5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini dengan cara yang dikemukakan Sugiyono 2005: 89
9
.Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat simpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
III. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal
Hasil penelitian menujukan bahwa sebagian besar s uku Da‟a menganggap Pendidikan
itu penting. realitasnya suku Da‟a telah menyekolahkan anak mereka baik itu yang ada
dipedalaman ataupun yang ada dilingkungan masyarakat umum dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Meskipun masih terdapat
beberapa Suku Da‟a yang tidak menyekolahkan anak karena disebabakan beberapa masalah yang dihadapi, masalah utama
masyarakat suku Da‟a adalah mereka berpenghasilan ekenomi relatif rendah. hal inilah yang menjadi penghambat sehingga masih terdapat beberapa suku Da‟a yang tidak
menyekolahkan anak karena bagi mereka sangat kesulitan dalam hal biaya pendidikan untuk anak, untuk memenuhi kebutuhan sehari haripun sangat sukur didapatkan bagi suku
Da‟a apalagi ditambah untuk membiayayi pendidikan anak. S
uku Da‟a juga megetahui Pentingnya pendidikan bagi anak seperti dengan pendidikan anak akan pandai membaca, menulis, beretika, serta berguna bagi masyarakat
khusus, ataupun masyarakat umum baik itu saat ini ataupun yang akan datang. Pandangan
Suku Da‟a terhadap pendidikan akan memudahkan nantinya anak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan orang tua pada masyarakat
Suku Da‟a dan berpandangan hanya dengan Pendidikanlah yang dibutuhkan untuk mengubah kondisi yang ada didalam lingkungan sosial ataupun lingkungan keluarga.
Hal ini sangatlahsejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Informan dalam penelitian ini adapun yang dikemukakan oleh informan adalah pendidikan b
agi suku Da‟a sangatlah penting meski tidak semuya menyekolahkan anak.
selain itu suku Da‟a juga menyadari bahkan mengetahui pendidikan itu mengajarkan kita dari ketidak tahuan menjadi
9
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatife, Kualitatife, Dan R D. Bandung: Alfabeta.
tahu suku serta mengetahui Perbedaan anak bersekolah dengan tidak bersekolah. Anak yang sekolah memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak pemalas, jujur, ditamba bisa
membaca, menulis. Sedangkan yang tidak sekolah itu sudah pasti tidak bisa membaca, kurang jujur, pembuat onar dikampung, tidak menghargai adat, bahkan tidak menghargai
orang- orang yang datang melihat kondisi suku Da‟a. wawancara 9 Desember 2015.
2. Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal
Pola pikir Suku Da‟a sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor adapun faktor tersebut adalah faktor karena adanya keinginan
suku Da‟a untuk merubah kondisi lingkungan keluarga, sosial, dan berprinsip masa depan anak jauh lebih baik dari apa yang dialami hari
ini serta menginginkan anak mereka berguna bagi nusa dan bangsa. Serta suku Da‟a
terdorong secara pribadi untuk Membuat anak itu jauh lebih baik dalam perbuatan, punya penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga nantinya. Selain itu
suku Da‟a cenderung melihat kondisi diluar dari suku Da‟a itusendiri yang dijadikan sebagai bahan ajaran bahwa dengan adanya pendidikan bagi setiap orang itu baik, tidak
terlepas dari peran masyarakat luar sangatlah besar dengan cara membantu satu sama lain meskipun itu bukan dari kalangan suku yang sama, serta adanya keperdulian yang diberikan
oleh masyarakat luar terhadap suku Da‟a seperti pemerintah, pemuka agama, dan suku-suku
lainnya yang ada Didalam Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara.
Informan Dalam penelitian ini mengatakan bahwa suku Da‟a ingin menyekolahkan
anak karena adanya beberapa anak yang memeang terdorong secara pribadi untuk bersekolah ditambah lagi dengan kemanpuan
beberapa masyarakat suku Da‟a untuk membiayai pendidikan anaka mereka, adanya sekolah yang didalam pemukiman suku Da‟a
itu sendiri sehingga mendorong suku Da‟a untuk menyekolahkan anak agar anak menjadi
pandai membaca, menulis, serta berguna. Serta suku Da‟a menginginkan menjadikan anak
mampu bersaing dengan masyarakat pada umumnya, ingin memperbaiki masa depan anak, memperbaiki ekonomi keluarga, serta memeprbaiki cara berpikir anak itu. Ditambah peran
pemerintah sangat besar seperti mensosialisasikan tentang pentingnya pendidikan bagi wawancara 3 Desember 2015.
3. Upaya Suku Da‟a untuk Memajukan Pendidikan Pendidikan Formal
Upaya suku Da‟a untuk memejukan Pendidikan pendidikan formal sebagaimana
upaya tersebut juga dilakukan oleh suku suku yang lain di Desa Kalola, yakni mengelola
hasil pertanian, peternakan, dan berdagang serta merotan dihutan agar suku Da‟a mampu
menyekolahkan anak. Suku Da‟a juga banyak melihat kondisi yang ada diluar serta dijadikan sebagai bahan
introfeksi untuk memajukan pendidikan, ditambah dengan memfasilitasi anak dalam bersekolah, dan membiayai anak semampu suku Da‟a, serta mulainya menetap ditempat-
tepat tertentu yang tidak jauh dari lingkungan umum di desa Kalola agar anak tetap sekolah walau itu masih dalam kondisi kurang maksimal.
