Sistem Pengendalian Intern Kas Pada PT. Bank Syariah Mandiri

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PERBAUNGAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

TRI JULIFAN 102101038

DIPLOMA III KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : TRI JULIFAN

NIM : 102101038

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS

PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI

Tanggal, Maret 2014 Dosen Pembimbing

NIP. 19510421 197603 2 003 Dra. Lusy Anna, M.S

Tanggal, Maret 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan

NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Tanggal, Maret 2014 Dekan Fakultas Eknomi

Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc, Ac,Ak NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur yang tak terhinggah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karuniaNya serta teriring salam dan shalawat kapada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berkat limpahan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun tugas akhir ini yang berjudul tentang “Sistem Pengendalian Intern Kas Pada PT. Bank Syariah Mandiri”.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan yang penulis miliki. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa memberikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Syahfrizal Helmi Situmorang, SE,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Kepada Orang Tua Penulis, Ayahanda Erman Torpani dan Ibunda Taptiani yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Kedua abangku, Ferdika Winata, SE dan Suzi Fernando A.Md beserta adikku Sugesti Osa Hayunggi beserta keponakan Gege yang telah memberikan perhatian dan dorongannya.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan Penulis Ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada Staff dan Pegawai PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam mengumpulkan dan mengolah data yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 7. Bapak Yoseph Ginting dan Ibu Nurhasanah selaku orang tua wali dari

penulis dan buat kakak dan adik sepupu, Yessi Caroja Ginting, Melina Caroja Ginting, Ulina Caroja Ginting, Glory Caroja Ginting beserta keponakan Shintia, Jeremy, Hizkia yang telah memberikan dukungan dan semangat demi menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(5)

8. Dan tidak lupa juga buat pujaan hati Aisyah Amini Harahap dan sahabat-sahabat penulis, Sharon Zulmi, Rasyid Siregar, Roziabdao, Hasbi Marzuki, Dinda Yuanda, Arfi Fazri Harahap, Desy Fauziah Nasution, Suci Dwi Putri, Dina Syavira Lubis, Dilla Yuni Sanra, Abdul Aris, Syah Leni Fitri, Shara Ocvita dan sahabat-sahabat tim Futsal, sahabat Alpha.Org, TBC serta teman-teman keuangan stambuk 2010 yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.

9. Terima kasih juga kepada.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi saya sendiri selaku penulis. Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jasa-jasa baik yang telah mereka berikan kepada penulis.

Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Marer 2014


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ………..………... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 2

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Rencana Isi …………... 5

BAB II PROFIL INSTANSI/LEMBAGA A. Sejarah Ringkas Bank Syariah Mandiri ... 7

1. Visi Bank Syariah Mandiri ... 8

2. Misi Bank Syariah Mandiri ... 8

3. Tujuan Bank Syariah Mandiri ... 9

B. Jenis Usaha Kegiatan ... 9

C. Struktur Organisasi ... 10

D. Job Description ... 12

E. Kinerja Usaha Terkini ... 16


(7)

BAB III TOPIK PENELITIAN

A. Pengendalian Intern Atas Penerimaan Kas ... 23

B. Prosedur Penerimaan Kas Pada BSM ... 24

C. Pengendalian Intern Atas Pengeluaran Kas ... 29

D. Prosedur Pengeluaran Kas Pada BSM ………... 30

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan……….………. 4


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ..………... 11 Gambar 3.1 Prosedur Penerimaan Kas Pada Bank Syariah Mandiri... 28 Gambar 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas Pada Bank Syariah Mandiri…... 39


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk dapat mempertahankan eksistensinya setiap organisasi/instansi harus membuat manajemen yang baik. Sebagian besar kegagalan dalam mencapai tujuannya biasanya disebabkan karena suatu organisasi/instansi tersebut tidak konsisten dalam menjalankan operasinya. Ditambah lagi dengan kurangnya tenaga professional di dalam organisasi/instansi tersebut. Hal ini menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan operasional organisasinya.

Semakin berkembangnya organisasi yang diikuti dengan semakin kompleks dan luasnya aktivitas serta permasalahan yang dihadapi sehingga mendorong suatu organisasi untuk membentuk sistem pengendalian intern. Pengendalian intern adalah langkah-langkah yang diambil suatu organisasi guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi aset-asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur organisasi, dan mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan organisasi secara keseluruhan, ( Simamora 2000:44 ).

Kas adalah alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas sangat penting artinya karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer


(11)

segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam memperoleh barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting karena suatu organisasi/instansi harus mempertahankan posisi liquiqitas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat beroperasi.

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan sangat perlu melakukan pengawasan internal. Salah satu pengawasan internal yang perlu dilakukan adalah pengawasan terhadap kas. Kas adalah salah satu unsur aktiva yang paling penting karena kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan siap digunakan untuk membiayai kegiatan operasional organisasi. Manajemen bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam hal penerimaan kas, terdapat sumber penerimaan yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Sedangkan untuk pengeluaran kas dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan cek dan uang tunai. Hampir setiap transaksi organisasi dengan pihak luar menggunakan kas. Oleh karena itu kas mempunyai sifat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka uang kas yang keluar akan mudah disalahgunakan. Melihat keadaan kas yang demikian beresiko, maka sangat penting dibuatkan suatu pengawasan terhadap kas dalam aktifitas organisasi/instansi. Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas begitu besar peran pengawasan intern atas kas suatu organisasi/instansi, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul ”Sistem Pengendalian Intern Kas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan”


(12)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah :

1. Apakah PT. Bank Syariah Mandiri telah melaksanakan sistem pengendalian intern kas dengan efektif ?

2. Bagaimanakah sistem pengendalian intern kas yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan guna memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama peneliti melakukan penelitian pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan adalah :

1. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern kas yang diterapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan telah dilaksanakan secara efektif.

2. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern kas yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan guna memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi.

2. Manfaat Penelitian


(13)

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan dalam menentukan kebijakan pengendalian intern kas pada masa yang akan datang dari beberapa literature yang diuraikan beserta saran-saran yang diberikan oleh penulis.

2. Sebagai bahan masukan kepada peneliti agar dapat mempelajari secara langsung mengenai pengendalian intern atas kas dan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat dari pekuliahan dengan sebenarnya,

3. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti lain yang nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi bagi rekan- rekan mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuannya dan juga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa junior dalam membuat paper dalam penelitiannya ditahun-tahun mendatang yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern kas.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penulisan

Jadwal penulisan dilaksanakan setelah penulis menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan Jl. Serdang, Sumatera Utara. Jadwal penulisan yang dilakukan penulis dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(14)

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi

NO KEGIATAN MINGGU KE:

1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan Laporan

Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan pengumpulan data selama beberapa minggu mulai dari bulan Februari s/d Maret 2014 di Medan.

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis.


(15)

• BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan.

• BAB II : PROFIL PT. BANK SYARIAH MANDIRI

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas, jaringan usaha kegiatan, struktur organisasi dan personalia, job description, kinerja usaha terkini, serta rencana kegiatan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.

• BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai pengertian kas, pengendalian intern atas penerimaan kas, prosedur penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, jenis-jenis penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, pengendalian intern atas pengeluaran kas, prosedur pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, serta jenis-jenis pengeluaran kas


(16)

pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.

• BAB IV : PENUTUP

Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.


(17)

BAB II

PROFIL INSTANSI / LEMBAGA

A. Sejarah Ringkas PT. Bank Syariah Mandiri

Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan.

Disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu bank yang kokoh dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem ekonomi syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).


(18)

Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah


(19)

satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Tonggak Sejarah PT Bank Syariah Mandiri

1955 Pendirian PT Bank Industri Nasional (PT BINA)

1967 PT BINA berubah nama menjadi PT Bank Maritim Indonesia

1973 PT Bank Maritim Indonesia berubah nama menjadi PT Bank Susila Bakti 1999 PT Bank Susila Bakti dikonversi dan berubah nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

1. Visi PT. Bank Syariah Mandiri

Visi PT. Bank Syariah Mandiri adalah menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.

2. Misi PT. Bank Syariah Mandiri

Misi PT. Bank Syariah Mandiri adalah sebagai Berikut :

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. 3. Tujuan PT. Bank Syariah Mandiri


(20)

a. Untuk menjadi Bank Syariah terpercaya BSM terus menjaga kompetensi dan integritas.

b. Untuk menjadi Bank pilihan mitra usaha BSM senantiasa menjaga usaha baik aspek bisnis maupun aspek syariah.

B. Jenis Usaha/Kegiatan

Bank syariah adalah sistem perbankan yang kegiatan usaha dan operasionalnya berdasarkan syariah. Syariat adalah hukum atau peraturan yang ditentukan Allah SWT untuk hambaNya sebagaimana yang terkandung dalam Al Qur’an dan hadist. Perbankan syariah juga berdasarkan pada aturan perundang-undangan yang mengatur mekanisme operasional dan manajemen perbankan Islam sesuai dengan yang telah ditetapkan sebagaimana bank konvesional, kecuali yang bertentangan dengan syariat Islam.

Kegiatan Usaha Bank Syariah Mandiri antara lain diatur dalam undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 07 tahun 1992 tentang perbankan, sebagai berikut :

Dalam pasal 1 Nomor (12) dan (13) UU 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dinyatakan bahwa

“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”


(21)

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Bank Syariah Mandiri sebagai sebuah organisasi yang fungsional telah memiliki struktur organisasi yang baku agar dapat berfungsi secara optimal sebuah lembaga keuangan Bank. Struktur organisasi mengindikasikan adanya penjabaran hak, kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang serta fungsi dari struktur-struktur yang sudah ada. Bagan organisasi juga menggambarkan hubungan fungsional antara struktur sehingga dari sana diharapkan akan tercapainya suatu organisasi kerja yang efektif dengan tetap menjamin landasan syariahnya.

Struktur organisasi yang dipakai oleh bank syariah itu sendiri adalah struktur organisasi garis dimana dalam organisasi ini dipegang oleh satu pimpinan yang memerintah dari atas sampai ke bawah. Demikian pula persoalan-persoalan


(22)

yang terdapat pada bagian bawah tangga organisasi harus diajukan ke pihak atasan untuk mendapatan penyelesaian.

Berikut ini adalah gambaran umum dari struktur organisasi Bank Syariah Mandiri :

1. Rapat Umum Pemegang Saham 2. Dewan Pengawas Syariah 3. Dewan Komisaris

4. Dewan Direksi meliputi : Direktur Bidang Pemasaran, Direktur Bidang Treasury, dan Direktur Human Resources.


(23)

Gambar 2.1: Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri


(24)

D. Job Description

Berikut ini adalah Job Description pada Bank Syariah Mandiri : 1. Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholders Meeting)

Bertindak sebagai pemilik modal yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. Batas mengangkat dan meminta pertanggung jawaban direksi.

2. Dewan Pengawasan Syariah (Sharia Supervisory Board)

Bertugas untuk mengarahkan, memeriksa juga mengawasi operasinal bank syariah dan produk-produknya agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam serta Dewan Pengawas Syariah diposisikan sejajar dengan dewan komisaris. 3. Dewan Komisaris (Board of Commissioner)

Adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai pengawas dan bersama Dewan Direksi merumuskan strategi jangka panjang perusahaan. Adapun tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

a. Megawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberi nasihat kepada Dewan Direksi.

b. Melakukan tugas-tugas secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar.

c. Melakukan tugas-tugas atas pengawasan yang diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

d. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dasar Perseroan serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.


(25)

e. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukan gejala kemunduran, segera melaprkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.

f. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan.

g. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan tugas lain yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan.

4. Dewan Direksi

Mempunyai wewenang dan bertanggung jawab membuat kebijakan khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinasi dan pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan operasional. Tugas pokok Direksi adalah :

a. Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas Perseroan.

b. Menguasai, memlihara dan mengurus kekayaan Perseroan. Dewan Direksi terdiri dari 3 orang direktur, yaitu : 1) Direktur bidang pemasaran

Melakukan pengambangan sistem dan teknologi untuk mendukung operasional Bank.


