beliau juga memiliki beberapa onta lain yang bernama Al Adhba’ dan Al Jadm. Seorang sahabat
dalam kisah pembuka di atas, aslinya bernama Abdurrahman bin Shahr. Ia gemar membawa kucing
kecil di sakunya, hingga Rasulullah memberikan panggilan kesayangan untuknya dengan sebutan Abu
Hurairah, yang artinya ‘ayah kucing’.
Islam sebagai ajaran yang menekankan kepada pemeluknya untuk menyayangi binatang sebenarnya
sudah tercermin dalam pembahasan dasar masalah fikih, yakni masalah
thaharah bersuci, dimana sebagai Muslim, dilarang buang air besar atau air
kecil ke dalam lubang, merujuk kepada hadits yang diriwayatkan Abu Dawud. Ada ulama yang
menyebutkan bahwa di dalam liang biasanya ada binatang-binatang kecil. Dengan buang air di tempat
itu, maka hal itu bisa menzalimi binatang-binatang tersebut.
Setidaknya akhlak kepada hewan atau binatang itu terbagi menjadi dua bagian:
1. Syafaqah
Yaitu perasaan halus dan rasa belas kasih untuk berbuat baik kepada sesama makhluk Allah Swt.
Sesungguhnya tiap-tiap pertolongan seseorang terhadap hewan yang berjiwa itu dapat pahala,
walaupun ia seekor anjing yang
hina. Jika menunggangi kuda atau binatang lainnya, manusia
wajib memberinya hak istirahat dan dilarang
120
menyiksanya. Dalam menyembelih binatang diperintahkan untuk menajamkan pisaunya. Jika ada
binatang yang berbahaya maka jika ingin dibunuh maka harus langsung dibunuh tidak boleh disiksa.
Akhlak kepada hewan termasuk dalam menyembelihnya adalah sesuai dengan syar’i yaitu:
7
1. Binatang disembelih dengan alat yang tajam, yang dapat mengalirkan darah dan
memotong urat leher meskipun berupa batu atau kayu.
2. Pemotongan hendaknya persis di tenggorokan atau tusukan di bawa leher
yang mematikan. 3. Tidak menyebut nama selain nama Allah.
4. Menyebut nama Allah atas sembelihan tersebut.
Tidak semua hewan atau binatang mesti disembelih. Ikan dan belalang termasuk hewan yang
tidak mesti disembelih. Para ulama member ketentuan sebagai berikut:
8
1. Hewan-hewan laut selain ikan tidak wajib disembelih dan semuanya termasuk halal.
7______________ Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Judul Asli” Al-Halal wal Haram fil Islam” Diterjemahkan oleh Wahid Ahmadi et
al, Surakarta:Era Intermedia, 2003, hal.89-91 8______________ Thobieb Al-Asyhar, Bahaya Makanan Haram Bagi
Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani, Jakarta: PT.Al-Mawardi Prima, 2003, hal.207
121
2. Hewan yang tidak mempunyai darah yang mengalir dianggap hewan yang boleh
dimakan.
2. Himayah Pemeliharaan
Allah Swt. tidak melarang untuk memelihara binatang untuk memperoleh manfaatnya. Allah Swt.
menerangkan dalam al-Quran bahwa hewan-hewan itu dijadikan-Nya untuk menjadi kesenangan dan
i’tibar bagi manusia. Akhlak kepada binatang juga dapat dilakukan sebagai
berikut: 1. Memelihara dan Menyantuni Binatang
Allah Swt. menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan
kekuasaan-Nya, sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Q.S. al-Nur[24]: 45, yang terjemahnya:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian yang lain berjalan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu”
Betapa banyaknya binatang telah dimanfaatkan oleh manusia, ada yang dimanfaatkan tenaganya, air
susunya, madunya, dagingnya dan sebagianya. Oleh sebab itu, tepatlah apabila manusia disuruh untuk
memlihara dan menyayangi binatang tersebut.
122
2. Hati yang lembab adalah perumpamaan terhadap makhluk hidup apapun.