0.13 Analisis Spasial Perubahan Penggunaan dan Fragmentasi Lahan di Wilayah Pinggiran Jakarta

Gambar 6. Perbandingan luasan perubahan penggunaan lahan antar kecamatan Gambar 6 menunjukkan perbandingan luasan perubahan penggunaan lahan antar kecamatan di lokasi penelitian. Peningkatan lahan terbangun untuk permukiman pada periode analisis tertinggi terjadi di Kecamatan Rumpin, Cimanggis dan Sawangan. Peningkatan yang tinggi dapat disebabkan oleh ketersediaan lahan untuk dialihfungsikan menjadi permukiman masih luas As- syakur 2011. Peningkatan yang tinggi diikuti pengurangan luas lahan sawah yang tinggi pula. Peningkatan permukiman terendah terjadi pada Kecamatan Beji. Hal ini terjadi karena kecamatan tersebut tidak memiliki lahan pertanian yang cukup untuk dialihfungsikan. Sebagian besar wilayah Beji merupakan lahan terbangun. Selain ketersedian lahan, berdasarkan keterangan aparat desa dikatakan bahwa pembangunan di Kecamatan Beji lebih banyak dilakukan sebelum tahun 2001 sehingga pada rentang tahun 2001-2013 lebih banyak kegiatan renovasi dan pembangunan dalam luasan kecil. Peningkatan lahan terbangun lainnya terjadi pada penggunaan lahan untuk emplasemen. Peningkatan tertinggi terjadi di Kecamatan Gunung Putri. Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Bogor 2013 jumlah industri besar dan sedang yang terdapat di Kecamatan Gunung Putri sebanyak 191 di tahun 2012. Industri-industri tersebut mayoritas berada di Desa Tlajung Udik, Cicadas dan Wanaherang. Fenomena ini terjadi karena adanya peraturan dari pemerintah Kecamatan Gunung Putri yang mengkhususkan desa tersebut menjadi pusat industri serta desa lain sebagai pusat perumahan dan kebun campuran Lampiran 1.2. Perluasan pembangunan industri dan perumahan menunjukkan terjadinya transformasi fisik di daerah-daerah pinggiran kota. Transformasi fisik akan mendorong terjadinya transformasi-transformasi lain seperti transformasi sosial ekonomi masyarakat sekitar akibat pengaruh yang ditimbulkan oleh kota-kota besar di sekelilingnya Sari et al. 2007. Intensifikasi penggunaan lahan pertanian serta perluasan pembangunan struktur untuk tujuan perumahan dan komersial di seluruh lokasi penelitian dapat dipahami sebagai suatu langkah penyesuaian di tingkat rumah tangga akibat pengembangan dan perubahan kebijakan di tingkat makro. Transisi dari ketergantungan pada pertanian ke basis ekonomi yang lebih beragam -3000 -2500 -2000 -1500 -1000 -500 500 1000 1500 BA EMP GC KC KKT KKP HTN PMK SWH P er ub a ha n L ua sa n ha Rumpin Gunung Putri Gunung Sindur Beji Limo Cimanggis Sawangan Sukmajaya Pancoran Mas