Suku Da‟a mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk kebutan hidup dan dijual dipasar demi mendapatkan agar dapat memenuhi kebutuhan jajan anak sehari hari
disekolah hal ini dilakukan oleh kalangan ibu-ibu secara khusus pada masyarakat suku Da‟a
dan menyisipkan dana walau sedikit demi kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah dari pendapatan yang dihasilkan,
berkurang ajakan kepada anak untuk mengurusi ladan bagi anak laki-laki dan pekerjaan rumah tangga bagi anak perempuan selain diluar waktu libur karena ketika anak
tidak diajak kekebun atau diajari utuk mengurusi pekerjaan rumah tangga akan tumbuh jadi pribadi yang manja.
Motivasi-motivasi yang bersifat memebangun kepada anak sudah mulai dilakukan meskipun masih bersifat sederhana, seperti Mengajari anak-anak untuk berpola hidup
sebagaimana mestinya anak-anak yang memeliki pendidikan, melakukan pemebelajaran diwaktu malam hari bagi suku Da‟a yang mepunya latar belakang pendidikan lumayan baik.
Informan dalam penelitian ini juga mengemukakakn hal yang serupa terkait upaya yang dilakukan suku Da‟a untu memajukan pendidikan Adapun upaya tersebut adalah ibu-
ibu dari masyarakat suku Da‟a mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk
mendapatkan biaya sehari-hari anak-anak disekolah dan untuk memenuhi kebutan hidup selain dari itu adanya kegiatan pinjam meminjamkan dana untuk biaya sekolah anak-anak
bila suda mendesak di sekolahan. Serta mulainya menyediakan alat tulis menulis, seragam, jajan serta kendaraan bagi anak-anak yang bersekolah di SMP dan SMA bagi sebahagian
suku D a‟a yang punya penghasilan cukup besar. Wawancara 9 Desember 2015.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal
S uku Da‟a menganggap Pendidikan itu penting. realitasnya suku Da‟a telah
menyekolahkan anak mereka baik itu yang ada dipedalaman ataupun yang ada dilingkungan masyarakat umum dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA.
Suku Da‟a juga megetahui
Pentingnya pendidikan bagi anak seperti dengan pendidikan anak akan pandai membaca, menulis, beretika, serta berguna bagi masyarakat khusus, ataupun masyarakat umum baik
itu saat ini ataupun yang akan datang. 2.
Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku
Da‟a Terhadap pendidikan formal ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor secara internal maupun eksternal.
Adapun faktor tersebut ialah. A.
Faktor Internal : 1.
Suku Da‟a menginginkan perubahan pada kondisi lingkungan keluarga. 2.
Ditingggalkannya pola hidup yang berpindah-pindah bagi suku Da‟a. 3.
Suku Da‟a menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang jauh lebih baik. 4.
Suku Da‟a menginginkan anaknya memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk kebaikan dan memenuhi kebutuhan keluarga nantinya dengan melalui pengetahuan yang
didapatkan d bangku pendidikan. 5.
Anak dari suku Da‟a mulai mengenal pentingnya pendidikan 6.
Adanya beberapa keluarga yang mampu untuk membiayai pendidikan anak. 7.
Agar anak mampu bersaing dengan masyarakat pada umumnya. B.
Faaktor Eksternal 1.
Mulainya suku Da‟a terbuka dengan perubahan sosial yang terjadi saat ini. 2.
Peran guru-guru sekolah yang tinggal dipemukiman suku Da‟a sangat besar. 3.
Peran pemerintah terhadap pendidikan sudah mulai ditingkatkan baik itu dari pemerintah pusat sampai pemerintah ditingkat daerah yang membantu masyarakat untuk
menyekolahkan anak. 4.
Terpenuhinya beberapa sarana dan perasarana pendidikan contonya gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar.
5. Peran masyarakat dari luar suku Da‟a itu sendiri sangat besar terutama suku-suku lain
yang ada di desa Kalola. 6.
Peran pemuka agama seperti Pendeta sangat besar pada suku Da‟a. 3.
Upaya suku Da‟a untuk memajukan Pendidikan Formal Suku Da‟a melalukan beberapa upaya untuk memejukan pendidikan formal bagi anak
di desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Sebagaimana upaya tersebut juga dilakukan oleh suku lainnya baik yang ada di Desa Kalola secara khusus
maupun suku yang ada di Indonesia yang ingin melakukan perubahan untuk kemajuan pendididkan, yakni berusaha sebagaimana mestinya agar anak tetap sekolah kehendaki
dengan cara mengelolah hasil pertanian, peternakan, dan berdagang dengan baik agar tetap mampu menyekolahk
an anak. Selain itu suku Da‟a juga mencari rotan dihutan, dan adanya pinjam meminjam untuk anak-anak tetap sekolah serta mulai menetap ditempat-tepat
tertentu yang tidak jauh dari lingkungan umum didesa kalola agar anak tetap sekolah walau itu masih dalam kondisi kurang maksimal. Selai dari itu secara khusus ibu-ibu untuk
mendapatkan kebutan hidup dan biaya sehari-hari anak disekolah, mereka mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk dijual dipasar. Bahkan ada diantara beberapa suku Da‟a
suda mulai meberikan motivasi-motivasi yang bersifat membangun kepada anak-anak meskipun masih bersifat biasa. serta menyisipkan dana walau sedikit demi kebutuhan anak-
anaknya yang bersekolah dari pendapatan yang dihasilkan, dan mulainya berkurang ajakan kepada anak-anak untuk kekebun atau mengurusi pekerjaan ruma tangga diwaktu sekolah
beda kalanya bila waktu libur karena ketika ank-anak juga diajak kekebun atau diajari utuk mengurusi pekerjaan rumah tangga karena ketika tidak dilakukan akan tumbuh jadi pribadi
yang manja.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN