Profil Koperasi Wanita Kasus

30

2. Profil Koperasi Wanita Kasus

Pada bagian ini dijelaskan 6 koperasi yang menjadi responden dan sebagai profilmodel bagi koperasi wanita dalam menumbuhkan dan mengembangkan koperasi wanita. PROFIL KOPERASI INDUSTRI KERAJINAN KOPINKRA SULAMAN DAN KONVEKSI Berdiri Tahun 1985 Badan Hukum : N0.1702XVII Tgl 2-1-1988 Alamat: Jln. Panorama No 9 Bukittinggi Sumatera Barat Telp. 0752-22976 Koperasi Industri Kerajinan Kopinkra Sulaman dan Konveksi berdiri pada tahun 1985 atas inisiatif para pengusahapengrajin bordir, sulaman dan konveksi yang ada di Bukittinggi. Pada Tahun 1986 diadakan Rapat Anggota Tahunan RAT pertama dan memperoleh Badan Hukum pada tahun 1988. RAT dilaksanakan setiap tahun dan pada tahun buku 2005 telah memasuki RAT yang ke 20. Perkembangan Kopinkra sejak berdiri sampai saat ini banyak mengalami pasang naik dan surut. Usaha yang dijalankan pada mulanya adalah unit simpan pinajam, unit pertokoan untuk penyaluran bahan baku kepada anggota dan unit produksi. Sampai tahun 1997 semua unit usaha tersebut berkembang dengan baik. Pada periode tersebut atas kerja keras pengurus dan anggota nama Kopinkra telah mampu terangkat ke permukaan sampai ke tingkat nasional antara lain: 1 temu wicara dengan Bpk. Presiden, 2 Mandapat Bantuan donasi dari berbagai pihak sampai berjumlah Rp 26.555.000, yang antara lain berasal dari Bpk. Menteri Koperasi, Bpk. Gubernur Sumatera Barat, Bpk. Ketua Pengendalian Mutu Nasional, 3 Unit produksi Kopinkra pernah mendapat kuota ekspor ke Kanada bekerjasama dengan PT Maimun Bali, 4 Mendapat pinjaman lunak dari Bank Bukopin sebesar Rp. 200.000.000, 5 Mendapat pinjaman KKPA dari Bank Indonesia sebesar Rp. 400.000.000, 6 Membuka Toko di Seremban Malaysia. Pada Tahun 1977 terjadi kebakaran di Pasar Atas Bukittinggi yang ikut menghanguskan unit perkotaan Kopinkra dan beberapa unit pertokoan anggota. Dan melumpuhkan ekonomi anggota Tahun 1977-1999 adalah masa berbenah diri kembali bagi 31 Kopinkra. Atas kesediaan anggota yang tetap mau dan berupaya membayar hutangnya, pelan-pelan Kopinra bangkit kembali walupun usaha Koperasi hanya usaha simpan pinjam, tapi usaha inilah yang dibutuhkan anggota dan sampai sekarang keadaan koperasi mulai membaik dan berkembang cukup pesat. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras, kebersamaan, kedisiplinan semua unsur yang ada dalam Kopinkra yakni pengurus, pengawas, anggota dan karyawan. Pengelolaan Kelembagaan Jumlah anggota per Oktober 2006 sebanyak 143 orang terdiri dari para pengusaha pengrajin bordir, sulaman dan konveksi. Perkembangan jumlah anggota dari tahun 1987 sampai tahun 2006 sebesar 17 rata-rata per tahun hanya 1,7. Jumlah Kepengurusan 8 orang terdiri dari Pengurus 5 orang dan 3 orang pengawas. Pengurus meliputi Ketua, Wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris dan Bendahara sedangkan pengawas terdiri dari satu orang ketua dan 3 orang karyawan. Kekhususan Koperasi ini terletak pada jumlah karyawan hanya satu orang. Mengapa hanya satu orang karena Pengurus dan Pengawas sama-sama bekerja secara bergotong royong. Pelaksanaan manajemen pembukuan organisasi dan keuangan secara harian dilaksanakan oleh karyawan dengan kontrol oleh Pengurus dan Pengawas. Pengelolaan Usaha Kegiatan usaha dikelola KSP ini adalah Usaha Simpan Pinjam USP. USP ini dikelola per sub unit menurut sumber permodalan sebagai berikut: 1 USP yang berasal dari koperasi anggota kegiatannya diselenggarakan setiap tanggal 21 setiap bulan. Semua anggota telah memanfaatkan dana ini dengan jumlah maksimal pinjaman kepada anggota sebesar Rp. 35.000.000,- tiga kali jumlah simpanan yang dipinjam. Sampai tahun 2005 koperasi ini telah merealisasi pinjaman sebesar Rp. 3.392.000.000,- kepada 162 orang, 2 USP berasal dari dana bergulir BBM, kegiatannya diselenggarakan tanggal 9 setiap bulan. Realisasi pinjaman ini kepada 72 orang dengan jumlah Rp. 348.000.000.- Karena dana ini bernama dana bergulir maka sistem penyalurannya dilakukan secara bergulir yaitu : tahap pertama disalurkan kepada anggota yang meminta membutuhkan pinjaman, kemudian setelah pinjaman pertama diterima pokok dan bunga maka pinjaman berikutnya dicairkan kepada peminjam berikutnya, demikian sistem penyaluran dana bergulir di KSP ini 3 USP yang berasal dari dana bergulit ABT APBD TK I Sumatera Barat, kegiatannya diselenggarakan tanggal 9 setiap bulan. Realisasi kredit kepada 17 orang anggota dengan jumlah Rp. 85.000.000.-. Laba usaha dari tiga kegiatan tersebut sebesar Rp. 157.705.196.- Jumlah dana yang dibagikan kepada anggota pada tahun 2005, sebesar Rp.135.170.000.- 32 dengan perincian 1 bagian anggota berdasarkan simpanan sebesar 25 , 2 bagian anggota berdasarkan jasa sebesar 25 , 3 dana pengurus 10 , 4 kesejahteraan karyawan 5 , 5 dana pendidikan 2,5 , 5 dana sosial sebesar 2,5 . Pelayanan simpan pinjam pada Kopinkra ini dilaksanakan sebagai berikut: 1 pelayanan dilaksanakan setiap tanggal 1 dan tanggal 21 setiap bulan, 2 setiap pertemuan dibuka mulai jam 9 sampai jam 15 WIB, 3 ketentuan pemberian pinjaman kepada anggota adalah sebagai berikut a pinjaman diberikan sebesar 3 kali jumlah simpanan. Dalam hal ini tidak semua anggota diberi 3 kali simpanan dilihat kondite anggota. Kondite anggota dilihat dari dari pembayaran kewajiban tepat waktu, pembayaran kewajiban lalai dan harus ditelepon lebih dahulu dan pembayaran tidak pada waktunya dan pernah menunggak, b maksimal pinjaman sebesar Rp. 40.000.000.- empat puluh juta rupiah tidak semua anggota dapat walaupun simpanan mencukupi realisasi pinjaman tergantung keputusan Pengurus, c jasa pinjaman dipungut 0,5 tiap bulan dan dibayar dimuka sekaligus untuk jangka waktu pinjaman, d jangka waktu pengembalian pinjaman minimal 10 bulan, e setiap pinjaman dikenakan biaya administrasi 1 dari jumlah pinjaman, f tunggakkan pembayaran pinjaman dikenakan denda sebesar 5 pokok pinjaman setiap bulan pinjaman. Dampak Koperasi terhadap Anggota dan Lingkungan Sejak koperasi ini menangani usaha simpan pinjam, dampak usaha simpan pinjam bagi anggota sangat nyata antara lain 1 anggota dapat mengembangkan usaha melalui modal yang diterima dari koperasi, 2 anggota dapat menyekolahkan anak –anak nya sampai ke Perguruan Tinggi bahkan sekarang ada beberapa keluaga yang anaknya telah lulus dan mereka sudah bekerja, 3 pengusaha berkembang dari usaha keliling menjadi pengusaha yang mempunyai toko bahkan ada yang sudah kerjasama dengan pasar Tanah Abang di Jakarta. Kerjasama Dengan Pihak Lain Sebagaimana disebut diatas kopinkra ini bekerjasama dengan anggota dan pihak ketiga seperti dengan 1 Pemerintah setempat dengan Bpk. Gubernur Sumatera Barat, 2 Pengendalian Mutu Nasional, 3 dengan Kanada bekerjasama dengan PT Maimun Bali melaksanakan ekspor, 4 mendapat pinjaman lunak dari Bank Bukopin, 5 mendapat pinjaman KKPA dari Bank Indonesia dan 6 membuka Toko di Seremban Malaysia. 33 KOPERASI KESEJAHTERAAN KAUM IBU KT3I JAKARTA PUSAT Berdiri : Tgl 22 Desember 1950 BH :134BHPADKWK.9VIII1995 Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Koperasi kesejahteraan kaum ibu telah mengalami pasang surut sejak berdiri tahun 1929. Koperasi ini dibentuk oleh ibu-ibu kelompok masak dan arisan kemudian Kopwan ini berkembang menjadi kelompok simpan pinjam dengan nama Credit Cooperative Kaum Ibu Bendungan Jago. Kemudian pada tanggal 22 Desember bertepatan pada hari ibu atas inisiatif pengurus dibentuk kepengurusan baru. Kepengurusan yang baru terdiri dari 7 orang semuanya perempuan . Sturktur pengurus terdiri dari Ketua I, Ketua II, Sekertaris, Bendahara, dan Badan Pengawas. Kemudian tahun 1954 karena alasan-alasan tertentu CCKIB berubah dengan Koperasi, Kredit Kaum Ibu KKKI. Pada tahun 1965 koperasi ini kembali mengalami perubahan karena adanya kevakuman karena peristiwa G.30 S. Pada peristiwa ini ada beberapa pengurus yang terlibat dalam kegiatan Gerwani sehingga pengurus hanya tinggal 2 orang untuk meneruskan kegiatan perkoperasian. Kedua pengurus ini membentuk kepengurusan baru yang bebas dari Gerwani. Kepengurusan baru dengan anggota baru yang diseleksi secara ketat merubah anggaran dasar terakhir dengan nomor 9791267. Tahun 1982 koperasi berubah lagi menjadi Koperasi Kesejahteraan Kaum Ibu K3I dengan BH seperti pada box tulisan ini. Pengelolaan Organisasi Struktur organisasi kepengurusan dengan Badan Hukum terakhir terdiri dari 2 orang penasehat, 4 orang pengurus KetuaI, Ketua II, Sekertaris dan Bendahara. Badan Pengawas tiga orang terdiri dari Ketua, Sekertaris dan Anggota. Jumlah anggota 892 orang Pembinaan Anggota dilakukan melalui kelompok 892 anggota dikelompokkan kepada 22 kelompok. Anggota kelompok antara 20 sampai 45 orang Tugas ketua kelompok menarik kewajiban simpanan wajib dan cicilan anggota. Untuk mendapatkan pinjaman diproses melalui kelompok dan bisa langsung kepengurus. Ketua kelompok pada koperasi ini cukup kuat perannya dalam membina anggota dan membesarkan. Ketua kelompok rata-rata berperan sebagai voluntir karena mereka sangat mengabdi bagi koperasi. Pelaksanaan RAT mulai 34 tahun 1982 dilaksanakan setiap tahun. Proses RAT dilakukan melalui kelompok kemudian dilanjutkan ke rapat RAT paripurna. Pengelolaan Usaha Usaha Koperasi wanita ini adalah usaha simpan pinjam dikelompokkan dalam dua bentuk. Kelompok pertama adalah usaha simpan pinjam konsumtif dan kelompok kedua usaha produktif. Usaha konsumtif adalah usaha yang diperuntukkan untuk kebutuhan keluarga,pendidikan,kesehatan dan pembelian barang-barang konsuntif. Besarnya pinjaman yang dapat dinikmati anggota adalah 1 kali besarnya kekayaan anggota di dalam koperasi. Kekayaan anggota yang dimaksud disini adalah : simpanan pokok, wajib dan sukarela yang disimpan anggota di dalam koperasi. Tingkat bunga yang dikenakan sebesar 1,5 per bulan menurun. Pinjaman ini dikembalikan selama 10 kali mencicil. Mekanisme penyetoran cicilan dapat dilakukan melalui ketua kelompok atau langsung ke koperasi. Tidak ada jasa tambahan yang diberikan anggota koperasi walupun harus menyetorkan cicilan melalui ketua kelompok. Jika anggota menyelesaikan pinjaman tahap pertama dengan lancar tanpa tunggakan maka selanjutnya anggota dapat meminjam sebesar 2 kali kekayaan yang dimiliki di koperasi. USP produktif adalah pinjaman anggota yang diperuntukkan bagi penambahan modal usaha. Sumber dana untuk pinjaman berasal dari koperasi sendiri dan bantuan pemerintah seperti bantuan dana subsidi BBM. Jasa administrasi sebesar 2 flat. Ketentuan tersebut disepakati dalam RAT. Jasa administrasi lebih besar dari jasa administrasi usaha konsumtif karena asumsinya jika digunakan untuk usaha dana tersebut produktif dan menghasilkan keuntungan. Pinjaman produktif dikembalikan 10 kali cicilan. Besarnya jasa adminsitrasi yang ditetapkan pengurus dibawah bunga bank. Selain itu, pinjaman dana produktif dari koperasi cepat dicairkan antara 1 sampai 2 hari dari usulan pinjaman dan tanpa agunan. Besarnya pinjaman berkisar antara Rp.10 – Rp. 15 juta. Sistem penyaluran danpengembalian pinjaman dalam koperasi in dilaksanakan denga dua cara. Cara yang pertama dengan sistem konvensional dan sistem tanggung renteng. Untuk kelompok yang sudah saling mengenal dan saling bersama mengadobsi cara sistem tanggung renteng sedangkan bagi kelompok yang interaksinya kurang dan kekompakannya kurang pada umumnya melaksanakan cara konvensional. Bagi kelompok yang menganut sistem tanggung renteng pinjaman diberikan sama besar dan dicairkan serentak. Aturan sistem tanggung renteng pada kelompok adalah jika salah satu diantara anggota kelompok menunggak maka anggota yang ada dalam kelompok otomatis ikut bertangung jawab untuk 35 menyelesaikan tunggakan tersebut. Sedangkan bagi kelompok konvensional peminjam bisa individu dan yang bertanggung jawab adalah individu. Keuntungan sistem tanggung renteng adalah membantu pengurus dalam tugas pengawasan dan memberikan tanggung jawab pada kelompok. Keuntungan lain adalah anggota dalam kelompok bertanggung jawab penuh dalam urusan pengembalian pinjaman. Dampak Terhadap Anggota Lingkungan Koperasi wanita ini telah memberikan dampak posistif bagi anggota. Selain memberikan kontribusi terhadap pengembangan modal, volume usaha juga berdampak posistif bagi sumber daya manusia: baik pengurus, karyawan maupun anggotanya. Selain itu koperasi wanita ini juga berdampak sebagai wadah pembelajaran dan lahirnya pemimpin non formal dari koperasi ini. PROFIL KOPERASI SIMPAN PINJAM KSP KARTINI Berdiri tanggal 20 Februari Tahun 1982 Ketua : Ibu CR Sujunah Alamat : Jalan Kesehatan 107 Kaliurang Hargobinangun Pakem Kabupaten: Sleman, DI Yogyakarta KSP KARTINI berdiri tanggal 20 Februari 1982 atau 22 tahun yang lalu, semula bernama Koperasi Kredit Kartini dan baru dapat pengesahan badan hukum Nomor : 1741BHXI tanggal 26 Juli 1994, kemudian dalam perkembangannya telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar. Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Nomor : 180BHPADKWK12IV1997 tanggal 30 April 1997 tentang pengesahan perubahan anggaran dasar koperasi kredit Kartini. Pada tahun 2004, koperasi kredit Kartini telah berubah nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam Kartini disingkat KSP Kartini. Proses terjadinya KSP Kartini pada tahun 1982 tidak terlepas dari peranan Foster Parent Plan yang aktif melakukan kegiatan di kecamatan Pakem telah memberikan pendidikan dasar koperasi. Kepada ibu-ibu PKK. Menindaklanjuti kegiatan tersebut, maka disepakati oleh semua anggota PKK yang terdiri dari 115 orang ibu diketuai oleh ibu CR Sujinah untuk membentuk satu wadah koperasi yang diberi nama koperasi kredit “KARTINI”. Pada akhirnya menjadi Koperasi Simpan Pinjam KSP KARTINI. Sengaja dipilih nama 36 KARTINI disamping nama tersebut adalah nama yang tidak asing lagi bagi orang Indonesia, dibalik nama Kartini terkandung bahwa pada suatu saat lembaga koperasi yang pengurusnya semuanya wanita ini akan menjadi wadah kaum perempuan yang mampu mengambil peranan aktif dalam masyarakat luas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Tujuan pembentukan KSP ini adalah untuk dapat memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat yang pada akhirnya diharapkan upaya pengentasan kemiskinan untuk menuju kesejahteraan lahir batin suatu saat akan terwujud. Keberadaan Kaliurang sebagai kawasan wisata ternyata dapat memberikan keuntungan dan peluang bagi ibu-ibu, untuk melakukan upaya tersebut, berbagai usaha dagang kecil-kecilan seperti bakul jadah tempe, bakul buah, warung, dan sebagainya banyak diusahakan oleh mereka. Namun faktor permodalan menjadi hambatan yang sangat tidak menguntungkan bagi usaha mereka, karena kebutuhan akan modal usaha mereka telah dimanfaatkan oleh para pelepas uang yang banyak beroperasi untuk mengambil keuntungan sampai 20 perbulan. Hal ini dapat terjadi karena di satu pihak belum ada lembaga keuangan yang dapat melayani masyarakat dan di lain pihak sebagian besar masyarakat belum mengetahui akan fungsi lembaga keuangan seperti bank. Akibatnya kerja keras ibu-ibu menjadi percuma karena keuntungan yang didapat akan jatuh pada para rentenir, maka dibentuklah sebuah wadah koperasi, yaitu koperasi KARTINI Berangkat dari kenyataan ekonomi yang memprihatinkan tersebut, mendorong pengurus perkumpulan wanita ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK berjuang dengan kerja keras untuk menjadikan KSP Kartini menjadi Bank untuk melepaskan masyarakat dari jepitan pelepas uang dan ternyata usaha tersebut telah dirasakan oleh anggota dan masyarakat setempat saat ini. Ibu CR Sujinah yang tidak mengenal lelah dan selalu konsisten membantu para ibu. Keberadaan Kaliurang sebagai kawasan wisata ternyata juga dapat memberikan keuntungan dan peluang bagi ibu-ibu, untuk melakukan upaya tersebut sehingga berbagai usaha dagang kecil-kecilan seperti bakul jadah tempe, bakul buah, warung, dan sebagainya banyak diusahakan oleh mereka. Tujuan pembentukan KSP Kartini sangat jelas yaitu memperbaiki tingkat kehidupan anggota dan masyarakat yang pada akhirnya diharapkan terjadi pengentasan kemiskinan untuk menuju kesejahteraan lahir batin para anngotanya dapat terwujud. Modal pertama untuk operasional koperasi dikumpulkan sebesar Rp 225.000 dengan anggota 115 orang dan 8 orang pengurus yang semuanya wanita. Simpanan pokok ditetapkan Rp. 1.000,-, simpanan wajib Rp. 200,- per bulan. Angka tersebut memang kecil tetapi itulah 37 kemampuan sebagian besar anggota pada waktu itu. Namun, sejalan dengan meningkatnya ekonomi masyarakat, maka simpanan wajib dan simpanan pokok sudah disesuaikan dengan kemampuan anggota. Daerah pelayanan pada waktu itu masih dalam lingkup daerah Kaliurang Selatan, Timur, dan Barat. Setelah koperasi berumur 4 tahun, tahun 1986 KSP Kartini mulai membuat kantor sederhana di atas tanah milik pemerintah desa, dan kini kantor tersebut sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup representative dan nyaman. Sarana perkantoran meliputi bangunan kantor yang terletak di atas tanah seluas 400 m 2 . Pengelolaan Kelembagaan Keberhasilan KSP Kartini terletak pada kemampuan Pengurus membuat perencanaan, melaksanakan perencanaan dan mengendalikan secara konsisten dan loyal. Pengurus membuat Panduan Kerja sebagai pedoman bagi Pengurus Dalam pedoman perencanaan telah diatur fungsi dan tugas masing-masing, Pelaksanaan perencanaan disusun mengarah kepada tujuan. Semua karyawan yang terdiri dari Manajer, dan Staf diarahkan bekerja mencapai tujuan organisasi. Jumlah Kepengurusan sebanyak 4 orang Ketua, wakil, Sekertaris dan Bendahara Pengawas 3 orang terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota. Pembinaan anggota dilakukan secara individu dan kelompok di pedusunan, RTRW. Jumlah kelompok sampai saat penelitian sebanyak 13 kelompok meliputi kelompok: bakul, jasa, kerajinan, pelajar, pensiunan, petani, peternak, PNS, Pondok Wisata, rumah makan, swasta, usaha lain dan warung. Materi pembinaan anggota meliputi : perkoperasian, hak dan kewajiban anggota, kebijakan pelayanan dan materi sesuai dengan masalah yang dihadapi anggota. Kekhususan KSP Kartini terletak pada pembinaan anggota selalu mengikuti perkembangan usaha dan mengukuti kebutuhan anggota. Kegiatan RAT ini diselenggarakan setiap tahun sebagai pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas hasil kinerjanya kepada seluruh anggota. Penyelenggaraan RAT selalu dilaksanakan tepat waktu dan berjalan lancar. Dlam pengambilan keputusan selalu berpedoman pada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturan yang berlaku pada KSP Kartini, dengan tetap menjaga semangat kebersamaan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan asas musyawarah mufakat. Anggota KSP Kartini sampai saat penelitian tercatat sebanyak 1.090 orang terdiri dari perempuan sebanyak 686 orang dan laki-laki sebanyak 404 orang ditambah anggota penabung sebanyak 525 orang. Anggota aktif mengikuti Rapat Anggota Tahunan RAT setiap tahun. 38 Kinerja lain dari keberhasilan KSP Kartini dapat dilihat dari penilaian tingkat kesehatan KSP Kartini oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman setiap tahun, dinyatakan sehat, demikian juga hasil financial audit pada akuntan publik setiap tahun dengan opini : unqualified opinion wajar tanpa catatan. Pengelolaan Usaha KSP Kartini Usaha KSP Kartini adalah usaha Simpan Pinjam. Usaha Simpan Pinjam di modifikasi dalam beberapa bentuk. Sumber permodalan berasal dari : 1 Simpanan Saham, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib yang akan mendapat deviden pada akhir tutup buku, 2 Simpanan non Saham terdiri dari Sisuka, Sibuhar dan sijaka simpanan ini mendapat jasa simpanan setiap akhir bulan, 3 Simuda Simpanan Pemupukan modal adalah simpanan yang berasal dari 3-5 dari pinjaman khusus yang dicairkan, akan mendapat bunga pada akhir tahun. Kemudian simpanan tersebut dipinjamkan kepada anggota dengan persyaratan yang telah ditentukan. Pertumbuhan usaha selama tiga tahun 2002-2004 ditunjukkan oleh pertumbuhan indikator kinerja per tahun adalah 1 aset rata-rata 25,7 , 2 Simpanan Saham rata-rata 27 , 3 Simpanan Non Saham 18,57 , 4 Pinjaman beredar 27 , 5 Pendapatan rata- rata 23,20 , 6 SHU rata-rata 31,70 , 7 Cadangan rata-rata 22,40 dan pertumbuhan anggota rata-rata 21,73 . Faktor Pendukung Faktor yang dominan pendukung keberhasilan operasional koperasi adalah kepercayaan anggota kepada pengurus, yang dengan tekun, gigih, jujur mengembangkan koperasi sehingga masyarakat disekitarnya tertarik menjadi anggota koperasi, sehingga faktor ini selalu diupayakan agar terus lestari. Keberadaan koperasi melalui pelayanannya telah memberikan manfaat kepada kemajuan dan perkembangan usaha anggota, khususnya melalui usaha koperasi dalam memberikan pinjaman modal. Selain itu selama ini telah tercipta iklim yang kondusif bagi usaha pengelolaan koperasi yang tercipta melalui team work pengelola, baik pengurus dan pelaksana, yang senantiasa memiliki hubungan yang serasi, profesional, dan menekankan kejujuran. Dampak Koperasi Terhadap Anggota dan Lingkungan Koperasi Kartini sangat bermanfaat bagi anggota, jika selama ini anggota meminjam dari pelepas uang setelah ada koperasi mereka dilayani oleh koperasi, selama koperasi 39 Kartini eksis boleh dikatakan Koperasi ini berperan sebagai Bank di wilayahnya. Selain melayani kebutuhan modal bagi anggota Kopwan juga berperan sebagai penyuluh usaha bagi anggota. Sebelum ada koperasi wilayah ini dikenal sebagai basis penduduk miskin namun dengan keberadaan Kopwan wajah kemiskinan sudah mulai terhapus. Dampak lain yang dirasakan masyarakat antara lain jika ada hari besar Kopwan tampil sebagai sponsor mengadakan perlombaan dan kegiatan-kegiatan sosial di daerah ini. Kerjasama KSP KARTINI dengan Anggota dan Pihak Ketiga Dalam rangka untuk memperkuat permodalan dan kelembagaan KSP Kartini mengadakan kerjasama dengan anggota sendiri dan dengan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan perbankan diantaranya adalah : Bank Pembangunan Daerah BPD, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Umum Koperasi Indonesia Bukopin dan Penanaman Nasional Madani PNM. Kerjasama dengan anggota sudah lama dilaksanakan, misalnya ketika musibah gempa dan gunung Merapi, KSP Kartini kehabisan modal, untuk dipinjamkan kepada anngota dan masyarakat. KSP Kartini menghubungi anggota yang memiliki dana lebih untuk disimpan di KSP Kartini. Fasilitas -FasiltasYang Pernah Diterima Dari Pemerintah Fasilitas yang diterima KSP Kartini untuk mendukung usaha diterima berupa : 1 Dana hibah dari Menteri Negara Perumahan Rakyat sebesar Rp. 1.500.000,- satu juta lima ratus ribu rupiah pada tahun 1985, 2 Dana bergulir BBM sebesar Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah pada akhir Desember tahun 2000, dan 3 Dana bergulir Agribisnis dari Kantor Menteri Koperasi dan UKM Jakarta sebesar Rp. 1.000.000.000,- satu milyar pada akhir Desember 2003. 40 PROFIL KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA JAWA TIMUR Berdiri : Tanggal 30 Mei 1978 BH: 4362bhII80 Alamat: : Jln Panglima Sudirman, Surabaya Jawa Timur Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita tumbuh dari kelompok arisan yang dimotivasi oleh Ibu Syafril. Anggota pertama terdiri dari 35 orang, setiap bulan kelompok ini pindah dari satu rumah ke rumah yang lain seperti arisan biasa. Nilai arisan pertama kali sebesar Rp. 2.000. Pada tahun 1975 kelompok ini telah melaksanakan usaha simpan pinjam dan telah memupuk modal melalui usaha simpan pinjam, pada saat ini anggota kelompok arisan sudah bisa mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 5.000,- yang diangsur 5 kali. Dalam proses, usaha simpan pinjam ini berkembang. Tahun 1977 Ibu Syafril mulai memperkenalkan konsep koperasi dalam rangka perluasan usaha kelompok. Karena individu didalam kelompok 35 anggota pertama telah mulai merintis perluasan kelompok dalam pola arisan yang serupa dengan kelompok pertama. Kelompok-kelompok inilah yang menjadi embrio Koperasi Setia Bhakti Wanita. Tahun 1978 bulan Mei kumpulan kelompok ini menjadi organisasi yang disebut Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita KSBW diresmikan Departemen Koperasi Kodya Surabaya dengan wilayah kerja Kecamatan Gubeg Dua tahun kemudian, tepat tanggal 15 Januari 1980 koperasi ini mendapat Badan Hukum dengan No: 4362BH80. Sebagai organisasi yang sudah dikenal masyarakat Kopwan mempunyai visi dan misi sebagai arah atau pegangan dalam menjalankan roda organisasi. Visi Kopwan adalah : meningkatkan Koperasi Wanita “Setia Bhakti Wanita” sebagai organisasi yang handal dan tangguh dengan dukungan sumberdaya manusia yang profesional serta penerapan sistem tanggung renteng yang efektif melalui pemberdayaan anggota sehingga dapat meningkatkan ekonomi mereka. Visi itu dijabarkan kepada misi yang menjadi petunjuk operasional organisasi yaitu meningkatkan pelayanan koperasi dan kualitas sumber daya manusia untuk dapat menumbuhkan kehidupan yang lebih bertanggung jawab mandiri dan berkesinambungan. 41 Pengelolaan Organisasi Sebagaimana telah dijelaskan diatas Kopwan ini tumbuh dari kelompok-kelompok arisan. Kemudian digabung dalam oganisasi koperasi wanita. Perkembangan koperasi wanita ini cukup alamiah dengan modal semangat, ketekunan dan saling percaya antar anggota dan kelompok serta antar kelompok dengan organisasi koperasi. Pada koperasi ini berproses sebagaimana teori kelompok dibangun menjadi suatu organisasi yang anggotanya mempunyai satu kepentingan melalui usaha simpan pinjam. Disinilah kepiwaian ibu-ibu membangun dirinya menjadi suatu organisasi besar yang dikenal di Indonesia. Proses Badan Hukum dan anggaran dasar telah dilakukan berkali-kali mengikuti perkembangan jumlah anggota dan usaha. Pertumbuhan anggota yang cukup pesat dari jumlah 35 orang menjadi 2.913 orang Tahun1984. Seiring dengan perkembangan tersebut wilayah kerja juga mengalami perluasan ke Kecamatan Surabaya Timur pada tahun 1988. Pada saat itu jumlah anggota sudah mencapai 3.431 orang terbagi dalam 270 kelompok. Tahun 1996 tanggal 6 Pebruari diadakan perubahan anggaran dasar, pada saat itu wilayah kerja diperluas lagi hampir mencakup Kota Surabaya, jumlah anggota mencapai 9.832 orang terdiri dari 348 kelompok. Prestasi yang dicapai koperasi ini meliputi : koperasi klasifikasi A sangat mantap, koperasi berprestasi, koperasi andalan, koperasi teladan, koperasi teladan utama dan koperasi berprestasi. Koperasi ini juga menjadi tempat koperasi lain untuk studi banding dan rata-rata koperasi yang datang juga behasil mendirikan koperasi simpan pinjam yang dimodifikasi sesuai dengan keadaan lingkungan setempat seperti koperasi di Maluku dan koperasi lain di Indonesia. Pada Kopwan ini RAT dilakukan 2 kali setahun, karena jumlah anggota cukup banyak maka RAT dilakukan dengan sistem perwakilan. Satu kelompok diwakili oleh satu orang. Untuk kelompok besar bisa diwakili beberapa orang tergantung dari jumlah kelompok dengan memakai proporsional sebesar 5 persen total anggota. Dalam menjalankan tugas Pengurus dibantu oleh manajer dan Pembimbing Penyuluh Lapangan PPL. PPL merupakan kepanjangan tangan dari pengurus. Setiap manajer membawahi tugas-tugas tertentu, sedangkan PPL bertugas untuk menghadiri pertemuan kelompok yang dibawahinya . Seorang PPL membawahi maksimal 13 kelompok. Setiap bulan, dari tanggal 2 sampai tanggal 13 PPL berkunjung ke kelompoknya dan pada saat tengah minggu PPL membuat laporan ke Pengurus. Status PPL adalah honorer mendapat honor Rp. 100 ribu hingga Rp. 300 ribu per bulan dan setiap kunjungan mendapat transport Rp. 75.000 per-kelompok. Untuk menjadi PPL seseorang harus melalui prosedur mulai dari perekrutan dan penyaringan. 42 Jumlah karyawan full time sebanyak 80 orang yang bekerja dari jam 8.000- 16.000, Jumlah pengurus 6 orang terdiri dari 3 orang berpendidikan D1, 2 orang lulusan S1 dan 1 orang lulusan S2 Master Humaniora. Sistem kerja pengurus memakai sistem KOLEGA artinya suatu permasalahan akan dibicarakan secara menyeluruh oleh pengurus . Suatu keputusan paling tidak sudah dikomunikasikan kepada semua pngurus jika ada keputusan yang sulit dibicarakan dengan cara voting. Pengelolan Usaha Usaha Kopwan ini cukup spesifik yang dikenal dengan usaha simpan pinjam system tanggung renteng. Perkembangan usaha ini mendorong tumbuhnya unit usaha baru seperti usaha unit swalayan dan unit usaha untuk Usaha Kecil dan Menengah. Sistem Tanggung Renteng Sistem tanggung renteng yang dikembangkan pada koperasi ini dilaksanakan sebagai berikut : 1 anggota dikelompokkan sesuai dengan jenis usaha meliputi kelompok bakul jamu, pracangan hingga intektual, 2 syarat pengajuan pinjaman dari kelompok anggota kelompok ini merupakan syarat boleh tidaknya seseorang meminjam, 3 jumlah kelompok minimal 15 orang dan maksimal 30 orang, 4 setiap kelompok wajib mengadakan pertemuan setiap bulan. Di dalam pertemuan inilah anggota membahas semua kebutuhan dan memecahkan masalah dan pada saat inilah pencairan pinjaman dan pembayaran dilakukan. Melalui kelompok ini terjadi transaksi pinjaman dan pembayaran kewajiban kemudian kelompok menyetor ke koperasi 5 semua kesepakatan dalam kelompok diputuskan melalui musyawarah, hasil musyawarah inilah adalah kesepakatan bersama yang menjadi rambu- rambu aturan yang diberlakukan, sehingga antar kelompok harus saling mengenal kalau tidak si peminjam tidak akan mendapat pinjaman. Inilah alat kontrol yang ampuh dalam usaha simpan pinjam. Dengan demikian kedekatan dan saling mengenal serta saling memperhatikan terjadi di dalam kelompok. Musyawarah dalam kelompok dilakukan untuk menentukan pinjaman. Jadi, ketika anggota meminjam anggota lain mengetahui dan jika semua setuju semua anggota kelompok harus menanda tangani surat pengajuan pinjaman SPP. Tanda tangan itu sebagai bukti setuju. Bagaimana jika ada anggota kelompok yang lalai terhadap kewajibannya, permasalahan diajukan pada waku pertemuan kelompok disana dia menjelaskan masalah. Setelah diketahui semua anggota kelompok sepakat untuk menalangi utang tersebut dari uang kas kelompok dan yang bersangkutan diminta mencicil berapa bulan. Dengan demikian beban dan tunggakan jarang terjadi, sehingga tunggakan dalam kelompok 43 rata-rata nihil. Inilah hakekat sistem tanggung renteng. Intinya adalah kebersamaan, kesepakatan, saling percaya dan saling mengenal anggota dalam kelompok. Jadi dalam Kopwan yang menjadi focus pembinaan adalah kedisplinan, saling percaya, musyawarah dan kebersamaan . Inilah kunci-kunci dasar dari organisasi ini. Unit Swalayan Setelah 5 tahun Kopwan berjalan telah berhasil mendirikan unit Swalayan untuk melayani anggota maupun masyarakat sekitarnya. Omzet swalayan ini rata-rata Rp. 588 juta per bulan. Anggota bebas berbelanja secara tunai maupun kredit sebaigamana di swalayan lainnya. Untuk anggota yang menggunakan kredit diberi plafon Rp. 300.000 per bulan dan bagi anggota yang memiliki toko atau pracangan juga diberi pinjaman sebesar Rp. 1 juta sampai Rp. 2,5 juta. Unit Peminjaman Untuk Usaha Kecil dan Menengah Selain usaha simpan pinjam dan swalayan Kopwan juga mengembangkan usaha pinjaman bagi anggota yang mau dan berusaha. Pemberian pinjaman diprioritaskan kepada anggota yang memiliki usaha yang sudah berjalan. Karena untuk usaha, pinjaman diberi persyaratan memberikan jaminan atau agunan. Tingkat bunga sebesar 2 flat per bulan. pinjaman seperti ini diberikan kepada individu. Sampai bulan Desember 2006 telah dikucurkan kredit sebesar Rp. 1,6 milyar untuk 338 UKM.. Dampak Koperasi Terhadap Lingkungan Dampak Kopwan terhadap lingkungan antara lain : 1 Kopwan telah berhasil memenuhi kebutuhan sosial anggotanya maupun untuk sumbangan temporer sebagai bentuk kepedulian bagi sesama. Upaya ini dilakukan melalui penyisihan 3 dari SHU, sedangkan 2 Kepedulian sosial terhadap masyarakat miskin, pendidikan anak-anak anggota diupayakan melalui beasiswa di tingkat SD hingga SMU, disisihkan melalui SHU sebesar 2,5 . 3 Dampak Kopwan secara ekternal sudah sangat meluas yaitu Kopwan telah berhasil menjadi wadah belajar bagi koperasi lainnya yang berusaha dalam usaha simpan pinjam, menumbuhkan koperasi lain dan pengusaha baru sebanyak 338 unit. Untuk penumbuhan koperasi Contoh tumbuhnya koperasi wanita Panggayo Maju di Ambon. 44 PROFIL KOPERASI DIAN WANITA PASURUAN JAWA TIMUR Berdiri Tahun 1980 No Badan Hukum : 5560BHII1983 Tgl 5 Nopember 1983 Alamat komplek Pasar Indah No 9 Taman Wisata Pecalukan Kecamatan Prigen Pasuruan. Ketua : Ny Sulistywati Heri Koperasi Dian Wanita bermula dari perkumpulan ibu-ibu arisan Badan Kontak Organisasi Wanita Indonesia BKOWI yang berjumlah 38 orang. Pendirian koperasi ini di latarbelakangi oleh kondisi masyarakat yang memprihatinkan, yaitu kebiasaan ibu-ibu meminjam di Bank Ciwulan Harian BCH dengan bunga tinggi dan pada waktu itu kehidupan masyarakat Prigen semakin memburuk karena tidak mampu membayar jasa bunga pinjaman yang tinggi. Untuk mengatasi ekonomi yang semakin memburuk ibu-ibu berjuang untuk mengembangkan koperasi dengan semangat yang tinggi Pengelolaan Organisasi Kepengurusan koperasi Dian Wanita pada periode tahun 2003 sampai 2007 terdiri dari 4 orang pengurus meliputi : Ketua, sekertaris, Bendahara I, Bendahara II.. Pengawas terdiri dari 2 orang ketua dan penasihat.. Pengaturan tugas dalam koperasi ini tidak bebeda dari koperasi lain seperti Pengurus bertugas untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam organisasi serta melakukan kegiatan evaluasi melalui rapat rutin antar pengurus,rapat pengurus dengan PPL dan rapat pengurus dengan pengawas. Pengaturan tugas diatur dalam anggaran dasar koperasi. Jumlah karyawan tetap 9 orang meliputi : kasir, sekertaris, juru buku, pembantu juru buku, 2 orang petugas pertokoan dibantu satu orang juru buku,satu orang penjaga satpam dan satu orang sopir. Pelaksanaan RAT diatur melalui perwakilan kelompok bagi anggota yang masuk dalam kelompok sedangkan anggota yang tidak masuk dalam kelompok wajib menghadiri RAT. Dari tahun 2001 sampai 2005 pertumbuhan jumlah anggota relatif stabil. Peningkatannya hanya 5 persen atau dari 810 orang menjadi 852 orang. Anggota dikelompokkan menurut kesamaan usaha misalnya anggota sebagai pedagang, bakul. Semua anggota dikelompokkan kedalam 23 kelompok. Kelompok pada koperasi ini 45 merupakan wadah saringan untuk menetapkan anggota didalam kelompok. Untuk lebih mngoptimalkan pembinaan kepada anggota Pengurus dibantu oleh dua orang PPL Pengurus Penyuluh Lapangan. PPL diangkat melalui Surat Keputusan Pengurus. PPL adalah kader- kader yang terpilih dari anggota yang ada pada kelompok dan merupakan kepanjangan tangan dari pengurus untuk melakukan pembinaan kepada anggota. Untuk usaha pertokoan pembinaan dilakukan langsung oleh pengurus. Sistem penggajian sangat bervariasi tergantung pada lama kerja dan kinerja karyawan. Besarnya gaji karyawan terkecil Rp. 500.000.- dan tertinggi Rp. 800.000,- perbulan Pengurus mendapat gaji Rp. 1 juta perbulan dan jumlah ini rata antara Pengurus, Sekertaris maupun Bendahara. Pengelolaan Usaha Modal koperasi ini bersumber dari modal sendiri dan modal luar. Sampai Tahun 2005 modal sendiri sebesar Rp. 686.302 juta terdiri dari simpanan pokok, wajib, simpanan khusus, dana partisipasi, dana cadangan, donasi dan SHU sedangkan modal luar pada tahun yang sama sebesar Rp.799.540 juta. Dilihat dari struktur permodalan tersebut Kopwan ini cukup bagus karena modal sendiri dengan modal luar hampir berimbang. Jenis usaha yang dikembangkan : 1 usaha simpan pinjam, 2 unit pertokoan, 3 Katering. Dari tiga usaha tersebut yang menjadi unit usaha dominat adalah usaha simpan pinjam dan usaha inilah yang pertama dikelola Kopwan. Unit usaha simpan pinjam di bagi menjadi dua bentuk yaitu unit simpan pinjam produktif dan unit usaha konsumtif. Unit simpan pinjam produktif di kembangkan unuk usaha bisnis sedangkan unit usaha simpan pinjam konsumtif dikembangkan untuk kegiatan pendiidikan. Unit usaha ini di laksanakan dengan plafon pinjaman 4 kali dengan besaran Rp 10 juta. Bagi anggota yang meminjam lebih dari plafon tersebut diberikan dengan syarat adanya kesepakatan dari kelompok. Pada tahun 2005 volume usaha simpan pinjam tercatat Rp. 2.551.979.000,- omset usaha pertokoan sebesar Rp. 461.011.440,- volume usaha persewaan Rp. 4.658.800,- sedangkan SHU kotor sebesar Rp. 41.688.236,-. Usaha simpan pinjam yang dikembangkan pada koperasi ini dilaksanakan dengan dua pola yaitu pola sistem tanggung renteng dan konvensional. Pola tanggung renteng mengunakan sistem kelompok yang dibagi pada 23 kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 617 orang sisanya sebanyak 235 orang menggunakan pola konvensional. 