INTERNAL AUDIT AUDIT OPERASIONAL DAN AUD

Nama : Ratri Purwaningrum
NIM : 2014017069
Kelas : 4A3
AUDITING INTERNAL, OPERASIONAL, DAN PEMERINTAHAN
AUDITING INTERNAL
Definisi Auditing Internal
Auditing internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang
independent dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi
organisasi.

Auditing

internal

membantu

organisasi

mencapai

tujuannya


dengan

memperkenalkanpendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta
meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Evolusi Auditing Internal
Auditing internal dimulai sebagai fungsi klerikal yang dilakukan oleh satu orang,
yang terutama terdiri dari pelaksanaan verifikasi tagihan secara independent sebelum
melakukan pembayaran. Setelah bertahun-tahun, auditing internal berevolusi menjadi
aktivitas yang sangat professional yang mencakup penilaian atas efisiensi dan efektivitas
semua tahap operasi perusahaan, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan.
Standar-Standar Praktik
IIA telah menetapkan standar praktik yang mengikat para anggotanya. Standar umum
yang berkaitan dengan masalah-masalah berikut ini :
a. Indepenensi
b. Keahlian professional
c. Ruang lingkup pekerjaan
d. Pelaksanaan pekerjaan audit
e. Pengelolaan departemen auditing internal
Hubungan dengan Auditor Eksternal

Biasanya terdapat hubungan yang erat antara auditor internal dan auditor independent
dari luar entitas. Pekerjaan auditor internal bisa menjadi pelengkap, tetapi bukan pengganti,
pekerjaan auditor independen dalam suatu audit atas laporan keuangan.
Salah satu tanggung jawab direktur auditing internal adalah mengkoordinasikan pekerjaan
auditor internal dengan pekerjaan auditor eksternal.
1

AUDITING OPERASIONAL
Definisi Auditing Operasional
Auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas,
efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen
serta melaporkan kepada orang orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut berserta
rekomendasi perbaikan.
Tahap-tahap dalam Audit Operasional
a. Memilih auditee
b. Merencanakan audit
c. Melaksanakan audit
d. Melaporkan temuan
e. Melakukan tindak lanjut
Keterlibatan dan Standar Akuntan Publik Independen

Berdasarkan keahlian dan pengalamannya, akuntan public independent memenuhi
syarat untuk ,elakukan audit operasional. Pada tahun 1982, AICPA menunjuk komite spesifik
untuk Auditing Operasiomal dan Manajemen guna mempelajari keterlibatan akuntan
independent dalam auditing operasional.
Auditing Keuangan Pemerintah
Sumber utama literatur yang berpengaruh mengenai kinerja audit pemerintah yaitu
Standar Audit Pemerintah yang disebut dengan “Standar Buku Kuning” yang dikeluarkan
oleh GAO (General Accounting Office). Buku kuning dikeluarkan tahun 1972 dengan revisi
berikutnya tahun 1981, dan 1994.
Audit Keuangan menurut Buku Kuning meliputi audit laporan keuangan unit pemerintah,
kontrak-kontrak dan bantuan pemerintah, Pengendalian Intern, kecurangan dan ketidaktaatan
terhadap hukum dan perundang-undangan lainnya. Beberapa tambahan dan Modifikasi yang
penting tentang SAK pada Buku Kuning diantaranya mengenai Materialitas dan signifikansi,
Pengendalian Kualitas, Audit Ketaatan, Pelaporan, dan Berkas Audit Sebagai auditor harus
berkompeten. Selalu menggunakan model resiko audit dalam menetapkan luasnya pengujian
dan mengevaluasi hasil auditnya. lainnya.
Jenis-jenis Audit Pemerintah
a. Audit keuangan
1. Audit atas laporan keuangan
2


2. Audit terkait yang bersifat keuangan
b. Audit kinerja
1. Audit kehematan dan efisiensi
2. Audit program
Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (GAGAS)
a. Standar umum
Kategori umum dari GAGAS terutama berkaitan dengan kualifikasi auditor dan
organisasi audit. Standar ini berlaku untuk audit pemerintah.
Ada empat standar dalam kategori ini, yaitu :
1. Kualifikasi
2. Independensi
3. Kemahiran profesional
4. Pengendalian mutu
b. Standar pekerjaan lapangan untuk audit keuangan
Standar pekerjaan lapangan GAGAS memasukkan ketiga standar pekerjaan
lapangan AICPA tanpa modifikasi. Melalui referensi, juga dimasukkan semua SAS
terkait yang dikeluarkan oleh AICPA yang dapat dianggap sebagai interpretasi standar
pekerjaan lapangan. melengkapi standar-standar ini, GAGAS memasukkan lima
standar pekerjaan lapangan tambahan sebagai berikut :

1. Komunikasi auditor
2. Tindak lanjut audit
3. Ketidaktaatan yang bukan tindakan ilegal
4. Pendokumentasian penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi yang secara
signifikan tergantung pada sistem informasi yang terkomputerisasi
5. Kertas kerja
c. Standar pelaporan untuk audit keuangan
Untuk melengkapi keempat standar pelaporan yang berlaku umum yang
dikeluarkan AICPA serta SAS terkait, yang semuanya dimasukksn ke dalam GAGAS
melalui referensi, yellow book mencantumkan lima standar pelaporan tambahan
berikut ini :
1. Ketaatan pada GAGAS
2. Ketaatan pada hukum dan peraturan serta pengendalian internal
3. Informasi istimewa dan rahasia
3

4. Pembagian laporan
Pelaporan mengenai Ketaatan pada Hukum dan Peraturan
Standar pelaporan yang kedua mensyaratkan bahwa laporan auditor mengenai laporan
keuangan, atau laporan terpisah yang diacu dalam laporan auditor itu, harus mencakup

informasi yang sama mengenai penyimpangan dan tindakan illegal yang dilaporkan kepada
komite audit menurut standar AICPA. Standar ini juga mengharuskan auditor untuk
melqporkan penyimpangan atau tindakan illegal secara langsung kepada pihak-pihak
eksternal dalam dua kondisi jika auditee tidak melakukannya sesegera mungkin setelah
auditor mengkomunikasikannya kepda badan pengatur auditee.
Pelaporan mengenai Pengendalian Internal
GAGAS mengharuskan auditor untuk melaporkan kekurangan-kekurangan dalam
pengendalian internal yang mereka anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Contoh
kondisi yang dapat dilaporkan mencakup :
a. Tidak adanya pemisahan tugas yang bai dan konsisten dengan tujuan pengendalian
yang sesuai
b. Bukti gagalnya menjaga aktiva dari kehilangan, kerusakan, atau penyalahgunaan
c. Tidak cukupnya tingkat kesadaran pengendalian dalam organisasi
d. Kegagalan untuk menindaklanjuti dan mengoreksi kekurangan yang sebelumnya
teridentifikasi dalam pengendalian internal
SINGLE AUDIT ACT
Tujuan Single Audit Act
a. Memperbaiki pengelolaan keuangan pemerintah Negara bagian dan local serta
organisasi nirlaba berkenaan dengan program bantuankeuangan federal
b. Menetapkan persyaratan yang seragam untuk audit atas bantuan keuangan federal

yang diberikan kepada pemerintah Negara bagian dan local
c. Mendorong penggunaan sumberdaya audit secara efisien dan efektif
d. Memastikan bahwa departemen dan badan federal, hingga ke tingkat maksimum yang
memungkinkan, mengandalkan dan memanfaatkan pekerjaan audit yang dilakukan
mengikuti persyaratan Single Audit Act
Ruang Lingkup Audit Menurut Single Act
Ruang lingkup audit yang dilaksanakan dijelaskan dalam Undang-Undang dan OMB Circular
A-133, memiliki lima komponen utama, yaitu :
4

a. Umum
b. Laporan keuangan
c. Pengendalian internal
d. Ketaatan
e. Tindak lanjut audit
Persyaratan Pelaporan
Laporan auditor bisa ditulis dalam format laporan gabungan atau laporan terpisah.
Selain pedoman yang diberikan dalam OMB Circular A-133, auditor juga harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. AU 801, Pertimbangan Auditing Ketaatan dalam Audit atas Entitas Pemerintahan dan

Penerima Bantuan Keuangan Pemerintah (SAS No. 74 dan 75)
b. AT 100, Standar Atestasi (SSAE No. 1, 4, 5, 7, dan 9)
c. At 400, Atestasi Ketaatan (SSAE No. 3, 4, dan 9 serta SAS No. 74)
Isi laporan auditor terdiri atas :
a. Pendapat mengenai laporan keuangan
b. Laporan mengenai pengendalian internal
c. Laporan mengenai ketaatan
d. Skedul temuan dan biaya yang diragukan

5