BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gangguan stres pasca trauma GSPT adalah kondisi yang ditandai dengan berkembangnya gejala-gejala setelah paparan terhadap peristiwa
hidup traumatik. Individu merespon pengalaman ini dengan ketakutan dan ketidakberdayaan, senantiasa terbayang peristiwa tersebut, dan mencoba
menghindari teringat akan hal itu. Kagan menyarankan bahwa anak yang perilakunya terhambat mungkin lebih rentan untuk cemas atau GSPT
setelah peristiwa naas Sadock, 2007. Tidak semua yang terlibat dalam peristiwa itu mengalami reaksi yang
berkepanjangan, sebagian besar pulih dalam waktu satu bulan. GSPT biasanya timbul dalam waktu enam bulan setelah terjadinya peristiwa
traumatik atau merupakan kelanjutan dari gangguan stres akut yang perdefinisi berlangsung maksimal satu bulan. Gejala utama GSPT adalah
mengalami kembali secara involunter peristiwa traumatik dalam bentuk mimpi atau “bayangan” yang intrusif, yang menerobos masuk ke dalam
kesadaran secara tiba-tiba kilas balik atau flashback. Hal ini sering dipicu oleh hal-hal yang mengingatkan penderita akan peristiwa traumatic yang
pernah dialami Maramis, 2009.
2.2. Epidemiologi
Menurut laporan WHO 2005, jumlah penderita GSPT mencapai 3.230.000 orang yaitu 0,2 dari seluruh kesakitan di dunia. Dengan
penyebaran 28,5 921.000 jiwa penderita GSPT terdapat di Pasifik Barat, 27,4 885.000 jiwa di Asia Tenggara, 14,2 460.000 jiwa di Eropa,
12,6 407.000 jiwa di Amerika, 9,3 299.000 jiwa di Afrika dan 8 258.000 jiwa di Mediterania Timur.
Secara epidemiologi kasus GSPT juga terjadi di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2005, diketahui prevalensi
gangguan jiwa 1401000 penduduk usia 15 tahun ke atas, 23 diantaranya adalah GSPT Depkes, 2006.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa kasus GSPT merupakan salah satu kasus psikiatri yang cukup sering dijumpai.
Kasus ini sampai 10,3 untuk pria dan 18,3 untuk wanita.
2.3. Etiologi