(26)

Mempunyai tugas dan wewenang mengelola uang kas perusahaan untuk membayar keperluan-keperluan perusahaan.

3) Direktur bidang Human Resources

Mempunyai tugas dan wewenang melakukan perencanaan, pengembangan, dan pengendalian di bidang administrasi personalia, menyusun kebijakan dalam sumber daya manusia, dan merencanakan kebutuhan, penyediaan, dan pemusatan perusahaan sumber daya secara profesional.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap organisasi/instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, Bank terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan organisasi/instansi adalah sampai dengan akhir tahun 2012, Bank Syariah Mandiri belum melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa efek indonesia, sehingga tidak terdapat informasi yang memuat harga saham tertinggi, terendah, dan tertutup serta volume saham yang diperdagangkan. Bank Syariah Mandiri belum melakukan penerbitan obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel sehingga tidak ada


(27)

informasi yang memuat tentang jumlah obligasi atau sukuk atau obligasi konversi yang beredar, tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, dan peringkat obligasi atau sukuk.

Sepanjang akhir tahun 2012, Bank Syariah Mandiri melaksanakan beragam corporae event, diantaranya kegiatan perjanjian kejasama, penyaluran KUR, promo corporate, serta kegiatan corporate social responsibility. Sehingga para nasabah semakin puas mendapatkan pelayanan yang kami berikan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. Bank Syariah Mandiri antara lain : a. Pencapaian profitabilitas sebesar Rp. 800 miliar melalui :

- Peningkatan produktifitas

- Perbaikan efisiensi (BO/PO sebesar 82,60%) - Peningkatan CASA (low cos fund sebesar 46,47%) - Perbaikan kualitas aset (NPF sebesar 2,18%)

- Penagihan debitur write-off (recovery rate di atas 30%) b. Peningkatan pangsa pasar melalui pertumbuhan :

- Asset dengan pertumbuhan sebesar Rp.16,95 triliun - Pembiayaan dengan pertumbuhan sebesar Rp.14,45 triliun - DPK dengan pertumbuhan sebesar Rp.14,91 triliun

c. Peningkatan kualitas layanan menjadi 3 besar di perbankan syariah.

d. Implementasi proyek corporate plan dan core banking system (CBS) tahun 2012.


(28)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sangat mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita. Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Kas juga menjadi begitu penting karena perorangan, perusahaan atau bahkan pemerintahan harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat terus beroperasi.

Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi. Kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Lazimnya, kas dapat ditarik sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan kerekening bank lainnya.

Menurut Suharli (2006:173), “kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”

Menurut perusahaan kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal


(29)

perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Kas terdiri atas saldo kas yang ada di organisasi/instansi (cash on hand) dan saldo rekening bank. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa merubah nilai yang signifikan. Suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.

Menjaga kas agar tetap aman maka organisasi/instansi perlu membuat sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur – unsur yang membentuk sistem tersebut. Pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam instansi yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer.

Pengendalian intern (Intern Control) adalah langkah–langkah yang diambil organisasi/instansi guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi aset–asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur organisasi/instansi, dan mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan organisasi secara keseluruhan, Simamora ( 2000:44).


(30)

Menurut Mulyadi (2001:42), unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan pimpinan organisasi/instansi mengenai pentingnya pengendalian intern organisasi. Efektivitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian.

Tujuan lingkungan pengendalian sebuah organisasi pada umumnya dikembangkan dan dijaga oleh manajemen senior dan dewan komisaris. Mencegah terjadinya kecurangan, lingkungan pengendalian tersebut harus tegas. Manajemen hendaknya menentukan dengan jelas dalam kebijakan tertulisnya mengenai komitmen dalam perlakuan yang adil posisinya dalam konflik kepentingan, persyaratan akan merekrut karyawan–karyawan yang jujur, keharusannya akan kontrol internal yang kuat dan diatur dengan baik, serta keteguhannya untuk menghukum yang bersalah.

