Adapun persyaratan secara teknis yang terkait dengan lokasi yang akan diusulkan sebagai tempat mendirikan SPBU sebagaimana tabel di atas
jika dicermati dari persyaratan pendirian usaha SPBU yang dikeluarkan oleh PT. Pertamina Persero tersebut tampak bahwa aspek sebaran secara spasial
diantara usaha SPBU menggerombol dengan jarakradius yang relatif berdekatan, sehingga berdampak pada persaingan usaha yang kurang sehat.
Namun sebaliknya pada suatu wilayah tertentu jumlah SPBU yang ada relatif terbatas, sehingga konsumen pada saat-saat tertentu harus mengantri untuk
mendapatkan pelayanan bahan bakar.
2.2.1. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Lokasi Bisnis SPBU
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap lokasi bisnis SPBU, yaitu: 1 faktor fisik lahan, merupakan faktor penting dalam memilih lokasi
SPBU, karena faktor fisik lahan berkaitan langsung dengan dampak lingkungan. Lingkungan fisik lahan seperti tingkat stabilitas tanahtingkat kerawanan
berencanalongsor lahan, penggunaan lahan, drainase tanah; 2 faktor sosial ekonomi, yakni yang terkait dengan tingkat kepadatan penduduk, sebaran
penduduk pada suatu Wilayah, jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang terdapat di Wilayah sekitar, jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang terdapat
di Wilayah sekitar, jarak SPBU dengan pusat-pusat kegiatan masyarakat, jarak antar SPBU yang terdekat; 3 Manajemen lalu lintas suatu daerah sangat
mempengaruhi tingkat keamanan dan kenyamanan dan kendaraan bermotor. Penempatan lokasi bangunan SPBU tidak berdekatan dengan titik-titik
kemacetan, seperti pasar, sekolahan, perempatanpertigaan jalan, statuskelas jalan.
2.2.2. Pengertian Jalan
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah danatau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel PP No. 32 tahun 2011 dan UU No 38 tahun 2004. Jalan raya adalah suatu ruang dimana kendaran dapat berlalu
lalang dengan peraturan tertentu. Jalan raya meliputi badan jalan, bahu jalan, dan saluran drainase di kanan kirinya, serta fasilitas transportasi yang ada
seperti halte, rambu-rambu, dan lain-lain Putro 2003: 32.
2.2.3. Kondisi Jalan
Agus Suswandi, 2008 penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting dalam hal menentukan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan jalan. untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis kerusakan,
penyebab, serta tingkat kerusakan yang terjadi. Pavement Condition Index PCI adalah sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis,
tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai PCI ini memiliki rentang 0 nol sampai 100
seratus dengan kriteria sempurna excellent, sangat baik very good, baik good, sedang fair, jelek poor, sangat jelek very poor, dan gagal failed.
2.2.4. Jaringan jalan