Harga usaha kecil maksimal sama dengan harga toko yaitu Rp 4.422.000 atau harga distributor Rp 3.987.5000 karena yang ikut adalah usaha kecil maka distributor di
tambahkan keuntungan 10 sehingga menjadi Rp 3.987.500 + Rp 398.750 = Rp 4.385.250.
BAB 8
1.
Jelaskan
strategi apa yang perlu dilakukan daerah untuk mengoptimalkan manajemen kas daerah?
Jawab : Strategi yang dibutuhkan daerah dalam upaya mengoptimalkan manajemen kas daerah yaitu:
a. Mengontrol belanja secara efisien secara keseluruhan. b. Mengimplementasi anggaran secara efisien
c. Meminimalkan biaya pinjaman pemerintah d. Memaksimalkan opportunity cost sumber daya
2. Buatlah contoh fortofolio investasi dalam rangka manajemen kas daerah.
Jawab :
Fortofolio Investasi Di Daerah Jawa Barat : No
Proyek Investasi Dana Investasi
Parameter Perekonomian NPV
IRR
1. Proyek A
US50 juta US 5 juta
10 2.
Proyek B US 30 juta
US 8 juta 25
3. Proyek C
US 120 juta US 18 juta
15 4.
Proyek D US 45 juta
US 22 juta 20
5. Proyek E
US 20 juta US 10 juta
5
Total Dana US 265 juta
US 63 juta 3. Berikan pendapat anda bagaimanakah cara menertibkan rekening liar dan dana non
budgeter dipemerintahan.
Jawab : a. Pengertian Rekening Liar adalah rekening atas nama pribadi atau lembaga yang dipergunakan
untuk menyimpan uang negara, baik berupa pendapatan atau belanja, tetapi tidak dilaporkan sebagai bagian dari kas negara. Dengan demikian dana yang terdapat di dalam rekening ini
tidak dilaporkan ke Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara, tidak masuk dalam perhitungan Pendapatan Negara Bukan Pajak PNBP dan tidak bisa dimanfaatkan publik
melalui APBN.
Menurut Pendapat kelompok kami cara menertibkannya adalah dengan cara Pemerintah lebih tegas lagi dalam pengawasannya dan penegakan hukum tentang rekening-rekening liar
tersebut, tempatkan orang-orang di bidang penindakan dan pencegahan untuk meneliti agar bisa menertibkan rekening-rekening liar tersebut, karena penegakan hukum mengenai
rekening liar selama ini kurang didukung oleh komitmen politik semua pejabat negara. Akibatnya, penertiban rekening lebih banyak dipengaruhi oleh tarik-ulur dan unjuk kekuatan
di antara para pejabat tinggi sendiri.Berikan sanksi tegas yang membeikan efek jera kepada lembaga-lembaga atau instansi yang terbukti kedapatan rekening liarnya.
Kami mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan rekening liar ini dengan mengeluarkan kebijakan penting yaitu Peraturan Menteri Keuangan PMK :
Nomor 57PMK.052007 Pasal 4 yang berisi :
Berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, ditetapkan penyelesaian penertiban sebagai berikut:
1. Rekening tetap dipertahankan, apabila digunakan untuk operasional bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran Kementerian NegaraLembagaKantorSatuan Kerja;
2. Rekening dipertahankan sementara untuk ditutup pada saat semua kegiatan telah diselesaikan, apabila rekening tersebut adalah rekening penampungan sementara;
3. Rekening dipertahankan dan cukup diungkapkan pada Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembagaKantorSatuan Kerja, apabila rekening tersebut kepemilikannya ada pada pihak
ke tiga, namun pencairannya memerlukan ijin MenteriPimpinan Lembaga; 4. Rekening dialihkan menjadi rekening Perhitungan Fihak Ketiga PFK yang berada dalam
pengelolaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, apabila rekening tersebut dipergunakan untuk menampung dana titipan yang dapat dicairkan tanpa melalui prosedur normatif APBN;
5. Rekening dipertahankan sementara untuk dialihkan ke Badan Layanan Umum BLU, apabila rekening tersebut untuk menampung dana dukungan pelayanan khusus yang bersifat permanen;
6. Rekening ditutup dan saldonya disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, apabila rekening tersebut dapat dipastikan dimiliki oleh kementerian negaralembaga dan tidak didapatkan alasan
yang cukup untuk mempertahankan keberadaannya; dan atau
7 . Rekening yang tidak jelas, dilakukan penelitian lebih lanjutinvestigasiuntuk memastikan
kepemilikannya .
Dan PMK Nomor 57PMK.052007 Pasal 8 yang berisi:
MenteriPimpinan LembagaKepala KantorSatuan Kerja selaku Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran wajib melaporkan rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal
3 kepada Bendahara Umum NegaraKuasa Bendahara Umum Negara, dengan menggunakan formulir dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini; paling lambat 5 lima hari kerja
sejak tanggal pembukaan rekening
. Kelompok Kami berharap Kebijakan ini bukan Cuma hanya dikeluarkan begitu saja
kemudian tidak dijalankan,tetapi harus ditegakan dan dijalankan sesuai ketentuan yang sudah berlaku,kalau semuanya sudah sesuai dengan prosedur kami menjamin hal-hal yang tidak
diinginkan bisa diatasi yaitu salah satunya penertiban Rekening Liar itu bisa Berhasil dengan Baik.
b. Secara prinsip, dana non-budgeter adalah dana-dana yang sengaja dikumpulkan secara ilegal oleh instansi atau unit
instansi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmendesak atau kebutuhan lainnya dil luar dana legal yang dialokasikan APBN. Secara harfiah, dana non-budgeter berarti dana yang tidak ada dalam anggaran
budget pemerintah..
Menurut Kelompok kami cara menertibkan dana Non Budgeter di pemerintahan adalah dengan cara :
a. Satker-satker dan instasi-instansi pemerintah harus dapat merencanakan DIPA mereka dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekurangan dana dalampelaksanaan kegiatan
mereka sehingga mereka tidak perlu melakukan pengumpulandana non-budgeter lagi. Selain itu, satker-satker dan instasi-instansi pemerintahharus melaporkan semua pendapatan,
pengeluaran, penerimaan dan pembiayaanyang menjadi tanggung jawabnya.
b. Penegakan hukum untuk satker-satker dan instasi-instansi pemerintah harus yangmelakukan pengumpulan
dana non-budgeter harus dipertegas. Dengan penegakanhukum yang tegas, instansi-instansi yang melakukan pengumpulan dana non-budgeter sudah pasti tidak akan berani untuk melakukannya lagi.
c. Kerja sama dan intergritas dari semua pihak yang terlibat, seperti penegak hukum,badan-badan pengawas
keuangan, serta satker dan instansi pemerintah. Dengankerja sama dari semua pihak yang terlibat, usaha untuk menghilangkan dana non-budgeter dapat secara efektif dilakukan. Akan tetapi,
kerja sama saja tidaklah cukupuntuk menghilangkan dana non-budgeter Integritas dari semua pihak yang terlibat juga sangat diperlukan sehingga semua pihak yang terlibat dapat secara tegas dan
lantang mengatakan “TIDAK” kepada dana non-budgeter.
4. Carilah contoh anggaran kas pemerintah daerah, kemudian berikan evaluasi dan saran anda tentang anggaran kas tersebut.
Jawab :
EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ALOKASI ANGGARAN BELANJA DAERAH: STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang melalui APBD Tahun Anggaran 2013 memperoleh alokasi anggaran belanja daerah sebesar Rp. 37.812.174.000,00 dengan rincian untuk belanja tidak langsung
sebesar Rp 18.683.906.000 dan belanja langsung sebesar Rp 19.128.268.000,00, atau naik sebesar 22,51
jika dibandingkan dengan alokasi APBD Tahun Anggaran 2012 yaitu sebesar Rp 30.865.554.500,00. Kenaikan alokasi belanja daerah tersebut disebabkan adanya penambahan alokasi belanja langsung yang
cukup signifikan. Dan pemenuhan kebutuhan belanja tidak langsung yang meningkat secara signifikan yang merupakan konsekuensi logis dan bersifat general dengan adanya kebijakan-kebijakan Pemerintah
baik Pemerintah Pusat maupun Daerah terkait dengan penambahan jumlah pegawai dan kesejahteraan pegawai.
Alokasi anggaran belanja daerah sebesar Rp. 37.812.174.000,00 tersebut dapat dirinci untuk belanja pegawai Rp 22.475.526.000,00, belanja barang dan jasa Rp 13.350.801.500,00 dan belanja modal sebesar
Rp 1.985.846.500,00. Sedangkan terkait dengan belanja langsung,dialokasikan untuk membiayai beberapa urusan, program dan kegiatan yang dikelola Sekretariat Daerah dengan mengedepankan prinsip-
prinsip tertib, disiplin, efektif,efisien, transparan dan akuntabel baik dari sisi administrasi dan pelaksanaannya dalam rangka mewujudkan pelayanan prima dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
sebagai upaya terciptanya tata kepemerintahan yang baik good governance.
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
Dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik good governance, Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang pada tahun anggaran 2013 melalui APBD Tahun Anggaran 2013 mendapatkan
alokasi anggaran belanja sebesar Rp 37.812.174.000,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp 18.683.906.000,00 dan belanja langsung kegiatan sebesar Rp 19.128.268.000,00 yang dijabarkan
dalam beberapa urusan program dan kegiatan. Realisasi belanja tersebut secara keseluruhan adalah sebesar Rp. ,31.956.835.206,00 atau sebesar 84,51 , dan dapat dirinci pada tabel di bawah ini :
No Jenis Belanja
Anggaran Realisasi
Sisa Anggaran 1
2 3
4 5
6
I Belanja
Tidak Langsung
18.683.906.000 14.268.877.040
4.415.028.960 76,37
II Belanja Langsung:
19.128.268.000 17.688.293.766
1.439.974.234 92,47
Berkaitan dengan Belanja Langsung, ada beberapa kegiatan yang dikelola Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang pada tahun anggaran 2013 realisasi atau serapan anggarannya kurang dari 60 . kegiatan
tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Fasilitasi penyelesaian permasalahan di bidang pertanahan. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan,dari jumlah anggaran sebesar Rp. 46.750.000,00
realisasinya sebesar Rp. 23.454.950,00 atau sebesar 50,17. Kegiatan ini terkait dengan regulasi Tukar menukar Kawasan Hutan TMKH dari Pemerintah Kabupaten Pemalang
oleh Kementerian Kehutanan belum bisa ditindaklanjuti sebagaimana jawaban surat dari Dirjen Planologi Kehutanan No. S.1038VII-KUH2013 tanggal 2 Agustus 2013 perihal
Tanggapan Permohonan Kajian Ulang TMKH antara tanah Pemkab dengan tanah kawasan hutan di kecamatan bantarbolang, bahwa kelengkapan persyaratan TMKH
bukan merupakan jaminan untuk terbitnya persetujuan tukar menukar kawasanhutan tetapi hanya sebatas bahan telaah lebih lanjut.
b. Rapat Koordinasi di bidang pertanahan. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 38.500.000,00 realisasinya sebesar
Rp. 21.501.5500,00 atau sebesar 55,85. Hal ini disebabkan karena kegiatan bersifat Kasuistis dan antisipatif sehingga dilaksanakan jika ada permasalahan pertanahan.
c. Penyusunan Kelengkapan Peraturan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan , dari jumlah anggaran sebesar Rp.
20.000.000,00 realisasinya sebesar Rp. 12.222.000,00 atau sebesar 61,11 . Hal ini disebabkan karena adanya efisiensi anggaran dari output 2 Peraturan Bupati menjadi 1
draft peraturan Bupati.
d. Pembentukan Unit Bantuan Hukum. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Hukum, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 153.568.000,00 realisasinya sebesar Rp. 95.289.800,00 atau
sebesar 62,05 hal ini disebabkan karena penanganan perkara bersifat accidental tahun ini hanya ada 4 perkara yang terselesaikan.
e. Kunjungan kerja Inspeksi Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah kegiatan ini dikelola oleh bagian Umum, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 235.600.000,00 realisasinya
sebesar Rp. 129. 518.180,00 atau sebesar 54,97 hal ini disebabkan karena kegiatan ini bersifat antisipasif jika ada undangan dan tidak bisa diprediksi.
f. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak kegiatan ini dikelola oleh bagian Kesejahteraan Rakyat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 10.000.000,00
realisasinya sebesar Rp. 6.478.500,00 atau sebesar 64,79 hal ini disebabkan karena kegiatan ini bersifat antisipasif jika ada undangan dan tidak bisa diprediksi.
g. Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan kegiatan ini dikelola oleh bagian Kesejahteraan Rakyat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 7.500.000,00
realisasinya sebesar Rp. 3.109.500,00 atau sebesar 41,46 hal ini disebabkan karena tahun ini tidak ada korban KDRT yang dititipkan di rumah aman.
h. Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi kegiatan ini dikelola oleh bagian Kesejahteraan Rakyat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 37.000.000,00 realisasinya
sebesar Rp. 18.190.000,00 atau sebesar 49,16 hal ini disebabkan karena rakor UKS hanya dilaksanakan 1 kali dari rencana 2 kali dan perjalanan dinas tidak terpakai karena
tidak ada kegiatan ke Provinsi maupun ketingkat kecamatan.
i. Pengelolaan program radio dan televisi daerah untuk masyarakat kegiatan ini dikelola oleh bagian Hubungan Masyarakat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 43.300.000,00
realisasinya sebesar Rp. 10.750.000,00 atau sebesar 55,41 hal ini disebabkan karena kegiatan ini bersifat antisipasif sehingga belanja bahan bakar minyak dan belanja
perjalanan dinas tidak bisa diprediksi secara pasti.
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD Penjelasan Pos-Pos Pendapatan
Pendapatan yang dikelola Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Hasil Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang bersumber dari Pendapatan Hibah. Adapun untuk Tahun Anggaran 2013 realisasi dan target atau anggaran pendapatannya adalah sebagai berikut :
PENDAPATAN TAHUN 2013
Target Rp Realisasi Rp
Pendapatan Asli Daerah 3.545.726.000
3.546.619.970 100,02
1. Hasil
Retribusi Daerah 31.000.000
31.892.000 102,88
2. Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.514.726.000 3.514.727.970
100,00
Lain-lain Pendapatan yang Sah
112.000.000 110.890.140
99,01
1. Pendapatan Hibah 112.000.000
110.890.140 99,01
Jumlah Pendapatan 3.657.726.000
3.657.510.110 99,99
Realisasi Pendapatan Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang selama Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 3.657.510.110,00 atau 99,99 dari target atau anggarannya sebesar Rp.
3.657.726.000,00
Realisasi masing-masing akun pendapatan , dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hasil Retribusi Daerah Hasil Retribusi Daerah yang dikelola oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang merupakan
kelompok Retribusi Jasa Usaha yaitu Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Perolehan Retribusi ini melalui penerimaan iklan yang disiarkan Radio Siaran Pemerintah Daerah RSPD Swara
Widuri Kabupaten Pemalang. Realisasi retribusi ini pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. .31.892.000,00 atau 102,88 dari anggarannya sebesar Rp. 31.000.000,00
b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Realisasi Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang dikelola oleh Sekretariat
Daerah Kabupaten Pemalang dapat dirinci sebagai berikut : Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
Tahun 2013 Target Rp
Realisasi Rp Bagian Laba atas Penyertaan Modal
pada Perusahaan Milik DaerahBUMD
2.394.633.000 2.394.634.744
a. Perusahaan Daerah PDAM 2.078.641.000
2.078.641.863 b. BUMD PD Bank Pasar
315.992.000 315.992.881
c. Lembaga Keuangan Milik Daerah PD Aneka Usaha
Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada
Perusahaan Milik
PemerintahBUMN 1.120.093.000
1.120.093.226
a. Bank Kredit Kecamatan 1.120.093.000
1.120.093.226 Jumlah Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
3.514.726.000 3.514.727.970
Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 3.514.727.970,00 atau 100,00 dari target atau anggaran sebesar Rp.
3.514.726.000,00.
c. Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah yang dikelola Sekretariat Daerah berupa Pendapatan Hibah dari Badan Lembaga Organisasi Swasta Dalam Negeri yaitu
Pendapatan Hibah dari Badan Lembaga Organisasi Swasta yaitu dari PG. Sumberharjo dan PG.Sragi dengan realisasi pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 110.890.140 ,00 atau
99,01 dari anggarannya sebesar Rp. 112.000.000,00. Pada tahun anggaran 2013 realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah tidak mencapai
target yang telah ditetapkan hal ini terjadi karena sumbangan pihak ketiga tahun 2013 dari Kabupaten Purbalingga sampai saat ini belum disetor ke kas daerah Kabupaten Pemalang
dikarenakan penyelesaian administrasi keuangan dari pabrik gula Sumberharjo atas produksi tebu Kabupaten Purbalingga yang digiling di Pabrik Gula Sumberharjo belum selesai.
Penjelasan Pos-Pos Belanja
Belanja yang dikelola Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang meliputi Belanja Operasi dan Belanja Modal.