KERANGKA BERPIKIR Profil Koperasi Wanita Indonesia

5

II. KERANGKA BERPIKIR

Keberadaan dan keberhasilan koperasi tidak dapat dilepaskan dari konsep kepercayaan trust dari anggota kepada Pengurus dan sebaliknya. Dalam hal ini ada prinsip hubungan timbal balik dalam arti materi atau immateri, juga menunjuk pada hubungan pertukaran yang sebetulnya terbentang mulai dari yang paling tidak jelas pengukurannya sampai dengan jelas pengukurannya, mulai dari yang langsung sampai ke yang tidak langsung Lawang; 2005;234. Dalam hal ini kepercayaan antara koperasi dengan anggotanya terbangun jika kedua belah pihak saling memenuhi ekspektasi dari keduanya. Anggota akan percaya terhadap koperasi, jika koperasi mampu memenuhi ekspektasi kebutuhan anggotanya melalui mekanisme yang memenuhi prinsip-prinsip perkoperasian yang menjadi telah menjadi kesepakatan. Dengan kata lain bahwa koperasi akan dipercaya oleh anggotanya jika harapan-harapan anggotanya dapat dipenuhi tanpa membedakan apapun, termasuk perbedaan jenis kelamin. Sebaliknya koperasi ada, bertahan dan berkembang jika anggotanya memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dalam konsep koperasi sesuai dengan yang dinyatakan Hanel 2005:39. Koperasi adalah organisasi yang otonom yang berada dalam lingkungan sosial ekonomi yang memungkinkan setiap individu dan setiap kelompok orang merumuskan tujuannnya secara otonom dan mewujudkan tujuan-tujuan itu melalui aktivitas-aktivitas ekonomi yang dilakukan bersama. Melalui aktivitas ekonomi yang diwujudkan tersebut di dalamnya terjadi proses saling berinteraksi dalam kelompok. Antara kelompok dengan kelompok lainnya berhimpun mewujudkan kebutuhan bersama atau kepentingan bersama. Pada kenyataannya koperasi wanita mampu mengimplementasikan konsep kelompok dalam organisasi koperasi yang dimanajemen secara tekun Suwarto FX, Yusril. M Syamsu Syahrimin ,1990 Permasalahan umum koperasi pada dasarnya relatif sama dengan permasalahan koperasi lainnya, yang menarik adalah apakah kaum wanita sebagai kategori sosial mempunyai kekuatan atau potensi tertentu sehingga koperasi yang dikelola wanita dapat berjalan lebih baik atau tidak. Dalam kajian ini, dirumuskan persoalan yang dihadapi Kopwan di Indonesia. Permasalahan Kopwan dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, permasalahan subject matter yang menunjuk pada apa saja yang 6 memungkinkan berjalannya kegiatan kopwan. Kedua, permasalahan dalam pengertian masalah problem yang dihadapi Kopwan. Sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini maka 1 kondisi makro atau keberadaan koperasi secara nasional dilakukan dengan pengumpulan data sekunder di tingkat Propinsi, 2 sedangkan kiat sukses koperasi yang berhasil dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pengurus koperasi dan anggota. Peubah yang diamati untuk mengetahui mengetahui profil koperasi secara nasional meliputi: 1 Jumlah koperasi wanita berdasarkan jenisidentitas, 2 Jenis usaha koperasi, 3 Penyelenggaraan RAT, 4 Modal Koperasi Wanita, 5 Volume Usaha, 6 Sisa Hasil Usaha SHU, 7 Umur koperasi Wanita, 8 Jumlah Manajer 9 Jumlah karyawan dan 10 KeuanganSolvabilitas. Selanjutnya peubah untuk menjelaskan profil koperasi wanita secara kasus meliputi 1 Kemampuan Pengurus Mengelola Organisasi, 2 Kemampuan PengurusManajer Mengelola Usaha, 3 Kemampuan Koperasi Bekerjasama dengan Pihak lain dan 4 Dampak Koperasi Terhadap Lingkungan. Keberadaan dan keberhasilan koperasi tidak dapat dilepaskan dari konsep kepercayaan trust dari anggotanya. Dalam hal ini ada prinsip kebersamaan pada hubungan timbal balik mulai dari yang paling tidak jelas pengukurannya sampai dengan yang jelas pengukurannya, mulai dari yang langsung sampai ke yang tidak langsung Lawang; 2005;234. Dalam konteks koperasi, kepercayaan antara koperasi dengan anggotanya terbangun jika kedua belah pihak saling memberi dan dapat memenuhi ekspektasi dari keduanya. Dengan kata lain bahwa anggota akan percaya terhadap koperasi jika koperasi mampu memenuhi ekspektasi kebutuhannya sebagai anggota melalui mekanisme yang ada dalam koperasi yang memenuhi prinsip-prinsip good governance 1 yang menjadi basis kesepakatan dalam koperasi. Artinya bahwa koperasi akan dipercaya oleh anggotanya jika harapan-harapan anggotanya terhadap pemenuhan kebutuhankesejahteraan dapat dipenuhi tanpa membedakan berbagai status sosial, jenis kelamin, dll. Sebaliknya koperasi ada, bertahan dan berkembang jika anggotanya memenuhi kewajiban-kewajibannya. Hubungan timbal balik tersebut yang pada akhirnya akan menentukan kinerja koperasi yang terwujud dalam pengkategorian koperasi sesuai yang ditetapkan dalam pengkategorian kelompok kinerja A, B, C atau D. . 7

IV. METODE PENELITIAN 1. Jenis Data