Dalam Q.S. al-Baqarah[2]: 205, Allah swt. Berfirman yang terjemahnya:
“dan apabila ia berpaling dari kamu, ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan
merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.
Ini semua sesungguhnya mengingatkan manusia, sekali lagi tidak lupa terhadap kewajiban dan
tanggung jawab terhadap Allah, swt. Sebagai masyarakat Islam sudah sewajarnya mereka menjaga
alam dan lingkungannya dari membersihkan iklim masayarakat dari polusi moral.
3
Apalagi polusi udara yang akan sangat cepat mencemari lingkungan di
sekitarnya.
B. Urgensi Berakhlak Kepada Lingkungan
Alam dan segala isinya merupakan maha karya yang diciptakan Allah swt. tanpa sedikit cacat di
dalamnya. Karya yang menjadi bukti kekuasaan-Nya serta sebagai arena bagi manusia dan makhluk
lainnya untuk menjalani proses kehidupan. Hamparan alam dan lingkungan adalah instrumen kehidupan,
dengan potensi sangat luar biasa yang dapat dimanfaatkan oleh segenap makhluk hidup bahkan
yang sudah mati sekalipun.
3______________ Yusuf al-Qardhawi, Anatomi Masyarakat Islam, Terjemahan Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1999, hal.91
114
Manusia sebagai khalifah Allah di bumi telah diberikan “lisensi” untuk mengelola alam dan
memanfaatkannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan, dari yang profan bersifat duniawi seperti
pemenuhan hajat hidup, sampai yang sakral seperti menjadi media untuk beribadah. Setiap bagian dari
alam dan lingkungan yang diciptakan tidak ada yang percuma. Selain bahaya terbesar manusia kepada
lingkungannya juga kepada sesamanya. Tingkah laku yang tidak pantas kepada sesamanya akan
menyebabkan kerusakan di muka bumi.
4
Semuanya telah didesain dan diciptakan lengkap dengan manfaatnya masing-masing dan
menjadi kewajiban manusia untuk mencari rahasia manfaat dan memanfaatkan tiap ciptaan-Nya.
Termasuk untuk senatiasa menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan.
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” Al-A’raaf: 56.
Demikian janji Allah dalam mengajarkan kepada
hamba-Nya untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan, bukan justru merusak atau
4______________ Geoffrey Pope, Antropologi Biologi, Jakarta: CV. Rajawali, 1984, hal. 9
115
hanya sekadar memanfaatkannya saja. Rahmat Allah adalah balasan terbaik bagi mereka yang
melaksanakannya. Salah satunya melakukan konservasi alam, yaitu perlindungan dan
pemeliharaan alam secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan pelestarian.
Pelestarian tersebut di antaranya melalui pendekatan agama.
Pentingnya berakhlak kepada lingkungan dikarenakan oleh kehidupan dunia sebagai modal
kehidupan sesudahnya mestilah diarungi dengan baik tanpa cela. Karena akhlak merupakan segala tindakan
daam kehidupan baik hubungan dengan Allah, diri sendiri, dengan manusia lain, ataupun hubungan
dengan alam.
5
Oleh karenanya, berbuat kerusakan di atas dunia, termasuk merusak lingkungan adalah perbuatan
tercela. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar- Ruum ayat 41 yang artinya, “Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.”
Selain itu manusia sebagai makhluk berakal harus memelihara ekosistem. Keseimbangan mutlak harus
dijaga demi kelangsungan hidup umat manusia.
5______________ Sidi Gazalba, Asas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, hal. 107
116
Keempat, semua makhluk yang diciptakan Tuhan adalah mulia dan berguna. Siapapun dilarang
mengeksploitasi berlebih-lebihan. Kelima, manusia sebagai pemimpin di muka bumi adalah pengelolaan
alam demi kelestarian kehidupan. Segala tindakannya di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak.
C. Akhlak Kepada Lingkungan 1. Revitalisasi Ajaran Agama