PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU (Camelia sinensis) TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCL4)

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU (Camelia sinensis) TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN TIKUS PUTIH STRAIN

WISTAR (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCL4)

Oleh:

FERDIAN RATHOMI 06020039

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(2)

ii

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU (Camelia sinensis) TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN TIKUS PUTIH STRAIN

WISTAR (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCL4)

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

FERDIAN RATHOMI 06020039

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAAN KARYA TULIS AKHIR

Telah disetujui sebagai Karya Tulis Akhir untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 2 Maret 2011

Pembimbing I

dr. Diah Hermayanti, SpPK.

Pembimbing II

dr. Pertiwi Febriana C, M.Sc, SpA.

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,


(4)

iv

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Ferdian Rathomi ini

telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 2 Maret 2011

Tim Penguji

dr. Diah Hermayanti, SpPK. , Ketua

dr. Pertiwi Febriana C, M.Sc, SpA. , Anggota


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian Air Seduhan Teh Hijau (Camellia Sinensis) terhadap Penurunan Kadar Bilirubin total Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus strain

wistar) yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCL4)”.

Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmatnya.

2. Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan dan panutan dalam hidup kita.

3. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

4. dr. Diah Hermayanti, SpPK, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, memberi dorongan motivasi, bantuan dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. 5. dr. Pertiwi Febriana C, M.Sc, SpA, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan dengan baik dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis hingga menyelesaikan karya tulis akhir ini.


(6)

vi

6. dr. Sulistyo Mulyo Agustini, SpPK, selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun saat ujian maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini. Penulis sadar tugas akhir ini sangat jauh dari kesempurnaan.

7. Staf TU FK UMM (Pak Yono, Bu Rom, Mas Jamil) terima kasih atas bantuannya selama ini pada penulis.

Penulis sadar bahwa karya tulis akhir ini pasti masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan dari karya tulis akhir ini.

Akhir kata semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepan.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Malang, Maret 2011


(7)

vii ABSTRAK

Ferdian Rathomi. 2011. Pengaruh Pemberian Air Seduhan Teh Hijau (Camellia

Sinensis) terhadap Penurunan Kadar Bilirubin total Tikus Putih Jantan

(Rattus Norvegicus strain wistar) yang diinduksi Karbon Tetraklorida

(CCL4). Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Malang. Pembimbing: (1) Diah Hermayanti (2) Pertiwi Febriana Chandrawati

Latar Belakang: Penyakit hati tergolong sebagai salah satu penyakit yang merupakan problem nasional di Indonesia. Obat-obatan, toksin dan bahan kimia dapat menyebabkan penyakit hati. Karbon Tetraklorida (CCl4) adalah salah satu

bahan kimia yang sering menyebabkan hepatotoksisitas. Katekin merupakan senyawa polifenol dalam teh hijau yang dapat menetralisir radikal bebas.

Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian air seduhan teh hijau (Camellia

Sinensis) terhadap penurunan kadar bilirubin total tikus putih jantan (Rattus

novergicus strain wistar) yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4).

Metode: True experimental post test only control group design. Sampel 25 tikus jantan strain wistar. Air seduhan teh hijau diberikan peroral, CCl4 0,2 mg

intraperitoneal diberikan bersamaan sekali dalam 1 hari. Sampel dibagi 5 kelompok dan 5 ulangan terdiri dari: I (kontrol negatif), II (+CCL4), III (CCl4 + air

seduhan teh hijau 30 mg), IV (CCl4+air seduhan teh hijau 60 mg), V (CCl4 + air

seduhan teh hijau 120 mg). Analisis data one way Anova, korelasi Pearson, dan regresi.

Hasil penelitian dan diskusi: Uji one way Anova (p=0,00<0,05) menunjukan ada perbedaan kadar bilirubin total yang signifikan. Uji korelasi Pearson = -948, sig (2-tailed) = (p=0,00<0,05) menunjukan ada hubungan negatif yang signifikan. Uji regresi r=0,948 (r2 = 0,899) menunjukan air seduhan teh hijau berpengaruh 89,9% terhadap penurunan kadar bilirubin total.

Kesimpulan: Pemberian air seduhan teh hijau dapat menurunkan kadar bilirubin total pada tikus putih (Rattus novergicus starin wistar) yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCL4).

Kata kunci: Air Seduhan Teh Hijau, Bilirubin total serum, Karbon Tetraklorida (CCL4), Hepatotoksisitas


(8)

viii ABSTRACT

Ferdian Rathomi. 2011. The Effect of Green Tea steeping water (Camellia Sinensis) to decrease total bilirubin level in Male White Rat (Rattus norvegicus strain wistar) induced by carbon tetrachloride (CCl4). Final Assignment, Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advicesor: (1) Diah Hermayanti (2) Pertiwi Febriana Chandrawati.

Background: Compound polyphenol in green tea contain cathecins can neutralized free radicals. Carbon tetrachloride (CCl4) causes hepatotoxic by

changing the mechanism of CCl4 toxicity into radical triklorometil (CCl3*) due to

the conversion of CCl4 by P-450. Catechins in green tea expected to neutralize

these free radicals.

Objective: To know the effect of green tea steeping water (Camellia Sinensis) decrease total bilirubin level in male white rat (Rattus norvegicus strain wistar) induced by carbon tetrachloride (CCl4).

Method: True Exsperimental with post test only control group design was used. The samples were 25 male wistar white rats. Green tea steeping water orally, CCl4

0,2 mg intraperitoneal, administered simultaneously once in a day. The samples divided into 5 group of 5 each: I (negative control), II (positive control) + CCl4, III

(CCl4 + green tea steeping water 30 mg), IV (CCl4 + green tea steeping water 60

mg), V (CCl4 + green tea steeping water 120 mg). Data was analyzed by one way

Anova, Pearson Correlation and Regression.

Result: One way Anova (p=0,00<0,05) show there were different amount of total bilirubin level. Pearson Correlation test = -948, sig (2-tailed) = (p=0,00<0,05) show there were significant negative correlation. Regression test r=0,948 (r2 = 0,899) showed that green tea had 89,9% effect to decrease total bilirubin level Conclusion: Green tea steeping water can decrease total bilirubin level in Male White Rat (Rattus norvegicus strain wistar) induced by carbon tetrachloride (CCl4).

Keywords: Green Tea, Total Bilirubin Level, Carbon Tetrachloride (CCl4),


(9)

ix DAFTAR ISI

JUDUL... ... i

HALAMAN JUDUL... ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN... ... iv

KATA PENGANTAR... ... v

ABSTRAK... ... viii

ABSTRACT. ... ix

DAFTAR ISI... ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Ilmu pengetahuan ... 4

1.4.1 Manfaat Klinis ... 4


(10)

x

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Anatomi hati ... 5

2.2 Anatomi sistem bilier dan kandung empedu ... 7

2.3 Fungsi Hati ... 8

2.3.1 Fungsi sistem vaskular hati... 8

2.3.2 Fungsi metabolik hati ... 10

2.4 Ekskresi bilirubin ... 13

2.5 Ikterus ... 14

2.6 Karbon Tetraklorida... 16

2.7 Mekanisme toksisitas CCl4 ... 18

2.8 Teh hijau ... 20

2.9 Aktivitas antioksidan ... 23

2.10 Flavonoid sebagai antioksidan... 23

2.11 Manfaat teh ... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA ... 27

3.1 Kerangka Konsep ... 27

3.2 Hipotesis ... 28

BAB 4METODE PENELITIAN... 29

4.1 Jenis Penelitian ... 29

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

4.3.1 Populasi ... 29

4.3.2 Sampel ... 29


(11)

xi

4.3.4 Teknik pengambilan sampel ... 30

4.3.5 Karakteristik sampel penelitian ... 32

4.3.6 Variabel penelitian ... 32

4.3.7 Definisi operasional variabel... 32

4.4 Alat dan Bahan ... 33

4.5 Prosedur Penelitian ... 35

4.6 Kerangka Kerja Penelitian ... 41

4.7 Teknik Analisa Data ... 42

BAB 5HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 29

5.1 Hasil Penelitian. ... 43

5.1.1 Hasil Pengukuran Kadar Bilirubin Total Tikus Putih.... ... 43

5.2 Analisa Statistika. ... 44

5.2.1 Analisa data kadar Bilirubin Total. ... 44

5.2.2 Hasil uji lanjut Honesty Significant Differences (HSD) 1%.. 46

5.2.3 Hasil Uji Korelasi. ... 46

5.2.4 Hasil uji Regresi. ... 46

BAB 6 PEMBAHASAN. ... 48

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 51

7.1 Kesimpulan. ... 51

7.2 Saran. ... 51

DAFTAR PUSTAKA……….. ... 52


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Teh Hijau. ... 22 Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Kadar Bilirubin Total Tikus Putih. ... 43 Tabel 5.2 Hasil Uji Lanjut Honesty Significant Differences (HSD) 1%


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Hati... ...6

Gambar 2.2 Struktur Dasar Lobulus Hati... ...7

Gambar 2.3 Fungsi Eksresi Hati... ...13

Gambar 2.4 Metabolisme dari CCl4 dan Pembentukan Metabolit Reaktif. ...18

Gambar 2.5 Rangkaian Kejadian Sebagai Awal dari Perubahan Lemak dan Nekrosis Sel Akibat Toksisitas.. ...20

Gambar 2.6 Sumber dan Konsekuensi dari Peningkatan Kalsium Sitosol Pada Jejas Sel. ...21

Gambar 2.7 Dedaunan Camellia Sinensis. ...21

Gambar 2.8 Struktur Kimia (-)-Epigallocatechin (EGCG), (-)-Epicatechin Gallate (ECG), (-)-Epigallocatechin (EGC) dan (-)-Epicatechin (EC).... ...22

Gambar 2.9 Struktur kimia umum flavonoid... ...25

Gambar 4.1 The Post-Test Only Control Group Design... ...31

Gambar 4.2 Konsep kerja penelitian... ....42

Gambar 5.1 Grafik rata-rata kadar Bilirubin tikus... ...44

Gambar 5.2 Kurva hubungan antara dosis air seduhan teh hijau dengan kadar Bilirubin.... ...47


(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

Asetil-KoA : Asetilkoenzim- A

ATPase : Adenosinetriphosphatase

CCl3• : Radikal Triclorometil

CCl4 : Carbon Tetraclorida

EC : (-)-epicatechin

ECG : (-)-epicatechin gallate

EGC : (-)-epigallocatechin

EGCG : (-)-epigallocatechingallate

GC : (-)-gallocatechins

GCG : (-)-gallocatechin gallate

HDL-C : High-Density Lipoprotein-Cholesterol

LDH : Lactate Dehydrogenase

LDL-C : Low-Density Lipoprotein-Cholesterol SER : Smooth Endoplasmic Reticulum

TC : Total Cholesterol

TG : Trigliserida

VLDL : Very Low-Density Lipoprotein


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Alan L, 2001, Antioxidant Flavonoids: Structure, Function and Clinical Usage, Alternative Medicine Review, Vol. 1, pp. 103-111.

Amelia N, 2008, Efek Hepatoprotektor Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia

Sinensis) pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) yang Diinduksi Isonoazid,

diakses 6 januari 2011, ( http://digilib.uns.ac.id/abstrak_8272_efek-

hepatoprotektor-ekstrak-daun-teh-hijau-%28camellia-sinensis%29-pada-tikus-putih-%28rattus-novergicus%29-yang-diinduksi-isoniazid.html).

Amie D, Amie DD, Beslo D et al, 2003, Structure-Radical Scavenging Activity Relationships of Flavonoids, Croat. Chem. Acta, 76: 55-61.

Aru W, Bambang S, Idrus A et al, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Cabrera C, Gimenez R, Lopez CM et al, 2003, Determination of Tea Components with Antioxidant Activity, J. Agric. Food Chem. 51: 4427-4435.

