Latar Belakang ORNAMENTASI DAN TEKNIK NYANYIAN RITUAL DALAM RINDING GUMBENG DI DUREN, NGAWEN, GUNUNGKIDUL.
Caping Gunung , Lir-Ilir, Gunung Gambar, Suwe Ora Jamu, Bangun Injing,
Mboyong Dewi Sri, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam menyanyi, para penembang yang belajar menyanyi secara otodidak ini juga menggunakan beberapa ornamentasi atau hiasan untuk memperindah lagu
yang dibawakan. Beberapa penembang cukup baik dalam membawakan céngkok, gregel
, luk, wilet, dan variasi dalam tembang seperti senggakan dan pembagian suara. Pembagian suara antara penembang perempuan dan laki-laki juga cukup baik.
Namun sangat disayangkan, walaupun para penembang cukup baik dalam membawakan ornamentasi, para penembang tersebut tidak mengetahui beberapa hal
mengenai ornamentasi yang mereka pergunakan. Dari segi pernafasan, para penembang juga tidak mengetahui beberapa
macam pernafasan. Ketika nembang, mereka menggunakan nafas seperti orang bernafas pada umumnya. Dalam teknik prashering, para penembang juga hanya
sekenanya saja. Hal ini dikarenakan memang para penembang tersebut hanya meniru penyanyi yang telah terkenal dan yang penting enak di dengar.
Peneliti tertarik untuk meneliti seni musik tradisional Rinding Gumbeng ini karena seni musik ini merupakan seni musik tradisional Gunungkidul yang juga
merupakan tanah kelahiran peneliti. Adanya keunikan dalam musik tradisional Rinding Gumbeng
dan keingintahuan cara nembang maupun ornamentasi dan teknik yang dipergunakan menambah ketertarikan peneliti untuk meneliti seni musik
tradisional tersebut. Meskipun para penembang belajar nembang secara otodidak dan tidak mengenyam pendidikan khusus untuk menunjang teknik bernyanyi mereka,
para penembang mampu menyanyi dengan cukup baik. Peneliti ingin meneliti lebih
dalam mengenai ornamentasi tembang Jawa, yang diharapkan dapat dijadikan sarana informasi mengenai ornamentasi tembang Jawa.
Dari masalah tersebut, peneliti telah mengungkapkan mengenai ornamentasi dan variasi dalam nembang Jawa serta teknik nembang yang digunakan, baik dari
segi pernafasan, artikulasi, prashering. Hal ini didasari oleh pengalaman peneliti, dimana peneliti merasa kesulitan dalam mencari sumber mengenai teknik nembang,
karena memang peneliti merasa sangat sedikit sekali penelitian yang meneliti mengenai teknik nembang. Oleh karena hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk
meneliti dan mengungkapkan kepada pembaca mengenai ornamentasi dan teknik nembang Jawa, khsusnya dalam seni musik tradisional Rinding Gumbeng yang
merupakan musik ritual untuk panen padi di Dusun Duren, Beji, Ngawen, Gunungkidul.