Sumber Data ORNAMENTASI DAN TEKNIK NYANYIAN RITUAL DALAM RINDING GUMBENG DI DUREN, NGAWEN, GUNUNGKIDUL.
keberadaan seni musik tradisional Rinding Gumbeng. Dalam observasi pertama diperoleh sejumlah informasi mengenai sejarah, perkembangan Rinding Gumbeng,
cara pembuatan Rinding dan beberapa instrument yang dipergunakan dalam seni musik tradisional Rinding Gumbeng.
Observasi kedua dilakukan pada bulan Februari untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyusun proposal skripsi. Observasi kedua bertujuan untuk
mencari informasi lebih lanjut mengenai seni musik tradisional Rinding Gumbeng, namun dikarenakan narasumber utama meninggal dunia beberapa bulan sebelum
observasi kedua dilaksanakan, maka observasi kedua dilakukan tanpa narasumber utama dan digantikan oleh beberapa narasumber yang juga sangat faham mengenai
musik tradidional Rinding Gumbeng. Observasi kedua memperoleh beberapa informasi mengenai perkembangan Rinding Gumbeng dan beberapa cara memainkan
instrumen yang terdapat pada seni musik tradisional Rinding Gumbeng. Sedangkan observasi selanjutnya dilakukan pada bulan Maret hingga bulan
Mei 2012. Observasi kali ini dilakukan kepada kelompok seni musik tradisional “Ngluri Seni”. Observasi ini dilakukan guna mengamati ornamentasi yang digunakan
dalam ritual tersebut. Observasi terakhir dilaksanakan pada bulan November untuk melengkapi data yang masih kurang dan mengenal lebuh jauh keadaan geografis
Dusun Duren. b.
Wawancara Wawancara pertama dilakukan pada bulan Juni 2011, wawancara dilakukan
dengan narasumber utama, yaitu Bapak Sudiyo yang merupakan pimpinan seni musik tradisional “Ngluri Seni”, beliau jugalah yang memprakarsai berdirinya seni
musik tradisional Rinding Gumbeng. Wawancara pertama dilakukan untuk mengetahui keberadaan seni musik tradisional Rinding Gumbeng serta meminta izin
untuk meneliti mengenai Rinding Gumbeng. Wawancara tahap pertama meliputi sejarah dan perkembangan musik Rinding Gumbeng.
Wawancara kedua dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai musik tradisional Rinding Gumbeng, namun ternyata narasumber yang akan diwawancarai
yaitu Bapak Sudiyo telah meninggal dunia. Wawancara dilanjutkan dengan mewawancarai Ibu Sri Hartini yang merupakan putri dari Bapak Sudiyo. Bapak
Supatno yang merupakan pemain Rinding, dan Bapak Sugimo selaku penembang dan ahli dalam sejarah Rinding Gumbeng. Dalam wawancara pada bulan Februari 2012
ini, peneliti lebih membahas mengenai pemain Rinding Gumbeng dan mengenai waktu panen padi.
Sedangkan wawancara berikutnya dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2012. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber, yaitu Bapak
Supatno, Bapak Sugimo, Bapak Suwardi, Ibu Sri Hartini, Ibu Tukini, dan Ibu Asih. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai Rinding
Gumbeng dan serta lagu-lagu dan ornamentasi yang dipergunakan dalam ritual panen
padi di Dusun Duren. Wawancara berikutnya dilakukan pada tanggal 04 November 2012. Dalam
wawancara tersebut, peneliti memfokuskan pada makna Rinding Gumbeng bagi masyarakat. Wawancara tersebut menghasilkan bahasan yang lebih terperinci
mengenai pandangan masyarakat dan kehidupan masyarakat di Dusun Duren. Selain dengan wawancara langsung, peneliti juga menggunakan sarana telefon untuk