Keadaan Geografis dan Lingkungan Alam

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis dan Lingkungan Alam

Desa Karangrowo adalah salah satu desa di kecamatan Undaan kabupaten Kudus yang berbatasan langsung dengan kabupaten Pati. Jarak desa Karangrowo dari pusat kota Kudus sendiri adalah 20 km dan 14 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Undaan. Sementara jarak dengan wilayah ibukota provinsi Jawa Tengah, Semarang, 60 km. Gambaran umum mengenai fisik desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus dapat dijelaskan dengan melihat beberapa aspek, keadaan geografis, aspek sosial, ekonomi dan aspek budaya. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. Desa Karangrowo ini tediri dari 3 dukuh yaitu dukuh Kaliyoso, dukuh Ngelo, dan dukuh Krajan. Untuk dukuh Ngelo sendiri, oleh masyarakat setempat dan sekitarnya mendapatkan dua julukan secara kewilayahan non dministratif yakni Ngelo dan Ngelo Ngeseng. Meskipun secara administratif pemerintahan hanya dikenal dukuh Ngelo. Dukuh Krajan merupakan bagian wilayah desa Karangrowo bagian utara, dinamakannya Krajan karena semula wilayah kantor administrasi Desa Karangrowo berada di wilayah Krajan, sebuah nama yang diidentikan dengan kata kerajaan wilayah penguasa. Namun sekarang, kedudukan pusat pemerintahan desa balai Desa berada di dukuh Ngelo Ngeseng. Jarak antara dukuh satu dengan dukuh lain mencapai 1 hingga 1,5 km. 57 Secara administratif desa Karangrowo termasuk dalam wilayah pembagian kecamatan Undaan kabupaten Kudus, dengan batas-batasnya sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Panyaman, Kec. Undaan, Kab. Kudus Sebelah Timur : Desa Wotan, Kec. Sukolilo, Kab. Pati Sebelah Selatan : Desa Wotan, Kec. Sukolilo, Kab. Pati Sebelah Barat : Desa Wates, Kec. Undaan, Kab. Kuduss Desa Karangrowo merupakan daerah dataran rendah dengan luas desa 130.876 Ha. Di mana 370,00 Ha adalah pemukiman dan sisanya merupakan sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah teknis , tegalladang, kas desa, lapangan dan lainnya Data Monografi Desa Karangrowo, 2009. Wilayah desa Karangrowo dan perdukuhannya terkenal sebagai desa penghasil padi yang produktif yang membentang di areal seluas 781,58 Ha dengan tiga kali musim tanam, dua kali musim tanam padi dan ketiga kalinya menghasilkan buah semangka jenis biji yang dipasok ke seluruh wilayah Kudus dan Kabupaten sekitarnya. Wilayah pertanian seluas itu dikelola oleh 1.602 petani pemilik, 1.874 petani buruhpenggarap. Pada tahun 90-an, desa Karangrowo masuk program Inpres Desa Tertinggal IDT karena dikategorikan sebagai desa tertinggal. Hal ini dibuktikan dengan fasilitas sarana-prasarana umum yang masih sangat minim sekali. Seperti tidak adanya fasilitas umum dibidang kesehatan berupa puskesmas, tenaga medis, dan apotik. Hingga kini, dalam bidang kesehatan masyarakat setempat memanfaatkan puskesmas keliling atau jika mendesak maka masyarakat setempat pergi ke desa tetangga terdekat yang terdapat fasilitas kesehatannya. Di bidang ekonomi juga 58 ditunjukan dengan tidak adanya pasar umum. Sehingga masyarakat desa setempat harus pergi ke luar desa atau ke kota untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak dapat terpenuhi di desa, misalnya perabotan rumah tangga. Hasil wawancara dengan Bapak Rumadi selaku Kepala Desa Karangrowo pada tanggal 10 Agustus 2010.

b. Penduduk