AKHLAK KEPADA ORANG TUA NORMATIS DAN TEK

AKHLAK KEPADA ORANG TUA,
NORMATIS DAN TEKNIS BIRUUL
WALIDIN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah : akidah akhlak
Dosen : Hj. AINIAH, MA
DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 9 :
1. INDRI RAUDA
2. NURLIZA AFNI
3. TUTI ALAWIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
2017

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Akhlak Kepada Orang Tua, Normatis Dan Teknis Biruul Walidin
” pembuatan makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar
dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Akidah Akhlak yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim yang selalu kompak dan konsisten
dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Tanjung Pura


Januari 2019

Tim Penulis
Kelompok 9

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Akhlak Kepada Kepada Kedua Orang Tua...................................2
B. Bir Al-Walidain ( Berbakti kepada Kedua orang Tua )...................................2
C. Keutamaan Birrul Walidain.............................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................13


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa akhlak terhadap
orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah
orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa.Dan setiap
orang tua pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi
anak yang sukses, berbakti kepada orang tua, serta menjadi lebih baik dan sholeh.
Maka dari itu, jika kita memang seorang muslim yang baik hendaknya kita
selalu berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh
orang tua, dan pantang untuk membangkang kepada orang tua.
Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap
kewajiban kita terhadap orang tua sebagai muslim yang baik, yaitu adalah kita
harus memiliki akhlak yang sempurna terhadap orang tua kita. Makalah ini
mengandung poin-poin penting bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti
terhadap orang tuanya. Maka selain sebagai upaya untuk mengerjakan tugas
akhlak, saya berharap bahwa tugas makalah ini juga dapat dijadikan sebagai
pengingat bagi setiap orang muslim yang membacanya akan pentingnya akhlak
terhadap orang tua.


B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang penulis ambil dari Makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.

Apa Pengertian Akhlak Kepada Orang Tua ?

2.

Bagaimana Makna Birrul Walidain ?

3.

Bagaimana Keutamaan Birrul Walidain ?

C. Tujuan Masalah
1.

Menjelaskan pengertian Akhlak kepada Orang Tua.


2.

Menjelaskan makna birrul walidain.

3.

Menjelaskan keutamaan birrul walidain.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Kepada Kepada Kedua Orang Tua
Kata Akhlak. berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut
bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Tabiat atau watak
dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa.
Perkataan ahklak sering disebut kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia;
moral, ethnic. Dalam bahasa Inggris sering disebut ethos sedangkan ethios dalam
bahasa Yunani. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan

perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan
khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang
diciptakan.1
Adapaun definisi akhlak menurut istilah ialah kehendak jiwa manusia
yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Senada dengan hal ini Abd Hamid Yunus
mengatakan bahwa akhlak ialah Sikap mental yang mengandung daya dorong
untuk berbuat tanpa berfikir dan pertimbangan.
Menurut Imam Ghazali, dalam kitab ihya ulumuddin, mengatakan akhlak
dengan gampang dan mudah dengan tidak memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Dengan demikian dari definisi akhlak dan kedua orang tua di atas dapat
disimpulkan bahwa akhlak kepada kedua orang tua adalah kehendak jiwa manusia
yang menimbulkan perbuatan baik karena kebiasaan tanpa pemikiran dan
pertimbangan sehingga menjadi kepribadian yang kuat di dalam jiwa seseorang
untuk selalu berbuat baik kepada orang yang telah mengasuhnya mulai dari di
dalam kandungan maupun setelah dewasa.

