2.9.2 Analisa Siste
Menurut J.M.K Sistem jaringan pipa m
suplai kota sering rum seluruh kota diperluka
di dalam jaringan.
Ga
Dalam mengana Metode Hardy Cross
untuk menetapkan be pipa dalam jaringan y
mencoba arah aliran kontinuitas dan ene
menggunakan harga disebut sebagai pers
kontinuitas dan persam
istem Jaringan Pipa
.K. Dake, Endang P.Tachyan, dan Y.P. Pangar pa mungkin tidak sesederhana seperti gambar 2.10.
rumit dan di desain suatu sistem distribusi air ukan untuk memperhitungkan tekanan dan debi
Gambar 2.10 : Contoh Skema Jaringan Perpipaan
nalisa sistem jaringan pipa dapat digunakan me oss merupakan suatu metode yang lebih efi
n besarnya debit dan kehilangan tinggi tekanan n yang bersangkutan. Metode Hardy Cross ada
an dan debit aliran pada semua pipa. Jika te energi belum terpenuhi maka percobaan
a yang baru yang telah dikoreksi. Metoda persamaan Loops. Persamaan tersebut terdir
samaan energi Pangaribuan. 1985.
r 2.10. Suatu jaringan ir yang efektif untuk
debit pada setiap titik
paan
metode Hardy Cross. efisien dipergunakan
an di masing-masing adalah metode yang
ternyata persamaan an diulang dengan
oda Hardy Cross juga rdiri dari persamaan
Universitas Sumatera Utara
Menurut Radianta Triatmadja. 2009: Pada tiap node berlaku Persamaan kontinuitas : ∑ Q = q external
2.17 Pada setiap pipa berlaku persamaan energi : ∑ KpQ
n
= 0 2.18
Suatu jaringan kota dapat dibagi menjadi beberapa putaran atau “cincin” yang sesuai. Dua kebutuhan teoretis yaitu penurunantinggi tekan netto sekeliling putaran
harus nol dan besarnya aliran netto ke arah cabang juga harus nol 0 Andaikan kehilangan tinggi tekan terhadap gesekan dan lain-lainnya pada
masing-masing pipa dinyatakan dalam bentuk : hf = Kp.Q
n
2.19 dimana Kp dan indeks n diumpamakan tetap dan Q adalah debit yang melalui pipa,
kita umpamakan : Q = Q
o
+ ∆Q 2.20
dimana Q
o
adalah debit yang diumpamakan memenuhi kondisi kesinambungan yang besarnya di bawah debit yang sebenarnya dengan perbedaan yang kecil seharga
∆Q. Dengan
mensubstitusikan 2.19
kedalam 2.20
dan dengan
mengembangkannya dengan teori binomial dengan menghilangkan faktor yang mempunyai ∆Q
2
dan pangkat yang lebih besar. hf = Kp
- 9
: ;
- 9
∆Q 2.21
Dalam gerakan sekeliling putaran , ∑hf = 0, sehingga : ∑nKp
- 9
∆Q = - ∑Kp
- 9
2.22 Untuk memenuhi kebutuhan kesinambungan pada setiap cabang untuk aliran
masuk dan keluar yang tetap ke dalam putaran tertentu, harga ∆Q harus sama pada
Universitas Sumatera Utara
setiap pipa. Dengan demikian ∆Q dapat dikeluarkan dari tanda pejumlahan. Sehingga persamaan 2.22 menghasilkan:
∆Q =
6 ∑Kp
;
∑nKp
;61
=
∑CD ∑
EF GH
2.23
Persamaan 2.23 memberikan koreksi yang akan digunakan untuk debit yang diumpamakan Q
o
untuk membuat harga tersebut sangat mendekati harga debit yang nyata Q.
Harga n adalah eksponen dalam persamaan Hazen – Williams bila digunakan untuk menghitung hf dan besarnya adalah
-.
1.85 dan n menyatakan suku-suku yang terdapat dalam persamaan yang menggunakan satuan British, yaitu :
;
.
.. 1..L
2.24 Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan persamaan Darcy – Weisbach
dengan n = 2 dan Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa faktor gesekan selalu berubah untuk setiap iterasi.
;
MN O
2.25
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 : Harga Kp untuk pipa Metode
Satuan Snit Kp
Hazen – Wiliam
Q,cfs ; L,ft ; d,ft ; hf,ft 4.73 S
T
.M
U
.M
Q,gpm ; L,ft ; d,inc ; hf,ft 10.44 S
T
.M
U
.M
Q,m
3
s ; L,m ; d,m ; hf,m 10.70 S
T
.M
U
.M
Darcy – Weisbach
Q,cfs ; L,ft ; d,ft ; hf,ft V S
39.70 U Q,gpm ; L,ft ; d,inc ; hf,ft
V S 32.15 U
Q,m
3
s ; L,m ; d,m ; hf,m V S
12.10 U
Sumber : Ram Gupta. S, “Hydrology Hydraulic Engineering Systems. Pearson. New Jersey. 1989. Hal. 567.
2.10 Prosedur Hitungan Metode Hardy – Cross