Pengamatan Tanaman, Tanah serta

Gambar 4 a Pengukuran Eh b Pengukuran pH. b a Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali, yaitu 1 pembajakan dengan traktor untuk membalik tanah dan pembuatan pematang plotting, 2 pengolahan tanah sempurna yaitu meratakan setiap plot sehingga siap untuk ditanami. Setiap plot dibentuk dengan ukuran 5 x 6 m. Pada perlakuan 1 dan 4, yaitu perlakuan Non PTT tergenang dan PTT tergenang plot diberi pembatas plastik agar tidak mengganggu plot perlakuan intermittent Gambar 3. Penanaman padi untuk perlakuan PTT dan SRI dilakukan saat bibit berumur 15 hari setelah sebar HSS, dengan jarak tanam legowo 2:1, yaitu 10 cm x 20 cm dan legowo 40 cm untuk PTT dan 30 cm x 30 cm untuk SRI. Sedangkan untuk perlakuan Non PTT padi ditanam pada saat bibit berumur 25 HSS dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pengendalian hama dan gulma dilakukan secara terpadu, untuk perlakuan PTT dan Non PTT tanaman disemprot menggunakan Fastac dan ditaburi Furadan, sedangkan untuk perlakuan SRI disemprot menggunakan biopestisida yang komposisi utamanya terdiri dari urine sapi, rempah-rempah sereh, bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, kencur, alkohol, cuka dan air cucian beras. Resep pembuatan biopestisida ini didapatkan dari kelompok petani yang mengembangkan sistem pertanian organik di Sragen, Jawa Tengah. Pemupukan untuk perlakuan Non PTT dilakukan 3 kali, yaitu sebelum tanam pemupukan I, 48 HSS pemupukan II dan 64 HSS pemupukan III. Pada perlakuan PTT pemupukan dilakukan berdasarkan BWD, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Jika terdapat 5 dari 10 warna daun yang diamati berada pada skala 2-3, berarti tanaman membutuhkan pupuk N. Cara pemupukan menggunakan BWD dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada SRI pemupukan dengan bahan organik 15 tonha dilakukan pada saat pengolahan tanah kedua. Jadwal pemupukan dan pengambilan sampel gas CH 4 dari semua perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 3. Ilustrasi penanaman dan pemupukan padi dapat dilihat pada Gambar 5 a-e.

c. Pengamatan Tanaman, Tanah serta

Pengukuran Gas 1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur sebanyak 6 kali sesuai dengan jadwal pengamatan parameter tanaman dalam kegiatan penelitian. Tanaman yang telah ditentukan, diukur tingginya dari permukaan tanah sampai ujung tanaman. 2 Jumlah Anakan Jumlah anakan yang dihitung adalah anakan aktif pada tanaman yang telah ditentukan. 3 Klorofil Daun Klorofil daun diukur menggunakan klorofil meter pada daun ke-3 dari daun muda. Tanaman dipilih secara acak sebanyak 8 kali dalam setiap plotnya. 4 Biomassa Tanaman Pengambilan biomassa dilakukan sebanyak 5 kali, dengan mencabut tanaman sampai ke akarnya. Kemudian tanaman dicuci, dikeringanginkan lalu ditimbang bobot basahnya. Selanjutnya tanaman dioven pada suhu 70°C selama 48 jam lalu ditimbang bobot keringnya. 5 Pengukuran Eh dan pH Pengukuran Eh dan pH dilakukan di lapangan pada masing-masing plot menggunakan Eh meter dan pH meter. Pengukuran dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel gas CH 4. Pada pengukuran Eh digunakan elektroda yang ditancapkan pada tanah dan telah dikalibrasi sebelumnya Gambar 4. Gambar 3 Pembatas plastik pada plot 1 dan 4. b 6 Pengambilan dan Pengukuran Gas Pengambilan gas CH 4 dilakukan secara manual di lapangan menggunakan boks berukuran 40 cm x 40 cm x 60 cm yang terbuat dari fleksigas. Pada saat tanaman mencapai ketinggian 60 cm digunakan box tambahan berukuran 40 cm x 40 cm x 50 cm, agar tanaman dapat masuk seluruhnya ke dalam box. Sampel gas diambil pada pukul 06.00 WIB menggunakan jarum suntik ukuran 5 ml dengan interval waktu pengambilan sampel setiap menit ke-6, 12, 18 dan 24. Pengambilan sampel dilakukan pada tempat yang sama yang telah diberi tanda Gambar 5. Sampel gas yang ada dalam injektor dibawa ke laboratorium untuk dianalisis konsentrasi gas CH 4 -nya menggunakan kromatografi gas yang dilengkapi dengan Flame Ionization Detector FID. Data yang dihasilkan berupa puncak peak akan masuk ke dalam integrator untuk diinterpretasikan dalam bentuk area. Kemudian data akan dikonversi dalam bentuk ppm menggunakan rumus sebagai berikut : C = 10.1 ppm x As Ac Keterangan : C : Konsentrasi CH 4 ppm 10.1 : Konsentrasi CH 4 standar ppm As : Area standar CH 4 Ac : Area sampel CH 4 Selanjutnya dibuat kurva linier untuk mencari perbedaan konsentrasi CH 4 per waktu ppmmenit. Data yang didapat akan dimasukkan ke dalam rumus perhitungan Fluks gas CH 4 , yaitu : F = 2 . 273 2 . 273 T x mV mW x Ach Vch x dt dc + F : Fluks gas CH 4 mgm 2 hari dcdt : Perbedaan konsentrasi CH 4 per waktu ppmmenit Vch : Volume boks m 3 Ach : Luas boks m 2 mW : Berat molekul CH 4 g mV : Tetapan volume molekul CH 4 22.41 l T : Suhu rata-rata selama pengambilan sampel C Nilai 273.2 : Tetapan suhu Kelvin IAEA 1993 Selanjutnya dari nilai fluks CH 4 yang didapat, dapat dihitung total emisi gas CH 4 kgha yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan. 7 Data Panen Data yang dimasukkan adalah komponen hasil, baik biomassa panen bobot jerami basah dan kering, hasil aktual panen Gabah Kering Giling GKG dengan kadar air 14 dan potensi hasil. Potensi hasil panen dihitung berdasarkan rumus : Potensi hasil tha = malairumpun x gabahmalai x gabah isimalai x berat 1000 butir x 10 -7 Presentase gabah hampa dan isi diambil dari 4 rumpun tanaman, berat 1000 butir diambil dari 5 rumpun secara acak, berat jerami basah dan berat jerami kering diambil dari ubinan yang berukuran 2 x 3 m.

d. Analisis Data