3. MoU Kerja Sama Kadin dengan Pihak Lain
Kadin DKI Jakarta Menandatangani MoU untuk Marunda Kamar Dagang dan Industri Kadin DKI Jakarta mengundang pengusaha Malaysia
untuk berinvestasi di kawasan ekonomi khusus KEK Marunda Jakarta yang akan dikembangkan dalam beberapa tahun kedepan ini. Kedua pihak menandatangani nota
kesefahaman MoU untuk meningkatkan kerjasama antar anggotanya pada Kamis, 23042009.
Ketua Kadin DKI Jakarta berharap bisa bekerjasama dengan pengusaha Malaysia untuk pengembangan KEK Marunda jika pemerintah pusat meloloskan Marunda menjadi
KEK. Selain itu, diharapkan pula dengan kesepakatan ini dapat saling tukar-menukar informasi dan mencari solusi mengatasi dampak krisis ekonomi global bersama-sama
pihak Sabah-Malaysia. Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perniagaan Melayu Malaysia Negeri Selangor,
Dato` Mohd Said Hj. Mat Saman mengatakan, pihaknya berharap bisa membuat semacam sekretariat bersama agar pertukaran informasi bisa berlangsung dengan
lancar. Perwakilan pengusaha Sabah yang ikut hadir dalam acara tersebut mengharapkan
pengusaha Indonesia menanamkan modal di daerahnya terutama untuk sektor pertanian, industri kulit, peternakan serta makanan dan minuman.
Selama ini nilai total perdagangan Indonesia dan Malaysia pada tahun 2008 mencapai US15,3 miliar, atau naik dari tahun 2007 yang hanya mencapai US11,5 miliar.
Sedangkan dari sisi investasi, realisasi investasi Malaysia ke Indonesia pada 2008 mencapai US363,3 juta atau naik dari tahun sebelumnya US217,3 juta.
Kadin-GCEL Tandatangani MOU untuk Menghemat Biaya Perdagangan di ASIA
Kerjasama Indonesia GCEL Menghasilkan Inisiasi Regional yang Bertujuan Mengurangi Biaya Perdagangan di Asia, Menghemat hingga USD 201 Miliar per
Tahun Jakarta, 24 Juli 2009 – Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia Kadin bidang
Perdagangan dan Distribusi Benny Soetrisno menandatangani Nota kesepakatan untuk meluncurkan sebuah program pengembangan ekonomi yang terukur di Asia melalui
partisipasinya pada sebuah Benchmark Trade Lane dengan Global Coalition for Efficient Logistics GCEL yang diwakili oleh Co-Chairman GCEL Captain Samuel
Salloum, pada 24 Juli 2009, di Hotel Niko Jakarta. Yang Mulia Tan Sri Rafidah Aziz, mantan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, serta Ketua Kadin
7
Mohammad S. Hidayat hadir menyaksikan penandatanganan Nota Kesepakatan. Hadir pula pejabat dari Departemen Perdagangan saat penandatanganan nota kesepakatan ini.
Seperti disampaikan oleh Benny Soetrisno, “ GCEL telah mengembangkan sebuah program yang berani dan inovatif yang akan memberi energi baru bagi ekonomi global
dengan mengurangi 30 biaya perdagangan, membuat Asia mampu berhemat hingga USD201 Miliar dan Indonesia hingga USD7 Miliar setiap tahunnya, yang akan
membantu membuka jutaan lapangan kerja di negara-negara berkembang. Indonesia akan berpartisipasi pada Asia Bechmark Trade dari GCEL, memberikan manfaat ini
bagi kawasan Asia. Saat ini kami tengah melakukan diskusi dengan para mitra bisnis untuk bergabung dengan inisiatif ini dan berbagi peran dan manfaatnya masing-
masing”. GCEL adalah perusahaan nirlaba yag berpusat di Swiss, memiliki program
“HumaWealth” dengan infrastruktur lunak termasuk teknologi, sebuah jejaring global yang menyebarkan perlengkapan, tidak dipungut biaya kepada penggunaanya, untuk
mengurangi biaya perdagangan landed impor dan biaya ekspor sehingga dapat membantu pertumbuhan perdagangan secara kesulurahan.
Menurut Benny Soetrisno, ”Infrastruktur lunak dari GCEL memungkinkan stimulasi peningkatan perdagangan antar kawasan, membantu perluasan pasar, produk dan
layanan bagi Negara berkembang. Infrastruktur lunak GCEL akan mengurangi biaya operasional usaha hingga 15 dan membantu meningkatkan pasokan keuangan
perdagangan usaha yang telah mengalami kontraksi signifikan akibat krisis keuangan dunia.”
Pada sebuah Pertemuan Tingkat Menteri OEDC Organisasi for Economic Co- operation and Development yang dipimpinan oleh Member Eksekutif GCEL Dr. Mark
Drabenstott, telah diumumkan secara resmi bahwa cara terbaik untuk memastikan pernbaikan ekonomi adalah dengan berinvestasi dalam infrastruktur keras dan lunak
yang akan membuka potensi ekonomi di setiap kawasan. “Penyebab utama siklus ekonomi yang cenderung sulit yang berlangsung saat ini adalah
pasar Negara berkembang sudah jenuh dan beberapa membeli dari Negara industrial, sementara daya beli di Negara-negara berkembang masih lemah. Kunci bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah untuk menyediakan sebuah strategi yang akan membantu Negara-negara maju memelihara dan menciptakan layanan ahli
berbayar tinggi dan pengelolaan kerja, sementara menciptakan kesempatan kerja bagi kalangan pekerja muda terjadi di Negara-negara berkembang. Namun demikian, untuk
memastikan kesempatan ini, Negara berkembang di kawasan ini harus menekan biaya perdagangan,” demikian disampaikan oleh Yang Mulia Tan Sri Rafidah Aziz.
“Infrastruktur lunak dari GCEL mengkombinasikan sebuah platform teknologi informasi opensource the Global Logistic System - GLS sebuah jejaring global dari
perusahaan-perusahaan keuangan, teknologi dan asuransi terkemuka juga sebuah program global yang akan menyebarkan dukungan operasional yang sangat baik untuk
8
membantu investasi dalam hal ini infrastruktur fisik seperti zona perdagangan, pelabuhan, jalur kereta api, dan lainnya yang akan melayani ekspansi perdagangan
kawasan, “ kata Co-Chairman GCEL Captain Samuel Salloum. “Infrastruktur lunak ini menawarkan dua keuntungan: Pertama, memberikan
mekanisme operasional yang sangat baik untuk memastikan dimanakah infrastruktur fisik dan insentif industri yang spesifik, serta program-program yang dibutuhkan
lainnya harus ditempatkan. Kedua, membantu mengurangi biaya operasional dan perdagangan serta memaksimalkan efisiensi operasional, dimana sebagai hasilnya, akan
membantu stimulasi perkembangan ekonomi kawasan,” ujar Mr. Andrew Lee, Direktur, Deloitt Consulting Strategy and Operations.
Benchmark Trade Lanes “HumaWealth” akan menggelar sebuah periode 18 bulan di kawasan Amerika, Asia, Eropa dan Timur Tengah melalui perusahaan keuangan,
asuransi dan teknologi informasi terkemuka. Di Asia perusahaan-perusahaan akan diseleksi pada Oktober 2009 dari 7 perusahaan teratas di kawasan melalui sebuah
permintaan proposal yang transparan dengan sebuah potensi pasar yang pada tahun 2020 diperkirakan mencapai USD6 Triliun.
KADIN dan PricewaterhouseCoopers Indonesia Majukan UMKM Melalui Program Pelatihan Pengelolaan Finansial.
Jakarta, 27 Agustus 2009 – KADIN dan PricewaterhouseCoopers Indonesia hari ini menandatangangi Nota Kesepakatan untuk kerjasama memajukan UMKM di Indonesia
melalui berbagai program pelatihan yang diberikan oleh PricewaterhouseCoopers Indonesia,melalui program Inspiring Young Leaders Program, kepada pengusaha kecil
dan menengah yang menjadi anggota KADIN. Kerjasama ini meliputi pelatihan mengenai penerapan akuntansi dalam pengelolaan
keuangan usaha mikro, kecil dan menengah agar para pengusaha UMKM dapat memiliki referensi yang lebih jelas dalam menganalisa situasi keuangan perusahaan dan
menentukan strategi pengembangan bisnis ke depan. “UMKM merupakan sektor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia Oleh karena itu, KADIN menyambut baik inisiatif PricewaterhouseCoopers Indonesia untuk memajukan para pengusaha di sektor kunci ini,” kata Ketua Umum
Kadin M.S. Hidayat. Pentingnya penerapan akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha mikro kecil
menengah UMKM dinilai masih kurang dipahami oleh para pengusaha. Para pengusaha kecil dan menengah masih mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan
pendapatan dan pengeluaran. Akibatnya laba bersih perusahaan dan estimasi pajak penghasilan sulit diketahui. Ini menjadi kesulitan tersendiri bagi banyak pengusaha
kecil untuk menentukan strategi pengembangan bisnis.
