Strategi Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Pembangunan Desa di Era Otonomi Desa (Studi Implementasi UU No. 6 Tahun2014 tentang Desa di Kabupaten Nganjuk)

(1)

STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA DI ERA OTONOMI DESA (Studi Implementasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa di Kabupaten

Nganjuk)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk mendapatkan Gelar

Sarjana (S-1)

Disusun oleh :

Dimas Handaru Laksono Turido 201010050311092

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 30 Januari 2016

Jam : 11.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1. Yana S. Hijri, S.IP., M.IP : Penguji I (...) 2. Drs. Krishno Hadi, MA : Penguji II (...) 3. Dr. Asep Nurjaman M.Si : Penguji III (...) 4. Dr. Tri Sulistyaningsih,

M.Si

: Penguji IV (...)

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

KATA PENGANTAR Assalamu'alaikumWr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA (studi implementasi UU No 6 tahun 2014 tentang Desa di Kabupaten Nganjuk).

Maksud dan tujuan skripsi ini sebagai salah satu prasyaratan untuk memperoleh gelar Setara-1 di Universitas Muhammadiyah Malang. Banyak waktu, tenaga dan masalah-masalah kecil yang menyertai penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah S.W.T

2. Kedua orang tua dan saudara saya yang dengan tulus selalu mendoakan,memberikan dorongan,masukan, perhatian,dukungan,dan curahan kasih sayang yang tidak ternilai dalam kehidupan penulis,serta selalu bersabar membimbing ke arah yang lebih baik.

3. Bapak Dr. Asep Nurjaman,M.Si. Selaku pembimbing I dan Ibu Dr.Tri Sulistyaningsih,M.Si. Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,coretan revisi,acc,bantuan ,nasehat ,dukungan,serta motivasi selama pembuatan sampai penyelesaian tugas akhir ini.


(4)

4. Bapak dan ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhamadiyah Malang atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama kegiatan perkuliahan. 5. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP,MA.Gov selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UMM yang telah banyak memberikan motivasi dan pelajaran berharga yang dapat saya petik dari beliau untuk saya kedepannya. 6. Seluruh karyawan kantor Desa Talun yang telah banyak membantu penulis

selama proses penulisan skripsi ini.

7. Sahabat terbaik saya , Imam Bagoes,Rizki Subekja,Robin,Yutari,Bayu ,Luhur ,Dio,Pak joko yang selama ini telah memberikan dorongan support,motivasi agar penulis dapat dengan cepat menyelesaikan tugas akhir ini.

8.

Teman-temanku:Gifari,Januar,Sandro,Dadan,Dicky,Iksan,Jaya,Gebi,Madya,Gigih ,Dadi,Tomi,Hyan,Bagas,Andra,serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.Terimakasih banyak kawan kalian telah menemani dan membantu hingga terselesaikanya laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis akan dengan senang hati menerima segala kritikdan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis ucapkan mudah - mudahan Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Amin


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual ... 9

F. Definisi Operasional ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

1. Jenis Penelitian ... 12

2. Teknik Pengumpulan Data ... 13


(6)

4. Lokasi Penelitian ... 14

5. Teknik Analisis Data ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintahan Desa ... 18

1. Pengertian Pemerintahan Desa ... 18

2. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa ... 19

3. Otonomi Desa ... 20

4. Struktur Pemerintahan Desa ... 22

B. Pembangunan Desa ... 26

1. Pengertian Pembangunan ... 26

2. Konsep dan Prinsip Pembangunan Desa ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Nganjuk ... 32

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 32

2. Klimatologi dan Hidrologi ... 33

3. Topografi ... 33

4. Tata Guna Tanah ... 34

5. Lahan Kritis ... 34

6. Penduduk ... 35

B. Gambaran Umum Kecamatan Rejoso ... 36

C. Gambaran Pemerintah Desa Talun ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemerintah Desa Upaya Meningkatkan Pembangunan di Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk ... 44


(7)

1. Perencanaan pembagunan di Desa Talun

Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk ... 44 2. Pelaksanaan pembagunan di Desa Talun

Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk ... 48 3. Proses Monitoring dan Evaluasi pembagunan di

Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. ... 52 4. Proses Pengawasan pembagunan di Desa Talun

Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk... 55 B. Kendala – kendala dalam pembagunan di Desa Talun

Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. ... 59 C. Upaya upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan

yang dihadapi Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Pembangunan di Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. ... 62 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

David Fried R. 2006. Manajemen Strategis Edisi 10. Penerbit Salemba Empat., Jakarta. hal.16

Emzir. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Analisis Data. Rajawali Pers. PT. Grafindo Persada.Jakarta.

Pranadji, T. dan E.L. Hastuti. 2004. Transformasi Sosio-Budaya dalam Pembangunan Perdesaan. Analisis Kebijakan Pertanian

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rakhmat. 2013. Dimensi Startegis Manajemen Pembagunan. Edisi Pertama. Penerbit Graha ilmu. Yogyakarta.

Robert, J.Kodoatie. 2005. Pengantar Manajemen Infrastruktur, Edisi Revisi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar Kebijakan, cetakan ketiga. Penerbit Kencana. Jakarta.

Suharsimi,Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter. Jakarta: Rineka Cipta.

Suradisastra, K. 2006. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Orasi Pengukuhan Peneliti Utama Sebagai Profesor Riset. Bogor, 7 Desember, 2006. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta

Suriadi, Agus. 2005. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Diktat). Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Rineka Cipta. www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8441/1709/.diakses tanggal 9


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan desa adalah upaya secara sadar yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan oleh pemerintah desa beserta masyarakat untuk mencapai masyarakat desa yang di cita-citakan guna mencapai masyarakat sejahtera dengan memanfaatkan segala potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Pelaksanaan pembangunan di desa sebagai implementasi dari Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan bahwa UU Desa ini memberikan kepastian hukum bagi Desa yang telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis. Desa yang mandiri merupakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat desa. Penduduk pedesaan adalah merupakan suatu potensi sumber daya manusia yang memiliki peranan ganda, yaitu sebagai objek pembangunan dan sekaligus sebagai subjek pembangunan. Dikatakan sebagai objek pembangunan, karena sebagian penduduk di pedesaan dilihat dari aspek kualitas masih perlu dilakukan pemberdayaan. Sebaliknya sebagai subjek pembangunan penduduk pedesaan memegang peranan yang sangat penting


(10)

2

sebagai kekuatan penentu (pelaku) dalam proses pembangunan pedesaan maupun pembangunan nasional.

UU Desa no 6 tahun 2014 yang didukung PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP No. 60 tentang, Dana Desa yang Bersumber dari APBN, telah memberikan pondasi dasar terkait dengan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika

Pembangunan wilayah pedesaan mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan dapat dilihat pula sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana agar tercipta pembangunan ekonomi daerah yang efektif. Pembangunan dengan melibatkan langsung masyarakat desa, menunjukkan hasil yang jauh lebih baik dan efisien daripada pembangunan desa yang selama ini dijalankan dengan mekanisme proyek. Memberikan kesempatan luas kepada desa untuk mengatur rumah tangganya sendiri dengan memberikan kewenangan disertai dengan biaya perimbangan akan mempercepat pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa, maka pemerintah perlu menciptakan suatu strategi pencapaian tujuan tersebut. Pemerintah Desa perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: Keterpaduan pembangunan desa,


(11)

3

dimana kegiatan yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan kegiatan pembangunan yang lain. Partisipatif, dimana masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan.

Guna merancang strategi yang dimaksud, pemerintah perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Keterpaduan pembangunan desa, dimana kegiatan yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan kegiatan pembangunan yang lain.

2. Partisipatif, dimana masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan.

3. Keberpihakan, dimana orientasi kegiatan baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil kepada seluruh masyarakat desa.

4. Otonomi dan desentralisasi, dimana masyarakat memperoleh kepercayaan dan kesempatan luas dalam kegiatan baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun pemanfaatan hasilnya.1

Permasalahan yang krusial tentang pembangunan di pedesaan antara lain : 1. Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi antara daerah perkotaan dan

pedesaan

2. Keterbatasan SDM yang berkualitas di daerah pedesaan sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

3. Kurangnya sarana dan prasarana perhubungan di daerah pedesaan, khususnya yang menghubungkan suatu kawasan miskin dengan kawasan yang lebih maju.2

1Johan, S. 2015. Peran Kepala Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik Di Desa

Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau eJournal Ilmu Pemerintahan, 3 (2) 2015.


(12)

4

Secara empiris pembangunan desa masih belum terlaksana secara maksimal di Kabupaten Nganjuk. Beberapa permasalahan pembangunan di Kabupaten Nganjuk antara lain

1. Belum optimalnya aksesibilitas pendidikan, sarana dan prasarana dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

2. Terbatasnya sumberdaya kesehatan dokter spesialis dan dokter ahli, belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan, dan masih belum akuratnya data keluarga miskin untuk mendapat jaminan kesehatan.

3. Belum memadainya penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman dan masih banyaknya rumah yang tidak layak huni.

4. Belum optimalnya peran BKPRD dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam tertib penataan ruang.

5. Belum optimalnya kualitas perencanaan pembangunan serta Semakin menurunnya tingkat partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan, khususnya di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan karena kurangnya konsistensi antara perencanaan pembangunan yang dihasilkan melalui proses Musrenbang dengan alokasi penganggaran di APBD

6. Kurangnya sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.

7. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap tertib administrasi kependudukan dan) Belum optimalnya pengelolaan kependudukan dan pencatatan sipil.

8. Masih cukup tingginya angka kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

9. Terbatasnya akses modal, pasar dan adopsi teknologi

10.belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa, dan tata kelola pemerintahan desa3

Berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Kabupaten Nganjuk, anggraan yang ditetapkan untuk pembangunan daerah melalui Belanja langsung. Anggaran pembangunan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kesejahteraan masayarakat melalui berbagai program kependidikan dan kesehatan, penyediaan infrastruktur dasar, serta menggiatkan pembangunan seperti penciptaan lapangan kerja, penanggulangan pengangguran dan


(13)

5

kemiskinan. Besarnya anggaran pembangunan daerah pada tahun 2014 sebesar Rp. 687,288,514,229,- atau sebesar 41 % dana dari APBD untuk kegiatan pembangunan dan pada tahun 2015 sebesar Rp. 839.685.042.823,- atau sebesar 44 % dana dari APBD untuk kegiatan pembangunan. Dana yang terserap untuk pembangunan selama tahun 2014 Rp. 651,274,596,083.40. Sedangkan Anggaran Dana Desa untuk kabupeten Nagnjuk tahun 2014 sebesar 75.200.000.000. (Sumber ; RPJMD Kabupaten Nganjuk 2014-2015)

Strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Nganjuk yang selaras dengan misi pembangunan antara lain 1) Terus Mengembangkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Prima Dengan Nuansa Kehidupan Yang Religius. 2) Meningkatnya pelayanan bidang kesehatan dan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Masa Depan. 3) Memacu Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pembinaan Ekonomi Kerakyatan Yang Bertumpu Pada Perdagangan Dan Industri Yang Berbasis Potensi Pertanian. 4) Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Dengan Tetap Mengedepankan Aspek Pelestarian Lingkungan Hidup. 5) Meningkatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan. 6) Mengembangkan Pola Kehidupan Dan Hubungan Masyarakat Yang Adil, Bermartabat, Tertib Dan Tentram.

Sudah saatnya menjadikan desa sebagai pusat-pusat pembangunan dan menjadikan desa sebagai motor utama penggerak roda perekonomian melalui sektor pertanian. Desa-desa seharusnya diberi kepercayaan dan pembangunan


(14)

6

perdesaan diberi perhatian lebih. Pembangunan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan. Desa dan kota mempunyai peran yang sama-sama penting dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah. Jika peran desa dan kota tersebut dapat berjalan dengan baik, hubungan keterkaitan (ekonomi) antara desa dan kota dapat tercapai. Pentingnya keterkaitan desa-kota ini dalam jaringan wilayah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pentingnya pembangunan desa mengingat sebagian besar penduduk Indonesia berdiam diri di wilayah desa, meskipun proporsinya dari tahun ke tahun semakin merosot. Saat ini diperkirakan 60% penduduk masih tinggal di desa; kesejahteraan penduduk di desa jauh tertinggal dibandingkan penduduk kota. Sebagian besar penduduk desa bekerja di sektor pertanian atau sektor informal dengan pendapatan yang rendah. Saat ini sekitar 63% dari total penduduk miskin berdiam diri di desa. Tentu ada alasan lain di luar itu, misalnya sebagian besar sumber daya ekonomi yang ada di desa. Namun, kedua argumen di atas merupakan poin utama tentang pentingnya pembangunan perdesaan, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik.

Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Propenas, Bab IX Pembangunan Daerah dengan tegas menyebutkan : sebagian besar masyarakat perdesaan saat ini masih berada pada pola kehidupan dan budaya perdesaan yang mengandalkan sumber kehidupan dari pertanian subsisten atau buruh tani yang pendapatannya tidak pasti dan rendah. Disamping itu, kehidupan sosial ekonomi masyarakat perdesaan relatif tertinggal dibanding daerah perkotaan yang


(15)

7

disebabkan oleh lapangan kerja dan kegiatan usaha yang tidak kompetitif dan tidak memberikan pendapatan masyarakat yang layak, kondisi pelayanan pendidikan dan kesehatan yang kurang memadai, rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana permukinan, adanya penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam oleh kelompok pengusaha besar, serta peraturan-peraturan yang menghambat

Dalam proses pengambilan tindakan pembangunan yang di lakukan pemerintah baik itu pada saat pengambilan keputusan, implementasi pemanfaatan dan evaluasi program pembangunan, identifikasi masalah, serta proses perencanaan program pembangunan, harus bisa di pertanggung jawabkan secara penuh, karena hal ini merupakan salah satu kewajiban pemerintah desa di dalam meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat desa terhadap pemerintah. Konsep pembangunan yang berkelanjutan yang menitik beratkan pendekatan pembangunan manusia erat kaitannya dengan pembangunan sebagai sistem, metode dan gerakan dalam rangka pertumbuhan social.

Berdasarkan uraian tersebut peniulis tertarik untuk mengkaji Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut ;

1. Bagaimana Strategi Pemerintah Desa Upaya Meningkatkan Pembangunan di Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk?.


(16)

8

2. Kendala apa saja yang dialami Pemerintah desa dalam Meningkatkan Pembangunan di Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut ;

1. Mengetahui Strategi Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur di Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.

2. Mengetahui Kendala Pemerintah desa dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur di Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi Bahan referensi dalam rangka pengembangan khazanah ilmu pengetahuan terutama yang terkait dengan bidang pembangunan desa.

2. Manfaat Praktis

Bagi Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Kebupaten Nganjuk diharapkan dapat menjadi kontribusi positif dalam membuat kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan infrastruktur di desa.


(17)

9 E. Definisi Konseptual

1. Strategi

Strategi merupakan suatu cara yang digunakan dalam menjalankan organisasi sehingga apa yang diinginkan organisasi akan dapat dicapai sesuai dengan misi dan tujuan organisasi tersebut. 4. Dengan kata lain strategi (strategy) merupakan alat yang digunakan untuk mencapau tujuan jangka panjang yang sudah ditetapkan.

Strategi pembangunan pada dasarnya terkait dengan nilai dan falsafah yang dianut oleh suatu masyarakat bangsa tertentu. Perkembangan pemikiran tentang strategi pembangunan terdiri (1) Startegi pembangunan bangsa, (2) Startegi pembangunan dengan stabilitas (3) startegi pembanguanam dengan keadilan. strategi pembangunan bangsa member penekanan pada segi politik dan sosial. Strategi pembangunan dengan stabilitas dimaksudkan apabila suatu kestabilan politik telah dicapai melalui kultur dan iklim politik dalam masyarakat suatu bangsa maka sudah dapat memulai pembangunan ekonominya. Strategi pembangunan berkeadilan merupakan suatu strategi pembangunan yang diterapkan dikebanyakan negara berkembang dengan penekanan orientasi pada keadilan dan pemerataan.5

2. Pembangunan Desa

Pembangunaan adalah suatu rangkaian gerak perubahan menuju arah kemajuan, perubahan tersebut direncanakan berdasarkan norma-norma tertentu.

4 David Fried R., 2006., Manajemen Strategis Edisi 10., Penerbit Salemba Empat.,

Jakarta. hal.16

5Rakhmat.2013.Dimensi Startegis Manajemen Pembagunan. Edisi Pertama. Penerbit Graha ilmu. Yogyakarta. Hal 12


(18)

10

Pembangunan juga berartikan sebagai rangkaian usaha dan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai keadaan lepas landas, atau mungkin keadaan yang penuh dengan dorongan kearah kematangan6.

