BOKS 9.
ASUMSI DASAR
DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN APBD
PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN
2009
Asumsi ‐asumsi dasar penyusunan APBD tahun anggaran 2009 dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
No. Indokator
Realisasi 2007
Asumsi 2008
Asumsi 2009
1 a.
Jumlah Penduduk 41,48
jt jiwa 42,4
jt jiwa 42,86
‐42,95 jt jiwa b.
Laju Pertumbuhan Penduduk 1,83
1,99 1,6
– 1,7 2
Laju Pertumbuhan Ekonomi
6,41 6,0
– 6,5 5,5
– 5,8 3
Inflasi 5,10
11,39 10
– 12 4
PDRB harga konstan tahun 2000
Rp273,99 triliun
Rp293,03 triliun
Rp304,13 triliun  –
Rp305,77 triliun
5 penduduk  miskin  thd  total
penduduk 13,55
13,01 13
– 14 6
Laju pertumbuhan investasi
15,20 12
– 14 6
– 8 7
pengangguran 6,27
8,5 – 9,8
9 – 10
8 Investasi
total Rp87,13
triliun Rp96,57
triliun Rp97,59
triliun  – Rp101,07
triliun
1. Kondisi Eksternal
•  Pertama, harga minyak dunia tahun 2009 diasumsikan 80 dolar AS per barel. Pada kisaran harga
tersebut diprediksi  Pemerintah  akan  melakukan  penurunan  BBM  bersubsidi,  sebagai  akibat
kenaikkan harga minyak dunia yang sangat drastis dalam kurun waktu satu tahun belakangan ini.
Dengan demikian  penurunan  harga  BBM  bersubsidi  yang  mulai  diberlakukan  1  Desember  2008
diharapkan akan membantu memperbaiki kondisi ekonomi nasional termasuk menurunkan inflasi.
•  Kedua, selain harga BBM, tarif dasar listrik TDL sangat signifikan untuk mempengaruhi kondisi
perekonomian. Pada  tahun  2009,  beberapa  perusahaan  pembangkit  listrik  bertenaga  batubara
akan mulai beroperasi. Oleh karena itu, pemerintah tidak akan menaikkan TDL, namun pemberian
insentif dan disinsentif penggunaan listrik akan diperluas penggunaannya.
•  Ketiga,  pada  tahun  2009,  penerimaan  Negara  dan  hibah  diperkirakan  mencapai  18,3‐18,6
terhadap PDB, sementara belanja Negara diperkirakan mencapai 20‐50 terhadap PDB, sehingga
target defisit  APBN  Tahun  2009  diperkirakan  berada  pada  kisaran  1,0‐1,3  dari  PDB.  Tingkat
defisit yang  relatif  tinggi  ini  akan  mempengaruhi  peningkatan  kebutuhan  pembiayaan,  namun
memberikan keleluasaan dalam menentukan besarnya pengeluaran pemerintah.
•  Keempat, nilai tukar Rupiah diasumsikan berada pada kisaran Rp9.400,00 per dolar AS, sedangkan
tingkat suku  bunga  SBI  tiga  bulan  sebesar  7,25‐7,75.  Kondisi  ini  diharapkan  dapat  mendorong
sektor riil  untuk  lebih  berperan  dalam  pertumbuhan  ekonomi,  menjaga  stabilitas  ekonomi,  dan
meningkatkan kemampuan  ekonomi  yang  akan  memperluas  lapangan  kerja  dan  mengurangi
jumlah penduduk miskin.
•  Kelima, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 diperkirakan sebesar 6,0 yang dipacu oleh
85
meningkatnya investasi  dan  pertumbuhan  ekonomi  dan  harga  ekspor  komoditas  nonmigas.
Keserasian peraturan  pusat  dan  daerah  serta  peningkatan  pengelolaan  APBD  diharapkan  akan
meningkatkan pertumbuhan investasi yang pada saatnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi
secara agregat. Laju inflasi diperkirakan sebesar 6,2.
•  Keenam, angka pengangguran terbuka nasional diperkirakan dapat ditekan menjadi sebesar 5,1
dan tingkat  kemiskinan  turun  menjadi  sekitar  8,2  pada  tahun  2009.  Asumsi  dasar  faktor
eksternal di  atas  belum  mengakomodasi  krisis  ekonomi  dunia.  Oleh  karena  itu,  pemerintah
mengusulkan untuk  mengubah  asumsi  dasar  ekonomi  makro  yang  telah  ditetapkan,  antara  lain
pertumbuhan ekonomi  lebih  rendah  menjadi  5,5  –  6,1,  inflasi  naik  menjadi  7,  harga  minyak
dunia sebesar 85 dolar AS per barel, dan nilai tukar menjadi Rp9.500 per dolar AS.
2. Kondisi Internal