9
Pengaturan finansial yang sistematis dan terencana bermanfaat untuk mengintegrasikan keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan proses administrasi dan keuangan yang
terjadi ke dalam suatu sistem informasi akuntansi, sehingga dapat memberikan peningkatan kontrol terhadap data keuangan perusahaan dan perbaikan tingkat
keandalan informasi akuntansi. “PricewaterhouseCoopers Indonesia melihat pengembangan sektor UMKM dari sistem
pengelolaan finansial merupakan hal kunci untuk memajukan sektor UMKM. Melalui salah satu program internal kami, yaitu Inspiring Young Leaders Program yang
bertujuan untuk mengembangkan keahlian pemimpin generasi selanjutnya dan melalui kegiatan berbagi keahlian yang kami miliki sharing knowledge terutama dalam
pengelolaan finansial, PricewaterhouseCoopers Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam proses pengembangan sektor UMKM tersebut bersama dengan KADIN.
Program kerjasama dengan KADIN ini merupakan bentuk dari kepedulian dan tanggung jawab sosial kami kepada masyarakat ,“ kata Irhoan Tanudiredja, Partner
PricewaterhouseCoopers Indonesia. Perlunya penyusunan laporan keuangan bagi UMKM sebenarnya tidak hanya untuk
kemudahan memperoleh kredit usaha tetapi juga untuk pengendalian aset, kewajiban, modal, perencanaan pendapatan serta efisiensi biaya-biaya yang merupakan referensi
utama dalam pengambilan keputusan perusahaan. Lebih dari itu, sistem akuntasi yang terintegrasi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para pengusaha
UMKM untuk mengidentifikasi dan menentukan peningkatan kapasitas usaha agar dapat berkompetisi di pasar domestik maupun internasional.
M.S Hidayat menambahkan, Penandatanganan kerjasama antara KADIN dan PricewaterhouseCoopers Indonesia diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk
mendorong berkembangnya UMKM di Indonesia sebagai sektor kunci dalam mempertahankan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dalam
jangka panjang.” Tentang PricewaterhouseCoopers :
PricewaterhouseCoopers memberikan jasa yang dikhususkan untuk kepentingan dunia industri, yaitu jasa assurance, perpajakan dan advisory untuk membangun kepercayaan
masyarakat dan meningkatkan nilai bagi klien dan pemangku kepentingan mereka. Didukung oleh lebih dari 155.000 SDM yang tersebar di 153 negara di seluruh dunia,
jaringan kami saling berbagi pemikiran, pengalaman dan solusi untuk mengembangkan sudut pandang yang baru dan nasihat yang praktis. PricewaterhouseCoopers mengacu
kepada jaringan perusahaan anggota PricewaterhouseCoopers International Limited, yang masing-masing merupakan badan hukum yang terpisah dan mandiri.
10
Kadin - Jetro Sosialisasikan Hasil Program Bimbingan Usaha dan OVOP Kadin Indonesia dan Japan External Trade Organization JETRO sosialisasikan hasil-
hasil program mengenai Bimbingan Usaha dan One Village One Product OVOP pada seminar yang digelar 16-17 Desember 2009 di Sahid Jaya Hotel.
Pada 2009 ini, Kadin-Jetro telah menempatkan dua tenaga ahli asal Jepang untuk mendampingi UMKM di Provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Koordinator
Program Kadin-Jetro, Yuri Sato mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun pertama Jepang mengirimkan tenaga ahli ke Indonesia untuk mendampingi UMKM.
Sementara itu, Waketum Bidang UKM dan Koperasi, Sandiaga S.Uno mengatakan bahwa dibutuhkan strategi untuk meningkatkan ekspor. Di masa depan, demi
mendorong OVOP, Indonesia harus merangkul globalisasi. Dibutuhkan dukungan keberpihakan pemerintah untuk memeahami kebutuhan UMKM. Sektor UMKM
memebutuhkan bantuan akses pasar, pembiayaan, serta dukungan bimbingan desain untuk memenuhi permintaan pasar ekspor.
Di sisi lain, tenaga ahli Jetro Hidero Ogawa mengatakan bahwa kendala akses pasar bagi produk-produk kerajinan Indonesia salah satunya disebabkan kesulitan
komunikasi. “Di daerah-daerah yang dikembangkan, tidak semua bisa berbahasa Indonesia dan
Inggris. Itu menjadi masalah mengakses pasar”, tutur Ogawa. Hingga Desember 2009, peserta bimbingan tenaga ahli OVOP sejak Juni 2009 meliputi
Kadin Sumatera Utara, Kadin Jawa Tengah, Kadin Nusa Tenggara Barat, dan Kadin Maluku Utara.
11
4. Hari Jadi Kadin