tergantung pada suatu aktivitas penggunaan air dalam keseharian oleh masyarakat. Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok :
1. Kebutuhan rerata Pemakaian air rata-rata menggunakan persamaan berikut:
2.1 Dimana
Qh : Pemakaiaan air rata-rata m
3
jam Qd : Pemakaian air rata-rata sehari m
3
T : Jangka waktu pemakaian jam 2. Kebutuhan harian maksimum
Kebutuhan air harian dengan menggunakan rumus: Kebutuhan air per hari = Jumlah penduduk x kebutuhan rata-rata per hari
2.2 3.
Kebutuhan pada jam puncak Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam
perhitungan besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada hari-hari tertentu dan pada jam puncak pelayanan. Sehingga penting
mempertimbangkan suatu nilai koefisien untuk keperluan tersebut. Kebutuhan air harian maksimum dan jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan dasar dan nilai
kebocoran dengan pendekatan sebagai berikut : Qh-max = C
1.
Qh 2.3
C
1
adalah konstanata 1,2–2,0.
2.4 Konsep Dasar Pada Aliran Pipa
Menurut Bambang Triatmodjo, 1993. Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap suatu satuan waktu disebut debit aliran dan diberi notasi
Universitas Sumatera Utara
Q. Debit aliran biasan satuannya adalah m
literment,dan sebagai Di dalam zat cai
sama di setiap titik pa sama di setiap titik
kecepatan aliran untuk z
Ga
Apabila tampa diberikan bentuk sepe
Di mana : Q = De
V = Ke A = lua
sanya diukur dalam volume zat cair tiap satua meter kubik per detik m
3
det atau satua bagainya
cair ideal, dimana tidak terjadi gesekan, kecepa k pada tampang lintang, sedangkan kecepatan
ik pada tampang lintang. Gambar 2.1. menunj n untuk zat cair riil melaui pipa dan saluran terbuka
Gambar 2.1.a. Kecepatan aliran melalui pipa
Gambar 2.1.b. Kecepatan aliran melalui saluran te
pang tegak lurus pada arah aliran adalah A. perti terlihat pada persamaan 2.4 berikut:
Q = V x A Debit aliran m
3
s Kecepatan aliran ms
luas penampang aliran m
2
tuan waktu, sehingga atuan lain literdet,
patan aliran V adalah tan zat cair riil tidak
nunjukkan distribusi buka.
pipa
an terbuka
. maka debit aliran
2.4
Universitas Sumatera Utara
2.5 Persamaan Bernoulli
Menurut Bambang Triatmodjo, 1993. Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan pada hukum Newton II. Persamaan ini
diturunkan dengan anggapan bahwa: 1.
Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan kehilangan energi akibat gesekan adalah nol.
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan rapat massa zat cair adalah
konstan. 3.
Aliran adalah kontiniu dan sepanjang garis arus. 4.
Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang. 5.
Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan. Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal
sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada
energi yang ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari fluida. Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang disebut dengan persamaan Bernoulli,
yaitu:
Z
1
+ +
=
Z
2
+ + 2.5
Di mana: p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2
v1 dan v2 = kecepatan aliran pada titik 1 dan 2 z1 dan z2 = perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2
γ = berat jenis fluida g = percepatan gravitasi = 9,81 ms
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 : Ilustrasi persamaan Bernoulli
Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida. Untuk zat cair yang riil, dalam
aliran zat cair akan terjadi kehilangan energi yang harus diperhitungakan dalam aplikasi Bernoulli. Kehilangan tenaga akibat adanya gesekan antara zat cair dengan
dinding batas h
f
atau karena adanya perubahan tampang aliran h
e
. Kehilangan energi yang disebabkan karena gesekan disebut kehilangan energi primer, sedangkan
karena perubahan tampang aliran dikenal kehilangan energi skunder. Dengan memperhitungkan kedua kehilangan tersebut , maka persamaan Bernoulli menjadi:
Z
1
+ +
=
Z
2
+ +
+ ∑h
f
+ ∑h
e
2.6
2.6 Aliran Laminar dan Turbulen