Latar Belakang Masalah KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA EKSTROVER KELAS VII SMP

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiap individu dituntut untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Semakin tinggi tingkat keterampilan, pendidikan, dan teknologi, maka semakin bertambah khasanah ilmu pengetahuan menuju tercapainya tujuan pendidikan, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif didukung oleh perangkat pembelajaran, ketersedian fasilitas, dan kompetensi guru yang memadai. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu bangsa. Fenomena guru dibeberapa sekolah mengajarkan bahasa Indonesia menggunakan metode ceramah, sehingga muncul asumsi bahwa pelajaran bahasa Indonesia hanya hafalan materi. Upaya yang dilakukan supaya pembelajaran bahasa Indonesia lebih efektif diperlukan kreativitas guru dalam perancangan, penentuan model pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa dapat menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru Joyce dan Weil 2011:13. Selain model pembelajaran, cara pengelolaan kelas yang baik juga menjadi pendukung suksesnya proses pembelajaran. 2 Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau model. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol nonverbal atau visual. Model pembelajaran yang menekankan adanya tagihan hasil proyek produk pada akhir pembelajaran diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, akan memacuimajinasi siswa dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Salah satu model pembelajaran yang mendukung tujuan tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek dan sinektik. Model pembelajaran sinektik merupakan strategi pengajaran yang baikuntuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis. Dalam proses pengajaran bahasa, pengembangan dimensi kreativitas sangat penting dan dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan berbahasa. Model pembelajaran yang ada pada saat ini bermacam-macam dan memiliki karakteristik masing-masing. Joyce dan Weil 2011:13 mengelompokan model-model pembelajaran menjadi empat, yaitu kelompok pengajaran memproses informasi, model pengajaran sosial, model pengajaran personal, dan model pembelajaran sistem perilaku. Kegiatan pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif Tarigan 1994:3. Dalam menulis, banyak hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah penggunaan bahasa. Agar orang lain dapat 3 membaca tulisan kita, maka dituntut pemakaian bahasa agar mudah dipahami. Oleh karena itu, keterampilan ini membutuhkan perhatian dan keseriusan dari seluruh instrumen penyelenggaraan pendidikan, terutama guru dan kurikulum yang mendukung. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas.Kreativitas guru dapat dilihat dalam bentuk materi dan pemilihan model pembelajaran yang tepat, salah satunya dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Cerita pendek pada dasarnya adalah cerita yang dimaksudkan untuk mempesona pembaca, sehingga menulis cerita pendek tidak perlu mirip dengan realitas yang ada. Sumardjo 2007:90 menyatakan bahwa menulis cerita pendek harus mempunyai tujuan yang jelas maka semua pikiran dan imajinasi selama menulis biasa diarahkan. Tujuannya adalah mengembangkan imajinasi dan tanggapan kehidupan. Selama penulis belum yakin apa yang hendak dikerjakannya, selama itu juga ia menulis tanpa pegangan yang berati tidak adanya tujuan yang menentu. Kemampuan menulis cerita pendek yang dimiliki siswa tidak sama. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya minat siswa. Beberapa sebab rendahnya kualitas menulis siswa maka dapat disimpulkan perlu adanya penanganan khusus dalam pembelajaran menulis siswakelas VII. Proyek diberikan dalam bentuk tugas terstruktur untuk mengahasilkan dan menyelesaikan suatu produk yang menarik menuntut minat siswa. Siswa-siswa yang ada di sekolah cenderung menunjukkan perilaku yang bermacam-macam. Beberapa siswa yang selalu terlihat ceria dan berkumpul 4 dengan teman-temannya, dan ada beberapa yang terlihat pendiam dan menyendiri. Kondisi semacam itu tidak terlepas dari sifat yang dimiliki oleh setiap individu, ini yang dinamakan dengan kepribadian. Kepribadian individu merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana antara individu yang satu dengan individu yang lain berbeda. Kepribadian dan rasa percaya diri ada dalam rangka adaptasi dengan lingkungan yang disebut dengan kepribadian ekstrover. Seorang siswa yang mempunyai rasa percaya diri kurang akan selalu merasa takut dan ragu. Secara operasional yang dimaksud dengan kepribadian ekstrover adalah kepribadian yang dimiliki seseorang yang selalu mengarahkan dirinya pada sekelilingnya, dan indikatornya, aktivitas kemampuan bergaul, pengambilan resiko, dorongan hati, pernyataan perasaan, serta tanggung jawab Sukoyo 2013:98. Kepribadian siswa ekstrover akan berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar dari siswa. Menurut Hall dan Lindzey 1998:2, bahwa orang ekstrover itu mudah bersosialisasi, senang hura-hura, mempunyai banyak teman, membutuhkan orang untuk diajak bicara, tidak suka membaca atau belajar sendiri, butuh kegembiraan, berani ambil risiko, selalu mempertahankan pendapatnya, bertindak tanpa dipikir dulu, mengikuti kata hati, suka melawak, selalu mempunyai jawaban yang segar dan umumnya menyukai perubahan, periang, supel, optimis, dan senang tertawa, lebih suka bergerak dan melakukan kegiatan, cenderung agresif, mudah kehilangan kesabaran. Secara keseluruhan, perasaannya sulit untuk dijaga dan tidak selalu dapat dipercaya. 5 Berdasarkan studi pendahuluan di tiga sekolah berbeda di Kabupaten Brebes yaitu SMP Negeri 1 Bulakamba, SMP Negeri 1 Larangan, dan SMP Negeri 2 Kersana, melalui analisis pada materi menulis cerita pendek dan wawancara terhadap guru diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Selain itu ketiga sekolah tersebut memiliki karakter yang berbeda baik letak geografis maupun prestasi akademik. Berdasarkan gambaran awal tersebut diketahui sebagian besar dari siswa mengalami kesulitan mempelajari pelajaran bahasa Indonesia karena guru mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah, sehingga aktivitas yang mereka lakukan untuk memahami materi bahasa Indonesiayaitu dengan mencatat dan menghafal. Hal tersebut dipengaruhi adanya tuntutan kurikulum yang padat serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Berdasarkan analisis tersebut, prestasi belajar dalam menulis cerita pendek pada siswa kelas VII perlu ditingkatkan dengan model pembelajaran yang lebih efektif. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan sinektik dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis cerita pendek baik siswa yang mempunyai kepribadian ekstrover ataupun yang lainnya . Kendala-kendala pelaksanaan pembelajaran tersebut sering dijumpai di sekolah-sekolah yang belum memenuhi standar minimal terutama di sekolah yang baru berdiri seperti SMP Negeri 1 Bulakamba yang terletak cukup jauh sehingga akses lumayan jauh dari kota. Kabupaten Brebes yang sarana dan prasarananya masih sangat minim. Kondisi ini menuntut kreativitas sekolah yang dapat diwujudkan dalam bentuk pengembangan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan potensi sekolah atau daerah serta karakteristik siswa yaitu dengan 6 menyusun Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang disusun oleh sekolah mengharuskan guru dapat mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang berisi model dan strategi pembelajaran yang mengarah pada kecakapan hidup dan membelajarkan siswa pada pembelajaran yang nyata. Pendidik dalam memberikan materi mampu meningkatkan kemampuannya untuk memecahkan berbagai problem yang sering muncul dalam pembelajaran. Guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran sudah berusaha mendayagunakan segala potensi yang dimiliki sekolah tetapi usaha itu belum seluruhnya dapat mencakup semua meteri pelajaran bahasa Indonesia karena cakupan materi bahasa Indonesia yang sangat luas. Salah satu materi yang sulit bagi guru untuk memenuhi tuntutan di atas adalah materi menulis cerita pendek. Pembelajaran menulis cerpen di sekolah masih menggunakan metode pembelajaran konvensional tanpa penambahan model pembelajaran. Proses pembelajaran yang monoton dan cenderung menghafal apa yang disampaikan guru, berdampak siswa kurang menguasai tentang materi cerita pendek. Berdasarkan situasi dan kondisi di atas, dalam penelitian ini peneliti membandingkan suatu model pembelajaran yang dapat mengatasi kendala yang ada yaitu model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran sinektik. Selain model pembelajaran, keberhasilan proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh kepribadian siswa. Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikhofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap lingkungannya Allport dalam Kartono, 1980. Jadi, setiap individu itu mempunyai kepribadian yang khas yang 7 tidak identik dengan orang lain dan tidak dapat diganti atau disubstitusikan oleh orang lain. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat individu pada aspek-aspek psikisnya yang bisa membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian mencakup struktur dan proses yang mencerminkan sifat-sifat bawaan dan pengalaman yang membentuk pribadi menjadi Introver atau ekstrover. Ekstrover adalah suatu kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada kedalam dirinya. Karakteristik ekstrover adalah banyak bicara, ramah, suka bertemu dengan orang-orang, suka mengunjungi tempat baru, aktif, menuruti kata hati, suka berpetualang, mudah bosan, dan tidak suka hal-hal yang rutin dan monoton Larsen, 2002. Menurut Hall dan Lindzey 1998, orang ekstrover itu mudah bersosialisasi, senang hura-hura, mempunyai banyak teman, membutuhkan orang untuk diajak bicara, tidak suka membaca atau belajar sendiri, butuh kegembiraan, berani ambil risiko, selalu mempertahankan pendapatnya, bertindak tanpa dipikir dulu, menurutkan kata hati impulsif, suka melawak, selalu mempunyai jawaban yang segar dan umumnya menyukai perubahan, periang, supel, optimis,dan senag tertawa. Sedangkan introver adalah suatu orientasi ke dalam diri sendiri. Orang introver cenderung menarik diri dari kontak sosial. Perilaku introver sebagai orang yang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian-kejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah kerumunan banyak orang Penggunaan model ini sebagai alternatif pembelajaran menulis cerita pendek sehingga siswa lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam membentuk tulisan. Selain itu diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap 8 siswa agar mampu dalam menulis cerita pendek. Dengan adanya latar belakang tersebut, perlu adanya pengelolaan pembelajaran yang dirancang guru untuk lebih efektif dan inovatif dengan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran sinektik khususnya bagi siswa ekstrover.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK TENTANG KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG PADA SISWA KELAS VII SMP MASEHI BERASTAGI T.P. 2014/2015.

0 7 23

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK :Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

2 5 46

KEEFEKTIFAN STRATEGI ESTAFET WRITING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP.

6 24 176

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KALASAN.

0 0 150

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.

2 10 182

KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK BERBANTUAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 SEWON BANTUL.

0 0 204

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STORYBOARD TECHNIQUE DALAM MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TEMPEL, SLEMAN.

0 1 149

KEEFEKTIFAN STRATEGI EPISODIC MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 MAGELANG.

1 6 227

KEEFEKTIFAN STRATEGI BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS.

0 0 192

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK BERBANTUAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULIS KABUPATEN BATANG.

1 12 206