Cassarett & Doull’s, 2001, Toxicology The Basic Science of Poisons, 6th edn, The Mc Graw-Hill, Companies, Inc. United States of America, Hlm 887. Cotran, Ramzi, 1999, Pathologic Basic of Disease, W.B Saundewrs Company,

Inc. United States of America, pp.846.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Lembar Fakta Hepatitis, diakses 19 oktober 2010,

(http://www.depkes.go.id/hepatitis/index.php/component/content/article/34-press-release/799-lembar-fakta-hepatitis.pdf).

Fikrie R, 2009, Jenis Ikterus Berdasarkan Penyebabnya, diakses tanggal 4 januari 2011, (

http://indovet.wordpress.com/2009/10/30/jenis-ikterus-berdasarkan-penyebabnya/).

Guyton C Arthur, Hall E John, 2007, Buku Ajar Fisiologi Keokteran edisi 9, EGC, Jakarta.

Hamden K, Carreau S, Ellouz F et al, 2007, Improvement Effect of Green Tea on Hepatic Dysfunction, Lipid Peroxidation and Antioxidant Defence Depletion Induced by Cadmium, African Journal of Biotechnology, Vol. 8, pp. 4233-4238.

Karori, Wachira, Wanyoko et al, 2007, Antioxidant Capacity of Different Types of Tea Products, African Journal of Biotechnology, Vol. 6, pp. 2287-2296, diakses 6 Juni 2010, (http://www.academicjournals.org/AJB).

Kristina S, 2007, Radikal Bebas dari Senyawa Toksik Karbon Tetraklodrida, diakses 02 november 2010, (http://repository.univpancasila.ac.id)


(16)

xvi

Mayorita F, 2006, Efek Dekok Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Kadar SGOT dan SGPT pada Tikus Putih (Rattus novergicus

strain wistar) yang Diinduksi dengan Karbon Tetraklorida (CCl4), Karya

Tulis Akhir, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Mehta N, 2006, Drug-induced Hepatotoxicity, diakses tanggal 27 Juli 2010, http://www.emedicine.com/med/topic3718.htm.

Nur Hadi, 2007, Pengaruh Pemberian Teh Hijau Terhadap Kadar Total Bilirubin Serum Tikus Wistar Yang Diberi Klorampenikol, diakses 19 oktober 2010,

(http://eprints.undip.ac.id).

Palmer M, 2004, Medications and The Liver Hepatitis, diakses tanggal 27 Juli 2010, http://www.liverdisease.com/medications_hepatitis.html.

Peterson J, Druyer J, Bhagwat S, Haytowitz D et al, 2005, Major Flavonoids in Dry Tea, J. Food Compost. Anal. 18: 487-501.

Razfilar, Adimunca C, Tuminah S, 2006, Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn) sebagai Obat Radang Hati Akut, Cermin Dunia Kedokteran, No. 150, pp 10-14.

Salomon S, 2008, Tea for Antioxidant, diakses tanggal 6 Juni 2010,

(www.ediblephoenix.com).

Shahidi, 1997, Natural Antioxidant; Chemistry, Health Effect and Application, AOCS Press Champaign, Canada.

Soewarni M, 2005, Klasifikasi, Efek Farmakologi dan Indikasi Interferon, diakses 10 november 2010, (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3570). Stewart JA, Mullen W, Crozier A et al, 2004, On-line High Performance Liquid

Chromatography of The Antioxidant of Phenolic in Green and Black Tea, Mol. Nutr. Food Res, 49:52-60.

Sulistyowati T, 2004, Teh [Camellia Sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan, Cermin Dunia Kedokteran, No. 144, pp.52-54.

Supranto J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta. Yerizel E, Oenzil F, Endrinaldi, 2000, Efek Hepatoprotector Flavonoid terhadap

Kerusakan Hepar Tikus, Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.


(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hati tergolong sebagai salah satu penyakit yang merupakan problem nasional di Indonesia. Berdasarkan laporan dari semua Rumah Sakit Umum Pemerintah tipe A dan B di seluruh Indonesia, penyakit hati menempati urutan ketiga setelah penyakit infeksi dan penyakit paru, bahkan penyakit hati merupakan penyebab kematian yang tergolong tinggi (Yerizel et al, 2000).

Lebih dari 900 macam obat, toksin, dan bahan kimia dilaporkan menyebabkan penyakit hati. Data di Amerika pada tahun 2004 tercatat bahwa angka kejadian penyakit hati akibat bahan kimia adalah 10 % dari seluruh kasus hepatitis pada orang dewasa di bawah umur 50 tahun, 40 % dari seluruh kasus hepatitis pada orang dewasa di atas 50 tahun, dan 25 % dari seluruh kasus

fulminant liver failure (Palmer, 2004).

Bahan kimia yang masuk dalam tubuh bekerja melalui berbagai mekanisme dalam menimbulkan kerusakan hati, salah satunya yaitu mekanisme radikal bebas. Salah satu bahan kimia yang bekerja melalui mekanisme radikal bebas adalah karbon tetraklorid (CCl4) (Mayorita, 2006). Beberapa studi

menunjukkan CCl4 menyebabkan acute hepatocelluler injury melalui mekanisme

peroksidasi lipid akibat metabolit reaktifnya yaitu radikal triklorometil, suatu radikal bebas (Cassarett & Doull, 2001).


(18)

2

CCl4 sering digunakan pada hewan coba untuk menginduksi proses

peradangan hati karena gambaran hepatologi yang ditimbulkan mirip dengan penyakit hepatitis virus pada manusia. Induksi CCl4 dapat memberikan efek toksik

langsung pada hewan coba dan menyebabkan nekrosis, sirosis dan karsinoma pada hati. Sehingga dengan penginduksian CCl4 pada hewan coba dapat

memberikan gambaran yang baik untuk mengetahui efek toksik dari serangan radikal bebas (Widiyanto, 2003). Nekrosis hati yang terjadi ini dihubungkan secara paralel dengan meningkatnya kadar bilirubin total sebagai parameter adanya penurunan fungsi hati yang disebabkan kerusakan sel hati (Cassarett & Doull, 2001).

Departemen Kesehatan menganjurkan untuk back to nature (kembali ke obat tradisional) oleh karena Harga obat-obatan yang mahal dan banyaknya efek samping obat. Obat tradisional juga mudah didapat karena bahannya murah (terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat) dan dapat dibuat oleh semua orang (Depkes RI, 2010; Soewarni, 2005).

Teh adalah minuman yang sudah umum dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia. Teh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama adalah teh hijau. Teh hijau diduga memiliki efek sebagai hepatoprotektor. Sebuah penelitian oleh K. Imai, et al pada tahun 1995 terhadap 1371 laki – laki berusia di atas 40 tahun membuktikan bahwa mengkonsumsi teh hijau, khususnya lebih dari 10 cangkir per hari, akan menurunkan konsentrasi enzim penanda kerusakan hati (Nur Hadi, 2007).


(19)

3

Senyawa polifenol utama dalam teh hijau adalah flavan-3-ols yang disebut katekin. Katekin adalah sekelompok antioksidan yang membantu mencegah kerusakan sel, baik yang diakibatkan oleh proses fisiologis dalam tubuh maupun akibat dari paparan polutan (Salomon, 2008).

Pada penelitian sebelumnya oleh Amelia tahun 2008, pemberian ekstrak teh hijau (Camelllia Sinensis) mempunyai efek hepatoprotektif yang ditunjukan dengan penurunan tingkat kerusakan inti sel hepar yang bermakna pada tikus yang diinduksi isoniazid. Kelompok perlakuan dengan dosis 60 mg/200g BB eksrak teh hijau memiliki efek hepatoprotektif yang paling kuat.

Penelitian ini sendiri diharapkan dapat membuktikan potensi pemberian teh hijau dalam mengurangi kerusakan hati ditinjau dari parameter kadar total bilirubin serum.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian air seduhan teh hijau (Camellia sinensis) dapat menurunkan kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus strain wistar) yang dipapar karbon tetraklorida (CCL4).

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air seduhan teh hijau

(Camellia sinensis) terhadap penurunan kadar bilirubin tikus putih (Rattus


(20)

4

1.3.2 Tujuan khusus

Untuk mengetahui dosis air seduhan teh hijau yang dapat menurunkan kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus strain wistar) yang diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCL4).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmu pengetahuan

Menambah pengetahuan peneliti tentang manfaat klinis yang diperoleh dari teh hijau (camellia sintesis).

1.4.2 Manfaat Klinis

Mengetahui bagaimana pengaruh pemberian air seduhan teh hijau

(camellia sinensis) terhadap kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus

strain wistar) yang diinduksi karbon tetraklorida (CCL4).

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

Menambah ilmu pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman obat tradisional yang ada di Indonesia bagi kesehatan.


(1)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Alan L, 2001, Antioxidant Flavonoids: Structure, Function and Clinical Usage, Alternative Medicine Review, Vol. 1, pp. 103-111.

Amelia N, 2008, Efek Hepatoprotektor Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis) pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) yang Diinduksi Isonoazid, diakses 6 januari 2011, (http://digilib.uns.ac.id/abstrak_8272_efek- hepatoprotektor-ekstrak-daun-teh-hijau-%28camellia-sinensis%29-pada-tikus-putih-%28rattus-novergicus%29-yang-diinduksi-isoniazid.html). Amie D, Amie DD, Beslo D et al, 2003, Structure-Radical Scavenging Activity

Relationships of Flavonoids, Croat. Chem. Acta, 76: 55-61.

Aru W, Bambang S, Idrus A et al, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Cabrera C, Gimenez R, Lopez CM et al, 2003, Determination of Tea Components with Antioxidant Activity, J. Agric. Food Chem. 51: 4427-4435.

Cassarett & Doull’s, 2001, Toxicology The Basic Science of Poisons, 6th edn, The Mc Graw-Hill, Companies, Inc. United States of America, Hlm 887. Cotran, Ramzi, 1999, Pathologic Basic of Disease, W.B Saundewrs Company,

Inc. United States of America, pp.846.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Lembar Fakta Hepatitis, diakses 19 oktober 2010,

(http://www.depkes.go.id/hepatitis/index.php/component/content/article/34-press-release/799-lembar-fakta-hepatitis.pdf).

Fikrie R, 2009, Jenis Ikterus Berdasarkan Penyebabnya, diakses tanggal 4 januari 2011, (http://indovet.wordpress.com/2009/10/30/jenis-ikterus-berdasarkan-penyebabnya/).

Guyton C Arthur, Hall E John, 2007, Buku Ajar Fisiologi Keokteran edisi 9, EGC, Jakarta.

Hamden K, Carreau S, Ellouz F et al, 2007, Improvement Effect of Green Tea on Hepatic Dysfunction, Lipid Peroxidation and Antioxidant Defence Depletion Induced by Cadmium, African Journal of Biotechnology, Vol. 8, pp. 4233-4238.

Karori, Wachira, Wanyoko et al, 2007, Antioxidant Capacity of Different Types of Tea Products, African Journal of Biotechnology, Vol. 6, pp. 2287-2296, diakses 6 Juni 2010, (http://www.academicjournals.org/AJB).

Kristina S, 2007, Radikal Bebas dari Senyawa Toksik Karbon Tetraklodrida, diakses 02 november 2010, (http://repository.univpancasila.ac.id)


(2)

xvi

terhadap Kadar SGOT dan SGPT pada Tikus Putih (Rattus novergicus strain wistar) yang Diinduksi dengan Karbon Tetraklorida (CCl4), Karya

Tulis Akhir, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Mehta N, 2006, Drug-induced Hepatotoxicity, diakses tanggal 27 Juli 2010, http://www.emedicine.com/med/topic3718.htm.

Nur Hadi, 2007, Pengaruh Pemberian Teh Hijau Terhadap Kadar Total Bilirubin Serum Tikus Wistar Yang Diberi Klorampenikol, diakses 19 oktober 2010, (http://eprints.undip.ac.id).

Palmer M, 2004, Medications and The Liver Hepatitis, diakses tanggal 27 Juli 2010, http://www.liverdisease.com/medications_hepatitis.html.

Peterson J, Druyer J, Bhagwat S, Haytowitz D et al, 2005, Major Flavonoids in Dry Tea, J. Food Compost. Anal. 18: 487-501.

Razfilar, Adimunca C, Tuminah S, 2006, Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn) sebagai Obat Radang Hati Akut, Cermin Dunia Kedokteran, No. 150, pp 10-14.

Salomon S, 2008, Tea for Antioxidant, diakses tanggal 6 Juni 2010, (www.ediblephoenix.com).

Shahidi, 1997, Natural Antioxidant; Chemistry, Health Effect and Application, AOCS Press Champaign, Canada.

Soewarni M, 2005, Klasifikasi, Efek Farmakologi dan Indikasi Interferon, diakses 10 november 2010, (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3570). Stewart JA, Mullen W, Crozier A et al, 2004, On-line High Performance Liquid

Chromatography of The Antioxidant of Phenolic in Green and Black Tea, Mol. Nutr. Food Res, 49:52-60.

Sulistyowati T, 2004, Teh [Camellia Sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan, Cermin Dunia Kedokteran, No. 144, pp.52-54.

Supranto J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta. Yerizel E, Oenzil F, Endrinaldi, 2000, Efek Hepatoprotector Flavonoid terhadap

Kerusakan Hepar Tikus, Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.


(3)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hati tergolong sebagai salah satu penyakit yang merupakan problem nasional di Indonesia. Berdasarkan laporan dari semua Rumah Sakit Umum Pemerintah tipe A dan B di seluruh Indonesia, penyakit hati menempati urutan ketiga setelah penyakit infeksi dan penyakit paru, bahkan penyakit hati merupakan penyebab kematian yang tergolong tinggi (Yerizel et al, 2000).

Lebih dari 900 macam obat, toksin, dan bahan kimia dilaporkan menyebabkan penyakit hati. Data di Amerika pada tahun 2004 tercatat bahwa angka kejadian penyakit hati akibat bahan kimia adalah 10 % dari seluruh kasus hepatitis pada orang dewasa di bawah umur 50 tahun, 40 % dari seluruh kasus hepatitis pada orang dewasa di atas 50 tahun, dan 25 % dari seluruh kasus fulminant liver failure (Palmer, 2004).

Bahan kimia yang masuk dalam tubuh bekerja melalui berbagai mekanisme dalam menimbulkan kerusakan hati, salah satunya yaitu mekanisme radikal bebas. Salah satu bahan kimia yang bekerja melalui mekanisme radikal bebas adalah karbon tetraklorid (CCl4) (Mayorita, 2006). Beberapa studi menunjukkan CCl4 menyebabkan acute hepatocelluler injury melalui mekanisme peroksidasi lipid akibat metabolit reaktifnya yaitu radikal triklorometil, suatu radikal bebas (Cassarett & Doull, 2001).


(4)

CCl4 sering digunakan pada hewan coba untuk menginduksi proses peradangan hati karena gambaran hepatologi yang ditimbulkan mirip dengan penyakit hepatitis virus pada manusia. Induksi CCl4 dapat memberikan efek toksik langsung pada hewan coba dan menyebabkan nekrosis, sirosis dan karsinoma pada hati. Sehingga dengan penginduksian CCl4 pada hewan coba dapat memberikan gambaran yang baik untuk mengetahui efek toksik dari serangan radikal bebas (Widiyanto, 2003). Nekrosis hati yang terjadi ini dihubungkan secara paralel dengan meningkatnya kadar bilirubin total sebagai parameter adanya penurunan fungsi hati yang disebabkan kerusakan sel hati (Cassarett & Doull, 2001).

Departemen Kesehatan menganjurkan untuk back to nature (kembali ke obat tradisional) oleh karena Harga obat-obatan yang mahal dan banyaknya efek samping obat. Obat tradisional juga mudah didapat karena bahannya murah (terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat) dan dapat dibuat oleh semua orang (Depkes RI, 2010; Soewarni, 2005).

Teh adalah minuman yang sudah umum dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia. Teh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama adalah teh hijau. Teh hijau diduga memiliki efek sebagai hepatoprotektor. Sebuah penelitian oleh K. Imai, et al pada tahun 1995 terhadap 1371 laki – laki berusia di atas 40 tahun membuktikan bahwa mengkonsumsi teh hijau, khususnya lebih dari 10 cangkir per hari, akan menurunkan konsentrasi enzim penanda kerusakan hati (Nur Hadi, 2007).


(5)

3

Senyawa polifenol utama dalam teh hijau adalah flavan-3-ols yang disebut katekin. Katekin adalah sekelompok antioksidan yang membantu mencegah kerusakan sel, baik yang diakibatkan oleh proses fisiologis dalam tubuh maupun akibat dari paparan polutan (Salomon, 2008).

Pada penelitian sebelumnya oleh Amelia tahun 2008, pemberian ekstrak teh hijau (Camelllia Sinensis) mempunyai efek hepatoprotektif yang ditunjukan dengan penurunan tingkat kerusakan inti sel hepar yang bermakna pada tikus yang diinduksi isoniazid. Kelompok perlakuan dengan dosis 60 mg/200g BB eksrak teh hijau memiliki efek hepatoprotektif yang paling kuat.

Penelitian ini sendiri diharapkan dapat membuktikan potensi pemberian teh hijau dalam mengurangi kerusakan hati ditinjau dari parameter kadar total bilirubin serum.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian air seduhan teh hijau (Camellia sinensis) dapat menurunkan kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus strain wistar) yang dipapar karbon tetraklorida (CCL4).

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air seduhan teh hijau (Camellia sinensis) terhadap penurunan kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus strain wistar) yang diinduksi karbon tetraklorida (CCL4).


(6)

1.3.2 Tujuan khusus

Untuk mengetahui dosis air seduhan teh hijau yang dapat menurunkan kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus strain wistar) yang diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCL4).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmu pengetahuan

Menambah pengetahuan peneliti tentang manfaat klinis yang diperoleh dari teh hijau (camellia sintesis).

1.4.2 Manfaat Klinis

Mengetahui bagaimana pengaruh pemberian air seduhan teh hijau (camellia sinensis) terhadap kadar bilirubin tikus putih (Rattus novergircus strain wistar) yang diinduksi karbon tetraklorida (CCL4).

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

Menambah ilmu pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman obat tradisional yang ada di Indonesia bagi kesehatan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PERBAIKAN HISTOLOGI HEPATOSIT TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus novergicus strain wistar) YANG TELAH DIINDUKSI PARASETAMOL

0 12 25

PENGARUH SEDUHAN TEH HITAM (Camelia sinensis) TERHADAP PENCEGAHAN ATEROSKLEROSIS PADA AORTA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegius Strain wistar) DISLIPIDEMIA

0 5 30

PENGARUH TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP PENURUNAN Low Desity Lipoprotein (LDL) PLASMA PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) HIPERLIPIDEMIA

0 6 26

PENGARUH PEMBERIAN FORMALIN PERORAL SUBAKUT TERHADAP MUKOSA ESOFAGUS TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus norvegicus strain wistar)

0 9 2

PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR BILIRUBIN TOTAL SERUM TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

0 4 25

PENGARUH SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR DIABETIKUM YANG DIINDUKSI Alloxan

0 12 28

PENGARUH SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) TERHADAP KADAR LIPID PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) DISLIPIDEMIA

0 9 21

PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU (Camelia sinensis) TERHADAP KADAR ENZIM SGOT DAN SGPT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

0 17 28

PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU (Camelia sinensis) TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGI HEPATOSIT TIKUS PUTIH JANTAN STRAIN WISTAR (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI CARBON TETRACHLORIDE (CCL4)

0 17 24

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus novergicus) JANTAN YANG DIINDUKSI CARRAGEENAN

2 40 21