90 yang memiliki pengaruh yang kuat ke masyarakat, yakni sektor pertanian, dan sektor
industri pengolahan hasil-hasil pertanian; yang memiliki kontribusi tinggi terhadap pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Sebagaimana diindikasikan Tambunan
2006, masalah ini bisa terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang ada tidak terlalu tinggi, sehingga upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran perlu dilaksanakan lebih
serius. Pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini disampaikan pada sub-bab 5.2.
5.2 Sektor Unggulan dalam Kawasan Strategis Nasional
Disamping terkenal dengan produksi pertambangan minyak dan gas buminya, sektor pertanian juga masih memberikan kontribusi yang signifikan bagi
perekonomian Proviansi Riau. Secara umum, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 41,9 persen terhadap PDRB Provinsi Riau, disusul
kemudian oleh sektor pertanian 21,5 persen, dan sektor industri pengolahan 20,1 persen. Kontributor utama di sektor pertambangan dan penggalian adalah
Kabupaten Siak, Kampar, Bengkalis, dan Rokan Hilir, dengan kontribusi antara 48,0 persen hingga 74,9 persen dari total PDRB di masing-masing wilayah Tabel 22.
Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan di Provinsi Riau. Delapan dari 11 kabupatenkota di Provinsi Riau masih mengandalkan sektor pertanian sebagai
kontributor penting PDRB wilayah, yakni Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir.
Kontribusi sektor pertanian di masing-masing wilayah bervariasi antara 10,2 persen hingga 44,7 persen dari total PDRB wilayah. Dari delapan kabupaten yang unggul
di sektor pertanian tersebut, ternyata sebagian besar berasal dari sub-sektor perkebunan. Kontribusi sub-sektor pertanian di ke-enam kabupaten tersebut, yakni
Tabel 22. Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Sektoral Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2005 dalam Persen LAPANGAN USAHA
Kuansing Inhu Inhil Pelalawan Siak Kampar Rohul Bengkalis Rohil Pekanbaru Dumai Prov
Riau
PERTANIAN 61,48 45,46 48,32
37,37 10,23 30,39 67,99 7,67
25,15 1,03 4,51 21,48
a, Tanaman Bahan Makanan 4,46
2,51 4,17
2,16 0,38 2,76 6,17 0,65 1,49
0,10 0,77 1,58 b. Tanaman Perkebunan
40,86 20,73 21,92 18,91
6,00 16,90 44,66
1,72 9,38 0,00 1,13 10,57
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,78
1,41 0,93 0,60
0,19 1,19
1,59 0,26 0,32 0,88 0,64 0,63
d. Kehutanan 13,47 19,92 12,52
14,56 3,63 8,99
14,69 4,18 5,60
0,00 1,67 6,69 e.
Perikanan 0,91 0,88 8,78
1,14 0,03 0,55 0,90 0,86 8,37
0,05 0,28 2,01
PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 4,97 6,47 0,44
2,83 63,32 47,99
5,56 74,86 56,26
0,02 0,26 41,87 INDUSTRI
PENGOLAHAN 16,80 26,22 24,82
52,95 23,83 10,56 16,05 9,99 9,48
31,04 56,74 20,12 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH
0,16 0,24 0,10 0,09 0,02 0,06 0,04 0,12
0,10 1,24 0,48
0,22 BANGUNAN
3,70 4,11 3,22 1,49 0,46 1,91 1,95
0,66 0,23 11,81
8,79 2,58
PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 5,37 7,69
12,13 1,45 0,93 3,98
2,31 4,41 6,08 23,01 12,32
6,59
PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI 1,19 2,66 1,98
1,00 0,24 1,39 1,08 0,46 0,59 8,96
8,81 1,90
KEUANGAN PERSEWAAN dan JASA PERUS 1,01 1,14 2,16
0,98 0,24 0,61 1,02 0,40 0,64
11,51 1,65 1,80
JASA – JASA 5,31 6,01 6,82
1,83 0,73 3,10 3,98 1,42 1,54
11,39 6,44 3,45
TOTAL PDRB 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00
Sumber: BPS 2005 diolah
90 Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kampar,
dan Rokan Hulu, bervariasi dari 16,9 persen hingga 44,7 persen. Sebenarnya sub- sektor perkebunan di Kabupaten Siak dan Rokan Hilir juga memiliki kontribusi yang
cukup tinggi, tetapi lebih rendah dari 10 persen total PDRB di masing-masing kabupaten, yakni 6,0 persen dan 9,4 persen.
Sektor industri pengolahan merupakan kontributor penting berikutnya terhadap PDRB wilayah. Hampir seluruh kabupatenkota di Provinsi Riau memiliki
kontribusi PDRB yang cukup tinggi dari sektor industri pengolahan ini, yakni dari 9,5 hingga 56,7. Kabupaten dengan kontribusi sektor industri pengolahan
terbesar adalah di Kota Dumai dan Pekanbaru, serta Kabupaten Pelalawan. Tingginya kontribusi sektor sekunder dan tersier di Kota Dumai dan Pekanbaru
menggambarkan bahwa di kedua kota ini telah terjadi pergeseran aktivitas perekonomian dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang cenderung dominan
pada sektor primer, seperti pertanian dan pertambangan dan penggalian. Sub-sektor kehutanan juga memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Pada
tingkat provinsi, sub-sektor kehutanan memberikan kontribusi sebesar 6.7 dari total PDRB Provinsi Riau. Namun apabila dilihat pada tingkat kabupaten, kontribusi sub-
sektor kehutanan bervariasi dari 3,6 di Kab Siak hingga 19,9 di Kab Indragiri Hulu.
Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka pertanian merupakan sektor unggulan di Provinsi Riau, khususnya di Kawasan Strategis Nasional. Hal ini tidak
sekedar dilihat dari kontribusinya yang tinggi terhadap perekonomian wilayah, tetapi juga banyak menyerap tenaga kerja, karena pertanian merupakan sektor yang
bersifat labor intensive padat karya, serta memiliki keterkaitan ke depan dan ke
90 belakang forward and backward linkage yang tinggi, sehingga pengembangan
sektor ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan aspek sosial- ekonomi wilayah. Disamping itu, sifat dari produksi pertanian yang berkelanjutan
sustainable juga perlu dipertimbangkan dengan serius, karena motor penggerak perekonomian Provinsi Riau yang ada pada saat ini berasal dari eksploitasi minyak
dan gas bumi yang bersifat non-renewable tidak pulih, sehingga manfaat ekonomi yang dihasilkannya berakhir ketika potensi sumberdaya minyak dan gas bumi
tersebut habis.
5.3 Penentuan Komoditas Unggulan