Inkubasi Pemberian Ekstrak Daun Murbei Yang Difermentasi Dengan Cairan Rumen Dalam Pakan Mencit (Mus Musculus) Sebagai Hewan Model Sistem Pasca Rumen

16 Tabel 5. Komposisi Pembuatan Larutan Buffer No. Larutan Jumlah 1. Larutan Mineral Makro CaCl 2 .2H 2 O MnCl 2 .4H 2 O CoCl 2 .6H 2 O FeCl 2 .6H 2 O Aquades 13,2 gram 10,0 gram 1,0 gram 8,0 gram sampai volume mencapai 100 ml 2. Larutan penyangga rumen NH 4 HCO 3 NaHCO 3 Aquades 4,0 gram 35,0 gram sampai volume mencapai 1000 ml 3. Larutan Mineral Makro Na 2 HPO 4 KH 2 PO 4 MgSO 4 .7H 2 O Aquades 5,7 gram 6,2 gram 0,6 gram sampai volume mencapai 1000 ml 4. Larutan Pereduksi NaOH Na 2 S.9H 2 O Aquades 4,0 ml 0,625 gram 95 ml 5. Larutan Rezasurin 0,1 wv Trypticase HCl 6 N Pepsin, NF Toluen 6. 7. 8. 9. Sumber : Tilley dan Terry, 1963 dalam Close dan Menke, 1986.

2. Inkubasi

Dilakukan koleksi cairan rumen dari 2 ekor ternak yang berbeda, kemudian cairan rumen disaring menggunakan 3 lapisan kain kasa ke dalam termos yang suhunya 39 C. Selanjutnya 1 bagian cairan rumen ± 500 ml dicampur dengan 4 17 bagian medium yang telah dibuat ± 2000 ml, ditempatkan dalam water bath pada suhu 39 C sambil terus dialirkan gas CO 2 dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirrer . Kemudian diambil masing-masing 500 ml medium yang telah bercampur dengan cairan rumen dan dimasukkan ke dalam 5 tabung erlenmeyer yang telah berisi 1 g maltosa yaitu tabung perlakuan P1, P2, P3, P4 dan P5. Untuk ekstrak daun murbei perlakuan P3 dan P5 dimasukkan sesaat setelah tabung erlenmeyer berisi 1 g maltosa, sedangkan penambahan ekstrak daun murbei perlakuan P2 dan P4 dimasukkan setelah proses fermentasi. Selanjutnya tabung erlenmeyer ditutup dengan sumbat karet berventilasi dan ditempatkan pada water bath, kemudian diinkubasi pada suhu 39 C selama 6 jam. Pembuatan Cairan Rumen Fermentasi Setelah 6 jam diinkubasi, labu erlenmeyer dikeluarkan dan masing-masing cairan dituang ke dalam cetakan atau wadah yang telah diberikan label sesuai perlakuan yang akan diuji untuk dievaporasi ke dalam oven 80 C selama 6 jam yang bertujuan untuk mengurangi kadar airnya. Kemudian hasilnya dicampurkan ke dalam ransum semi purified diet sesuai dengan perlakuan. Perlakuan Penelitian dan Pemeliharaan Ternak Susunan ransum perlakuan yang diberikan pada hewan percobaan mencit adalah sebagai berikut : P0 = Ransum kontrol semi purified diet P1 = P0 + residu fermentasi cairan rumen P2 = P1 + ekstrak daun murbei 0,06 DNJ P3 = P1 + ekstrak daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen 0,06 DNJ P4 = P1 + ekstrak daun murbei 0,12 DNJ P5 = P1 + ekstrak daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen 0,12 DNJ Pemeliharaan mencit dilakukan selama 24 hari 3 hari masa adaptasi dan 21 hari masa koleksi data. Ransum yang diberikan ditimbang seminggu sekali sebanyak 50 g untuk setiap ekor mencit dan dimasukkan ke dalam kantong untuk persediaan satu minggu. Pemberian ransum ke dalam tempat pakan dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore. Ransum dalam kantong dan wadah serta yang tercecer dihitung sebagai sisa ransum. Sampel ransum yang diberikan dan sisa ransum 18 dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 o C selama 24 jam untuk digunakan dalam perhitungan bahan kering ransum. Air minum yang diberikan berupa air mineral yang dimasukkan ke dalam botol kaca berukuran 100 ml dan diganti setiap 3 hari sekali. Sekam padi sebagai litter alas kandang mencit ditimbang ± 250 g dan dioven 60 C selama 24 jam agar sekam benar-benar steril, dan sekam diganti setelah masa adaptasi berlangsung. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari enam perlakuan dan empat kali ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 1 ekor mencit. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut Steel dan Torrie, 1991 : Yij = µ + τi + εij Keterangan : Yij = nilai pengamatan untuk perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum τi = efek perlakuan ke-i εij = pengaruh galat pada satuan percobaan ke-i yang memperoleh perlakuan ke-j Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain konsumsi bahan kering ransum, kecernaan bahan kering ransum, petambahan bobot badan, dan kadar glukosa darah.

1. Konsumsi Bahan Kering Ransum