1 A Mustafa, Akhlak Tasawuf, 1999. Pustaka Setia: Jakarta, Cet. III, hal 11.


2

B. Bir Al-Walidain ( Berbakti kepada Kedua orang Tua )
1. Makna "Al-Birr"
Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah "Al Birr adalah
baiknya akhlaq. Al-Birr merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat.
Sedangkan lawan dari al-Birr adalah Al-‘Uquuq yaitu kejelekan dan menyianyiakan haq. Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang
mereka perintahkan kepada kita semua, selama tidak bermaksiat kepada Allah,
sedangkan Al-‘Uquuq dalam aplikasinya adalah menjauhi mereka dan tidak
berbuat baik kepadanya.
Menurut Urwah bin Zubair tentang "Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan." (QS. Al Isra’ :24). Dalam ayat ini
menurut beliau jangan sampai mereka berdua tidak ditaati sedikitpun. Sedangkan
menurut Imam Al Qurtubi yang dimaksud dengan kalimat ‘Uquuq adalah durhaka
kepada orang tua adalah menyelisihi atau menentang keinginan-keinginan mereka
dari perkara-perkara yang mubah, sedsngkan kalimat Al-Birr atau berbakti kepada
keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu,
apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu, maka wajib mentaatinya
selama hal itu bukan perkara maksiat, sekalipun apa yang mereka perintahkan
bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya,begitu pula apabila apa yang

mereka perintahkan adalah perkara yang mandub yaitu disukai atau disunnahkan
maka diwajibkan juga.
Seiring dengan pernyataan diatas Ibn Taimiyyah yang dikutipnya dari Abu
Bakar di dalam kitab Zaadul Musaafir yaitu barang siapa yang menyebabkan
kedua orang tuanya marah dan menangis, maka dia harus mengembalikan
keduanya kepada suasana yang semula agar mereka bisa tertawa dan senang
kembali. 2
2. Hukum Birrul Walidain
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik atau berbakti pada
kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang
ibarat-ibarat atau contoh pengamalannya misalnya mengenai orang anak yang
mengatakan “uh” atau “ah” ketika di suruh oleh kedua orang tua tersebut.
2 Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, 1987. Darur Riyan,, Jilid. III, hal. 58.

3

Pendapat Ibnu Hazm menganai hukum birrul walidain, menurutnya birul walidain
adalah fardhu a’in yaitu wajib bagi masing-masing individu. Sedangkan menurut
Al-Qadli Iyyad birrul walidain adalah wajib kecuali terhadap perkara yang haram.
Adapun dalil-dalil Shahih dan Sharih yang mereka gunakan banyak sekali

diantaranya:
a. Firman Allah Swt. dalam surah An-Nisa’ ayat 36 yaitu "Sembahlah Allah
dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak". (An Nisa’ : 36).
b. Firman Allah Swt. Dalam Al-qur’an surah Al-Isra’ ayat 23 yang artinya
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya". (QS. Al Isra’: 23).
c. Firman Allah Swt di dalam Al-Qur’an surah Lukman ayat 14 yang artinya
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
Ibu Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah
kembalimu." (QS. Luqman :14).
d. Hadits Al Mughirah bin Syu’bah dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
beliau bersabda "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian
mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak
mau memberi tetapi meminta-minta atau bakhil dan Allah membenci atas
kalian mengatakan katanya si fulan begini si fulan berkata begitu tanpa
diteliti terlebih dahulu, banyak bertanya yang tidak bermanfaat, dan

membuang-buang harta".3
3. Macam-Macam Bir Al-Walidain dan Hak-Hak Mereka
Kedua orang tua adalah manusia yang paling berjasa dan utama bagi diri
seseorang. Allah SWT telah memerintahkan dalam berbagai tempat di dalam AlQur'an agar berbakti kepada kedua orang tua. Hak kedua orang tua merupakan
hak terbesar yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Di sini akan

