Teknik Pengumpulan Data ORNAMENTASI DAN TEKNIK NYANYIAN RITUAL DALAM RINDING GUMBENG DI DUREN, NGAWEN, GUNUNGKIDUL.
musik tradisional Rinding Gumbeng. Wawancara pertama dilakukan untuk mengetahui keberadaan seni musik tradisional Rinding Gumbeng serta meminta izin
untuk meneliti mengenai Rinding Gumbeng. Wawancara tahap pertama meliputi sejarah dan perkembangan musik Rinding Gumbeng.
Wawancara kedua dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai musik tradisional Rinding Gumbeng, namun ternyata narasumber yang akan diwawancarai
yaitu Bapak Sudiyo telah meninggal dunia. Wawancara dilanjutkan dengan mewawancarai Ibu Sri Hartini yang merupakan putri dari Bapak Sudiyo. Bapak
Supatno yang merupakan pemain Rinding, dan Bapak Sugimo selaku penembang dan ahli dalam sejarah Rinding Gumbeng. Dalam wawancara pada bulan Februari 2012
ini, peneliti lebih membahas mengenai pemain Rinding Gumbeng dan mengenai waktu panen padi.
Sedangkan wawancara berikutnya dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2012. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber, yaitu Bapak
Supatno, Bapak Sugimo, Bapak Suwardi, Ibu Sri Hartini, Ibu Tukini, dan Ibu Asih. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai Rinding
Gumbeng dan serta lagu-lagu dan ornamentasi yang dipergunakan dalam ritual panen
padi di Dusun Duren. Wawancara berikutnya dilakukan pada tanggal 04 November 2012. Dalam
wawancara tersebut, peneliti memfokuskan pada makna Rinding Gumbeng bagi masyarakat. Wawancara tersebut menghasilkan bahasan yang lebih terperinci
mengenai pandangan masyarakat dan kehidupan masyarakat di Dusun Duren. Selain dengan wawancara langsung, peneliti juga menggunakan sarana telefon untuk
melengkapi beberapa data. Hal ini dikarenakan adanya kesibukan baik peneliti maupun para narasumber.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, dokumen yang dipergunakan berupa catatan, buku- buku, foto, audio, maupun video yang telah ada sebelumnya mengenai Rinding
Gumbeng . Dokumen-dokumen tersebut diperoleh pada saat observasi dan wawancara
di Dusun Duren, Ngawen, Gunungkidul.