46 Dampak Koperasi Terhadap Anggota dan Lingkungan Dampak koperasi wanita sudah dirasakan anggota diwilayah kerjanya kecamatan Prigen dan Pandaan melalui usaha simpan pinjam, pertokoan, katering dan usaha persewaan. Simpan pinjam telah berperan memenuhi kebutuhan anggota dalam pendidikan kesehatan dan menambah unit usaha katering dan persewaan. Dengan bertambahnya dua unit usaha ini maka koperasi wanita telah mampu menambah jumlah tenaga kerja pada koperasi. Kekhususan Kopwan ini adalah dalam melayani anggota dan masyarakat setempat karena lokasinya di permukiman. KOPERASI WANITA ANNISA Berdiri Tahun 1989 BH 790BHXXII, Tgl 4 Maret 1989 Alamat : Jalan Ade Irma Suryani No. 54B Kota Mataram NTB Koperasi Wanita Annisa berdiri dari 3 kelompok arisan yang beranggotakan 53 orang wanita berada di satu kampung disebuah kelurahan yang ada di Kotif Mataram saat ini Kota Mataram. Pada tahun 1984, ketiga kelompok bersepakat menggabungkan diri dalam kelompok usaha bersama yang disebut dengan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Keberadaan kelompok ini cukup menarik perhatian masyarakat terutama kaum ibu terbukti dengan meningkatnya jumlah anggota menjadi 32 orang pada tahun 1989. Anggota terbagi dalam 18 kelompok tersebar tidak hanya di satu kelurahan tetapi menyebar dikelurahan lain di Kota Administratif Mataram yaitu Ampenan, Mataram dan Cakranegara. Perkembangan berikutnya atas inisiatif anggota KSM berubah menjadi koperasi dengan badan hukum seperti pada box . Berikutnya dengan semakin berkembangnya jumlah anggota pada tanggal 18 Maret 1991 wilayah kerja Kopwan ini diperluas dari Kotif menjadi Kabupaten Lombok Barat bahkan saat penelitian akhir 2006 wilayah kerja mencakup seluruh wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan Kopwan sangat mulia yaitu meningkatkan kesejahteraan Anggota dilakukan melalui pemberian modal usaha bagi anggota pengusaha, memberikan modal bagi anggota yang memerlukan untuk pendidikan dan untuk keperluan kesehatan . 47 Pengelolaan Organisasi Pengembangan organisasi dan anggota dilakukan melalui kiat-kiat yang cerdas yaitu pendekatan-pendekatan tradisional, mengorganisasikan masyarakat kedalam kelompok, membangun swadaya masyarakat, penguatan ekonomi lokal, pengembangan kepemimpinan, mengadakan pendampingan secara rutin, mengadakan pelatihan secara rutin, seminar, lokakarya, diskusi rutin secara berkala dengan tema-tema yang berhubungan dengan kewanitaan. Struktur organisasi yang dikembangkan pada Kopwan ini terdiri dari jumlah pengurus 5 orang Ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, pengawas 3 orang Jumlah karyawan tetap sebanyak 14 orang dan jumlah karyawan tidak tetap berjumlah 100 orang. Jumlah anggota 5.000 orang meliputi 4.500 orang perempuan dan 500 orang laki-laki. Semua anggota dikelompokkan pada 115 kelompok. Persyaratan keanggotaan dalam Kopwan ini sama dengan persyaratan keanggotaan pada koperasi lain perbedaan, anggota pada koperasi ini adalah pengusaha yang sudah memiliki usaha produktif dan orang yang ingin berusaha. Kewajiban anggota lainnya harus bergabung pada kelompok terdekat dimana mereka berdomisili dan menerima ,melaksanakan sistem tanggung renteng berikut konsekwensinya. Pelaksanaan RAT dilakukan melalui perwakilan. Wakil yang ditunjuk menghadiri RAT adalah wakil yang sudah ditunjuk dan disetujui semua anggota pada kelompok. Wakil ini digilir setiap tahun jika pada tahun ini telah mengikuti tahun berikutnya digannti dengan anggota lain yang belum pernah mengikuti. Pelaksanaan RAT dilakukan pada bulan Januari jadi lebih cepat dari pelaksanaan RAT koperasi pada umumnya pada bulan Pebruari. Upaya koperasi dalam pembinaan anggota dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan konsultasi dan advokasi Pelaksanaan Usaha Modal koperasi sebagaimana koperasi lainnya terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok besarnya Rp. 10.000. Simpanan wajib Rp. 2.500 per bulan dan simpanan sukarela. Total modal sendiri yang bersumber dari anggota sampai bulan Desember 2006 sebesar Rp.78.226.468, jumlah modal luar sebesar Rp. 92.289.000 dan jumlah modal setelah berputar selama 14 tahun telah mencapai Rp. 1.037.846.321,-. Artinya perputaran modal selama ini 6 kali lipat. Jika dihitung secara 48 ekonomis perputaran dana ini tidak terlalu aktif namun dana yang ada bisa dimanfaatkan oleh semua anggota. Usaha koperasi yang dominan adalah usaha simpan pinjam, perdagangan dan konveksi. Bunga pinjaman bervariasi, pinjaman untuk biaya pengobatan, pemeliharaan kesehatan bayi dan saat hamil besarnya 3 persen sedangkan untuk bungan pinjaman pendidikab hanya 2,5 persen. Prosedur simpan pinjam diusahakan sederhana tidak berbelit. Sehingga tunggakan juga jarang terjadi. Kenapa demikian? para anggota mengatakan menyimpan dan meminjam pada Kopwan sudah kebiasaan dan harus dibayar. Inilah kekhususan Kopwan ini. Jumlah SHU pada akhir tahun 2005 Rp. 36.759.011,- Dampak Koperasi terhadap Anggota dan Lingkungan Dampak Kopwan terhadap anggota antara lain dalam memenuhi permodalan,sosial dan pendidikan Selain berusaha, kegiatan koperasi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar adalah perhatian dan memberikan bantuan kepada sesama yang miskin dalam arti luas termasuk ketertindasan dalam hal biologis dan sosial. Upaya yang dilakukan antara lain : pendidikan, konsultasi, pendampingan dan memberikan advokasi. Selain itu masalah yang ditangan koperasi ini cukup besar terhadap ketidak adilan gender, kesehatan, reproduksi, busung lapar, penyakit menular