3 Ibid hal 59

4

dicantumkan beberapa adab yang berkaitan dengan masalah ini. Antara lain hak
yang wajib dilakukan semasa kedua orang tua hidup dan setelah meninggal.
Hak-hak yang wajib dilaksanakan semasa orang tua masih hidup ialah
sebagai berikut :
a. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah Mentaati kedua orang
tua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Haram hukumnya mendurhakai
keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua
kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau
mendurhakai-Nya. Allah SWT berfirman: "Dan jika keduanya memaksamu
untuk


mempersekutukan

dengan

Aku

sesuatu

yang

tidak

ada

pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya..."
(QS. Luqman: 15).
b. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua Orang Tua Allah SWT
juga berfirman "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada kedua orang tua ibu bapaknya..." (QS. Al-Ahqaaf: 15) "Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu bapak..." (QS. An-Nisaa': 36).
Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua
semakin tua dan lanjut hingga kondisi mereka melemah dan sangat
membutuhkan bantuan dan perhatian dari anaknya. Ini juga diperkuat
dengan Firman Allah dalan Al-qur’an Surah Al-Israa’ ayat 23-24.
c. Merendahkan Diri Di Hadapan Keduanya Rendahkanlah diri dihadapan
mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka,
mempersilakan mereka duduk di tempat yang empuk, menyodorkan bantal,
janganlah mendului makan dan minum, dan lain sebagainya. Hal yang
sepele ini kadang bisa kita lupakan, tidak sadar jika hal itu bisa
mendurhakai kepada kedua orang tua kita.4
d. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan Mereka Berbicara dengan lembut
merupakan kesempurnaan bakti kepada kedua orang tua dan merendahkan
diri di hadapan mereka, sebagaimana firman Allah SWT :"...Maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan
4 Al Qurtubi ,Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an. 2000. Al-Muassah al-risalah : Lebanon. Jil
6 hal 238.

5

janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa': 23). Oleh karena itu, berbicaralah
kepada mereka berdua dengan ucapan yang lemah lembut dan baik serta
dengan lafazh yang bagus.
e. Menyediakan Makanan Untuk Mereka Menyediakan makanan juga
termasuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika ia memberi mereka
makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk
mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka
berdua daripada dirinya, anaknya, dan suaminya.
f. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan
Lainnya Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum
ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah saw dan
bertanya: "Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?" Beliau balik
bertanya: "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?" Laki-laki itu
menjawab: "Masih." Beliau bersabda: "Berjihadlah dengan cara berbakti
kepada keduanya. Seorang laki-laki hijrah dari negeri Yaman lalu Nabi
saw bertanya kepadanya: "Apakah kamu masih mempunyai kerabat di
Yaman?" Laki-laki itu menjawab: "Masih, yaitu kedua orang tuaku."
Beliau kembali bertanya: "Apakah mereka berdua mengizinkanmu?" Lakilaki itu menjawab: "Tidak." Lantas, Nabi saw bersabda: "Kembalilah kamu
kepada mereka dan mintalah izin dari mereka. Jika mereka mengizinkan,
maka kamu boleh ikut berjihad, namun jika tidak, maka berbaktilah kepada
keduanya. Pentingya ridha seorang ibu itu mengalahkan keputusan seorang
nabi sendiri. Dapat kita lihat hadist-hadist yang menjelaskan kemulian
seorang ibu mengalahkan kemulian seorang bapak sekalipun mereka samasama orang tua kita, alasanya sangat sederhana ibulah yang mengandung
dan melahirkan serta mengasuh kita sampai dewasa. Mengenai kehamilan
seorang ibu di gambarkan di dalam al-Qur’an dengan kalimat “ wahnan
‘ala wahnin” yaitu derita diatas penderitaan.5
g. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka
Inginkan.Rasulullah saw pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia
5 ibid hal. 239

6

berkata: "Ayahku ingin mengambil hartaku." Nabi saw bersabda: "Kamu
dan hartamu milik ayahmu. Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan
bersikap bakhil atau kikir terhadap orang yang menyebabkan keberadaan
dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik
kepadanya.
h. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang
yang Dicintai Mereka Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua
ridha dengan berbuat baik kepada para saudara, karib kerabat, temanteman,

dan

selain

mereka.

