1 Arti subjektif dari stresor yang dialami mungkin menentukan dampak dari peristiwa traumatik yang dialami oleh seseorang.
2 Kejadian traumatik yang dialami mungkin mereaktivasi konflik-konflik psikologis akibat peristiwa traumatik di masa kecil.
3 Peristiwa traumatik akan membuat seseorang gagal untuk meregulasi sistem afeksinya.
4 Refleksi peristiwa traumatik yang dialami mungkin akan timbul dalam bentuk somatisasi atau aleksitimia.
5 Beberapa sistem defensi yang sering digunakan pada individu dengan GSPT adalah penyangkalan, splitting, projeksi, disosiasi dan rasa
bersalah. 6 Model relasi objek yang digunakan adalah projeksi dan introjeksi dari
berbagai peran seperti penyelamat omnipoten atau korban yang omnipoten.
2.4. Faktor Resiko
Seperti yang telah dijelaskan, meskipun dihadapkan dengan trauma yang dahsyat, kebanyakan orang tidak akan mengalami GSPT. Serupa,
peristiwa – peristiwa yang terlihat biasa atau kurang dari bencana bagi kebanyakan orang dapat menjadi GSPT pada beberapa orang. Bukti
mengatakan bahwa sejumlah hubungan respon antara derajat trauma dan kemiripan gejala Sadock, 2007.
Faktor Predisposisi Kerentanan pada GSPT
Adanya trauma masa kecil Gangguan kepribadian ambang, paranoid, dependen, atau antisosial
Ketidakcukupan sistem penyokong keluarga atau sahabat Perempuan
Kerentanan Genetik pada penyakit psikiatrik Perubahan hidup yang tertekan pada akhir-akhir ini
Persepsi dari kontrol lokus eksternal penyebab alami dibanding yang internal penyebab manusia
Konsumsi alkohol berlebihan baru-baru ini Sumber : Sadock, 2007 halaman 613
2.5. Gambaran Klinis Gambaran klinis utama dari GSPT adalah pengalaman kembali yang
menyakitkan dari peristiwa tersebut, sebuah pola dari penghindaran dan tidak dapat merasakan perasaan, dan kewaspadaan konstan. Gangguan ini
mungkin tidak akan berkembang setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa. Pemeriksaan status mental seringkali
menunjukan perasaan bersalah, penolakan, dan penhinaan. Pasien juga mungkin menerangkan keadaan disosiatif dan serangan panik, dan ilusi dan
halusinasi dapat ada. Gejala yang lain bisa termasuk agresi, kekerasan, kontrol impuls yang jelek,depresi, gangguan terkait zatSadock, 2007.
Kelompok gejala yang lain adalah tanda-tanda meningkatnya keterjagaanarousal berupa anxietas yang hebat, iritabilitas, insomnia, dan
konsentrasi yang buruk. Anxietas akan bertambah parah pada saat terjadi kilas balik. Gejala-gejala disosiatif merupakan kelompok gejala lainnya yang
terdiri dari kesulitan mengingat kembali bagian-bagian penting dari peristiwa traumatik, perasaan bukan bagian dari peristiwa tersebutdetachment,
ketidakmampuan untuk merasakan perasaanemotional numbness.
Kadang-kadang terjadi depersonalisasi dan derealisasi. Perilaku menghindar merupakan bagian dari gejala GSPT. Pasien menghindari hal-
hal yang dapat mengingatkan dia akan peristiwa traumatik tersebut. Gejala- gejala depresi kerap kali didapatkan dan penyintas survivor sering merasa
bersalah. Perilaku maladaptif sering terjadi berupa rasa marah yang persisten, penggunaan alkohol dan obat-obatan berlebihan dan perbuatan
mencederai diri yang sebagian berakhir dengan bunuh diriMaramis, 2009. Umumnya individu dengan GSPT datang ke dokter tidak dengan
gejala-gejala tersebut di atas; mereka umumnya datang dengan keluhan berupa gejala-gejala depresi, ide-ide bunuh diri, penarikan diri dari
lingkungan sosialnya, kesulitan tidur, penyalahgunaan alkoholzat aditif lainnya, serta berbagai keluhan fisik yang lainnya misalnya nyeri kronis,
irritable bowel syndrome, dll. GSPT seringkali berhubungan dengan keluhan-keluhan fisik, dan penurunan taraf kesehatan secara umum,
sehingga kondisi-kondisi seperti ini sering dijumpai pada pusal-pusat pelayanan kesehatan primer Elvira, 2010.
2.6. Diagnosis