Penilaian Kinerja LSM dalam Program PHBM 1. Penilaian Kinerja untuk Setiap Elemen
92 Tabel 17. Instrumen yang digunakan LSM untuk Masyarakat dalam Memperoleh
Pengakuan
No Nama LSM
Wilayah Kerja Instrumen untuk
Memperoleh Pengakuan
1 LSM 1
Jawa Tengah Hutan Mangrove
2 LSM 2
Jawa Timur Satwa Endemik
3 LSM 3
Lampung Hutan Mangrove
4 LSM 4
Jawa Tengah Sertifikasi Ekolabel
5 LSM 5
Jawa Timur Kemitraan
6 LSM 6
Lampung Ekowisata 7
LSM 7 Jawa Tengah
Tanah Simpen 8
LSM 8 Jawa Barat
Wewengkon Kasepuhan 9
LSM 9 Lampung Hutan
Kemasyarakatan HKm
Sumber: Hasil pengolahan data
Persepsi, Paramitra, dan SHK Lestari mesing-masing menggunakan instrumen sertifikasi ekolabel, kemitraan, dan ekowisata sebagai sebuah gagasan
yang diusung untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak, khususnya dari pemerintah. Sementara Masta, RMI dan Watala masing-masing mengunakan
instrumen tanah simpen, wewengkon adat, dan HKm sebagai landasan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat untuk memproleh pengakuan dari
pemerintah. Meskipun setiap LSM mempunyai instrumen yang berbeda-beda namun pada dasarnya semua fokus pada kegiatan tujun advokasi untuk
memperoleh dukungan dari semua pihak. Dukungan ini diperlukan untuk meningkatkan akuntabilitas dan legitimasi yang lebih besar bagi semua pihak,
secara khusus bagi pemerintah.
5.2. Penilaian Kinerja LSM dalam Program PHBM 5.2.1. Penilaian Kinerja untuk Setiap Elemen
Penilaian kinerja LSM dalam program PHBM yang menyeluruh dan terukur merupakan faktor yang penting dan menjadi kebutuhan bersama. Penilaian
kinerja berarti melakukan berbagai pengukuran dan penilaian yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada sebuah lembaga.
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh LSM dalam pelaksnaaan program PHBM yang dilakukan secara periodik dan terukur ini juga perlu dievaluasi secara
93 menyeluruh. Selain sebagai manajemen kontrol, umpan balik ini juga dibutuhkan
lembaga untuk menentukan arah dan strategi LSM menuju keberlanjutan lembaga dan keberterimaan publik yang lebih tinggi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar LSM yaitu 63 telah memiliki kinerja yang baik terkait dengan elemen visi dan misi dari lembaga
sementara sebagian kecil LSM yaitu 3,7 masih kurang memiliki kinerja yang baik terkait dengan relevansi visi dan misi terhadap program PHBM yang
dijalankan Grafik 1.
Grafik 1. Rekapitulasi penilaian Kinerja LSM Berdasarkan Elemen Kinerja Dalam pelaksanaan program, sebagian besar LSM 55,6 telah melakukan
kinerjanya dengan baik, sementara 14,1 LSM masih belum melakukan kinerjanya dengan baik kurang baik. Dalam melakukan pengelolaan keuangan,
sebanyak 46,7 LSM berkinerja cukup baik dan sebagain kecil yaitu 15,6 berkinerja kurang baik . Kondisi pengelolaan keuangan hampir sama dengan
elemen pengelolaan tata laksana. Dalam pengelolaan tata laksana lembaga, sebanyak 48,1 LSM berkinerja cukup baik dan sebagian kecil LSM lainnya
yaitu 14,8 berkinerja kurang baik.
Rekapitulasi Penilaian Kinerja LSM Berdasarkan Elemen Kinerja
63,0 56,3
37,8 37,0
52,4 44,4
33,3 29,6
46,7 48,1
38,1 55,6
3,7 14,1
15,6 14,8
9,6 0,0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Visi dan Misi Program
Keuangan Tata Laksana
Administrasi Legitimasi
Nama LSM J
u m
la h
In di
k at
o r
Jumlah Nilai Baik Jumlah Nilai Cukup
Jumlah Nilai Kurang
94 Untuk kinerja yang terkait dengan elemen administrasi, sebagian besar LSM
yaitu 52,4 berkinerja baik sementara sebagian kecil LSM 9,6 masih berkinerja kurang baik. Sementara terkait dengan elemen legitimasi, penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagain besar LSM 55,6 mempunyai kinerja cukup baik
sementara 4 LSM memiliki kinerja baik.
5.2.2. Penilaian Kinerja untuk Setiap LSM
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa LSM 1 dan LSM 2 mempunyai jumlah total nilai baik yang tinggi yaitu masing-masing sebanyak 88,9 dan
72,2 Grafik 2. Sementara LSM lainnya berkisar antara 30 – 50. Namun LSM 6 memiliki jumlah nilai baik yang paling sedikit yaitu sebanyak 16,7 dan
memiliki nilai kurang baik tertinggi diantara LSM lainnya yaitu sejumlah 36,1. LSM 3 dan LSM 1 bahkan tidak memiliki nilai kurang baik sementara yang lainya
memiliki nilai kurang baik berkisar antara 2 – 30. Keberagaman hasil penilaian kinerja LSM dalam pelaksanaan program PHBM ini menunjukkan bahwa tingkat
kapasitas, pengetahuan, dan jaringan yang dikembangkan oleh LSM sangat beragam. Kondisi wilayah, sebaran lokasi pendampingan, metode serta
pendekatan yang dilakukan oleh LSM mempengaruhi kinerja LSM yang bersangkutan. Program pokok yang diusung oleh LSM bersama dengan
masyarakat juga memberikan pengaruh terhadap kinerja sebuah lembaga dalam proses pendampingan dengan masyarakat.
95 Grafik 2. Rekapitulasi Penilaian Kinerja LSM dalam Program PHBM
Dalam penelitian ini, setiap indikator mempunyai bobot yang sama. Kinerja LSM dinilai dari pembobotan setiap elemen yang diperoleh dengan menentukan
nilai setiap indikator terhadap jumlah nilai secara keseluruhan indikator. Jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja LSM dalam program PHBM ini
berjumlah 36 indikator. Berdasarkan rumus dalam metode pengambilan keputusan sertifikasi PHBML yang dikembangkan oleh LEI, maka:
Kinerja yang baik, jika B
≥ 18 indikator dan C ≥ 9 indikator
Kinerja yang cukup baik, jika B
≥ 9 indikator dan C ≥ 18 indikator
Kinerja yang kurang baik, jika selain yang diatas.
Berdasarkan rumus tersebut sebagian besar LSM yaitu 5 mempunyai kinerja yang baik dalam pelaksanaan program PHBM dan sebanyak 2 LSM masing-masing
memiliki kinerja yang cukup baik dan kurang baik Grafik 3.
Rekapitulasi Penilaian Kinerja LSM dalam Program PHBM
72.2