Yakni, dengan memuliakan

mereka,

menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji
orang tua kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang
berkaitan dengan masalah ini.
i. Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua Apabila kedua orang tua bersumpah
kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak
terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi
sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka. Misalnya, mereka
bersumpah jika tanah saya laku dijual denga harga Rp 1M maka saya akan
memberikan 1/3 dari uang saya tersebut tetapi sebelum itu dilaksanakan
kedua orang tua tersebut sudah meninggal dunia, maka sumpah ini harus
dipenuhi oleh ahli warisnya. Hal ini pernah dilakukan oleh para sahabat
ketika Nabi Bersabda “ saya akan berpuasa pada bulan asyura” tetapi
sebelum bulan itu datang Nabi telah wafat terlebih dahulu, tetapi dengan
ijtihad para sahabat tetap melaksankan ritual puasa tersebut sampai
sekarang.
j. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang
Lain. Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain
termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah saw bersabda: "Termasuk dosa
besar adalah seseorang mencela orang tuanya." Para Sahabat bertanya: "Ya,
Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?" Beliau menjawab:
"Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela
orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela
ibunya.

7

k. Mendahulukan Berbakti Kepada Ibu Daripada Ayah Seorang laki-laki
pernah bertanya kepada Rasulullah saw: "Siapa yang paling berhak
mendapatkan perlakuan baik dariku?" Beliau menjawab: "Ibumu." Lakilaki itu bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau kembali menjawab:
"Ibumu." Laki-laki itu kembali bertanya: "Lalu siapa lagi?" Beliau kembali
menjawab: "Ibumu." Lalu siapa lagi?" tanyanya. "Ayahmu," jawab beliau.
Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu, yaitu lebih bersikap
lemah-lembut, lebih berperilaku baik, dan memberikan sikap yang lebih
halus daripada ayah. Hal ini apabila keduanya berada di atas kebenaran.
Sebagian salaf berkata: "Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk
dipenuhi."
Di antara hak orang tua setelah mereka meninggal adalah :
a. Menshalati Keduanya
Maksud menshalati di sini adalah mendo'akan keduanya. Yakni,
setelah keduanya meninggal dunia, karena ini termasuk bakti kepada
mereka. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya lebih sering mendo'akan
kedua orang tuanya setelah mereka meninggal daripada ketika masih
hidup. Apabila anak itu mendo'akan keduanya, niscaya kebaikan mereka
berdua akan semakin bertambah, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam: "Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah
amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak shalih yang mendo'akan dirinya.
b. Beristighfar Untuk Mereka Berdua
Orang tua adalah orang yang paling utama bagi seorang Muslim
untuk dido'akan agar Allah mengampuni mereka karena kebaikan mereka
karena kebaikan mereka yang besar. Allah Subhanahu wa TA'ala
menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam Al-Qur'an: "Ya, Rabb
kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku..." (QS.Ibrahim: 41).
c. Menunaikan Janji Kedua Orang Tua
Hendaknya seseorang menunaikan wasiat kedua orang tua dan
melanjutkan secara berkesinambungan amalan-amalan kebaikan yang
dahulu pernah dilakukan keduanya. Sebab, pahala akan terus mengalir

8

kepada mereka berdua apabila amalan kebaikan yang dulu pernah
dilakukan dilanjutkan oleh anak mereka.
d. Memuliakan Teman Kedua Orang Tua
Memuliakan teman kedua orang tua juga termasuk berbuat baik
pada orang tua, sebagaimana yang telah disebutkan. Ibnu Umar r.a pernah
berpapasan dengan seorang Arab Badui dijalan menuju Makkah.
Kemudian,

Ibnu

Umar

mengucapkan

salam

kepadanya

dan

mempersilakannya naik ke atas keledai yang ia tunggangi. Selanjutnya, ia
juga memberikan sorbannya yang ia pakai. Ibnu Dinar berkata: "Semoga
Allah memuliakanmu. Mereka itu orang Arab Badui dan mereka sudah
biasa berjalan." Ibnu Umar berkata: "Sungguh dulu ayahnya teman Umar
bin al-Khaththab dan aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang
menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah
ayahnya tersebut meninggal.
e. Menyambung Tali Silaturahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah
Hendaknya seseorang menyambung tali silaturahim dengan semua
kerabat yang silsilah keturunannya bersambung dengan ayah dan ibu,
seperti paman dari pihak ayah dan ibu, bibi dari pihak ayah dan ibu, kakek,
nenek, dan anak-anak mereka semua. Bagi yang melakukannya, berarti ia
telah menyambung tali silaturahim kedua orang tuanya dan telah berbakti
kepada mereka. Hal ini berdasarkan hadits yang telah disebutkan dan
sabda beliau saw: "Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya
yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan
saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.6

6 Abd. Hamid Yunus, Da.irah al-Ma.arif, II, Asy.syab, t.t : Cairo, hal. 436.

9

C. Keutamaan Birrul Walidain
Adapun keutamaan birrul walidain adalah sebagai berikut :
1. Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia
berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:
Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya:
Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
"Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?
Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Berjihad di jalan
Allah".(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).7
2. Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah SWT berfirman : "Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga akhir ayat
berikutnya : "Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal
yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan
mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang
telah dijanjikan kepada mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16).
3. Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
Dari Mu’awiyah bin Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi
mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah saw
kemudian berkata : "Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk
berperang, dan saya datang (kesini) untuk minta nasehat pada anda. Maka
Rasulullah saw bersabda : "Apakah kamu masih memiliki Ibu?". Berkata dia :
"Ya". Bersabda Rasulullah saw : "Tetaplah dengannya karena sesungguhnya
surga itu dibawah telapak kakinya". (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’I
dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat
Shahihul Jaami No. 1248)
4. Merupakan Sebab keridhaan Allah
Sebagaimana hadits yang terdahulu "Keridhaan Allah ada pada
keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua
7 Ibid hal. 436.

10

orang tua". Allah sangat membenci orang yang selalu membuat orang tua
cemberut, marah dan lain-lain. Sebagai seorang anak maka kita berkewajiban
untuk selalu membuat mereka bangga terhadap apa yang akan kita capai.
5.

Merupakan Sebab Bertambahnya Umur dan Rizki
Diantarnya hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudahmudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan
Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim".
Berbakti kepada kedua orang tua juga merupakan sebab barokahnya rizki.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari

segi

bahasa

Akhlaq

berasal

daripada

kata ‘khulq’ yang

bererti perilaku, perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan
Sayyidah Aisyah berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya
(Rasulullah) adalah al-Quran.” Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam
kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku
Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.
Menjaga akhlak kepada kedua orang tua dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya yaitu menghormati serta berbicara dengan penuh kasih kepada
kedua orang tua, serta berakhlak yang baik diperintahkan oleh Allah SWT baik
dalam Al-Qur’an maupun hadis, Ada 2 dosa yang disegerakan hukumannya di
dunia ini, yaitu zina dan durhaka kepada kedua orangtua. Medurhakai orang tua
akan mendapatkan ganjaran yang amat pedih sebaliknya berbakti kepada orang
tua akan mendapatkan ganjaran yang setimpal baik didunia maupun di akhirat
karena keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua orang tua.

B. Saran
Akhir kata, semoga materi tentang akhlak ini dapat berguna bagi kita semua dan
mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini, karena sebagai manusia
kita tak pernah luput dari kesalahan.Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari Bapak dan kawan semua.

12

DAFTAR PUSAKA
A Mustafa, 1999. Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia: Jakarta, Cet. III, Imam
Ghazali, 1987. Ihya Ulumuddin, Darur Riyan,, Jilid. III,
Al Qurtubi,

2000.

Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an. Al-Muassah al-risalah :

Lebanon. Jil 6
Abd. Hamid Yunus, Da.irah al-Ma.arif, II, Asy.syab, t.t : Cairo.
.

13