15 Tahap berikutnya yaitu tahap keempat adalah menganalisis dan menetapkan solusi terbaik
yang digunakan untuk memecahkan masalah desain. Pada tahap ini ada banyak pertimbangan yang digunakan saat analisis dan pemilihan solusi antara lain analisis fungsional, analisis
kekuatan, ergonomika, jaminan kenyamanan dan keselamatan produk, analisis ekonomi dan
pasar, dan lain-lain. Selanjutnya tahap akhir dari proses desain adalah implementasi, yang mengacu pada pengujian, konstruksi, dan manufaktur dari solusi yang dipilih untuk masalah
desain Khandani, 2005. Pengaplikasian ergonomika ke dalam proses produksi sebuah produk tidaklah mudah
dalam pengertian seringkali implementasi justru mempengaruhi harga jual produk. Namun demikian, ini bukanlah suatu alasan untuk tidak memperhatikan faktor ergonomika. Tingginya
rasio kecelakaan yang terjadi di lapangan tidak selalu disebabkan keteledoran seseorang, tapi dalam banyak kasus justru disebabkan oleh salahnya desain produk itu sendiri. Oleh karena itu
ergonomika memiliki peran sangat penting dalam proses desain suatu produk, ergonomika mempertimbangkan bagaimana peralatan serta kondisi lingkungan kerja dapat menjamin hak
pekerjaoperator untuk bisa bekerja secara aman, nyaman, dan sehat.
B. ERGONOMI HUMAN FACTORS ENGINEERING
Secara harfiah kata “ergonomi” berasal dari bahasa Yunani : ergo kerja dan nomos peraturan, hukum. Jadi ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia
bersama-sama dengan ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal antara manusia dengan lingkungan kerjanya, yang manfaatnya diukur dengan
efisien dan kesejahteraan kerja Zander, 1972. Menurut Bridger 2003, ergonomi adalah interaksi antara manusia dan mesin dan faktor-
faktor yang
mempengaruhi interaksi
mesin-manusia. Tujuannya
adalah untuk
memperbaikimeningkatkan performa dari sistem dengan memperbaiki interaksi mesin-manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan “desain internal“ dari suatu interaksi mesin-manusia atau “desain
eksternal” dari faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja saat bekerja atau saat organisasi kerja menurunkan performa interaksi mesin-manusia.
Menurut International Ergonomics Association IEA, ergonomika dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara manusia dan elemen lainnya
dalam sistem yang berhubungan dengan perancangan, pekerjaan, produk, dan lingkungannya untuk mendapatkan kesesuaian antara kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan manusia
Syuaib, 2003. International Ergonomics Association IEA 2000 dalam Helander 2006, menyatakan bahwa para ahli ergonomi menyokong dalam hal mendesain dan mengevaluasi
tugas, kerja, produk, lingkungan dan sistem agar dapat membuat hal tersebut sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan manusia.
Ergonomi merupakan pengetahuan yang didasarkan penelitian ilmiah terhadap humanmanusia dalam situasi kerja. Ergonomi diaplikasikan dalam desain proses dan mesin, tata
letak tempat kerja, metode kerja, dan kontrol terhadap lingkungan fisik, untuk meningkatkan efisiensi antara manusia dan mesin Applied Ergonomics Handbook, 1974.
Human factors atau faktor manusia adalah tentang manusia. Manusia dalam lingkungan tempat dimana dia hidup dan bekerja. Hubungan manusia dengan mesin dan peralatan, dengan
prosedur dan dengan lingkungan sekitar mereka. Dan juga tentang hubungan mereka dengan orang lain. Tujuanya adalah efektivitas sistem, yang termasuk efisiensi dan keselamatan kerja,
serta kesejahteraan individu itu sendiri Hawkins FH, 1987. Disiplin ilmu yang relatif baru
16 berkaitan dengan bagaimana merancang objek sehingga manusia dapat menggunakannya secara
lebih efektif serta menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk manusia hidup dan bekerja Huchingson RD, 1981. Human factors juga berarti suatu teknologi yang fokus untuk
mengoptimumkan hubungan antara manusia dengan aktifitas mereka melalui aplikasi pengetahuan manusia yang sistematik Edwards E, 1988.
Human factors engineering atau human engineering fokus dengan bagaimana caraproses dalam desain mesin, pekerjaan, dan lingkungan kerja sehingga terjadi kecocokan dengan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki manusia Chapanis AR, 1965.
C. ANTROPOMETRI