Manajemen bertanggung jawab dalam pembentukan dan pembinaan sistem pengendalian intern. Untuk ini pimpinan perlu mengendalikannya secara


(31)

terus menerus agar sistem pengendalian intern berjalan dengan semestinya dan dapat dimodifikasi seluruhnya sesuai dengan perubahan.

Tujuan pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Menjamin kebenaran data akuntasi.

Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi organisasi/instansi. Berbagai macam data dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang penting.

2. Mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuan.

Harta fisik organisasi/instansi dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Sistem pengendalian intern dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.

3. Menggalakkan efisiensi usaha.

Pengendalian dalam suatu organisasi/instansi juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.

4. Mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.

Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan organisasi seperti memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh organisasi/instansi.


(32)

Fungsi pengendalian intern yaitu untuk menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan. Untuk dapat menentukan adanya penyimpangan perlu diketahui ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan dan kebijakan dalam pelaksanaan. Pengawasan dan penelaahan pada sistem pengendalian intern yang baik akan mampu melindungi kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan dan ketidaktelitian yang terjadi.

A. Pengendalian intern atas penerimaan kas

Umumnya organisasi/instansi yang telah maju dan besar skopnya, telah menyelenggarakan staf pemeriksaan intern, secara ideal. Pengendalian intern harus ada dan dilaksanakan dengan baik, selalu dimonitori atau diawali serta di sesuaikan dengan kemajuan dan keadaan organisasi/instansi saat itu. Pemeriksaan intern yang merupakan alat bantu pengendalian manajemen (Managerial Control) dan melakukan kegiatan penilaian bebas terhadap semua kegiatan organisasi/instansi harus selalu dalam keadaan dinamis dan aktif. Dalam rangka itu pemeriksa intern dapat menyusun pengendalian intern yang baik dan tepat, mengadakan pengawasan pelaksanankannya, mengukur dan menilai serta memberi saran-saran perbaikan dan komentar-komentar yang sangat diperlukan oleh manajemen.

Manajemen yang berkepentingan langsung terhadap pengendalian intern dan pemeriksaan intern harus sadar dan terbuka atas temuan ( hasil ) pemeriksaan dan saran-saran perbaikan yang diberikannya dan melakukan tindakan segera apa yang harus diperbaikinya.


(33)

Adanya dengan sistem pengendalian intern yang selalu dinilai, dievaluasi akan menghasilkan suatu “keluaran” atau output seperti yang diharapkan atau direncanakan manajemen.

Sehubungan dengan hal tersebut maka PT. Bank Syariah Mandiri memerlukan adanya sistem pengendalian intern kas, karena kas merupakan komponen yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas usahanya. Disamping itu kas juga merupakan aktiva yang paling mudah diselewengkan.

B. Prosedur Penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggungjawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan sistem terkomputerisasi.

Adapun yang dilaksanakan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan secara lebih rinci meliputi :

a. Dasar penyusunan laporan keuangan (pernyataan kepatuhan). b. Transaksi dengan pihak-pihak Berelasi.

c. Penyisihan kerugian aset produktif, aset Non-produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontijensi.

d. Penempatan pada Bank Indonesia. e. Giro pada Bank lain.


(34)

f. Penempatan pada Bank lain. g. Investasi pada surat berharga. h. Piutang.

i. Pembiayaan. j. Pinajaman Qardh.

k. Aset yang diperoleh untuk Ijarah. l. Aset Istishna dalam Penyelesaian. m. Aset tetap.

n. Biaya dibayar dimuka. o. Liabilitas segera. p. Simpanan wadiah. q. Simpanan dari Bank lain. r. Pembiayaan diterima.

s. Surat berharga subordinasi yang diterbitkan. t. Dana syirkah temporer.

u. Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai Mudharib. v. Pendapatan usaha utama lainnya.

w. Hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer. x. Sumber dan penyaluran dana Zakat dan Kebajikan. y. Pendapatan Imbalan Jasa Perbankan

z. Penyisihan Imbalan Kerja Karyawan.

Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan adalah Laporan Realisasi Anggaran yaitu


(35)

laporan yang menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan bank dalam suatu periode tertentu.

Jenis –jenis penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan bersumber dari :

a. Hasil penjualan tunai

b. Penerimaan piutang (penjualan kredit) c. Hasil penjualan aktiva.

d. Setoran modal e. Pinjaman. f. Hutang Bank

g. Pendapatan bunga atau sewa. h. Bantuan, hibah, dan lain-lain.

Namun dalam Tugas Akhir ini penulis hanya membahas lebih dalam mengenai prosedur penerimaan kas yang berasal dari Nasabah. Karena sumber inilah yang lebih bersifat rutin.

Prosedur penerimaan kas dalam bank perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima, dan mencatat penerimaan uang.

b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern dalam hal


(36)

penerimaan kas perlu pemisahan fungsi seperti pemisahan antara fungsi penerimaan uang, pencatatannya, penyimpanan kas serta yang melakukan rekonsiliasi bank.

Unsur pengendalian intern penerimaan kas yang sehat menurut Mulyadi (2001: 60) untuk organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat adalah:

1. fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan,

2. fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi,

3. debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet),

4. fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang disebut fungsi akuntansi,

5. pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur,

6. hasil perhitungan kas direkam dalam berita cara perhitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera,

7. para penagih dan kasir harus diasuransikan,

8. kas dalam perjalanan (baik yang ada ditangan kasa maupun ditangan penagih perusahaan) harus diasuransikan (cash – in – safe dan cash – in – transit insurance).


(37)

Prosedur Penerimaan Kas

Gambar 3.1 : Prosedur Penerimaan Kas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

Perbaungan

Sumber : Bank Syariah Mandiri, (2012) Bukti Bank

Memeriksa setoran yang diterima Membuat tanda terima uangberupa

kuitansi/tanda terima

Via bank

Tanda terima uang

Tanda terima uang

Membuat bukti bank terima berdasarkan pembayaran yang diterima

Mencatat bukti bank terima di regster bukti bank terima

Register BKM (Bukti Kas Masuk)

Pembayaran

Via bank


(38)

C. Pengendalian intern atas pengeluaran kas

Pengendalian internal atas pembayaran kas harus memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasi. Disamping itu, pengendalian harus memastikan bahwa kas digunakan secara efisien. Pengeluaran kas dalam organisasi/instansi dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlah relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu sistem: fluctuating – fund – balance system dan imperst system.

Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut :

1. Digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek, dengan demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud pihak pembayaran.

2. Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas organisasi/instansi. Dengan digunakannya cek dalam setiap pengeluaran kas organisasi/instansi, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang secara priodik mengirimkan rekening koran bank (bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang dapat digunakan oleh organisasi/instansi untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas organisasi dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.


(39)

3. Sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada cek is-user. Pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tanbahan bagi organisasi/instansi yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya cancelled check sebagai tanda terima pembayaran lebih andal karena didalam endorsement terkait pihak bank yang merupakan pihak yang independen bagi pembayar maupun bagi penerima pembayaran.

D. Prosedur Pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.

Prosedur pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan meliputi:

a. Periksa Voucher pengeluaran uang atau bukti transaksi pendukung.

b. Permohonan pembayaran dilakukan dengan menggunakan formulir Bukti Kas Keluar (BKK).

c. Bukti Kas Keluar tersebut dilampiri dengan dokumen-dokumen tagihan dan bukti-bukti pendukung secara lengkap.

d. Telah disetujui pejabat yang berwenang.


(40)

f. Pada saat jatuh tempo atau sesuai jadwal pembayaran.

g. Pencatatan dalam buku check, giro dan register bukti kas keluar.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan terdiri atas:

1. Bukti kas keluar atau kuitansi. 2. Faktur (nota) pembelian tunai. 3. Faktur pembelian kredit. 4. Bukti penerimaan barang. 5. Bukti permintaan cek.

6. Permintaan pengisian kas kecil. 7. Bukti pengeluaran kas kecil.

8. Surat permintaan pengeluaran kas kecil.

Jenis-jenis pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, secara umum mencakup :

a. Pembelian Tunai

b. Pembayaran hutang (pembelian kredit) c. Pembelian aktiva tetap

d. Pembayaran biaya sewa, gaji, atau usaha lainnya e. Penggantian dana kas kecil


(41)

Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cheque, pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.

Unsur pengendalian intern pengeluaran kas yang sehat menurut Mulyadi (2001:78) untuk organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat adalah :

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan fungsi yang lain.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otoritas dari pejabat yang berwenang. 4. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otoritas dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.


(42)

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

7. Dokumen dasar dan pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement) yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima atau dengan pemindah bukuan.

10. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melaluai dana kas kecil yang akuntansinya diselenggarkan dengan imperst sistem. 11. Secara priodik dilakukan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan

dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12. Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada diperjalanan (cash in transit) di asuransikan dari kerugian.

13. Kasir di asuransikan (fidelity bond insurance).

14. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya mesin register kas, alamari besi da strong room).


(43)

Pengendalian intern kas ini harus dilakukan secara benar karena kas merupakan komponen yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas suatu organisasi. Masalah-masalah yang mungkin terjadi biasanya pengeluaran kas yang dikeluarkan bukan yang diprioritaskan sehingga penggunaan dana kas tidak efisien, dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi atas pengeluaran kas tidak lengkap ini juga bisa menimbulkan masalah dan mengganggu kelancaran aktivitas organisasi.

Prosedur-prosedur yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan seperti pemeriksan terhadap penerimaan kas dan prosedur atas pengeluaran kas itu semua telah dilakukan secara benar, dilihat dari kebenaran data akuntansinya. Bank juga membuat sistem pengendalian intern atas inventaris. Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas ataupun penerimaan kas semuanya juga telah lengkap. Dilihat dari itu semua PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan telah melaksanakan sistem pengendalian intern kas secara efektif.


(44)

Bagan Prosedur Pengeluaran Kas

Gambar 3.2 : Prosedur Pengeluaran Kas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan

Sumber : Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, (2012) Voucher pengeluaran kas

Memeriksa permohonan uang dan bukti transaksi pendukung

Persetujuan pengeluaran bank

Ya Tidak

Menulis check atau bilyet giro atau form transfer

Check/Giro/Transfer Bukti transaksi

Catat di buku Check & register bukti kas keluar

Tanda tangan


(45)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah disusun oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi/instansi ( dalam hal ini lembaga perbankan) harus tetap menjaga jumlah uang kasnya agar tetap mencukupi pembiayaan operasionalnya sehari-hari. Manajemen kas yang efektif juga memerlukan pengendalian internal yang baik guna melindungi kas dari pencurian atau penggelapan kas. Hal ini karena kas merupakan aktiva yang paling lancar, sehingga lebih mudah untuk diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik.

Secara umum Sistem pengendalian kas selalu membedakan antara pihak yang menangani pemasukan dan pengeluaran dengan pihak yang melakukan pembukuan. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya manipulasi dalam pencatatan/pembukuan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengendalian internal kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan berasal dari Laba Neto, Pembiayaan, Aset, dan Dana dari Pihak Ketiga. 2. Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara

yang dipakai dalam suatu perusahaan/ Instansi untuk mengawasi kegiatan organisasi/instansi yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya


(46)

kecurangan dari penyelewengan, agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara baik..

3. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan sudah cukup efektif dengan adanya bukti-bukti yang dilaporkan & disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan dalam memajukan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengendalian intern kas yang telah efektif harus tetap di pertahankan agar PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.

2. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan sebaiknya tidak hanya mempercayakan pada satu petugas bagian keuangan, tetapi dua atau tiga petugas, hal ini agar kas lebih terjamin keamanannya.

3. Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Murtanto, 2005. Sistem Pengendalian Internal Kas, PT. Hecca Mtra Utama, Jakarta.

Hall, A. James, 2007 Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

______, 2002. Auditing , Jilid dua, Edisi keenam, Cetakan kesatu, Salemba Empat, Jakarta.

Ritonga, Parlaungan., 2007. Buku Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Bratong Jaya, Medan.

Simamora, Henry, 2001. Akuntansi Basis Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.


(1)

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

7. Dokumen dasar dan pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement) yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima atau dengan pemindah bukuan.

10.Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melaluai dana kas kecil yang akuntansinya diselenggarkan dengan imperst sistem. 11.Secara priodik dilakukan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan

dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12. Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada diperjalanan (cash in transit) di asuransikan dari kerugian.

13.Kasir di asuransikan (fidelity bond insurance).

14.Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya mesin register kas, alamari besi da strong room).


(2)

Pengendalian intern kas ini harus dilakukan secara benar karena kas merupakan komponen yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas suatu organisasi. Masalah-masalah yang mungkin terjadi biasanya pengeluaran kas yang dikeluarkan bukan yang diprioritaskan sehingga penggunaan dana kas tidak efisien, dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi atas pengeluaran kas tidak lengkap ini juga bisa menimbulkan masalah dan mengganggu kelancaran aktivitas organisasi.

Prosedur-prosedur yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan seperti pemeriksan terhadap penerimaan kas dan prosedur atas pengeluaran kas itu semua telah dilakukan secara benar, dilihat dari kebenaran data akuntansinya. Bank juga membuat sistem pengendalian intern atas inventaris. Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas ataupun penerimaan kas semuanya juga telah lengkap. Dilihat dari itu semua PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan telah melaksanakan sistem pengendalian intern kas secara efektif.


(3)

Bagan Prosedur Pengeluaran Kas

Gambar 3.2 : Prosedur Pengeluaran Kas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan

Sumber : Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, (2012) Voucher pengeluaran kas

Memeriksa permohonan uang dan bukti transaksi pendukung

Persetujuan pengeluaran bank

Ya Tidak

Menulis check atau bilyet giro atau form transfer

Check/Giro/Transfer Bukti transaksi

Catat di buku Check & register bukti kas keluar

Tanda tangan


(4)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah disusun oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi/instansi ( dalam hal ini lembaga perbankan) harus tetap menjaga jumlah uang kasnya agar tetap mencukupi pembiayaan operasionalnya sehari-hari. Manajemen kas yang efektif juga memerlukan pengendalian internal yang baik guna melindungi kas dari pencurian atau penggelapan kas. Hal ini karena kas merupakan aktiva yang paling lancar, sehingga lebih mudah untuk diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik.

Secara umum Sistem pengendalian kas selalu membedakan antara pihak yang menangani pemasukan dan pengeluaran dengan pihak yang melakukan pembukuan. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya manipulasi dalam pencatatan/pembukuan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengendalian internal kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan berasal dari Laba Neto, Pembiayaan, Aset, dan Dana dari Pihak Ketiga. 2. Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara

yang dipakai dalam suatu perusahaan/ Instansi untuk mengawasi kegiatan organisasi/instansi yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya


(5)

kecurangan dari penyelewengan, agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara baik..

3. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan sudah cukup efektif dengan adanya bukti-bukti yang dilaporkan & disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan dalam memajukan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengendalian intern kas yang telah efektif harus tetap di pertahankan agar PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.

2. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan sebaiknya tidak hanya mempercayakan pada satu petugas bagian keuangan, tetapi dua atau tiga petugas, hal ini agar kas lebih terjamin keamanannya.

3. Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Perbaungan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Murtanto, 2005. Sistem Pengendalian Internal Kas, PT. Hecca Mtra Utama, Jakarta.

Hall, A. James, 2007 Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

______, 2002. Auditing , Jilid dua, Edisi keenam, Cetakan kesatu, Salemba Empat, Jakarta.

Ritonga, Parlaungan., 2007. Buku Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Bratong Jaya, Medan.

Simamora, Henry, 2001. Akuntansi Basis Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.