meningkatnya investasi dan pertumbuhan ekonomi dan harga ekspor komoditas nonmigas.
Keserasian peraturan pusat dan daerah serta peningkatan pengelolaan APBD diharapkan akan
meningkatkan pertumbuhan investasi yang pada saatnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi
secara agregat. Laju inflasi diperkirakan sebesar 6,2.
• Keenam, angka pengangguran terbuka nasional diperkirakan dapat ditekan menjadi sebesar 5,1
dan tingkat kemiskinan turun menjadi sekitar 8,2 pada tahun 2009. Asumsi dasar faktor
eksternal di atas belum mengakomodasi krisis ekonomi dunia. Oleh karena itu, pemerintah
mengusulkan untuk mengubah asumsi dasar ekonomi makro yang telah ditetapkan, antara lain
pertumbuhan ekonomi lebih rendah menjadi 5,5 – 6,1, inflasi naik menjadi 7, harga minyak
dunia sebesar 85 dolar AS per barel, dan nilai tukar menjadi Rp9.500 per dolar AS.
2. Kondisi Internal
• Pertama, laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat diperkirakan sebesar 1,6‐1,7. Dengan
demikian, jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2009 diperkirakan menjadi 42,86‐42,95 juta
jiwa.
• Kedua, pada tahun 2009 mulai dirintis Program Wajib Belajar 12 Tahun di kabupatenkota terpilih.
Karena itu, pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20 dari belanja daerah diserta bantuan‐
bantuan program pendidikan lainnya perlu menjadi perhatian Pemda.
• Ketiga, Jawa Barat merupakan wilayah endemik untuk penyakit menular tertentu yang bagi Jawa
Barat dapat menjadi kejadian luar biasa. Untuk mengatasinya, upaya promotif dan preventif harus
menjadi fokus perhatian.
• Keempat, pelaksanaan pemilu 2009 perlu didukung oleh ketertiban umum dan penciptaan kondisi
yang kondusif. Sehubungan dengan hal tersebut, besaran belanja pada APBD 2009 akan
meningkat terutama untuk program pendidikan politik masyarakat dan program pemeliharaan
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta pencegahan tindak kriminal.
• Kelima, terbentuknya Organisasi Perangkat daerah OPD yang baru akan berpengaruh terhadap
besaran belanja, terutama Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
• Keenam, dalam rangka meningkatkan investasi baik melalui PMA maupun PMDN, anggaran untuk
pembangunan infrastruktur dan untuk menjaga stabilitas politik di Jawa Barat menjadi perhatian
pada tahun 2009.
• Ketujuh, pada tahun 2009, kondisi perekonomian regional diasumsikan akan mengalami
penurunan, antara lain:
a. Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diprediksikan mengalami perlambatan
menjadi sebesar 5,5 – 5,8 dengan nilai PDRB nilai konstan sebesar Rp304,13 – 305,77
triliun. b.
Inflasi Jawa Barat pada tahun 2009 diprediksi sebesar 10 – 12. Strategi yang akan dilakukan
86
87 untuk
pengendalian inflasi antara lain melalui penyediaan dana talangan untuk pengadaan gabah
dan pupuk, cadangan pangan daerah, dan operasi pasar untuk bahan pokok. c.
Penduduk miskin. Tingkat kemiskinan pada tahun 2009 diperkirakan akan meningkat menjadi
13 – 14. Strategi yang akan dilakukan adalah mempertahankan daya beli masyarakat melalui
pelaksanaan program penanggulangan penduduk miskin seperti BOS Provinsi, beasiswa,
bantuan buku murah, GEMAR, dll.
d.
Pengangguran. Pada tahun 2009 angka pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi
9 – 10. Hal ini dilandasi oleh asumsi adanya pemutusan hubungan kerja PHK yang
terutama terjadi pada industri yang berbahan baku impor dengan orientasi penjualan ekspor.
Strategi yang akan dilakukan untuk menangani pengangguran antara lain melalui program
pemberian kerja sementara yang bersifat padat karya, peningkatan kesempatan kerja, serta
program desa membangun dan menumbuhkan semangat kemandirian dan berdaya saing
melalui budaya masyarakat bekerja.
e.
Investasi. Pada tahun 2009, laju pertumbuhan investasi diprediksi berada pada kisaran 6‐8
dengan nilai total investasi sebesar Rp97,59 – 101,07 triliun. Strategi yang akan dilakukan
untuk menarik investasi antara lain melalui peningkatan promosi terpadu, memberikan
kemudahan proses perizinan melalui Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu PPTSP,
percepatan pembangunan infrastruktur dasar terutama untuk meningkatkan akses jalan ke
sentra ‐sentra produksi dan penyediaan energi, dll.
Sumber: Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009
BAB 5 PERKEMBANGAN
SISTEM PEMBAYARAN
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran nasional baik tunai maupun non tunai merupakan salah satu tugas Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan undang-
undang. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di
masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam
kondisi layak edar clean money policy. Sementara itu kebijakan di bidang instrumen pembayaran non
tunai tetap diarahkan untuk menyediakan sistem pembayaran yang efektif, efisien, aman dan handal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen.
Pada triwulan I-2009, sistem pembayaran di Jawa Barat mengalami perkembangan yang bervariasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Jumlah aliran uang masuk inflow ke KBI-KBI di