dan sanitasi Kerjasama Dengan Pihak Luar Untuk mewujudkan program-program tersebut diatas Kopwan ini bekerjasama dengan pihak lain sebagai berikut: dengan Bank Indonesia dalam Program Kredit Mikro 1999, Program Konsultasi Keungan Mitra Bank 2004, Depnaker RI dalam Program Penanggulangan Pekerja Trampil P3T 1998, Program Gramen Bank 2003, Program Pengadaan Pangan 1999, Depdiknas RI dan Dikpora NTB dalam Life Skills 2000-2003. Fasilitator TOT tutor keaksaraan Fungsional di NTB 2003-2006, Pendampingan Program Keaksaraan Fungsional NTB 2004-2005. Masuk dalam Tim Program Life Skills 2002- 2006, Program Magang Keluarga Berwawasan Gender 2004-2005, Program Pendidikan dan Penanganan Kasus Gizi Buruk di Kecamatan Lingsar, mengadakan kursusu kewirausahaan bagi anggota pengusaha, program kegiatan belajar paket B dan paket C, program peningkatan pendapatan masyarakat dan proyek pengembangan kredit candak kulak P3KCK tahun 2005. Kegiatan diatas dilaksanakan dengan membangun jejaring bersama badan internasional seperti 1 New Zaeland Embassy 2 UNICEF, 3 Plan Internasional, 4 lain 49 Indonesia, Sikka NTT, Bima NTB, 5Word Food Program, 6 Canadian Cooperative CCA , 6 Fund Canada, 7 FESWSO, 8 CUSO, 9 Unisco, 10 Land O Lakes , 11 Usaid, 12 UNDP dan 13 ACESS. KOPERASI WANITA PANGGAYO MAJU AMBON MALUKU Berdiri : 30 September 2005 BH : 51°76BHDK.UKM Alamat: Jln Wolter Mongunsidi- Malong Baru RT. 001RW. 01 Propinsi Maluku Koperasi Wanita Panggayo Maju berdiri tanggal 30 September Tahun 2005, setelah melihat keberhasilan Kopwan Setia Bhakti Wanita KSBW di Surabaya dan Kopwan Kartika Candra Pandaan di Pasuruan. Panggoyo artinya berdayung maju ke depan. Kopwan berada di Helong. Helong merupakan satu desa yang masuk dalam wilayah administratif Kota Ambon. Dalam istilah sosiologi perkotaan helong adalah sub urban Ambon dimana gaya hidup masyarakat lebih dipengaruhi kota Ambon daripada desa Lawang, 2006. Warga desa Helong mempunyai kebiasaan dan pengalaman dalam bidang organisasi arisan,kegiatan usaha seperti membuat kue, jahit menjahit, buka warung dan palele. Basis ini dianggap cukup kuat untuk membentuk koperasi. Selain itu kebiasaan atau keeratan hubungan dengan saudara- saudara yang berlaianan agama. Kekuatan ini disebut ikatan sosial gadong. Artinya yang satu menganggap dirinya menjadi bagian dari yang lain dalam ikatan gadong. Kopwan ini muncul dari sutu komunitas pemukiman yang saling mengenal. Pengelolaan Organisasi Latar belakang pembentukan organisasi koperasi dimulai dari semangat mengunjungi dua koperasi di Jawa Timur. Dari sana mereka dengan ikatan kebersamaan saling percaya, saling memperhatikan membentuk koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 23 orang kemudian sekarang anggota Kopwan ini sudah 35 orang naik 34 persen. Tujuan Kopwan ini sangat spesipik yaitu saling membantu antar sesama. Struktur organisasi Kopwan dalam kepengurusan terdiri : ketua, sekretaris dan bendahara, tenaga pelaksana meliputi manajer, juru buku dan petugas lapangan. Pengelolan organisasi yang diterapkan adalah demokrasi dan keterbukaan. Semua keputusan dirembuk bersama. Dalam perjalanan selama satu tahun 50 Pengurus mendapat persentasi dari SHU. Kebijakan pengurus dalam organisasimemanej organisasi adalah dengan memberikan insentifhonorarium kepada pengurus dan para karyawan manajer dan staf. Alasannya, mengapa pengurus diberi honor, agar Pengurus ikut terlibat dalam manajemen dan juga selama berdiri Pengurus terlibat dalam masalah sehari-hari dan ikut memecahkan masalah yang muncul. Kebijakan dalam Kopwan ini diputuskan secara bersama antara pengurus dengan manajer Pengelolaan Usaha Usaha Kopwan ini dimulai dari usaha simpan pinjam dengan kemampuan seadanya. Modal awal diperoleh dari simpanan pokok sebesar Rp. 50.000,- per-orang, simpanan wajib anggota Rp. 3.000,- kemudian Kopwan ini mendapat pinjaman dana bergulir dari Dinas Koperasi Kota Ambon sebesar Rp. 50 juta. Pnjaman dikembalikan selama 40 kali dengan pembayaran Rp. 1.750.000,-. Sehingga total yang harus dikembalikan sebanyak Rp.70.000.0000,-. Dalam proses belajar yang seadanya jumlah uang yang dikelola mereka sekarang sudah menjadi Rp. 89 juta. Ini merupakan indikator bahwa Kopwan ini mampu mengelola koperasinya. Tingkat pengembalian pinjaman lancar. Sebanyak 50 persen dari dana tersebut dipinjamkan kepada anggota. Kelancaran usaha ini sangat dirasakan anggota peminjam. Rencana berikutnya Kopwan mulai mendiversifikasi usaha kepada usaha waserda yang berfungsi sebagai grosir bagi para penjaja yang dapat mengambil dan menjual dengan harga grosisi agar anggota dapat memperoleh insentif. Kemitraan Karena Kopwan ini masih muda usianya belum bermitra dengan pengusaha maupun koperasi lain yang jelas, mitra pertama koperasi ini adalah Kopwan Setia Bhakti Wanita KSBW di Surabaya dan Kopwan Kartika Candra Pandaan di Pasuruan dengan Bank BNI setempat. Dampak Koperasi Terhadap Anggota dan Lingkungan. Selama satu tahun Kopwan berjalan dampak yang dirasakan adalah dampak internal dan dampak eksternal. Dampak internal yang dirasakan adalah para pengurus dan manajerkaryawan dari tidak mendapat honorarium sekarang menerima penghasilan yang tetap. Bagi anggota dampak nyata dari koperasi adalah memenuhi kebutuhan permodalan Sedangkan dampak eksternal yang sangat dirasakan adalah tumbuhnya pengusaha baru dari anggota Kopwan. 51 Tabel 2. Pertumbuhan Koperasi Wanita Kartini Uraian 2002 2003 Pertumbuhan 2004 Pertumbuhan Asset 988,581,570 1,182,992,680 16.43 3,005,795,181 60.64 Simpanan Saham 61,840,650 116,010,050 46.69 176,399,100 34.23 Simpanan Non Saham 626,756,700 774,787,875 19.11 1,222,109,475 36.60 Pinjaman Beredar 778,818,000 981,213,503 20.63 2,495,408,500 60.68 Pendapatan 172,711,099 192,702,823 10.37 472,806,449 59.24 Biaya 152,262,341 162,705,170 6.42 391,145,871 58.40 SHU 20,448,758 29,997,653 31.83 81,660,578 63.27 Cadangan 89,415,572 107,975,248 17.19 216,074,686 50.03 Keanggotaan 734 736 0.27 1,090 32.48 51

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan