B. Kerangka Pemikiran
Hakim dalam menjatuhkan putusan memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu. Begitu juga dalam menjatuhkan putusan bebas vrijspraak. Putusan
bebas dijatuhkan jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan disidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepada
terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas Pasal 191 ayat 1 KUHAP.
Melalui kerangka pemikiran tersebut, penulis akan menganalisis pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Jayapura dalam menjatuhkan putusan
bebas kepada terdakwa Marthen Renouw dalam tindak pidana pencucian uang bidang kehutanan.
Putusan Bebas Pasal 191 ayat 1 KUHAP
Pemidanaan Pasal 193 ayat
1 KUHAP Lepas dari
Segala Tuntutan Hukum Pasal
191 ayat 2 KUHAP
Hakim
Putusan Pertimbangan
Terdakwa Marthen Renouw tindak pidana
pencucian uang
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Jayapura dalam Menjatuhkan Putusan Bebas
vrijspraak dalam Tindak Pidana Pencucian Uang Bidang Kehutanan terhadap Terdakwa Marthen Renouw
Paparan perkara pencucian uang dalam Putusan Pengadilan Negeri Jayapura Nomor: 04PID.B2006PN.JPR dengan Terdakwa Marthen Renouw :
1. Kasus Posisi
Antara bulan September 2002 sampai dengan bulan Desember 2003 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain antara tahun 2002 sampai dengan
tahun 2003, bertempat di kantor BNI Cabang Jayapura atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jayapura, Marthen Renouw selaku anggota Polri dengan pangkat Komisaris Polisi yang menjabat sebagai Kabag Serse Umum danatau Kanit Sat Opsnal
Dit Reskrim Polda Papua mempunyai kewenangan melakukan tindakan hukum berupa penyelidikan maupun penyidikan terhadap pelaku tindak pidana
kehutanan di wilayah hukum Polda Papua. Namun dalam perjalanannya Marthen Renouw menerima sejumlah uang sebesar Rp. 1.065.000.000,- satu
milyar enam puluh lima juta rupiah dari M. Yudi Firmansyah, Wong Sey Kiing, Achiing, Denny, Yudi, dan Lim yang merupakan orang kepercayaan
atau pengurus dari PT. Marindo Utama Jaya danatau PT. Sanjaya Makmur, perusahaan yang kasusnya ditangani oleh Marthen Renouw.
Marthen Renouw dipandang telah melakukan perbuatan berlanjut yaitu menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga bahwa
hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan