7
1.1.2 Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja ekonomi wilayah Sulawesi Tengah tergolong rendah.
Padahal, propinsi tersebut merupakan propinsi peringkat pertama dalam memasok kakao biji nasional. Sementara itu, kakao biji diperdagangkan secara
meluas di pasar dunia. Oleh karena itu, pertanyaan penting yang memerlukan jawaban penelitian ini ialah bagaimana strategi pengembangan model ekonomi
wilayah Sulteng yang berbasis komoditi kakao biji ?
Pertanyaan di atas menimbulkan beberapa pertanyaan penting yang menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian ini, sebagaimana dikemukakan berikut
ini : i
Bagaimana kondisi usahatani kakao di Sulteng ? Apakah layak diusahakan dan dikembangkan terkait dengan tingkat produktivitasnya yang rendah ?
ii bagaimana struktur, tingkah laku dan efektivitas pasar komoditi kakao biji
di Sulteng ? iii
Bagaimana respon produksi kakao biji terhadap faktor-faktor produksi yang cenderung meningkat dan kebijakan-kebijakan perkakaoan di
Sulteng ? iv
Bagaimana tingkat integrasi pasar kakao biji di berbagai tingkatan ? v
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor kakao biji kabupaten- kabupaten di Sulteng tersebut ?
vi Bagaimana pengaruh total perdagangan bersih net trade komoditi
tersebut terhadap kinerja ekonomi wilayah, pendapatan per kapita, daya saing kakao biji, distribusi pendapatan, dan jumlah penduduk miskin di
Sulteng ? vii
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing kakao biji Sulteng ?
Identifikasi dan perumusan masalah diilustrasikan dalam Gambar 1.
8
Pemasok Permintaan relatif Peringkat III Kecil
Gambar 1 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Kakao
Kebutuhan Manusia
Perdagangan Dunia
Produksi Relatif
konstan Konsumsi
Cenderung meningkat
Harga dunia naik
Posisi Indonesia
Ekonomi Nasional
Sektor Pertanian
Ekonomi Wilayah
Sisi Produksi
Sisi Permintaan
Pertumbuhan Ekonomi
Kebijakan Pengembangan
Pemerintah Pusat
Pemerintah Propinsi
Konsumsi Investasi
Belanja Pemerintah
Net Ekspor
Produktivitas Sektor
pertanian Masih rendah
Pangsa Relatif Ekonomi Wilayah
Lebih Kecil daripada Nlai
Harapan
PDRBkapita tergolong
rendah Meningkatnya
disparitas PDRBkapita
Antar-daerah
PPK Kemiskinan
Masalah: - Permintaan Dunia
+ SPS TBT + Pergeseran Pasar
+ Segment Pasar + Eskalasi Tarif
+ Melemahnya Harga
- Penawaran Indonesia + Daya saing lemah
+ Biaya produksi naik + Tatanan pasar domestik
+ Desentralisasiotonomi
9
Pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas merupakan batasan ruang lingkup penelitian ini. Pembatasan ini dilakukan karena pertimbangan kajian
masalah kakao dalam penelitian ini sangat luas, yaitu dari aspek mikro produksi usahatani sampai makro perdagangan internasional. Oleh karena itu, di level
ekonomi wilayah meso, dari sisi penawaran, kajian difokuskan pada aspek produksi, dan dari aspek permintaan, kajian difokuskan pada aspek perdagangan
internasional . Sulteng dijadikan target penelitian karena merupakan pemasok peringkat
pertama kakao biji nasional, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Alasan lain muncul dari kurangnya publikasi-publikasi penelitian kakao rakyat
propinsi tersebut. Sebelum tahun 1999, Sulteng terdiri atas satu kota Palu dan empat
kabupaten. Kini keempat kabupaten tersebut telah dimekarkan masing-masing menjadi dua kabupaten, bahkan Poso menjadi tiga kabupaten, yaitu Poso
kabupaten induk, Morowali dan Tojo Una-una Touna. Kabupaten Donggala menjadi Kabupaten Donggala induk dan Kabupaten Parigi Moutong Parimo.
Kabupaten Buol Toli-toli menjadi Kabupaten Toli-toli induk dan Kabupaten Buol. Kabupaten Luwuk Banggai menjadi Kabupaten Banggai induk dan
Kabupaten Banggai Kepulauan Bangkep. Kesembilan kabupaten tersebut memasok kakao biji. Kabupaten Parimo merupakan pemasok peringkat pertama
dengan besar pasokan 33,49 persen pada tahun 2008. Selanjutnya, Kabupaten Donggala merupakan pemasok peringkat kedua 22,43, dan Kabupaten Poso
pemasok peringkat ketiga 12,03. Kabupaten lainnya masing-masing memasok tidak lebih daripada 10 persen. Pasokan kakao biji Kota Palu adalah
pasokan terkecil 0,04, sehingga diakumulasikan ke pasokan Kabupaten Donggala. Ini dilakukan karena Kota Palu juga dimekarkan dari Kabupaten
Donggala.
10
1.2 Tujuan Penelitian