TUGAS UAS MKSP BAB 7 12

(1)

BAB 7

JAWABAN PERTANYAAN :

1.

Manfaat biaya standar,

yaitu:

Biaya standar sebagai alat perencanaan anggaran

Biaya standar memiliki peran penting dalam perencanaan anggaran yaitu sebagai

pedoman bagi setiap satuan kerja untuk mengisi rencana kerja dan anggaran satuan

perangkat daerah (RKA-SKPD).

Biaya standar sebagai alat pengawasan pelaksanaan

anggaran

Biaya standar juga dapat di gunakan sebagai alat pengawasan pelaksanaan

anggaran yaitu untuk memastikan bahwa pelaksanaan anggaran telah sesuai dengan

rencana yang di tetapkan.

Biaya standar sebagai alat pengukuran kinerja

Biaya standar

sebagai alat pengukuran kinerja yaitu dengan cara membandingkan biaya standar yang di

anggarkan dengan realisasinya atau yang lebih populer analisis varians.

Tujuan pembuatan standar biaya

Untuk pengendalian APBD dari aspek pengeluaran dan juga di susun untuk di gunakan

sebagai tolak ukur apakah pengeluaran anggaran sudah sesuai dengan yang di standarkan

sebelumnya atau tidak.

2. Teknik-teknik atau metode dalam penyusunan standar satuan harga (SSH) antara

lain

:

a. Survei harga pasar

b. Studi banding

c. Wawancara

d. Browsing via internet

e. Dan lain-lain

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan harga nanti pada saat

implementasi anggaran perlu juga di tambahkan faktor penyesuaian dari harga paling

ekonomis yang di peroleh.

3. Analisis standar belanja

(ASB) :

Deskripsi:

Evaluasi lembaga merupakan kegiatan untuk mengevaluasi kinerja atau status sebuah

atau beberapa lembaga tertentu. Sasaran evaluasi adalah kinerja atau status lembaga dan

bukan orang per orang. Lembaga yang dievaluasi bisa merupakan lembaga dalam

pemerintahan ataupun lembaga di luar pemerintahan. Jika hanya mengevaluasi data tanpa


(2)

menengok dan mengamati langsung ke lokasi lembaga maka dikategorikan sebagai

kegiatan tanpa pemantauan fisik. Kegiatan ini akan menghasilkan laporan rinci atas

struktur, situasi dan kondisi lembaga yang dievaluasi, penilaian dari satuan verja

pelaksana kegiatan, dan rekomendasi berupa kemungkinan pembenahan atau perbaikan di

masa depan.

Pengendali belanja (cost driver):

Jumlah Lembaga, Bobot Lembaga, Bobot Pemantauan

Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost):

= Rp. 1.871.200,00 per kegiatan

Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

= Rp 536.900,00 disesuaikan dengan jenis lembaga tertentu dan jenis pemantauan

tertentu

Rumus Penghitungan Belanja Total:

Belanja Tetap + Belanja Variabel

= Rp. 1.871.200,00 + (Rp 536.900,00 x Jumlah Lembaga x Bobot Lembaga x Bobot

Pemantauan).

Tabel 6. Batasan Alokasi Obyek Belanja dan Pengendali Belanja :

NO.

OBYEK DAN

PENGENDALIBELANJA

RATA-RATA

(%)

BATAS

BAWAH

(%)

BATAS ATAS

(%)

1.

Belanja Honorarium 14,47 5.81 23,13

2.

Uang Lembur 3,97 1,38 6,54

3.

Belanja Bahan Material 2,36 0,89 3,83

4.

Belanja Jasa kantor 25,64 10,10 41,19

5.

Belanja Bahan Habis Pakai 6,53

2,58

10,48

6.

Belanja cetak & pengganaan

5,43

2,19

8,67

7.

Belanja makanan & minuman

18,82

7,07

30,57


(3)

Satuan lembaga

60 buah

27 buah

92 Buah

4. Tujuan analisis varians anggaran :

a. Untuk menempatkan variabel-variabel bebas penting di suatu perintah daerah

b. Untuk menentukan bagaimana mereka berinteraksi

c. Untuk menentukan apakah rata-rata nilai dari dua atau lebih sampel berbeda

secara signifikan

Manfaat analisis varians anggaran :

a. untuk menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya pada periode yang berjalan

dan sebelumnya.

b. untuk menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya dan biaya standar

c. untuk menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya dengan tujuan yang di

rencanakan.

5. Perhitungan harga perkiranan sendiri (HPS) :

Ada DPA/DIPA (dokumen anggaran) Rp150.000.000 pengadaan barang AC untuk SKPD

pendidikan di jember sebanyak 30 AC . bagaimana perhitungan HPS ?

Harga di toko Elektronik Di jember

(sudah termasuk keuntungan) Rp 4.000.000

Potongan harga 2% bila pembelian untuk di atas jumlah 10 AC

Biaya pengiriman

-Biaya pemasangan Rp 100.000

PPN 10 %

Jadi harga satuan untuk pembelian yang banyak

(Rp 4.000.000 – (Rp 4.000.000 x 2%) + Rp 100.000) x 110 % = Rp 4.422.000

Harga distributor di kota surabaya

Rp

3.500.000,-Potongan harga

1 %

Biaya pengiriman

Rp

60.000,-Biaya pemasangan

Rp

100.000,-PPN 10 %

Jadi harga satuan untuk pembelian yang banyak

(Rp 3.500.000 – (Rp 3.500.000 x 1%) + Rp 60.000+Rp 100.000) x 110 % = Rp 3.987.500

Hargadi kontrak tahun 2011 di SKPD perhubungan

Rp 4.510.000 sudah termasuk

pengiriman , pemasanganan, dan PPN .

Harga pasar yang paling tepat adalah harga saat ini yaitu harga di toko atau harga

distributor. Namun mengingat ini adalah peadaan di bawah Rp 2,5 miliar maka yang

boleh ikut adalah usaha kecil. Distributor termasuk usaha nom kecil.


(4)

Harga usaha kecil maksimal sama dengan harga toko yaitu Rp 4.422.000 atau harga

distributor Rp 3.987.5000 karena yang ikut adalah usaha kecil maka distributor di

tambahkan keuntungan 10% sehingga menjadi Rp 3.987.500 + Rp 398.750 = Rp

4.385.250.

BAB 8

1.

Jelaskan strategi apa yang perlu dilakukan daerah untuk mengoptimalkan manajemen kas

daerah?

Jawab :

Strategi yang dibutuhkan daerah dalam upaya mengoptimalkan manajemen kas daerah yaitu: a. Mengontrol belanja secara efisien secara keseluruhan.

b. Mengimplementasi anggaran secara efisien c. Meminimalkan biaya pinjaman pemerintah d. Memaksimalkan opportunity cost sumber daya

2. Buatlah contoh fortofolio investasi dalam rangka manajemen kas daerah. Jawab :

Fortofolio Investasi Di Daerah Jawa Barat :

No Proyek Investasi Dana Investasi Parameter Perekonomian

NPV IRR

1. Proyek A US$50 juta US$ 5 juta 10% 2. Proyek B US$ 30 juta US$ 8 juta 25% 3. Proyek C US$ 120 juta US$ 18 juta 15% 4. Proyek D US$ 45 juta US$ 22 juta 20%


(5)

5. Proyek E US$ 20 juta US$ 10 juta 5% Total Dana US$ 265 juta US$ 63 juta

3. Berikan pendapat anda bagaimanakah cara menertibkan rekening liar dan dana non budgeter dipemerintahan.

Jawab :

a. Pengertian Rekening Liar adalah rekening atas nama pribadi atau lembaga yang dipergunakan untuk menyimpan uang negara, baik berupa pendapatan atau belanja, tetapi tidak dilaporkan sebagai bagian dari kas negara. Dengan demikian dana yang terdapat di dalam rekening ini tidak dilaporkan ke Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara, tidak masuk dalam perhitungan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan tidak bisa dimanfaatkan publik melalui APBN.

Menurut Pendapat kelompok kami cara menertibkannya adalah dengan cara Pemerintah lebih tegas lagi dalam pengawasannya dan penegakan hukum tentang rekening-rekening liar tersebut, tempatkan orang-orang di bidang penindakan dan pencegahan untuk meneliti agar bisa menertibkan rekening-rekening liar tersebut, karena penegakan hukum mengenai rekening liar selama ini kurang didukung oleh komitmen politik semua pejabat negara. Akibatnya, penertiban rekening lebih banyak dipengaruhi oleh tarik-ulur dan unjuk kekuatan di antara para pejabat tinggi sendiri.Berikan sanksi tegas yang membeikan efek jera kepada lembaga-lembaga atau instansi yang terbukti kedapatan rekening liarnya.

Kami mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan rekening liar ini dengan mengeluarkan kebijakan penting yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) :

Nomor 57/PMK.05/2007 Pasal 4 yang berisi :

Berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, ditetapkan penyelesaian penertiban sebagai berikut:

1. Rekening tetap dipertahankan, apabila digunakan untuk operasional bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

2. Rekening dipertahankan sementara untuk ditutup pada saat semua kegiatan telah diselesaikan, apabila rekening tersebut adalah rekening penampungan sementara;

3. Rekening dipertahankan dan cukup diungkapkan pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, apabila rekening tersebut kepemilikannya ada pada pihak ke tiga, namun pencairannya memerlukan ijin Menteri/Pimpinan Lembaga;

4. Rekening dialihkan menjadi rekening Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) yang berada dalam pengelolaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, apabila rekening tersebut dipergunakan untuk menampung dana titipan yang dapat dicairkan tanpa melalui prosedur normatif APBN;

5. Rekening dipertahankan sementara untuk dialihkan ke Badan Layanan Umum (BLU), apabila rekening tersebut untuk menampung dana dukungan pelayanan khusus yang bersifat permanen; 6. Rekening ditutup dan saldonya disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, apabila rekening tersebut dapat dipastikan dimiliki oleh kementerian negara/lembaga dan tidak didapatkan alasan yang cukup untuk mempertahankan keberadaannya; dan/ atau

7. Rekening yang tidak jelas, dilakukan penelitian lebih lanjut/investigasiuntuk memastikan kepemilikannya.


(6)

Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja selaku Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajib melaporkan rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 kepada Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara, dengan menggunakan formulir dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini; paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal pembukaan rekening.

Kelompok Kami berharap Kebijakan ini bukan Cuma hanya dikeluarkan begitu saja kemudian tidak dijalankan,tetapi harus ditegakan dan dijalankan sesuai ketentuan yang sudah berlaku,kalau semuanya sudah sesuai dengan prosedur kami menjamin hal-hal yang tidak diinginkan bisa diatasi yaitu salah satunya penertiban Rekening Liar itu bisa Berhasil dengan Baik.

b. Secara prinsip, dana non-budgeter adalah dana-dana yang sengaja dikumpulkan secara ilegal oleh instansi atau unit instansi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmendesak atau kebutuhan lainnya dil luar dana legal yang dialokasikan APBN. Secara harfiah, dana non-budgeter berarti dana yang tidak ada dalam anggaran (budget) pemerintah.).

Menurut Kelompok kami cara menertibkan dana Non Budgeter di pemerintahan adalah dengan cara :

a. Satker-satker dan instasi-instansi pemerintah harus dapat merencanakan DIPA mereka dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekurangan dana dalampelaksanaan kegiatan mereka sehingga mereka tidak perlu melakukan pengumpulandana non-budgeter lagi. Selain itu, satker-satker dan instasi-instansi pemerintahharus melaporkan semua pendapatan, pengeluaran, penerimaan dan pembiayaanyang menjadi tanggung jawabnya.

b. Penegakan hukum untuk satker-satker dan instasi-instansi pemerintah harus yangmelakukan pengumpulan dana non-budgeter harus dipertegas. Dengan penegakanhukum yang tegas, instansi-instansi yang melakukan pengumpulan dana non-budgeter sudah pasti tidak akan berani untuk melakukannya lagi. c. Kerja sama dan intergritas dari semua pihak yang terlibat, seperti penegak hukum,badan-badan pengawas

keuangan, serta satker dan instansi pemerintah. Dengankerja sama dari semua pihak yang terlibat, usaha untuk menghilangkan dana non-budgeter dapat secara efektif dilakukan. Akan tetapi, kerja sama saja tidaklah cukupuntuk menghilangkan dana non-budgeter Integritas dari semua pihak yang terlibat juga sangat diperlukan sehingga semua pihak yang terlibat dapat secara tegas dan lantang mengatakan “TIDAK” kepada dana non-budgeter.

4. Carilah contoh anggaran kas pemerintah daerah, kemudian berikan evaluasi dan saran anda tentang anggaran kas tersebut.

Jawab :

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ALOKASI ANGGARAN BELANJA DAERAH: STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang melalui APBD Tahun Anggaran 2013 memperoleh alokasi anggaran belanja daerah sebesar Rp. 37.812.174.000,00 dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 18.683.906.000 dan belanja langsung sebesar Rp 19.128.268.000,00, atau naik sebesar 22,51


(7)

% jika dibandingkan dengan alokasi APBD Tahun Anggaran 2012 yaitu sebesar Rp 30.865.554.500,00. Kenaikan alokasi belanja daerah tersebut disebabkan adanya penambahan alokasi belanja langsung yang cukup signifikan. Dan pemenuhan kebutuhan belanja tidak langsung yang meningkat secara signifikan yang merupakan konsekuensi logis dan bersifat general dengan adanya kebijakan-kebijakan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Daerah terkait dengan penambahan jumlah pegawai dan kesejahteraan pegawai.

Alokasi anggaran belanja daerah sebesar Rp. 37.812.174.000,00 tersebut dapat dirinci untuk belanja pegawai Rp 22.475.526.000,00, belanja barang dan jasa Rp 13.350.801.500,00 dan belanja modal sebesar Rp 1.985.846.500,00. Sedangkan terkait dengan belanja langsung,dialokasikan untuk membiayai beberapa urusan, program dan kegiatan yang dikelola Sekretariat Daerah dengan mengedepankan prinsip-prinsip tertib, disiplin, efektif,efisien, transparan dan akuntabel baik dari sisi administrasi dan pelaksanaannya dalam rangka mewujudkan pelayanan prima dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai upaya terciptanya tata kepemerintahan yang baik (good governance).

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD

Dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance), Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang pada tahun anggaran 2013 melalui APBD Tahun Anggaran 2013 mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp 37.812.174.000,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp 18.683.906.000,00 dan belanja langsung kegiatan sebesar Rp 19.128.268.000,00 yang dijabarkan dalam beberapa urusan program dan kegiatan. Realisasi belanja tersebut secara keseluruhan adalah sebesar Rp. ,31.956.835.206,00 atau sebesar 84,51 %, dan dapat dirinci pada tabel di bawah ini :

No Jenis Belanja Anggaran Realisasi Sisa Anggaran %

1 2 3 4 5 6

I Belanja Tidak Langsung

18.683.906.000 14.268.877.040 4.415.028.960 76,37 II Belanja Langsung: 19.128.268.000 17.688.293.766 1.439.974.234 92,47

Berkaitan dengan Belanja Langsung, ada beberapa kegiatan yang dikelola Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang pada tahun anggaran 2013 realisasi atau serapan anggarannya kurang dari 60 %. kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Fasilitasi penyelesaian permasalahan di bidang pertanahan. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan,dari jumlah anggaran sebesar Rp. 46.750.000,00 realisasinya sebesar Rp. 23.454.950,00 atau sebesar 50,17%. Kegiatan ini terkait dengan regulasi Tukar menukar Kawasan Hutan (TMKH) dari Pemerintah Kabupaten Pemalang oleh Kementerian Kehutanan belum bisa ditindaklanjuti sebagaimana jawaban surat dari Dirjen Planologi Kehutanan No. S.1038/VII-KUH/2013 tanggal 2 Agustus 2013 perihal Tanggapan Permohonan Kajian Ulang TMKH antara tanah Pemkab dengan tanah kawasan hutan di kecamatan bantarbolang, bahwa kelengkapan persyaratan TMKH bukan merupakan jaminan untuk terbitnya persetujuan tukar menukar kawasanhutan tetapi hanya sebatas bahan telaah lebih lanjut.


(8)

b. Rapat Koordinasi di bidang pertanahan. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 38.500.000,00 realisasinya sebesar Rp. 21.501.5500,00 atau sebesar 55,85%. Hal ini disebabkan karena kegiatan bersifat Kasuistis dan antisipatif sehingga dilaksanakan jika ada permasalahan pertanahan.

c. Penyusunan Kelengkapan Peraturan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan , dari jumlah anggaran sebesar Rp. 20.000.000,00 realisasinya sebesar Rp. 12.222.000,00 atau sebesar 61,11 %. Hal ini disebabkan karena adanya efisiensi anggaran dari output 2 Peraturan Bupati menjadi 1 draft peraturan Bupati.

d. Pembentukan Unit Bantuan Hukum. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Hukum, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 153.568.000,00 realisasinya sebesar Rp. 95.289.800,00 atau sebesar 62,05 % hal ini disebabkan karena penanganan perkara bersifat accidental tahun ini hanya ada 4 perkara yang terselesaikan.

e. Kunjungan kerja / Inspeksi Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah kegiatan ini dikelola oleh bagian Umum, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 235.600.000,00 realisasinya sebesar Rp. 129. 518.180,00 atau sebesar 54,97 % hal ini disebabkan karena kegiatan ini bersifat antisipasif jika ada undangan dan tidak bisa diprediksi.

f. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak kegiatan ini dikelola oleh bagian Kesejahteraan Rakyat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 10.000.000,00 realisasinya sebesar Rp. 6.478.500,00 atau sebesar 64,79 % hal ini disebabkan karena kegiatan ini bersifat antisipasif jika ada undangan dan tidak bisa diprediksi.

g. Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan kegiatan ini dikelola oleh bagian Kesejahteraan Rakyat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 7.500.000,00 realisasinya sebesar Rp. 3.109.500,00 atau sebesar 41,46 % hal ini disebabkan karena tahun ini tidak ada korban KDRT yang dititipkan di rumah aman.

h. Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi kegiatan ini dikelola oleh bagian Kesejahteraan Rakyat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 37.000.000,00 realisasinya sebesar Rp. 18.190.000,00 atau sebesar 49,16% hal ini disebabkan karena rakor UKS hanya dilaksanakan 1 kali dari rencana 2 kali dan perjalanan dinas tidak terpakai karena tidak ada kegiatan ke Provinsi maupun ketingkat kecamatan.

i. Pengelolaan program radio dan televisi daerah untuk masyarakat kegiatan ini dikelola oleh bagian Hubungan Masyarakat, dari jumlah anggaran sebesar Rp. 43.300.000,00 realisasinya sebesar Rp. 10.750.000,00 atau sebesar 55,41% hal ini disebabkan karena kegiatan ini bersifat antisipasif sehingga belanja bahan bakar minyak dan belanja perjalanan dinas tidak bisa diprediksi secara pasti.

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD Penjelasan Pos-Pos Pendapatan

Pendapatan yang dikelola Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Hasil Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang bersumber dari Pendapatan Hibah. Adapun untuk Tahun Anggaran 2013 realisasi dan target atau anggaran pendapatannya adalah sebagai berikut :

PENDAPATAN TAHUN 2013 %


(9)

Pendapatan Asli Daerah 3.545.726.000 3.546.619.970 100,02

1. Hasil

Retribusi Daerah 31.000.000

31.892.000

102,88

2. Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

3.514.726.000 3.514.727.970 100,00 Lain-lain Pendapatan yang

Sah 112.000.000 110.890.140 99,01

1. Pendapatan Hibah 112.000.000 110.890.140 99,01 Jumlah Pendapatan 3.657.726.000 3.657.510.110 99,99

Realisasi Pendapatan Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang selama Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 3.657.510.110,00 atau 99,99% dari target atau anggarannya sebesar Rp. 3.657.726.000,00

Realisasi masing-masing akun pendapatan , dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Hasil Retribusi Daerah

Hasil Retribusi Daerah yang dikelola oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang merupakan kelompok Retribusi Jasa Usaha yaitu Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Perolehan Retribusi ini melalui penerimaan iklan yang disiarkan Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Swara Widuri Kabupaten Pemalang. Realisasi retribusi ini pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. .31.892.000,00 atau 102,88 % dari anggarannya sebesar Rp. 31.000.000,00

b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Realisasi Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang dikelola oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang dapat dirinci sebagai berikut :

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Tahun 2013

Target (Rp) Realisasi (Rp) Bagian Laba atas Penyertaan Modal

pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD 2.394.633.000 2.394.634.744 a. Perusahaan Daerah (PDAM) 2.078.641.000 2.078.641.863 b. BUMD (PD Bank Pasar) 315.992.000 315.992.881 c. Lembaga Keuangan Milik Daerah (PD

Aneka Usaha) 0 0

Bagian Laba atas Penyertaan Modal

pada Perusahaan Milik

Pemerintah/BUMN

1.120.093.000 1.120.093.226

a. Bank Kredit Kecamatan 1.120.093.000 1.120.093.226 Jumlah Hasil Pengelolaan Kekayaan


(10)

Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 3.514.727.970,00 atau 100,00 % dari target atau anggaran sebesar Rp. 3.514.726.000,00.

c. Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah

 Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah yang dikelola Sekretariat Daerah berupa Pendapatan Hibah dari Badan / Lembaga / Organisasi Swasta Dalam Negeri yaitu Pendapatan Hibah dari Badan / Lembaga / Organisasi Swasta yaitu dari PG. Sumberharjo dan PG.Sragi dengan realisasi pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 110.890.140 ,00 atau 99,01 % dari anggarannya sebesar Rp. 112.000.000,00.

Pada tahun anggaran 2013 realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah tidak mencapai target yang telah ditetapkan hal ini terjadi karena sumbangan pihak ketiga tahun 2013 dari Kabupaten Purbalingga sampai saat ini belum disetor ke kas daerah Kabupaten Pemalang dikarenakan penyelesaian administrasi keuangan dari pabrik gula Sumberharjo atas produksi tebu Kabupaten Purbalingga yang digiling di Pabrik Gula Sumberharjo belum selesai. Penjelasan Pos-Pos Belanja

Belanja yang dikelola Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang meliputi Belanja Operasi dan Belanja Modal.

Anggaran dan realisasi belanja daerah Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut: Belanja Tahun Anggaran 2013

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Belanja Operasi ... 35.826.327.500,00 30.069.662.056,00 83,93 Belanja Modal ... 1.985.846.500,00 1.887.173.150,00 95,03 Jumlah Belanja 37.812.174.000,00 31.956.835.206,00 84,51

Jumlah realisasi belanja Tahun Anggaran 2013 Rp 31.956.835.206,00 atau 84,51 % dari anggaran sebesar Rp. 37.812.174.000,00

1. Belanja Operasi

Belanja Operasi Sekretariat Daerah meliputi Belanja Pegawai dan Belanja Barang / jasa, dengan realisasi selama Tahun Anggaran 2013 sebagai berikut :

Belanja Operasi : Tahun Anggaran 2013

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Belanja Pegawai KDH ... 626.213.000,00 616.938.520,00 Belanja Pegawai PNS ... 21.849.313.000,00 17.215.295.920,00 Belanja Barang /Jasa... 13.350.801.500,00 12.237.427.616,00 Jumlah Belanja Operasi 35.826.327.500,00 30.069.662.056,00


(11)

Realisasi Belanja Operasi Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.30.069.662.056,00 atau 83,93 % dari anggaran Rp. 35.826.327.500,00.

2. Belanja Modal

Belanja Modal Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang meliputi Belanja Peralatan dan Mesin, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja Aset Tetap Lainnya dengan realisasi selama Tahun Anggaran 2013, sebagai berikut :

Belanja Modal Tahun Anggaran 2013

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Tanah ... 0 0

Peralatan & Mesin ... 1.961.846.500 1.863.179.650 Gedung & Bangunan .... 0 0

Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0

Aset Tetap Lainnya ... 24.000.000 23.993.500 Jumlah Belanja Modal 1.985.846.500 1.887.173.150

Realisasi Belanja Modal selama Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp 1.887.173.150,00 atau 95,03 % dari anggaran sebesar Rp 1.985.846.500,00.

PENJELASAN POS-POS ASET Aset Lancar

Penjelasan masing-masing pos aset lancar sebagai berikut : 1. Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas : Tahun Anggaran 2013 Rp

Kas di Bendahara Penerimaan... 0 Kas di Bendahara Pengeluaran... 0 Jumlah Kas dan Setara Kas ... 0

a. Kas di Bendahara Penerimaan

Akun ini menggambarkan saldo kas yang berada di bendahara penerimaan. Per tanggal 31 Desember 2013, Kas di Bendahara Penerimaan tidak ada karena setiap penerimaan oleh Bendahara Penerimaan langsung disetorkan ke Kas Daerah.

b. Kas di Bendahara Pengeluaran

Per tanggal 31 Desember 2013 tidak ada sisa kas di bendahara pengeluaran, karena saldo kas sudah disetor ke kasda sebelum tanggal 31 Desember 2013


(12)

Piutang

Akun ini menggambarkan hak Pemerintah Daerah yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 belum diterima. Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang tidak mempunyai piutang baik piutang pajak maupun piutang retribusi.

Persediaan

Saldo akun ini menggambarkan jumlah persediaan barang yang mempunyai sifat habis pakai dan diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional, serta barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual / diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat yang masih berada di Satuan Kerja.

Saldo persediaaan Pada Sekretariat daerah Kabupaten Pemalang per 31 Desember 2013 sebesar Rp 19.940.150,00, jumlah persediaan tersebut merupakan persediaan Alat Tulis Kantor dan barang cetakan dengan rincian sebagai berikut :

NO BAGIAN ATK CETAKAN JUMLAH

1 Administrasi Pembangunan 582.000 447.500 1.029.500 2 Umum 4.924.400 7.825.000 12.749.400 3 Keuangan 2.222.500 981.000 3.203.500

4 Hukum 135.400 0 135.400

5 Humas 177.850 734.000 911.850

6 Organisasi 644.000 0 644.000

7 Tata Pemerintahan 536.500 35.000 571.500

8 Kesra 164.000 0 164.000

9 Perekonomian & SDA 431.000 100.000 531.000

JUMLAH 9.817.650 10.122.500 19.940.150

Aset Tetap

Jenis dan nilai saldo Aset Tetap (AT) per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Aset Tetap Tahun 2012 Penambahan

2013

Pengurangan

2013 Total

Tanah 840.657.000 0 0 840.657.000

Peralatan dan Mesin 13.072.377.941 3.038.052.150 516.439.750 15.593.990.341 Gedung & Bangunan 16.254.568.000 0 0 16.254.568.000 Jalan, Irigasi &

Jaringan

305.494.500 0 0 305.494.500

Aset Tetap Lainnya 569.416.850 31.743.500 0 601.160.350 Jumlah Aset Tetap 31.042.514.291 3.069.795.650 516.439.750 33.595.870.191

Saldo masing-masing kelompok Aset Tetap per 31 Desember 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut :


(13)

a. Tanah

Saldo Tanah per 31 Desember 2013 sebesar Rp.840.657.000,00 angka ini sama dengan saldo tanah per 31 Desember 2012, hal ini disebabkan karena pada Tahun Anggaran 2013 tidak ada Pengadaan maupun mutasi tanah.

b. Peralatan dan Mesin

Saldo Peralatan dan Mesin yang dimiliki oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang per 31 Desember 2013 sebesar Rp.15.593.990.341,- nilai tersebut berasal dari saldo tahun 2012 sebesar Rp. 13.072.377.941,- ditambah pengadaan Belanja Modal tahun 2013 sebesar Rp. 1.863.179.650,- ditambah mutasi masuk non BM sebesar Rp. 1.174.872.500,- dikurangi aset belanja modal tahun 2013 yang tidak diakui sebagai aset sebesar Rp. 306.689.750 dan mutasi keluar aset non BM 2013 sebesar Rp. 188.000.000,- dikurangi reklasifikasi BM pengadaan software ke aset lainnya sebesar Rp.14.000.000,- dan reklasifikasi BM Pengadaan peralatan olah raga ke aset tetap lainnya sebesar Rp. 7.750.000,00 Mutasi Aset tetap selama Tahun anggaran 2013 dapat dirinci sebagai berikut :

Mutasi Masuk (Penambahan)

Rincian Mutasi Masuk (Penambahan) Aset tetap pada tahun anggaran 2013 adalah sebagai berikut :

Bagian Umum

 Mutasi masuk dari DPPKAD 1 buah sepeda motor Honda Yamaha Jupiter sebesar Rp. 14.251.000,00

 Mutasi masuk dari DPPKAD 1 buah mobil Kijang Innova G 9501 ZD tahun 2006 sebesar Rp. 236.500.000,00

 Mutasi masuk dari DPPKAD 1 buah mobil Kijang Innova G 61 D tahun 2013 sebesar Rp. 248.050.000,00

 Mutasi masuk dari DPPKAD 1 buah mobil KIA Travello G 9518 D tahun 2013 sebesar Rp. 207.000.000,00

 Mutasi masuk hibah dari BPD 1 buah mobil Kijang Innova G 16 D tahun 2013 sebesar Rp. 244.820.500,00

 Mutasi masuk dari Dinas Pendidikan 1 buah mobil Toyota Kijang KF 83 Nomor Polisi G 26 D sebesar Rp.

110.000.000,- Mutasi masuk dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 buah mobil Toyota Kijang KF 80 STN.LG Nomor Polisi G 77 D sebesar Rp.

100.000.000,-Bagian Organisasi

 Mutasi masuk dari DPPKAD 1 buah sepeda motor Honda Yamaha Jupiter sebesar Rp. 14.251.000,00


(14)

Mutasi Keluar :

Rincian mutasi keluar (pengurangan) aset tetap pada tahun anggaran 2013 adalah sebagai berikut :

Bagian Umum

 Mutasi keluar ke DPPKAD 1 buah mobil Toyota Innova G 71D tahun 2007 sebesar Rp 188.000.000,00

 BM Piring / gelas / mangkok / cangkir / sendok / garpu / pisau senilai Rp. 45.660.000,-tidak diakui sebagai aset karena nilai per unitnya kurang dari Rp.400.000,- selain itu masa manfaatnya kurang dari 1 tahun.

 BM pengadaan karpet / tikar / permadani senilai Rp. 65.400.000,- tidak diakui sebagai aset karena nilai per meter persegi kurang dari

Rp.400.000,- BM pengadaan gorden dan perlengkapannya senilai Rp. 120.962.650,- tidak diakui sebagai aset karena nilai per meter persegi kurang dari

Rp.400.000,- BM pengadaan wallpaper senilai Rp. 51.000.000,- tidak diakui sebagai aset karena nilai per meter persegi kurang dari

Rp.400.000,- BM Pengadaan alat-alat komunikasi berupa 12 unit Telpon @ Rp.250.000 sebesar Rp. 3.000.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.

400.000,- BM Pengadaan penunjuk waktu berupa 1 unit jam dinding @ Rp.300.000 sebesar Rp. 300.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.

400.000,- BM Pengadaan kursi kerja berupa 20 unit kursi lipat @ Rp.350.000 sebesar Rp. 7.000.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.

400.000,- BM Pengadaan peralatan teknisi elektronik sebesar Rp.372.100 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.

400.000,- BM Pengadaan peralatan laundry berupa 2 unit setrika @ Rp.300.000 sebesar Rp. 600.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.

400.000,-Bagian Hukum

 BM Pengadaan penunjuk waktu berupa 3 unit jam dinding @ Rp.300.000 sebesar Rp. 900.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.


(15)

600.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena nilai per unitnya kurang dari Rp.

400.000,- BM Pengadaan kelengkapan komputer berupa 1 unit hard disk external sebesar Rp. 900.000,00 tidak diakui sebagai aset tetap karena umur ekonomis kurang dari 1 tahun.  Reklasifikasi BM pengadaan software aplikasi komputer menjadi aset lainnya berupa aset

tak berwujud sebesar Rp. 14.000.000,-c. Gedung dan Bangunan

Saldo Gedung dan Bangunan yang dimiliki oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 16.254.568.000,00 nilai tersebut sama dengan saldo tahun 2012. Hal ini dikarenakan pada Tahun Anggaran 2013 tidak ada mutasi maupun pengadaan Gedung dan Bangunan.

d. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Pada tahun anggaran 2013 saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan yang dimiliki oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 305.494.500,00 nilai tersebut sama dengan saldo tahun 2012. Hal ini dikarenakan pada Tahun Anggaran 2013 tidak ada mutasi maupun pengadaan jalan,irigasi dan jaringan.

e. Aset Tetap Lainnya

Saldo aset tetap lainnya per 31 Desember 2013 sebesar Rp 601.160.350,00 angka tersebut berasal dari saldo tahun 2012 sebesar Rp. 569.416.850,00 ditambah pengadaan (Belanja Modal) tahun 2013 sebesar Rp. 23.993.500,00 dan reklasifikasi dari Belanja Modal pengadaan alat olah raga pada bagian umum sebesar Rp.

7.750.000,-3. Aset Lainnya

Saldo Aset lainnya per 31 Desember 2013 Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang sebesar Rp. 94.000.000,00 angka ini merupakan saldo aset tidak berwujud tahun 2012 berupa software GIS merk Delta 9 Desktop Version 6.0 yang berasal dari hibah Kementerian Dalam Negeri dengan tujuan untuk optimalisasi pengelolaan Sistem Informasi Penanaman Modal ( SIMPEDAL ) pada Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Pemalang sebesar Rp 80.000.000,- ditambah reklasifikasi belanja modal pengadaan software menjadi aset tidak berwujud sebesar Rp. 14.000.000,- pada Bagian Hukum Setda Kabupaten Pemalang.

KEWAJIBAN

Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang tidak mempunyai Kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.

EKUITAS DANA

Akun ini menggambarkan jumlah kekayaan bersih Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang. Ekuitas yang dimiliki berupa Ekuitas Dana Lancar (EDL), Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana cadangan. Saldo per 31 Desember 2013 dapat dirinci sebagai berikut :


(16)

Rp

Ekuitas Dana Lancar 19.940.150,00 Ekuitas Dana Investasi 33.589.870.191,00 Ekuitas Dana Cadangan 0,00

Jumlah Ekuitas Dana 33.609.810.341,00

a. Ekuitas Dana Lancar

Akun ini merupakan selisih antara saldo aset lancar dikurangi kewajiban jangka pendek. Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 19.940.150,00 angka ini merupakan Cadangan untuk Persediaan sebesar Rp. 19.940.150,00.

b. Ekuitas Dana Investasi

Saldo akun ini merupakan Saldo Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2013 sebesar Rp 33.479.870.191,00 dijelaskan dengan rincian perhitungan berikut :

Ekuitas Dana Investasi : 31 Desember 2013 Rp

Aset tetap... 33.495.870.191,00 Aset lainnya ... 94.000.000,00 Jumlah ... 33.589.870.191,00

c. Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas dana cadangan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang per 31 Desember 2013 sebesar Rp.0,00

SARAN : Catatan Atas Laporan Keuangan ( CALK ) Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang disusun untuk menjelaskan Laporan Keuangan secara lebih terinci. Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Laporan Keuangan. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meminimalkan kesalahpahaman dan untuk menyamakan persepsi bagi para pengguna laporan sehingga pada gilirannya akan memudahkan pengguna laporan dalam memahami dan menggunakan laporan keuangan guna pengambilan keputusan.

Penyajian Laporan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang ini masih kurang sempurna, namun yang terpenting ada semangat belajar sambil bekerja (learning by doing) dari seluruh jajaran Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang dalam upaya mendukung akuntabilitas dan transparansi yang terkendali.

5. Jelaskan kelebihan dan kelemahan sistem UYHD yang di terapkan pmerintah daerah. Apa implikasi sistemUYHD tersebut terhadap manajemen kas daerah?

Jawab :


(17)

 Saldo dinas mudah dideteksi karena kegiatan harus terlaksana dulu baru kemudian dapat meminta pencairan dana

 Kas pemerintah daerah tidak lagi menumpuk disatuan kerja  Duplikasi penggunaan formulir dapat ditekan

 Satuan kerja lebih fleksibel melaksanakan kegiatan  Memperkuat koordinasi antar bendaharawan b. Kelebihan Sistem UYHD

 Pemerintah daerah harus memiliki kas yang mencukupi diawal periode anggaran agar proses pelaksanaan pemerintahan dan program kerja tidak terganggu.

c. Implikasi Sistem UYHD terhadap manajemen kas daerah adalah bendahra sebagai pengelola kas diberikan uang muka kerja pada besaran tertentu, untuk kemudian dipakai dalam membiayai kegiatan dan jika jumlah telah berkurang sampaibatas tertentu dapat dimintakan pergantian sehingga jumlah uang akan kembali seperti nilai semula.

BAB 9

1. Strategi yang perlu dilakukan pemerintah daerah untuk memanfaatkan aset-aset daerah

yang menggangur agar dapat dioptimalkan pemanfaatannya yaitu untuk setiap pengadaan

harus dianggarkan selain iu hal yang perlu dilakukan adalah melakukan inventarisasi

seluruh aset daerah, penilaian atas seluruh aset daerah dan lebih mengekspor aset-asaet

daerah yang menganggur tersebut.


(18)

Manfaat pemetaan aset daerah ini adalah salah satunya memberikan manfaat bagi

peningkatan ekonomi masyarakat, serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam

mengetahuai sumberdaya alam yang tersedia di suatu daerah.

Selain itu dalam penilaian aset daerah dapat lebih spesifik dan mudah karna sudah

terdapat pemetaannya.

3. Prinsip pengadaan aset daerah meliputi pengadaan aset :

Efisiensi,menggunakan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa

dalam jumlah, kualitas uyang diharapkan, dan diperoleh dalam waktu yang

optimal.

Efektif,setiap pengadaan barang atau jasa pemerintah memiliki asas maksimal.

Persaingan sehat,adanya persaingan antar calon penyedia barang dan jasa

berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, tidak terjadi kecurangan

dan praktek KKN .

Terbuka,memberi kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang

kompeten untuk mengikuti pengadaan .

Transparansi, pemberian informasi yang lengkap tentang aturan main pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang

berminat dan masyarakat.

Tidak diskriminatif ,pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon

penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa.

Akuntabel, pengadaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan pada

pemerintah, masyarakat, dan pemeriksa.

Jika dikaitkan dengan peraturan perundangan maka setiap kebijakan yang

dilakukan harus sesuai dengan ketetapan yang di tetapkan oleh pemegang

kekuasaan atas pengolaan barang dan jasa.

4. Salah satu permasalahan dalam manajemen aset daerah adalah lemahnya integritas data.

Terdapat inventaris aset yang berbeda beda antara yang dicatat di satuan kerja dengan

data yang terdapat di biro / bagian perlengkapan, dan dibangian keuangan / BPKD.

Cara mengatasi permasalahan ini yaitu dengan cara dalam hal setiap data yang di catat

harus di sesuaikan terlebih dahulu dengan bukti yang ada.

5. Identifikasikan resiko yang mungkin muncul terhadap setiap tahap siklus manajemen

daerah dan jelaskan bagaia mana pengendaliannya :


(19)

Perencanaaan resiko yang mungkin muncul dalam tahap perancanaan adalah

kelebihan penetapan harga yang di tentukan.

Pengendaliannya dengan cara penetapan standar harga oleh pemerintah daerah.

Pengadaan resiko yang mungkin muncul dalam tahap ini adalah tidak efesiensi

dan efektifitas serta tidak adanya transparansi,tidak adil atau distriminasi dan

akuntabel atau dapat dipercaya serta dapat dipertanggung jawabkan.

Pengendaliannya dengan cara dalam hal pengadaan harus lebih transparan dan

sesuai dengan ketentuan perundangan tentang pengadaan barang dan jasa instansi

pemerintah kemudian dalam hal pembelian harus ada dokumen-dokumen yang

lengkap terkait dengan pembelian tersebut.

Penggunaan dan Pemanfaatan adalah tidak dilakukannya pencataaan atas

penggunaan aset atau unit kerja mana yang menggunakan aset tersebut (SKPD)

terkait dengan kejelasan lokasi dan informasi lainnya.

Pengendaliaannya dengan cara manajemen pengawasan harus melakukan

pengendalian dalam pengunaan dan pemanfaatan aset daerah tersebut.

Pengamanan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi. Resiko yang mungkin muncul

adalah adanya oknum-oknum pribadi yang ingin mendapatkan keuntungan dengan

cara melakukan pengelapan dalam aset-aset daerah tersebut. Contohnya ATK ,

Bukti Pembelian, Kendaraan Dinas, Dokumen dan Alat elektronik..

Pengendaliannya dengan cara setiap unit tugas tidak ada yang rangkap jabatan.

Dalam pengamanan hukum dapat dilakukan dengan cara melengkapi aset tersebut

dengan bukti kepemilikan yang berkekuatan hukum. Dalam pengemanan fisik

dapat dilakukan penjagaan oleh satpam, pemasangan kamera cctv di

tempat-tempat yang rawan terjadi pencurian.

Penghapusan dan Pemindah tanganan. Resiko yang mungkin muncul adalah

kurang taunya petugas akan tata cara penghapusan aset daerah tersebut.

Pengendalian dilakukan denghan cara dalam hal pemnindah tanganan penjualan,

tukar menukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah daerah dilakukan lebih

teliti dengan menggunakan peraturan dan tata cara ketentuan yang berlaku.


(20)

BAB 10

1.Jelaskan mekanisme penerbitan obligasi daerah, syarat-syarat,

dan pihak-pihak yang terkait.

Jawaban:

Mekanisme penerbitan obligasi dapat dilakukan oleh pemerintah dengan

cara menerbitakan obligasi daerah dalam mata uang Rupiah. Penerbitan

olbigasi daerah dapat dilakukan untuk membiayai investasi sektor publik

yang menghasilkan penerimaan bagi darah dan memberkan keuntungan

kepada masyarakat. Obligasi daerah yang diterbitkan dapat berupa

obligasi dengan sistem bunga maupun obligasi yang berbasis

syariah/sukuk. Penerbitan obligasi daerah tersebut disamping harus

memenuhi persyaratan pinjaman daerah sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan juga harus mendapatkan persetujuan dari

pemerintah pusat dan ditetapkan dengan peraturan derah karena obligasi

daerah tersebut mekanisme penjualannya dilakukan melalui pasar modal,

maka sebagai persyaratan tambahan, obligasi daerah harus juga

mematuhi undang-undang.

PERENCANAAN OBLIGASI DAERAH OLEH PEMERINTAH DAERAH

Kepala Daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

ditunjuk melakukan persiapan penerbitan Obligasi Daerah yang

sekurang-kurangya meliputi hal-hal sebagai berikut:

menentukan kegiatan;

membuat kerangka acuan kegiatan;

menyiapkan studi kelayakan yang dibuat oleh pihak yang independen

dan kompeten;


(21)

memantau batas kumulatif pinjaman serta posisi kumulatif pinjaman

daerahnya;

membuat proyeksi keuangan dan perhitungan kemampuan

pembayaran kembali Obligasi Daerah;

mengajukan permohonan persetujuan prinsip kepada DPRD;

Persetujuan prinsip DPRD meliputi:

nilai bersih maksimal Obligasi Daerah;

jumlah dan nilai nominal Obligasi yang akan diterbitkan;

penggunaan dana; dan

pembayaran pokok, kupon dan biaya lainnya yang timbul sebagai

akibat penerbitan obligasi.

PERSYARATAN PENERBITAN OBLIGASI DAERAH

Nilai Obligasi Daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilai

nominal Obligasi Daerah pada saat diterbitkan;

Penerbitan Obligasi Daerah wajib memenuhi ketentuan dalam Pasal 54

dan Pasal 55 UU Nomor 33 Tahun 2004 mengenai persyaratan

pinjaman serta mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang

pasar modal;

Setiap Obligasi Daerah sekurang-kurangnya mencantumkan:

Nilai nominal;

Tanggal jatuh tempo;

Tanggal pembayaran bunga;

Tingkat bunga (kupon);

Frekuensi pembayaran bunga;

Cara perhitungan pembayaran bunga;

Ketentuan tentang hak untuk membeli kembali Obligasi Daerah

sebelum jatuh tempo;


(22)

Penerbitan Obligasi daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

Persetujuan diberikan atas nilai bersih maksimal Obligasi daerah yang

akan diterbitkan pada saat penetapan APBD.

Pihak-pihak yang terlibat:

1. Regulator:

Departemen Keuangan

BAPEPAM LK

DJPK

2. Emiten:

Pemerntah Daerah

3. Pemegang Efek::

Investor

4. Perusahaan Efek:

Penjamin emisi efek

Perantara pedagang efek

Manajer investasi

5. Profesi Penunjang:

Akuntan Publik

Notaris

Konsultan Hukum

Perusahaan Penilai

6. Lembaga Penunjang:

Biro Administrasi Efek

Kustodian

Wali amanat

7. Self Regulatory Organizations (SRO):

Lembaga Kliring dan Penjaminan


(23)

Lembaga penyimpanan dan penyelesaian

8. Lembaga lain yang terlibat:

Lembaga Pemerringkat Efek

Penyedia Penguatan Kredit

Penasihat Investasi

2. Strategi yang dapat dlakukan pemerintah daerah untuk

aktiitas lindung nilai (hedging) atas utang-utangnya.

Jawaban:

Pemerintah dapat melakukan transaksi lindung nilai atau hedging.

Hedging merupakan salah satu instrumen manajemen risiko yang telah

lazim digunakan di industri keuangan. Mekanisme pelaksanaan

transaksi lindung nilai dalam pengelolaan hutang pemerintah telah

diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.08/2013 dan

Peraturan Menteri BUMN Nomor 09/MBU/2013. Sementara itu

mekanisme transaksi lindung nilai dari segi perbankan telah diatur

dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/8/PBI/2013.

Sebagai instrumen manajemen risiko, hedging mampu melindungi

suatu entitas dari risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar mata uang.

Namun, tidak tertutup kemungkinan nilai tukar yang di sepakati pada

waktu kesepakatan kontrak hedging ternyata lebih mahal

dibandingkan nilai tukar spot saat pelunasan utang, sehingga entitas

mengalami kerugian akibat selisih kurs. Dalam ranah keuangan

negara, selisih tersebut dapat disalahtafsirkan sebagai kerugian

negara dan dapat berimplikasi hukum bagi pejabat terkait. Hal ini

menimbulkan keraguan pemerintah dalam pengambilan kebijakan


(24)

terkait transaksi lindung nilai. Keraguan tersebut dapat dipahami

mengingat praktik hedging di Indonesia masih jarang dilakukan.

Perbedaan persepsi antar entitas pemerintah mengenai kebijakan

hedging sangat mungkin terjadi.

Hal tersebut menjadi alasan BPK mengadakan rapat koordinasi dengan

Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Gubernur BI, Kapolri, Kejaksaan

Agung, KPK, dan BPKP untuk membahas mengenai perlindungan nilai

atas utang pemerintah.

Bank Indonesia mendefinisikan lindung nilai sebagai cara atau teknik

untuk mengurangi risiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan

timbul akibat adanya fluktuasi harga di pasar keuangan. Sementara itu

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.08/2013, transaksi

lindung nilai didefinisikan sebagai transaksi yang dilakukan oleh

Pemerintah dalam rangka mengendalikan risiko fluktuasi beban

pembayaran bunga dan kewajiban pokok utang, dan/atau melindungi

posisi nilai utang, dari risiko yang timbul maupun yang diperkirakan

akan timbul akibat adanya volatilitas faktor-faktor pasar keuangan.

3. Jelaskan strategi investasi yang perlu dilakukan pemerintah

daerah dalam rangka meningkatkan PAD, pertumbuhan

ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.

Jawaban:

Dalam meningkatkan PAD dll nya, pemerintah perlu mempromosikan

apa saja potensi yang dimiliki daerah untuk agar diperkenalkan ke

masyarakat luar maupun ke para investor local maupun asing untuk

nantinya diberi kesempatan peluang kepada para investor untuk

menginvestasikan modalnya ke potensi –potensi yang ada di daerah

tersebut. Dari peluang investasi tersebut, maka pemerintah perlu


(25)

member kemudahan kepada para investor asng untu dipermudah

dalam mengembangkan dana investasinya dengan regulasi – regulasi

yang tidak terlalu menekan para investor namun tetap memberikan

pedoman yang seharusnya dalam investasi tersebut. Dengan dana

investasi dari dana pihak luar maupun internal maka investasi tersebut

menjadi penggerak peningkatan PAD, dan pertumbuan ekonomi serta

kesejahteraan masyarakat.

4. Berikan contoh program inovasi investasi pemerintah daerah

yang memenuhi prinsip keamanan, likuidasi, keuntungan, dan

kesesuaian bag pemerintah pusat.

Jawaban:

Mendorong investasi dan langkah pengembangan/penguatan sistem

pengetahuan/inovasi yang terarah di daerah

Pengembangan strategi inovasi pada dasarnya adalah untuk menjadi

acuan berinvestasi dan langkah pengembangan/penguatan sistem

pengetahuan/inovasi yang terarah di daerah, yang selaras dengan dan

bagian terpadu dari strategi pembangunan daerah dan mendorong

perbaikan terus-menerus sesuai perkembangan. Investasi dan upaya

tersebut dapat dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah daerah,

swasta dan kelompok masyarakat lain di daerah, maupun

pemerintah,swasta, dan lembaga-lembaga non pemerintah (termasuk

lembaga internasional) atau pihak lain dari luar daerah yang

bersangkutan.


(26)

Untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik, beberapa Pemerintah Daerah telah melakukan inovasi yang dikenal dengan best practices. Kriteria Best Practices menurut United Nations (dalam Komarudin, 2007) adalah:

o Dampak (impact), yaitu dampak positif, dapat dilihat (tangible) dalam meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat.

o Kemitraan (partnership), yaitu kemitraan aktor-aktor yang terlibat.

o Keberlanjutan (sustainability), yaitu membawa perubahan (institusi, legislasi, sosial, ekonomi;. efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas).

o Kepemimpinan (leadership) dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment), yaitu transfer (transferability) dan replikasi, tepat bagi kebutuhan lokal.

o Kesetaraan gender dan pengecualian sosial (gender equality and social inclusion), yaitu kesetaraan dan keadilan gender.

o Inovasi (innovation), innovation within local context and transferability,

yaitu bagaimana pihak lain memperoleh manfaat dan inisiatif, alih pengetahuan dan keahlian.

Selanjutnya dijelaskannya, yang menjadi parameter dari Best Practices pemerintah daerah adalah:

1. Situasi sebelum program/inisiatif dimulai.

2. Apa motivasi dibalik pelaksanaan program tersebut. 3. Apa yang dianggap inovasi dari program tersebut.


(27)

4. Bagaimana pengukuran hasil-hasil yang telah dicapai (dampak). 5. Keberlanjutan (sustainability)

6. Pengalaman yang perlu dipelajari (lesson-learned) dan action plan, dan

7. Potensi pengembangan atau penerapan program untuk daerah lain

(transferability).

Dalam uraian berikut dikemukakan contoh best practices dari

beberapa pemerintah kabupaten/kota yang menyangkut cara menarik

investasi dan pelayanan prima kepada masyarakat. Contoh best practices

dalam menarik investasi untuk level kabupaten/kota adalah yang

diperlihatkan Kabupaten Sidoarjo, Kota Tarakan dan Kabupaten Gianyar.

Kabupaten Sidoarjo tampak berbeda dengan kota-kota lain di Jawa Timur

karena terobosan yang dibuat Bupati yang mengedepankan pelayanan di

bidang perizinan. Kota Tarakan relatif berhasil dalam menarik investasi.

Inisiatif Walikota Tarakan dalam memajukan daerahnya memegang peran

penting. Kota ini memiliki PLN sendiri yang menjamin ketersediaan listrik

bagi masyarakatnya. Sedangkan Kabupaten Gianyar relatif berhasil dalam

memberikan kemudahan pada dunia usaha. Sebagai daerah yang memiliki

keindahan alam dan pusat kerajinan, Pemerintah Daerah Gianyar

berkepentingan untuk memberikan fasilitas dan kemudahan berusaha untuk

memajukan perekonomian daerahnya.

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, Kantor MENPAN telah

membuat acuan asas-asas umum kepemerintahan yang baik, meliputi:

kepastian hukum;

transparan;

daya tanggap;

berkeadilan

efektif dan efisien;

tanggung jawab;


(28)

tidak menyalahgunakan kewenangan.

5. Apa pendapat anda terhadap kebijakan pemerintah dalam

menarik investor asing maupun domestik bagi pemerintah dan

masyarakat lokal?

Jawaban:

Pendapat saya adalah jika investasi yang didapat berasal dari pihak

luar dan domestic merupakan keuntungan pemerintah sendiri

terutama dari modal pendanaan dan membantu peningkatan PAD,

perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah. Akan tetapi

akan memberikan kerugian bagi pemerintah yaitu apabila usaha yang

dikembangkan pemerintah bersama investor mengalami kemunduran

bisnis dari segi penerimaan, maka pemerintah tentu harus mengganti

dana investasi tersebut kepada investor. Keuntungan bagi masyarakat

ialah pertumbuhan daerahnya akan meningkat dan membuka

lapangan pekerjaan, akan tetapi bagi saya sendiri, dengan adanya

peningkatan kegiatan ekonomi di daerah yang menjadi objek investasi

tentu akan merusak daerah nya contohnya area hutan dan perairannya

sehingga mereka mengalami dampak kerusakan alamnya dikarenakan

dikuasai oleh perusahaan/investor asing maupun local.

BAB 11

Jawaban

1. Arti pentingnya kemitraan pemerintah daerah dalam manajemen

keuangan daerah jika di lihat dari perspektif manajemen keuangan

daerah kemitraan pemerintah daerah ini memiliki makna strategis


(29)

sebagai upaya menghemat APDB di satu sisi. Tetapi di sisi lain daerah

mampu melakukan akselerasi pembangunan.

2. Kebijakan ini akan menguntungkan ke dua belah pihak di beberapa

faktor akan tetapi kebijakan ini dapat menimbulkan pro dan kontra.

Karena meski adanya menguntungkan tetapi pasti adanya kekurangan,

karena tranfer kepemilikan fasilitas publik kepada patner swasta yang

melakukan peningkatan dan ekspansi terhadap fasilitas yang tersedia.

Fasilitas kemudian dimiliki dan dioperasikan oleh patner swata kembali

ditambah kentungan yang wajar.

Kelebihan atau manfaatnya:

Jika kontrak dengan patner swata terstruktur dengan baik maka

pemda dapat melakukan pengawasan terhadap standar kinerja

tanpa harus mengeluarkan biaya kepemilikan dan operasi.

Transfer aset oleh pemda dapat mengurangi biaya operasi oleh

pemerintah daerah.

Patner swasta dapat menyediakan peningkatan efisiensi kontruksi

terhadap pemda.

Kemudahan akses terhadap modal patner swasta dalam kontruksi

dan operasi.

Risiko operasional ditanggung oleh patner swasta.

Kekurangan atau keruginnya:

Berkurangnya kontrol pemerintah terhadap fasilitas publik.

Kontrak harus dibuat dengan seksama untuk menghindari kejadian

yang tidak diinginkan di masa datang.

Sektor swata dapat menentukan besarnya tarif konsumen.

Kesulitan mengganti patner swasta jika terjadi kebangkrutan.

Hilangnya potensi pemda untuk memperluas kembali layanan.

Pengalihan pegawai pemda.

Isu ketenagakerjaan.

3. Langkah yang perlu dilakukan pemerintah daerah agar tidak menderita

kerugian akibat kebijakan program kemitraan pemda dianataranya

melakukan perencaan yang baik, membuat manajemen resiko dan

melakukan penilaian mendalam tentang skema kemitraan mutlak

harus dilakukan agar pemerintah daerah tudak dirugikan yang pada

akhirnya masyarakat juga yang dirugikan.

4. Outsourcing adalah dikenal sebagai penyedia jasa tenaga kerja.

Pemerintah dapat mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam

memberikan pelayanan publik tertentu yang hal itu akan lebih

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan dan memberikan

solusi baik bagi pemerintah maupun sektor swasta.


(30)

Bagi perusahaan penyewa jasa outsourcing, sistem kerja outsourcing

cukup menguntungkan. Karena dengan hal tersebut, maka perusahaan

tidak dipersulit dalam mencari tenaga kerja yang dibutuhkan, tidak

perlu iklan, tidak perlu seleksi. Dengan demikian, hanya perlu

memesan diperusahaan penyadia jasa outsourcing dan kemudian

menunggu hasilnya.

Kerugiannya:

Dalam praktek nyatanya bisa saja yang terjadi adalaha perusashaan

outsourcing membayar gaji terlebih dahulu kepada karyawan

outsourcing, kemudian perusahaan outsourcing menagih pada

perusahaan klien pengguna jasa tersebut.

5.

Menggalang Kemitraan Bersama Pemda dan Dunia

Usaha

Sejalan dengan upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

rakyat, Gema Mitra yang telah diluncurkan oleh Menko Kesra, Agung Laksono

pada November 2012 disambut baik oleh Pemda Kabupaten Paser dan Kota

Bontang, Kalimantan Timur pada kunjungan awal Maret lalu. Kunjungan

dimaksudkan untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah disepakati antara

Pemda dengan Perwakilan Dunia Usaha yang tergabung dalam CFCD sebagai

langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai

program seperti pendidikan, lingkungan dan ekonomi.

Melalui motto, “Kami Peduli, Kami Bermitra”, Gema Mitra diharapkan dapat

menjangkau dan memastikan seluruh rakyat terlayani dengan seluruh

program penanggulangan kemiskinan yang dikelola pemerintah. Gagasan

kemitraan antara Pemda Kalimantan Timur dan Dunia Usaha seperti PT

BADAK NGL, PT Indo Tambang Megah dan PT Kideco dipandang strategis

untuk meningkatkan kualitas industri kecil (home industry) yang sudah

dilakukan warga setempat. Melalui pembinaan dan pemberian ketrampilan

yang diberikan, kini banyak warga yang sudah tertarik untuk mengolah hasil

alam dan memproduksinya sebagai sumber pendapatan.

Tidak hanya ketrampilan memanfaatkan sumber daya alam dari Kalimantan

Timur yang kaya akan hasil tambang, minyak bumi dan gas tetapi juga

warga diberi ketrampilan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan

sekitar. Kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan

melestarikan lingkungan alam ternyata menjadi perhatian bagi Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) setempat yang didukung oleh PNPM Peduli

melalui peningkatan kapasitas usaha dan pengembangan ekonomi rumah

tangga.


(31)

Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat tidak lagi menjadi tanggungjawab

pemerintah saja tetapi juga partisipasi dan keterlibatan dunia usaha dan LSM

lokal seperti yang dilakukan di Kalimantan Timur, menjadi cermin kemitraan

yang diharapkan dapat terwujud di masa mendatang.

Analisis :

Dalam program ini di tujukan bagi kesejahteran rakyat untuk penanggulan

kemiskinan di masyarakat Kalimantan Timur dengan menjalin kerjasama

dengan pihak swasta yang tergabung dalam CFCD sebagai langkah strategis

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai program seperti

pendidikan, lingkungan dan ekonomi, yaitu PT. BADAK NGL, PT. Indo Tambang

Megah dan Pt Kideco dimana kerjasama ini digunakan untuk untuk

meningkatkan kualitas industri kecil (home industry) yang sudah dilakukan

warga setempat. Melalui pembinaan dan pemberian ketrampilan yang

diberikan, kini banyak warga yang sudah tertarik untuk mengolah hasil alam

dan memproduksinya sebagai sumber pendapatan.

Evaluasi :

Kinerja pemerintah sudah bagus tapi harus lebih di tingkatkan lagi karena

sebaiknya kerjasamanya tidak hanya dengan pihak swasta yang tergabung

di dalam CFCD akan tetapi harus lebih banyak lagi pihak dunia bisnis yg

diajak bekerja sama dan bukan hanya di bidang pendidikan, ekonomi dan

lingkunagn tetapi di bidang-bidang lain yang dapat di dimanfaatkan

potensinya di Kalimantan timur itu yaitu untuk pengolahan sumber daya

minyak bumi, gas dan tambangnya.

Dampaknya bagi pegawai pemda :

Kinerja pegawai pemda telah terbukti berjalan dengan baik karena sudah

dapat melakukan programnya yg berkerjasama dengan pihak swasta dan

berdampak lainnya dari kinerjanya akan semakin meningkat untuk

memanfaatkan sumber daya yang ada di Kalimantan Timur tersebut.

Dampak Bagi Masyarakat :

Masyarakat akan meningkat kesejahteraannya dan tidak hanya ketrampilan

memanfaatkan sumber daya alam dari Kalimantan Timur yang kaya akan

hasil tambang, minyak bumi dan gas tetapi juga warga diberi ketrampilan

untuk memelihara dan melestarikan lingkungan sekitar. Kesadaran untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat dan melestarikan lingkungan dan


(32)

meningkatkan kualitas industri kecil (home industry) yang sudah dilakukan

warga setempat. Melalui pembinaan dan pemberian ketrampilan yang

diberikan, kini banyak warga yang sudah tertarik untuk mengolah hasil alam

dan memproduksinya sebagai sumber pendapatan.

Sehingga upaya peningkatan kesejahteraan rakyat tidak lagi menjadi

tanggungjawab pemerintah saja tetapi juga partisipasi dan keterlibatan

dunia usaha dan LSM lokal seperti yang dilakukan di Kalimantan Timur,

menjadi cermin kemitraan yang diharapkan dapat terwujud di masa

mendatang.


(33)

BAB 12

1.

Menurut saran kami, Harus adanya klasifikasi Pelanggan dan Pengelompokan tarif pada PDAM yang didasari oleh pertimbangan keadilan dan keterjangkauan, sebagaimana diatur dalam Permendagri no 23 tahun 2006dengan metode penentuan prinsip pemulihan biaya.

Dengan adanya klasifikasi juga memudahkan untuk penentuan pengenaan tarif kepada pelanggan PDAM, dengan pengklasifikasian sebagai berikut:

a. Sosial b. Non-Niaga c. Niaga d. Industri e. Khusus

2.

Menurut analisis kami, munculnya Kontroversi pro dan kontra kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan mulai. Dengan berkembangnya kontroversi yang ada terhadap kenaikan harga BBM tersebut, pemerintah berusaha mengetahui dampak langsung peristiwa kenaikan BBM terhadap kondisi masyarakat kecil di Indonesia. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan yang sangat vital dalam semua aktifitas ekonomiu, dengan kenaikan BBM tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat dan berdampak menurunnya daya beli masyarakat secara keseluruhan.

3. Dengan Perhitungan Subsidized Cost Pricing yaitu suatu hasil perhitungan berdasarkan atas pengeluaran nyata untuk menghasilkan pelayanan kesehatan pada kurun waktu tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan membayar ( ability to play ) dan ketidakmampuan membayar ( willingness to play ) dari masyarakat di kurangi dengan subsidi.

4. Menurut kami menggunakan metode Time and Material Pricing, karena dalam metode ini harga jual atau tarif pelayanan ditentukan dari upah tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku dan bahan penolong yang digunakan untuk menghasilkan pelayanan ditambah dengan margin tertentu untuk menutup biaya overhead dan memperoleh laba.

5. Untuk memberikan pelayanan publik yang murah dan berkualitas, pemerintah dapat menggunakan salah satu sumber dana yang besar yaitu pajak. Dari uang pajak tersebut, melalui dibuatnya APBN/APBD pemerintah dapat memberikan pelayanan yang murah dan berkualitas seperti pengobatan gratis, sembako


(34)

murah, dan hiburan yang berkualitas. Disamping menggunakan dana pajak, pemerintah juga dapat memberikan subsidi seperti BBM. Selain itu, pemerintah juga dapat bekerja sama dengan swasta untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau, misalnya pendidikan berupa sekolah untuk masyarakat, dan layanan hiburan seperti bioskop dan tempat hiburan yang besar (TSB, TMII, Dufan, Ancol).


(1)

sebagai upaya menghemat APDB di satu sisi. Tetapi di sisi lain daerah mampu melakukan akselerasi pembangunan.

2. Kebijakan ini akan menguntungkan ke dua belah pihak di beberapa faktor akan tetapi kebijakan ini dapat menimbulkan pro dan kontra. Karena meski adanya menguntungkan tetapi pasti adanya kekurangan, karena tranfer kepemilikan fasilitas publik kepada patner swasta yang melakukan peningkatan dan ekspansi terhadap fasilitas yang tersedia. Fasilitas kemudian dimiliki dan dioperasikan oleh patner swata kembali ditambah kentungan yang wajar.

 Kelebihan atau manfaatnya:

 Jika kontrak dengan patner swata terstruktur dengan baik maka pemda dapat melakukan pengawasan terhadap standar kinerja tanpa harus mengeluarkan biaya kepemilikan dan operasi.

 Transfer aset oleh pemda dapat mengurangi biaya operasi oleh pemerintah daerah.

 Patner swasta dapat menyediakan peningkatan efisiensi kontruksi terhadap pemda.

 Kemudahan akses terhadap modal patner swasta dalam kontruksi dan operasi.

 Risiko operasional ditanggung oleh patner swasta.  Kekurangan atau keruginnya:

 Berkurangnya kontrol pemerintah terhadap fasilitas publik.

 Kontrak harus dibuat dengan seksama untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan di masa datang.

 Sektor swata dapat menentukan besarnya tarif konsumen.  Kesulitan mengganti patner swasta jika terjadi kebangkrutan.  Hilangnya potensi pemda untuk memperluas kembali layanan.  Pengalihan pegawai pemda.

 Isu ketenagakerjaan.

3. Langkah yang perlu dilakukan pemerintah daerah agar tidak menderita kerugian akibat kebijakan program kemitraan pemda dianataranya melakukan perencaan yang baik, membuat manajemen resiko dan melakukan penilaian mendalam tentang skema kemitraan mutlak harus dilakukan agar pemerintah daerah tudak dirugikan yang pada akhirnya masyarakat juga yang dirugikan.

4. Outsourcing adalah dikenal sebagai penyedia jasa tenaga kerja. Pemerintah dapat mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam memberikan pelayanan publik tertentu yang hal itu akan lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan dan memberikan solusi baik bagi pemerintah maupun sektor swasta.


(2)

Bagi perusahaan penyewa jasa outsourcing, sistem kerja outsourcing cukup menguntungkan. Karena dengan hal tersebut, maka perusahaan tidak dipersulit dalam mencari tenaga kerja yang dibutuhkan, tidak perlu iklan, tidak perlu seleksi. Dengan demikian, hanya perlu memesan diperusahaan penyadia jasa outsourcing dan kemudian menunggu hasilnya.

 Kerugiannya:

Dalam praktek nyatanya bisa saja yang terjadi adalaha perusashaan outsourcing membayar gaji terlebih dahulu kepada karyawan outsourcing, kemudian perusahaan outsourcing menagih pada perusahaan klien pengguna jasa tersebut.

5.

Menggalang Kemitraan Bersama Pemda dan Dunia

Usaha

Sejalan dengan upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

rakyat, Gema Mitra yang telah diluncurkan oleh Menko Kesra, Agung Laksono pada November 2012 disambut baik oleh Pemda Kabupaten Paser dan Kota Bontang, Kalimantan Timur pada kunjungan awal Maret lalu. Kunjungan dimaksudkan untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah disepakati antara Pemda dengan Perwakilan Dunia Usaha yang tergabung dalam CFCD sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai program seperti pendidikan, lingkungan dan ekonomi.

Melalui motto, “Kami Peduli, Kami Bermitra”, Gema Mitra diharapkan dapat menjangkau dan memastikan seluruh rakyat terlayani dengan seluruh program penanggulangan kemiskinan yang dikelola pemerintah. Gagasan kemitraan antara Pemda Kalimantan Timur dan Dunia Usaha seperti PT BADAK NGL, PT Indo Tambang Megah dan PT Kideco dipandang strategis untuk meningkatkan kualitas industri kecil (home industry) yang sudah dilakukan warga setempat. Melalui pembinaan dan pemberian ketrampilan yang diberikan, kini banyak warga yang sudah tertarik untuk mengolah hasil alam dan memproduksinya sebagai sumber pendapatan.

Tidak hanya ketrampilan memanfaatkan sumber daya alam dari Kalimantan Timur yang kaya akan hasil tambang, minyak bumi dan gas tetapi juga warga diberi ketrampilan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan sekitar. Kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan

melestarikan lingkungan alam ternyata menjadi perhatian bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat yang didukung oleh PNPM Peduli melalui peningkatan kapasitas usaha dan pengembangan ekonomi rumah tangga.


(3)

Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat tidak lagi menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi juga partisipasi dan keterlibatan dunia usaha dan LSM lokal seperti yang dilakukan di Kalimantan Timur, menjadi cermin kemitraan yang diharapkan dapat terwujud di masa mendatang.

Analisis :

Dalam program ini di tujukan bagi kesejahteran rakyat untuk penanggulan kemiskinan di masyarakat Kalimantan Timur dengan menjalin kerjasama dengan pihak swasta yang tergabung dalam CFCD sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai program seperti pendidikan, lingkungan dan ekonomi, yaitu PT. BADAK NGL, PT. Indo Tambang Megah dan Pt Kideco dimana kerjasama ini digunakan untuk untuk

meningkatkan kualitas industri kecil (home industry) yang sudah dilakukan warga setempat. Melalui pembinaan dan pemberian ketrampilan yang

diberikan, kini banyak warga yang sudah tertarik untuk mengolah hasil alam dan memproduksinya sebagai sumber pendapatan.

Evaluasi :

Kinerja pemerintah sudah bagus tapi harus lebih di tingkatkan lagi karena sebaiknya kerjasamanya tidak hanya dengan pihak swasta yang tergabung di dalam CFCD akan tetapi harus lebih banyak lagi pihak dunia bisnis yg diajak bekerja sama dan bukan hanya di bidang pendidikan, ekonomi dan lingkunagn tetapi di bidang-bidang lain yang dapat di dimanfaatkan

potensinya di Kalimantan timur itu yaitu untuk pengolahan sumber daya minyak bumi, gas dan tambangnya.

Dampaknya bagi pegawai pemda :

Kinerja pegawai pemda telah terbukti berjalan dengan baik karena sudah dapat melakukan programnya yg berkerjasama dengan pihak swasta dan berdampak lainnya dari kinerjanya akan semakin meningkat untuk

memanfaatkan sumber daya yang ada di Kalimantan Timur tersebut.

Dampak Bagi Masyarakat :

Masyarakat akan meningkat kesejahteraannya dan tidak hanya ketrampilan memanfaatkan sumber daya alam dari Kalimantan Timur yang kaya akan hasil tambang, minyak bumi dan gas tetapi juga warga diberi ketrampilan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan sekitar. Kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan melestarikan lingkungan dan


(4)

meningkatkan kualitas industri kecil (home industry) yang sudah dilakukan warga setempat. Melalui pembinaan dan pemberian ketrampilan yang

diberikan, kini banyak warga yang sudah tertarik untuk mengolah hasil alam dan memproduksinya sebagai sumber pendapatan.

Sehingga upaya peningkatan kesejahteraan rakyat tidak lagi menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi juga partisipasi dan keterlibatan dunia usaha dan LSM lokal seperti yang dilakukan di Kalimantan Timur, menjadi cermin kemitraan yang diharapkan dapat terwujud di masa mendatang.


(5)

BAB 12

1. Menurut saran kami, Harus adanya klasifikasi Pelanggan dan Pengelompokan tarif pada PDAM yang didasari oleh pertimbangan keadilan dan keterjangkauan, sebagaimana diatur dalam Permendagri no 23 tahun 2006dengan metode penentuan prinsip pemulihan biaya.

Dengan adanya klasifikasi juga memudahkan untuk penentuan pengenaan tarif kepada pelanggan PDAM, dengan pengklasifikasian sebagai berikut:

a. Sosial b. Non-Niaga c. Niaga d. Industri e. Khusus

2. Menurut analisis kami, munculnya Kontroversi pro dan kontra kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan mulai. Dengan berkembangnya kontroversi yang ada terhadap kenaikan harga BBM tersebut, pemerintah berusaha mengetahui dampak langsung peristiwa kenaikan BBM terhadap kondisi masyarakat kecil di Indonesia. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan yang sangat vital dalam semua aktifitas ekonomiu, dengan kenaikan BBM tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat dan berdampak menurunnya daya beli masyarakat secara keseluruhan.

3. Dengan Perhitungan Subsidized Cost Pricing yaitu suatu hasil perhitungan berdasarkan atas pengeluaran nyata untuk menghasilkan pelayanan kesehatan pada kurun waktu tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan membayar ( ability to play ) dan ketidakmampuan membayar ( willingness to play ) dari masyarakat di kurangi dengan subsidi.

4. Menurut kami menggunakan metode Time and Material Pricing, karena dalam metode ini harga jual atau tarif pelayanan ditentukan dari upah tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku dan bahan penolong yang digunakan untuk menghasilkan pelayanan ditambah dengan margin tertentu untuk menutup biaya overhead dan memperoleh laba.

5. Untuk memberikan pelayanan publik yang murah dan berkualitas, pemerintah dapat menggunakan salah satu sumber dana yang besar yaitu pajak. Dari uang pajak tersebut, melalui dibuatnya APBN/APBD pemerintah dapat memberikan pelayanan yang murah dan berkualitas seperti pengobatan gratis, sembako


(6)

murah, dan hiburan yang berkualitas. Disamping menggunakan dana pajak, pemerintah juga dapat memberikan subsidi seperti BBM. Selain itu, pemerintah juga dapat bekerja sama dengan swasta untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau, misalnya pendidikan berupa sekolah untuk masyarakat, dan layanan hiburan seperti bioskop dan tempat hiburan yang besar (TSB, TMII, Dufan, Ancol).