Jumlah anakan pH dan Potensial Redoks Tanah

Berbeda dengan perlakuan tergenang, perlakuan yang mengalami pengairan intermittent , memiliki kisaran nilai Eh yang beragam. Pada saat pengeringan nilai Eh cenderung naik bahkan positif. Perlakuan Non PTT intermittent memiliki kisaran nilai Eh antara -159 mV hingga 271 mV, PTT intermittent -148 mV hingga 350 mV setelah panen dan SRI -216 mV hingga 341 mV setelah panen. Nilai Eh mempengaruhi fluks CH 4 , semakin rendah nilai Eh maka semakin meningkatkan aktivitas bakteri metanogen sebagai penghasil CH 4 dalam tanah. c. Parameter-parameter Tanaman 1. Tinggi tanaman Perbedaan tinggi tanaman antar perlakuan dapat dilihat dalam Tabel 2. Secara statistik berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test DMRT tinggi tanaman pada 39 HSS berbeda nyata pada perlakuan PTT intermittent, PTT tergenang dan SRI. Sedangkan untuk perlakuan Non PTT tergenang dan Non PTT intermittent nilainya tidak berbeda nyata. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan PTT intermittent sebesar 45.9 cm dan nilai terendah terdapat pada perlakuan Non PTT intermittent sebesar 35.1 cm. Pada 52 HSS tinggi tanaman pada perlakuan Non PTT tergenang 52.9 cm dan SRI 55.0 cm tidak berbeda nyata, begitu juga dengan PTT intermittent 61.7 cm dan PTT tergenang 60.1 cm. Sedangkan untuk Non PTT intermittent 45.6 cm nilainya berbeda nyata di antara kelima perlakuan. Tinggi tanaman pada 66 dan 82 HSS berbeda nyata untuk perlakuan Non PTT tergenang, Non PTT intermittent dan SRI. Sedangkan untuk perlakuan PTT intermittent dan PTT tergenang nilainya tidak berbeda nyata. Tinggi tanaman pada pengukuran 96 dan 104 HSS tidak berbeda nyata untuk perlakuan Non PTT tergenang dan PTT intermittent serta untuk perlakuan Non PTT intermittent dan SRI. Nilai yang berbeda nyata terdapat pada perlakuan PTT tergenang dengan tinggi tanaman tertinggi di antara perlakuan lainnya.

2. Jumlah anakan

Perbedaan jumlah anakan antar perlakuan dapat dilihat dalam Tabel 2. Berdasarkan uji DMRT, jumlah anakan pada umur tanaman 39 HSS tidak berbeda nyata pada perlakuan Non PTT intermittent dan PTT Tergenang, begitu juga dengan perlakuan PTT intermittent dan SRI. Nilai yang berbeda nyata terdapat pada perlakuan Non PTT tergenang dengan jumlah anakan 6 malai. Jumlah anakan maksimum terdapat pada umur tanaman 66 HSS, dengan jumlah anakan terbanyak terdapat pada perlakuan Non PTT tegenang dan Non PTT intermittent masing-masing 16 malai, kemudian diikuti oleh perlakuan SRI sebanyak 13 malai dan jumlah anakan terendah terdapat pada perlakuan PTT intermittent dan PTT tergenang dengan jumlah anakan masing-masing 10 malai. Selanjutnya jumlah anakan semakin menurun seiring dengan masuknya fase reproduktif tanaman. Pada usia tanaman 82 HSS jumlah anakan pada perlakuan Non PTT Tergenang, Non PTT intermittent dan SRI nilainya tidak berbeda nyata, begitu juga dengan perlakuan PTT intermittent dan PTT tergenang nilainya tidak berbeda nyata di antara kedua perlakuan. -300 -200 -100 100 200 300 400 16 30 45 57 59 61 63 71 75 78 80 86 101 113 Hari s e te lah s e bar HSS P o te n si a l R e d o k s m V Non PTT Tergenang Non PTT Intermittent PTT Intermittent PTT Tergenang SRI Gambar 14 Nilai Eh selama pelaksanaan penelitian dari kelima perlakuan. Pengeringan Pengeringan Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada p=0.05 3. Biomassa Tanaman Perbedaan nilai biomassa tanaman baik basah maupun kering disajikan dalam Tabel 2. Biomassa tanaman yang diukur adalah biomassa total tanaman, di mana bobot akar dan bobot tanaman bagian atas dihitung secara keseluruhan. Berdasarkan uji DMRT, Nilai biomassa kering pada 40 HSS, 67 HSS, 83 HSS dan 97 HSS tidak berbeda nyata antar perlakuannya. Pada 53 HSS nilai biomassa kering tanaman untuk perlakuan Non PTT tergenang 3.67 g, Non PTT intermittent 3.47 g dan PTT tergenang 3.23 g tidak berbeda nyata, sedangkan untuk perlakuan PTT intermittent dan SRI nilainya berbeda nyata antar perlakuan. d. Hubungan antara CH 4 dengan parameter tanaman

1. Hubungan antara CH