2.4 Uji Mann-Kendall
Uji Mann-Kendall merupakan uji sta- tistika nonparametrik yang pertama kali
diperkenalkan oleh Mann 1945, dan di- gunakan untuk menguji tren. Kendall 1975
menggunakan uji ini untuk pendistribusian data statistik Lettenmaier et al. 1994. Uji
Mann-Kendall secara umum banyak di- gunakan untuk mendeteksi tren dalam seri
waktu misalnya untuk fluktuasi yang terjadi di alam Nugroho 2009. Selain itu uji Mann-
Kendall dapat juga digunakan untuk meng- analisis tren hidrometeologi ataupun varia-
bilitas iklim Turgay 2006. Kelebihan uji Man-Kendall tersebut adalah uji tren yang
sederhana dan data tidak harus menyebar secara normal Nugroho 2009. Selain itu uji
Mann-Kendall juga digunakan untuk meng- analisis signifikansi untuk semua tren secara
statistik Aldrian 2008. 2.5 Curah Hujan Wilayah
Curah hujan wilayah adalah rata-rata curah hujan di seluruh daerah pengamatan,
bukan curah hujan dari 1 titik pengamatan. Satu titik pengukuran curah hujan tidak dapat
mewakili volume curah hujan yang jatuh pada suatu tempat. Cara perhitungan curah
hujan wilayah dari pengamatan hujan di beberapa titik dibagi menjadi 5 yaitu cara
rata-rata Aljabar, cara poligon Thiessen, cara garis isohiet, cara garis potongan antara dan
cara dalam-elevasi Sosrodarsono dan Takeda 2003.
2.6 Koefisien Limpasan
Koefisien limpasan adalah rasio debit ali- ran dengan curah hujan Indriatmoko 2010.
Nilai koefisien limpasan akan semakin kecil apabila air yang menjadi limpasan juga kecil,
begitu sebaliknya jika koefisiean limpasan besar maka jumlah aliran air juga akan se-
makin besar. Koefisien limpasan berpengaruh terhadap besarnya air yang akan melewati
sungai Kristijatno 2008.
Faktor yang dapat mempengaruhi besar- nya nilai koefisien limpasan adalah faktor
penggunaan lahan dan perbedaan bentuk penggunaan lahan. Suatu wilayah yang
mengalami perubahan lahan, maka nilai koe- fisien limpasannya juga akan berubah
Indriatmoko 2010.
2.7 Kondisi Umum Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa dengan panjang 600
Km. DAS Bengawan Solo berada di dua provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah 26,1
dan Provinsi Jawa Timur 27,5, DAS Bengawan Solo juga memiliki tiga subDAS
yang terdiri dari subDAS Bengawan Solo hulu, subDAS Kali Madiun dan subDAS
Bengawan Solo hilir. Sumber aliran DAS Bengawan Solo hulu dan kali Madiun yaitu
dari Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung Lawu. Wilayah Sungai Bengawan
Solo merupakan daerah yang beriklim tropis dengan musim kemarau terjadi pada bulan
Mei sampai Oktober dan musim hujan terjadi pada bulan November sampai April dengan
kelembaban rata-rata 80, suhu bulanan rata- rata 26,7
C, lama penyinaran bulanan rata- rata 6,3 jam dan kecepatan angin bulanan 1,2
ms DPU 2008. Periode tahun 1998-2005 Terjadi pe-
nurunan luas hutan di wilayah Sungai Bengawan Solo sebesar 23 menjadi 18.
Hal tersebut disebabkan oleh penebangan liar dan konversi lahan Sutadi 2008. Total lahan
kritis di DAS Bengawan Solo mulai kategori potensial kritis sampai sangat kritis kurang
lebih 11.398 Km
2
akibat proses erosi yang berlanjut dan kerusakan vegetasi. Luas lahan
kritis terbesar terdapat di Kab. Wonogiri Ja- wa Tengah seluas 128.662 ha, Kab. Pacitan
seluas 129.598 ha dan Kab. Bojonegoro seluas 172.261 ha Jawa Timur. Peta DAS
Bengawan Solo dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Peta DAS Bengawan Solo
III. METODE PENELITIAN