Koefisien Gempa Dasar “C” Waktu Getar Alamiah

 sin 1   o K 1.16

1.2.3. BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR PENAHAN TANAH

Pengaruh beban gempa pada dinding penahan tanah dapat diperhitungkan dengan menggunakan analisa statik ekivalen. Dalam analis statik ekivalen, beban gempa dihitung dengan persamaan berikut. r h EQ W I K T    1.17 I C K h   1.18 T EQ = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau kN K h = Koefisien beban gempa horizontal C = Koefisien gempa dasar untuk daerah, waktu, dan kondisi setempat yang sesuai. I = Faktor Keutamaan Wr = Berat total nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa, diambil sebagai beban mati tambahan

1.2.3.1 Koefisien Gempa Dasar “C”

Nilai Koefisien Gempa dasar “C” diperoleh dari kurva respon spektra pada Gambar 1.8, sesuai dengan daerah gempa, tipe tanah dibawah permukaan, dan waktu getar alami dari struktur tersebut. Daerah gempa di Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempazona. Kondisi tanah dibawah permukaan untuk setiap wilayah gempa dibagi menjadi 3 jenis yaitu tanah Teguh, tanah Sedang dan tanah Lunak. Masing-masing wilayah gempazona mempunyai kurva respon spektra gempa untuk setiap kondisi tanah yang diperlihatkan pada Gambar 1.8. Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 9 Gambar 1.7. Peta Daerah Gempa untuk Koefisien Gempa Dasar Untuk menentukan tipe tanah dalam memilih kurva respon spektra yang akan digunakan dapat digunakan Table 1.1. Tabel 1.1 Kondisi Tanah untuk Koefisien Geser Dasar Tipe tanah Kedalaman Batuan Tanah Teguh Tanah sedang Tanah Lunak Untuk seluruh jenis tanah  3 meter 3 m sampai 25 m 25 meter Untuk tanah kohesif dengan kekuatan geser undrained rata-rata tidak melebihi 50 kg  6 meter 6 m sampai 25 m 25 meter Pada tempat dimana hamparan tanah salah satunya mempunyai sifat kohesif dengan kekuatan geser undrained rata-rata lebih besar dari 100 kg atau tanah berbutir yang sangat padat  9 meter 9 m sampai 25 m 25 meter Untuk tanah kohesif dengan kekuatan geser undrained rata-rata tidak melebihi 200 kPa  12 meter 12 m sampai 30 m 30 meter Untuk tanah berbutir dengan ikatan matrik padat  20 meter 20 m sampai 40 m 40 meter

1.2.3.2 Waktu Getar Alamiah

Waktu getar alamiah jembatan yang digunakan untuk menghitung “Gaya Geser Dasar” harus dihitung dari analisa yang meninjau seluruh elemen bangunan yang memberikan kekakuan dan fleksibitas dari sistim pondasi. Untuk bangunan yang sederhana, dapat menggunakan rumus berikut. p TP K g W T    2 1.19 T = Waktu getar dalam detik Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 10 0.00 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Ko ef si en G em pa D as ar “ C ” Waktu Getar “T” detik 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 Tanah Lunak Tanah Sedang Tanah Teguh ZONA 1 0.13 0.20 0.23 0.00 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Ko ef si en G em pa D as ar “ C ” Waktu Getar “T” detik 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 Tanah Lunak Tanah Sedang Tanah Teguh ZONA 2 0.11 0.17 0.21 Waktu Getar “T” detik 0.00 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Ko ef si en G em pa D as ar “ C ” 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 Tanah Lunak Tanah Sedang Tanah Teguh ZONA 3 0.10 0.14 0.18 0.00 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Ko ef si en G em pa D as ar “ C ” Waktu Getar “T” detik 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 Tanah Lunak Tanah Sedang Tanah Teguh ZONA 4 0.10 0.10 0.15 0.00 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Ko ef si en G em pa D as ar “ C ” 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 Tanah Lunak Tanah Sedang Tanah Teguh ZONA 5 0.10 0.12 0.00 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Ko ef si en G em pa D as ar “ C ” Waktu Getar “T” detik 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 Tanah Lunak Tanah Sedang dan Teguh ZONA 6 0.06 0.07 g = Percepatan gravitasi ms2 W TP = Berat total nominal bangunan atas termasuk beban mati tambahan ditambah setengah berat dari pilar bila dipertimbangkan dalam kN K p = Kekakuan gabungan sebagai gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan pada bagian atas pilarabutmen. Dinding penahan tanah biasanya mempunyai waktu getar yang berbeda pada arah memanjang dan melintang sehingga beban rencana statis ekivalen yang berbeda harus dihitung untuk masing-masing arah.

1.2.3.3 Faktor Keutamaan “I”