjek salah. Dalam kebenaran ilmiah apakah kebenaran objektif dapat diterima? Langeveld
menjawab kebenaran yang sesungguhnya tidak lepas dari gabungan subjek dan objek. Kebenaran ini ia sebut dengan kebenaran dasar yaitu ada hubungan antara subjek dan
objek. Namun, hal ini juga dibantah, kebenaran dasar belum mencapai tingkat dijamin ilmiah. Lantas jika kebenaran sifatnya relatif apa gunanya manusia berpengetahuan? untuk menjawab
pertanyaan ini perlu diingat kembali tentang teori pengetahuan. Teori-teori itu dapat menjadi acuan bagi kebenaran ilmiah.
Inti dari kebenaran ilmiah adalah penjelasan tentang objek seperti apa adanya tanpa ada pengaruh sedikitpun oleh keadaan subjek. Objek dijelaskan dibuktikan dengan nyata, dalam
keadaannya tanpa ada manipulasi atau perubahan tanggapan dari subjek. Jika terjadi manipulasi maka hal ini jelas keuar dari koridor arti kebenaran bahwa pengetahuan tidak
sesuai dengan keadaan objek, dan ini telah terjadi kekeliruan yang jelas pengetahuan ini tidak dapat diterima.
BAB III PENUTUP