Pembangunan Desa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah desa, dalam rangka memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat desa. Dana pembangunan desa diambil dari pendapatan asli desa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahunnya yang dibahas bersama Badan Permusyawaratan desa maupun dari sumber lain dan swadaya masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan perlu adanya perencanaan pembangunan, tanpa perencanaan program pembangunan desa menjadi daftar kegiatan tanpa arah tujuan. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dijelaskan Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia

Pembangunan di desa merupakan pembangunan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu dengan kewajiban yang serasi antara pemerintah dan masyarakat, dimana pemerintah wajib memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan, dan fasilitas yang diperlukan. Sedangkan masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk swakarya dan swadaya gotong – royong masyarakat pada setiap pembagunan yang diinginkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan. Prinsip – Prinsip Pembangunan Desa (Tjahja Supriatna, 2000: 13) adalah: 1) Imbangan kewajiban yang serasi antara

6Sadono Sukirno, 2006,Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar Kebijakan,


(19)

11

pemerintah dan masyarakat. 2.) Dinamis dan berkelanjutan 3.) Menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi 7

Tujuan pembangunan desa jangka pendek adalah menunjang atau mendukung keberhasilan pembangunan sektor–sektor yang mejadi prioritas desa untuk meningkatkan produksi, perluasan lapangan kerja, pemerataan dan penyebaran penduduk, pengembangan koperasi, Keluarga Berencana (KB), pendidikan dan kesehatan. Tujuan pembangunan desa jangka panjang adalah mengembangkan seluruh desa di Indonesia menjadi desa swasembada melalui tahap – tahap pengembangan desa swadaya dan desa swakarya dengan memperhatikan keserasian hubungan antara pedesaan dengan perkotaan, imbangan kewajiban yang serasi antara pemerintah dan masyarakat serta keterpaduan yang harmonis antar berbagai program sektoral/regional/inpres dan partisipasi masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dalam rangka pemerataan pembangunan keseluruh wilayah Indonesia.8.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang variabel yang dengan penjelasan tersebut diketahui unsur unsur atau indikator-indikator dari variabel tersebut. Dengan demikian definisi operasional berfungsi untuk data yang dikumpulkan agar peneliti lebih fokus lebih mendalam. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah Strategi pembangunan berkeadilan yang

7Supriatna, Tjahya. 2000.Strategi Pembangunan dan Kemiskinan.Rineka Cipta.

Jakarta. hal. 10-13

8 8Supriatna, Tjahya. 2000.Strategi Pembangunan dan Kemiskinan.Rineka Cipta.


(20)

12

diterapkan pemerintah Kebupaten Nganjuk dalam pembangunan desa Berdasarkan dari hal tersebut ada empat variable yang dapat dikemukakan dalam hal ini:

a. Pelaksanaan Musrenbang Desa yang merupakan proses perumusanRPJM Des dan perumusanAPB Desa

b. Pelaksanan RPJM desa yang merupakan pelaksanaan pembangunan jangka menengah desa berdasarkan hasil musrenbang desa

c. RKP desa merupakan rencana kegiatan pembangunan desa berdasarkan hasil musrenbang dan RPJM desa

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang Strategi Pemerintah Kebupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan Desa dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang 9. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah dalam masyarakat, termasuk di dalamnya tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, antara lain tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,


(21)

13

sikap, pandangan-pandangan, serta proses- proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra10. Jadi observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat dianalisa pada waktu kejadian itu terjadi. Dibandingkan metode survey metode observasi lebih obyektif.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.11 Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, dokumen, dan peraturan-peraturan. Maupun segala informasi yang berhubungan dengan Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era otonomi Desa.

c. Wawancara

10

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm: 133


(22)

14

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti langsung kepada informan atau pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan12.

3. Subyek penelitian

Peneliti penetapkan para informan yang diharapkan bisa memberikan informasi seluas-luasnya terutama yang beruhubungan dengan Startegi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Oronomi Desa.

1. Kepala Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. 2. Sekartaris Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Naganjuk.

3. Kepala Urusan Pembangunan Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.

4. Lokasi Penelitian

Dilakukannya oleh peniliti serangkaian penelitian berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara agar mendapatkan informasi dengan mudah oleh karena itu yang menjadi lokasi penelitian adalah di Kebupaten Nganjuk.

5. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu menggambarkan realitas yang sedang terjadi. Peneliti mengumpulkan datanya dengan cara mengangsur atau menabung informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terahir memberi interpretasi. Analisis


(23)

15

data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Model Interaktif, dengan tiga prosedur13 yaitu

a. Reduksi data

Reduksi data dimaksudkan sebagai proses penyederhanaan data dengan cara memilah milah , mengelompokkan, mengarahkan memilih data-data pokok yang penting dan tidak penting, dari berbagai sumber dan berbagai metode pengumpulan data guna menentukan tema dan polanya serta mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga memudahkan menarik kesimpulan dan diverifikasi sesuai fokus penelitian yaitu Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Otonomi Desa dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci.

Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

b. Penyajian Data

Penyajian data atau display data dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian,

13Miles, Matthew. B, dan A. Michael Huberman. 1992.Analisis Data Kualitatif.Jakarta: Universitas Indonesia Press. hlm. 15-20


(24)

16

peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Data-data tentang Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Otonomi Desa kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi. c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedangkan verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganaisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk

mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain makna yang

muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya (validitasnya).

Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifatgrounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti. Analisis data merupakan suatu kegiatan yang logis, data


(25)

17

kualitatif berupa pandangan-pandangan tertentu terhadap fenomena yang terjadi utamanya Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Otonomi Desa

Verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang penelitian oleh peneliti yang dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan mencari tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesa dan disimpulkan secara tentatif, sehingga terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori. Prosedur analisis dilakukan dengan 3 (tiga) fase

yang disebut sebagai “Model Interaktif”, seperti digambarkan berikut ini:

Gambar 1.1 Analisis Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman ( 1992:15-20).

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi


(1)

diterapkan pemerintah Kebupaten Nganjuk dalam pembangunan desa Berdasarkan dari hal tersebut ada empat variable yang dapat dikemukakan dalam hal ini:

a. Pelaksanaan Musrenbang Desa yang merupakan proses perumusanRPJM Des dan perumusanAPB Desa

b. Pelaksanan RPJM desa yang merupakan pelaksanaan pembangunan jangka menengah desa berdasarkan hasil musrenbang desa

c. RKP desa merupakan rencana kegiatan pembangunan desa berdasarkan hasil musrenbang dan RPJM desa

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang Strategi Pemerintah Kebupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan Desa dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang 9. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah dalam masyarakat, termasuk di dalamnya tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, antara lain tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,


(2)

sikap, pandangan-pandangan, serta proses- proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra10. Jadi observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat dianalisa pada waktu kejadian itu terjadi. Dibandingkan metode survey metode observasi lebih obyektif.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.11 Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, dokumen, dan peraturan-peraturan. Maupun segala informasi yang berhubungan dengan Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era otonomi Desa.

c. Wawancara

10

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm: 133


(3)

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti langsung kepada informan atau pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan12.

3. Subyek penelitian

Peneliti penetapkan para informan yang diharapkan bisa memberikan informasi seluas-luasnya terutama yang beruhubungan dengan Startegi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Oronomi Desa.

1. Kepala Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. 2. Sekartaris Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Naganjuk.

3. Kepala Urusan Pembangunan Desa Talun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.

4. Lokasi Penelitian

Dilakukannya oleh peniliti serangkaian penelitian berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara agar mendapatkan informasi dengan mudah oleh karena itu yang menjadi lokasi penelitian adalah di Kebupaten Nganjuk.

5. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu menggambarkan realitas yang sedang terjadi. Peneliti mengumpulkan datanya dengan cara mengangsur atau menabung informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terahir memberi interpretasi. Analisis


(4)

data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Model Interaktif, dengan tiga prosedur13 yaitu

a. Reduksi data

Reduksi data dimaksudkan sebagai proses penyederhanaan data dengan cara memilah milah , mengelompokkan, mengarahkan memilih data-data pokok yang penting dan tidak penting, dari berbagai sumber dan berbagai metode pengumpulan data guna menentukan tema dan polanya serta mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga memudahkan menarik kesimpulan dan diverifikasi sesuai fokus penelitian yaitu Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Otonomi Desa dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci.

Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

b. Penyajian Data

Penyajian data atau display data dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian,

13Miles, Matthew. B, dan A. Michael Huberman. 1992.Analisis Data Kualitatif.Jakarta:


(5)

peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Data-data tentang Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Otonomi Desa kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi. c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedangkan verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganaisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk

mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain makna yang

muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya (validitasnya).

Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifatgrounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti. Analisis data merupakan suatu kegiatan yang logis, data


(6)

kualitatif berupa pandangan-pandangan tertentu terhadap fenomena yang terjadi utamanya Strategi Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam Meningkatkan Pembangunan di Era Otonomi Desa

Verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang penelitian oleh peneliti yang dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan mencari tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesa dan disimpulkan secara tentatif, sehingga terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori. Prosedur analisis dilakukan dengan 3 (tiga) fase

yang disebut sebagai “Model Interaktif”, seperti digambarkan berikut ini:

Gambar 1.1 Analisis Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman ( 1992:15-20). Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi