21
mendengarkan dan memperhatikan pesan-pesan verbal serta non verbal pembicara. Kita juga dituntut untuk memahami isi, maksud dan berbagai
aspek lain yang sifatnya kompleks seperti suasana hati, kebiasaan, nilai, kepercayaan, motif, sikap, dorongan, kebutuhan dan pendapat pembicara
Hermawan 2012:30. Walaupun menyimak itu penting, namun ia sering disalah artikan
sehingga dapat mempengaruhi proses komunikasi. Ada tiga gambaran umum yang keliru mengenai menyimak. Umumnya orang menganggap
menyimak sama dengan mendengar. Orang-orang juga menganggap menyimak bersifat alamiah dan semua penyimak menerima pesan yang
sama, padahal dalam kenyataannya tidak demikian Adler 1986; Pearson Nelson 1979 dalam Hermawan 2012:33.
Mendengar bersifat pasif dan spontan, sedangkan menyimak bersifat aktif dan memerlukan perhatian penuh. Menyimak menyangkut
proses dan interpretasi terhadap informasi yang datang. Jadi dalam menyimak diperlukan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh,
kesengajaan, pemahaman dan kehati-hatian Hermawan 2012:33.
2.3 Kerangka Berfikir
Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh siswa. Siswa yang menguasai
keterampilan menyimak diharapkan dapat menjelasakan isi wacana yang ia simak, mengevaluasi dan mengambil nilai positif dari wacana untuk
22
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak cerita bahasa Jawa pada siswa kelas
VII SMP Diponegoro Majenang banyak menemukan kendala sehingga menyebabkan nilai hasil belajar siswa selalu rendah. Siswa kesulitan
dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita bahasa Jawa karena materi ajar keterampilan menyimak yang diajarkan sulit untuk mereka
pahami. Pada penelitian Istiqomah 2014 telah menghasilkan produk
berupa film pendek berbahasa Jawa bertema paribasan. Film tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran menyimak bahasa
Jawa untuk siswa SMP. Film pendek bertema paribasan mampu menyajikan materi yang berisi wacana cerita yang dikembangkan
menggunakan dialek siswa dengan tokoh manusia yang mengandung nilai pendidikan karakter. Melalui media ini, siswa akan lebih mudah
memahami isi materi, sehingga dapat mengevaluasinya dan mengambil nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian
ini akan mengujicobakan film pendek bertema paribasan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan siswa kelas VII SMP Diponegoro
Majenang terhadap materi ajar keterampilan menyimak cerita bahasa Jawa. Hal tersebut diharapkan akan menarik perhatian siswa dan
mempermudah siswa dalam memahami materi ajar keterampilan menyimak cerita bahasa Jawa. Penggunaan film pendek bertema
23
paribasan dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jawa juga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, pada penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut.
H
0 :
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dan perilaku siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jawa pada
siswa kelas eksperimen yang menggunakan film pendek bertema paribasan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan film pendek
bertema paribasan. H
1
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dan perilaku siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jawa pada
siswa kelas eksperimen yang menggunakan film pendek bertema paribasan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan film pendek
bertema paribasan.
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian