7 Peta kompetensi dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu kompetensi utama KU,
Kompetensi Inti KI, dan Standar Kompetensi Guru SKG. 1. Terkait dengan KU, modul ini ditujukan untuk kalangan pedagogik dan
kalangan profesional. 2. Terkait dengan KI pada ranah pedagogik, modul ini dimaksudkan agar
peserta diklat mampu menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Terkait
dengan KI pada ranah profesional, modul ini dimaksudkan agar peserta diklat mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran seni musik.
3. Terkait dengan SKG pada ranah pedagogik, modul ini dimaksudkan agar peserta mampu melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu, yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, spiritual, dan
latar belakang sosial budaya. Terkait dengan SKG pada ranah profesional, modul ini dimaksukan agar peserta diklat memahami
pengetahuan Bentuk-bentuk Pementasan Musik dan Penilaian Musik yang meliputi penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet,
kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara.
D. Ruang Lingkup
Modul ini memberikan pemahaman mendalam kepada guru tentang konsep pementasan musik dan penilaian musik, dalam format solo, duet, trio,
kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suaradan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori
maupun praktek, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek.
Modul ini sebagai pedoman dalam mengembangkan kompetensi peserta dalam memahami pementasan dan penilaian berkaitan dengan materi yang
digunakan dalam pembelajaran musik di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Modul ini merupakan buku pegangan untuk mencapai tingkat
penguasaan pemahaman teori musik dan praktek. Soal-soal dan latihan yang terdapat dalam buku ini harus dikerjakan secara baik dan tuntas.
8 Pada kegiatan pembelajaran 1 membahas materi manajemen seni
pertunjukan, kegiatan pembelajaran 2 membahas materi tata teknik pentas, kegiatan pembelajaran 3 membahas materi pementasan musik. Selanjutnya,
dalam kegiatan pembelajaran 4 membahas penilaian seni musik yang meliputi penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet,
ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara.
E. Saran Penggunaan Modul
Modul ini dapat digunakan baik secara mandiri atau kelompok, maupun dengan bimbingan fasilitator dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Materi yang ada dalam modul ini adalah materi minimal, sehingga pembelajar harus dengan kreatif menggali materi dari sumber-sumber
lainnya. Untuk mempelajari modul ini peserta pendidikan pelatihan disarankan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Mempelajari modul secara sistematis dari awal sampai akhir. 2. Ikuti langkah-langkah pembelajaran yang ada.
3. Memperbanyak membaca agar hasil yang didapat semakin baik, karena
modul ini menekankan pada pemahaman teori.
9
Kegiatan Pembelajaran 1: Manajemen Seni Pertunjukan
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Dengan mempelajari modul ini peserta diklat memiliki pengetahuan tentang manajemen seni pertunjukan, dan mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran seni musik.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menyebutkan fungsi manajemen pertunjukan.
2. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi proses sebelum pementasan.
3. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menunjukkan bagian-bagian manajemen pertunjukan.
C. Uraian Materi
1. Manajemen Seni Pertunjukan Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara
yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi Daft 2007 : 6.
Terdapat dua ide penting dalam definisi di atas : 1 keempat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, serta
2 pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
Manajemen adalah cara memanfaatkan input untuk menghasilkan karya seni melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan
untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Efektif artinya dapat menghasilkan karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan
dengan senimannya atau penontonnya. Efisien berarti menggunakan
10 sumberdaya dengan rasional dan hemat, tidak ada pemborosan atau
penyimpangan. Permas,dkk, 2003: 19 Organisasi seni pertunjukan secara sederhana dapat diartikan
sebagai sekelompok orang berkeinginan untuk mempertunjukan hasil karya seninya untuk suatu tontonan atau tujuan lain. Berdasarkan
pandangan ini, maka seni pertunjukan dapat dikelompokan menjadi dua aspek dalam pandangan manajemen, yaitu fungsi manajemen secara
horizontal dan fungsi manajemen secara vertical. Fungsi manajemen secara horizontal lebih mengacu pada kelembagaannya dan fungsi
manajemen secara vertical mengacu pada cakupan bidang kegiatan keseniannya. Menurut Dadang Suganda, sudah bukan merupakan
persoalan lagi bagi masyarakat pada umumnya dan bagi masyarakat seni khususnya, bahwa seni pertunjukan saat ini telah dikomersialkan. Setiap
bentuk pertunjukan yang disponsori pihak tertentu untuk dikonsumsi masyarakat, senantiasa berkaitan dengan dengan proposal pengajuan
kegiatan dan kontrak kerja yang mengatur kesepakatan yang mengatur tentang aturan main yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak
termasuk jaminan dan imbalan jasa bagi para seniman pelaku yang menggarapnya.
Konsekuensi logis dari bentuk pertunjukan yang demikian membawa dampak terhadap kualitas pertunjukan itu sendiri. Kondisi tersebut
menuntut selektivitas secara kompetitif dalam menentukan pendukung. Sebab pada dasarnya kualitas merupakan modal yang utama untuk
menghasilkan sebuah pertunjukan dengan sebutan predikat terpuji yang membawa implikasi terhadap kualitas hasil pertunjukan secara
keseluruhan. Dengan demikian para pendukung seni tersebut tidak hanya dituntut untuk mampu dan terampil dalam hal teknis saja melainkan juga
memiliki sikap yang positif dan dorongan yang kuat dalam dirinya, disiplin yang tinggi, percaya diri, terbuka untuk menerima koreksi atau pendapat
orang lain, serta menunjukkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap profesinya sebagai seniman. Maka bukan suatu hal mustahil bahwa
prestasi kerja dengan sebutan predikat terpuji akan diraihnya dengan mudah.
11 Kelompok organisasi seni pertunjukan dibagi menjadi empat
kelompok berdasarkan karakteristiknya, yaitu Permas, dkk, 2003:10: Fokus pada satu kegiatan dan satu fungsi manajemen yang memiliki
karakteristik: sanggar yang mengkhususkan kegiatannya dalam memproduksi satu jenis kesenian; kegiatan lain seperti perancangan
kostum, tata rias, tata panggung; tabuhan pengiring meminta jasa pihak lain atau dilakukan secara terbatas; kegiatan fungsi pemasaran
tidak dilakukan atau dilakukan pihak lain; fungsi manajemen keuangan dan sumber daya manusia dilakukan secara sederhana.
Banyak kegiatan dan satu fungsi manajemen yang memiliki karakteristik: sanggar yang selain memproduksi karya seni, juga
memiliki kegiatan lain seperti tata rias, perancang kostum, kursus, tata panggung dan sebagainya; kegiatan aspek manajemen masih
berkonsentrasi dalam produksi, kalau pun melakukan fungsi manajemen pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia dalam
taraf sederhana. Fokus pada satu kegiatan dan fungsi manajemen lengkap yang
memiliki karakteristik: sanggar yang mengkhususkan diri dalam kegiatan satu jenis kesenian; menjalankan semua fungsi manajemen
seperti produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia serta strategi organisasi.
Banyak kegiatan dan fungsi manajemen lengkap yang memiliki karakteristik: sanggar yang memilik kegiatan untuk kreasi seni, tata rias,
perancangan kostum dan tabuhan pengiring; serta menerapkan semua fungsi manajemen seperti manajemen produksi, keuangan, sumber daya
manusia, pemasaran dan strate.
Manajemen Seni Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil
keputusan, mengorganisasikan,
memimpin, dan
mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat
terlaksana dengan lancar dan terorganisir.
2. Konsep Manajemen Seni Pertunjukan Menyanyi atau memainkan alat musik dapat dilakukan secara
individu. Namun ada juga yang menyanyi dan bermain alat musik secara berkelompok seperti grup band, ansambel musik atau orkestra.
Pembentukan grup atau organisasi dapat memberikan manfaat yang besar jika dibandingkan dengan organisasi yang dilakukan secara
individu. Sudah banyak organisasi atau kelompok seni musik yang sangat
12 bagus dan terkenal. Namun karena kelompok tersebut tidak ada
manajemen yang baik akhirnya tidak berhasil bahkan bubar. Masalahnya adalah akibat aspek manajemen yang tidak dikelola dengan baik.
Keberhasilan kelompok musik tersebut tentu tidak dapat lepas dari dukungan beberapa aspek seperti perencanaan, pemasaran,
penggalangan dana dan tim kerja yang solid.
Berdasar uraian di atas dapat didefinisikan bahwa kelompok musik merupakan organisasi sekelompok orang yang akan bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama. Karya seni musik apapun bentuknya dihasilkan oleh organisasi seni pertunjukan melalui suatu proses. Proses
untuk mementaskan orkestra misalnya dimulai dari aransemen, mencari pemain, latihan, merencanakan tempat pentas, menentukan konduktor,
kostum dan sebagainya. Dalam proses inilah manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan untuk dapat mencapai tujuan
dengan efektif dan efisien. Efektif artinya dapat menghasilkan karya musik orkestra yang berkualitas sesuai keinginan senimannya atau
penontonnya. Efisien berati menggunakan sumber daya secara rasional dan hemat. Dengan demikian manajemen adalah cara memanfaatkan
input untuk menghasilkan karya seni musik orkestra melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Perencanaan merupakan upaya awal suatu organisasi untuk melaksanakan perannya. Perencanaan akan menentukan sasaran dan
akan menetapkan langkah-langkah kegiatan. Kemudian kegiatan dilaksanakan oleh anggota organisasi secara bersama-sama dengan cara
pembagian tugas. Pembagian tugas akan tampak dalam struktur organisasi yang disebut pengorganisasian. Selanjutnya adalah
pengarahan, yaitu proses untuk membuat anggota memiliki kemampuan dan kemauan untuk menjalankan tugasnya. Kegiatan pengarahan dapat
meliputi pembimbingan, pelatihan, pemecahan masalah, penghargaan atau peringatan dan sebagainya. Akhir kegiatan adalah pengendalian,
yaitu kegiatan untuk memastikan agar sasaran yang sudah ditetapkan dapat dicapai pada waktunya sesuai dengan sumberdaya yang sudah
disediakan. Pada tahap pengendalian dilakukan pemantauan dan
13 evaluasi. Empat proses manajemen akan dipaparkan pada penjelasan
berikut: 1. Perencanaan Organisasi Seni Pertunjukan
Sebagai proses awal memanajemeni sebuah organisasi seni pertunjukan adalah perencanaan. Proses manajemen ini akan
menjadi dasar untuk melakukan pembagian tugas, menggerakkan para anggota, mengalokasikan dana dan mengevaluasi keberhasilan
organisasi seni pertunjukan. Tanpa sebuah rencana, organisasi seni pertunjukan tidak dapat hidup di masyarakat. Kadang-kadang anggota
kelompok seni pertunjukan juga bertanya dan minta kepastian tentang apa yang akan dilakukan bersama pada event-event tertentu.
Rencana juga merupakan penjabaran dari konsep-konsep karya pimpinan maupun anggota kelompoknya. Untuk itu sebagai pimpinan
yang baik diharapkan juga dapat menjadi perencana yang baik.
Perencanaan adalah kegiatan menentukan sasaran yang akan dicapai di masa depan dan cara yang akan ditempuh untuk
mencapainya. Sebagai contoh sasaran dan kegiatan kelompok seni pertunjukan misalnya:
Sasaran: melakukan pentas tiga bulan sekali dalam setahun. Kegiatan: memilih repertoar lagu, aransemen, latihan, mencari
gedung pertunjukan, mencari dana, mencari sponsor dan lain- lan.
Rencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek atau rencana
operasional dapat terdiri dari rencana kegiatan selama satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Rencana kegiatan tersebut agak rinci dan
meliputi kegiatan yang akan dilakukan, waktu dan tempat, jadwal, biaya yang diperlukan dan penanggungjawab kegiatan. Rencana
jangka panjang meliputi keseluruhan kegiatan organisasi yang disebut rencana stratejik. Rencana jangka pendek dibedakan menjadi
rencana bagian dan rencana organisasi. Rencana bagian misalnya: rencana latihan, rencana promosi, rencana keuangan. Sedangkan
rencana organisasi adalah rencana keseluruhan organisasi yang juga meliputi rencana bagian-bagian dari organisasi.
14 Suatu perencanaan yang baik akan memberikan pedoman bagi
organisasi seni pertunjukan untuk menggunakan sumber daya seperti dana dan waktu untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah
ditetapkan. Tidak adanya pedoman yang jelas organisasi seni pertujukan dapat menghabiskan dana yang ada tanpaprioritas yang
jelas. Misalnya jika surplus yang diperoleh setelah pertunjukan dihabiskan, maka organisasi harus mulai dari nol untuk pertunjukan
berikutnya. Untuk itu, perencanaan yang baik akan memudahkan organisasi untuk menjalankan pengorganisasian kegiaan, pengarahan
pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kegiatan. Rencana kegiatan akan menjadi pedoman untuk melakukan pembagian tugas dalam
pengorganisasian. Perencanaan sasaran dapat dijadikan dasar dalam proses pengendalian untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dengan cara membandingkan hasil dengan rencana. Seperti dibahas di depan bahwa perencanaan dibedakan menjadi dua
yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Rencana jangka pendek dapat dijelaskan ketika akan membuat perencanaan
proyek, sedangkan rencana jangka panjang akan dijelaskan ketika membuat rencana stratejik. Kegiatan organisasi pertunjukan musik
sebagian besar bersifat proyek. Suatu kegiatan disebut proyek jika waktu dimulai dan berakhirnya kegiatan sudah ditentukan. Kemudian,
jika ada kegiatan lagi yang baru, kegiatan baru itu sudah tidak sama dengan kegiatan sebelumnya. Ada beberapa kelompok seni
pertunjukan musik yang memiliki program kegiatan rutin dan jangka panjang. Namun di luar kegiatan rutin dan jangka panjang ersebut
kelompok-kelompok atau organisasi tersebut juga memiliki program atau kegiatan dalam bentuk proyek. Untuk itu, agar pimpinan-
pimpinan organisasi dapat menjalankan proyek dengan lebih efektif dalam mencapai sasaran dan efisien dalam penggunaan sumber
daya, perlu dibahas secara khusus manajemen proyek seni pertunjukan musik.
Proyek seni musik biasanya kompleks, banyak resiko dan kadang- kadang tidak pasti. Semakin besar proyek musik, semakin kompleks
dan semakin besar ketidakpastiannya. Untuk itu perlu melakukan
15 persiapan atau perencanaan yang baik agar sasaran suatu kegiatan
proyek musik dapat tercapai. Perencanaan yang baik harus dapat dipahami oleh para pengurusanggota, sistematis dan fleksibel
terhadap perubahan. Tahapan perencanaan proyek menurut Permas 2003: 66 adalah sebagai berikut:
Perumusan maksud dan tujuan proyek Perumusan sasaran proyek
Perumusan cakupan proyek Struktur uraian kegiatan
Urutan kegiatan Penjadwalan kegiatan
Anggaran proyek
Perumusan maksud dan tujuan proyek adalah hal-hal yang perlu dijelaskan mengapa perlu ada proyek, alasan utama mengadakan
proyek dan ide dasar munculnya proyek. Tujuan akhir diselenggarakan proyek atau manfaat yang dirasakan penyelenggara
atau perubahan yang didapat oleh penonton untuk proyek pertunjukan dengan adanya proyek tersebut. Sesudah mengetahui
maksud dan tujuan proyek, hal yang perlu dirumuskan adalah sasaran proyek. Sasaran proyek dapat dikategorikan dalam tiga sasaran, yaitu
sasaran mutu, sasaran biaya dan sasaran waktu. Dalam merumuskan sasaran mutu proyek harus berpedoman pada maksud dan tujuan
proyek. Jika proyek musik bertujuan meningkatkan apresiasi penonton terhadap dunia musik klasik, sasaran mutunya adalah
jumlah penonton yang ingin menyaksikan kembali. Jika proyek musik bertujuan mendapatkan dana, maka sasaran mutunya adalah jumlah
uang yang diperoleh. Untuk merumuskan sasaran waktu dapat ditekankan pada waktu proyek dimulai dan waktu proyek berakhir,
waktu pertunjukannya atau saat-saat proyek itu dirasakan pengaruhnya dan sebagainya. Kemudian dalam merumuskan sasaran
biaya yaitu sasaran proyek harus dicantumkan dengan jelas biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima. Melalui
anggaran yang jelas dapat dilihat seberapa jauh ketepatan realisasi biaya pelaksaan proyek dengan anggaran tersebut.
16 Perumusan cakupan proyek dapat menyatakan hal-hal yang harus
dikerjakan, menyangkut kegiatan atau program kerja agar sasaran proyek tercapai. Cakupan proek juga dapat mencantumkan batasan
tanggungjawab dan wewenang pihak-pihak terkait, dibuat pembegian tugas dan job description dengan baik. Agar dapat diketahui kegiatan-
kegiatan yang ada dalam suatu proyek, maka perlu dibuat struktur uraian kegiatan. Suatu proyek dapat diurai kedalam kelompok-
kelompok kegiatan yang kecil sebagai subproyek. Subproyek dapat diurai menjadi kelompok-kelompok kegiatan sebagai bagian proyek.
Selanjutnya masing-masing bagian proyek dapat diurai lagi ke dalam kelompok-kelompok kegiatan yang lebih kecil sebagai unit proyek dan
seterusnya hingga kegiatan yang lebih rinci yang dinamakan struktur uraian kegiatan.
Dari struktur uraian kegiatan dapat diperoleh gambaran keeluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Namun demikian, kegiatan masih
mungkin yang muncul belum teratur dan baru berupa ide-ide kegiatan yang bebas. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi kegiatan yang
perlu dan yang akan dilakukan. Setelah kegiatan yang akan dilakukan dicatat, selanjutnya perlu dikelompokkan dan diurutkan menurut jenis
kegiatannya. Agar kegiatan dapat diurutkan perlu dibuat daftar kegiatan, lengkap dengan kegiatan yang mendahului dan kegiatan
yang mengikuti. Penjadwalan kegiatan menggambarkan urutan kegiatannya, misalnya
kegiatan apa setelah apa dan kegiatan apa menunggu apa. Dengan melakukan penjadwalan maka dapat diketahui mana kegiatan-
kegiatan yang kritis, yang apabila terhambat mengakibatkan proyek secara keseluruhan terhambat. Dengan adanya penjadwalan maka
dapat diketahui mana kegiatan-kegiatan yang mempunyai toleransi waktu. Maksudnya, kegiatan tersebut dapat diundur sejauh tidak
melebihi toleransi waktunya dan pengunduran kegiatan ini tidak akan mengganggu durasi proyek secara keseluruhan. Langkah-langkah
penjadwalan proyek seperti menginventarisasi kegiatan, menyusun kegiatan sesuai urutan waktu, menentukan durasi masing-masing
kegiatan, menggambarkan kegiatan proyek dalam bentuk bar chart,
17 memberi tanda panah untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan
dan merevisi penjadwalan. Sebagai tahap terakhir setelah jadwal kegiatan dan rencana aloasi
sumber daya dibuat, semua kegiatan tersebut diproyeksikan dalam bentuk uang. Perencanaan yang diwuudkan dalam bentuk uang inilah
yang dinamakan anggaran proyek. Melalui anggaran proyek dapat diketahui lancar tidaknya pendanaan proyek atau bermasalah
tidaknya proyek. Pendanaan dianggap lancar jika pengeluaran tidak lebih besar daripada penerimaan tidak terjadi defisit. Selain dapat
diketahui kelancaran dana proyek, melalui anggaran proyek juga dapat diketahui layak tidaknya proyek dijalankan. Layak dalam hal ini
dapat berarti ada sisa pendapatan yang cukup, minimal tidak merugi untuk menjalankan proyek tersebut.
2. Pengorganisasian Kegiatan Pengorganisasian dilakukan untuk menjamin agar kemampuan orang-
orang yang ada dalam organisasi dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi yang dilengkapi
dengan uraian pekerjaan yang berisi tugas dan wewenang setiap anggota organisasi serta mekanisme kerja antar bagian organisasi.
Pengorganisasian suatu kegiatan menurut Permas 2003: 24-25 dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
Merinci pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran organisasi atau unit kerja.
Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan tersebut ke dalam unit- unit yang secara logis dan wajar dapat dilaksanakan oleh satu
orang atau sekelompok orang. Membagi tugas yaitu menugaskan setiap anggota organisasi
di bagian-bagian yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.
Menyusun mekanismen untuk mengkoordinasikan pekerjaan- pekerjaan atau unit-unit kerja yang dibentuk. Mekanisme
koordinasi perlu disusun agar setiap anggota konsisten
18 dengan sasaran organisasi serta untuk mengurangi konflik-
konflik yang membahayakan. Sesudah mengurutkan kegiatan kemudian mengelompokkan
pekerjaan dengan dasar pilihan sebagai berikut:
a. Fungsional: organisasi dibagi berdasarkan kelompok-kelompok fungsional seperti: pemasaran, produksi, keuangan dan sumber
daya manusia. b. Kegiatan: organisasi dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan
misalnya musik orkestra, teknisi, partisi c. Wilayah: organisasi dibagi berdasarkan daerah tempat organisasi
beroperasi misalnya Twillite Orkestra cabang Yogyakarta, Surabaya Simponi Orkestra cabang Yogyakarta.
d. Proses: organisasi dibagi berdasarkan jenis proses yang dilakukan, misalnya bagian aransemen, penulisan part atau
partisi, bagian penggandaan, bagian latihan dan bagian pementasan.
Berikut contoh struktur organisasi sebuah grup musik ansambel:
3. Pengarahan Anggota Fungsi pengarahan adalah untuk membuat anggota kelompok atau grup
musik melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan harapan organisasi. Pengarahan meliputi bagaimana memberikan instruksi atau
19 mengkomunikasikan harapan organisasi, memimpin dan memotivasi
orang agar menjalankan tugasnya dengan baik. Pengarahan akan lebih mudah dijalankan jika pemimpin mengenali dan memahami dengan baik
orang yang dipimpinnya, dan kemudian menggunakan pendekatan yang tepat untuk menggerakkannya. Seorang pemimpin dapat memotivasi
bawahannya jika dia mampu mempertemukan keinginan organisasi dengan kebutuhan bawahan. Untuk itu pemimpin perlu memahami
kebutuhan-kebutuhan bawahannya dan menggunakan pendekatan yang sesuai.
4. Pengendalian Kegiatan Bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses manajemen dan sering
dikaitkan dengan fungsi perencanaan adalah pengendalian. Pada prinsipnya, pengendalian adalah mekanisme yang berfungsi menjamin
atau memastikan tercapainya sasaran yang sudah ditetepkan dalam perencanaan. Untuk itu ada beberapa aspek dalam pengendalian, yaitu
upaya pencegahan, peninjauan terhadap hasil yang dibandingkan dengan sasaran, dan tindakan koreksi agar sasaran dapat dicapai. Langkah-
langkah dasar dalam pengendalian adalah: a. Menetapkan standar dan metode pengukuran prestasi
b. Mengukur prestasi yang ada c. Membandingkan hasil dengan standar
d. Mengambil tindakan Untuk menetapkan sistem pengendalian yang baik, organisasi perlu
mengenali ciri-ciri pengendalian yang baik. Ciri pengendalian yang baik antara lain:
a. Fokus pada hal penting b. Ekonomis
c. Tepat waktu d. Dapat dimengerti
e. Dapat diterima
20 5. Implikasi Manajemen Seni Pertunjukan pada kegiatan pembelajaran seni
musik. Pendidikan seni khususnya musik adalah sangat unik karena di dalamnya
terdapat unsur ekspresi, estetis dan kreasi atau kreativitas. Pendidikan seni musik juga penting untuk dipelajari karena pendidikan seni musik
dapat melestarikan nilai-nilai budaya, merupakan media penyaluran bakat, dapat menggali dan mengembangkan kreativitas, serta dapat
mendidik seseorang menjadi manusia yang bermoral. Pendidikan seni dapat diimplikasikan pada sebuah manajemen seni pertunjukan. Secara
umum nilai-nilai yang dapat diambil dari manajemen seni pertunjukan adalah nilai-nilai kebersamaan, sikap saling menghormati, sikap saling
bekerjasama, apresiasi, serta kreativitas. Pada sebuah organisasi atau manajemen dibutuhkan adanya kebersamaan yang tinggi dari masing-
masing anggota, sikap saling menghormati, dan sikap saling bekerjasama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu, apresiasi dan kreasi
juga akan melengkapi sebuah organisasi atau manajemen menjadi suatu organisasi yang indah dan menarik sehingga hasil yang dicapai juga tidak
mengecewakan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran meliputi : 1. Pemateri menyampaikan inti dari semua materi tentang manajemen seni
pertunjukan kepada peserta dengan jelas. 2. Peserta diberi tugas:
- Mencermati pada salah satu organisasi penyelenggara pertunjukan, yang mengarah pada tujuan pembelajaran dalam modul.
- Mengidentifikasi struktur organisasi beserta uraian kerjanya. - Mendiskusikan dengan kolega dari hasil pengamatan.
- Melakukan eksperimen lanjutan hal-hal berkaitan manajemen seni
pertunjukan, agar memperoleh pemahaman yang lengkap.
21 3. Pemateri memberikan pembahasan terkait jawaban dari soal evaluasi
pada kegiatan pembelajaran ini.
E. Latihan Kasus Tugas
1. Salah satu pedoman umum dalam melakukan koordinasi yang baik yaitu a. Mengarahkan semuan ide atau gagasan kearah pencapaian tujuan.
b. Memberikan sanksi pada anggota bila salah. c. menggunakan lebih banyak komunikasi informal daripda formal.
d. menghindari penyimpangan tugas dari tujuan
2. Sebuah hasil dari kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan masa yang akan datang yaitu …
a. kemampuan memprediksi b.
kemampuan menghitung biaya c. kemampuan komunikasi
d. kemampuan pengukuran kinerja
3. Langkah kedua dalam proses perencanaan adalah …. a. menetapkan sasaran dan tujuan
b. analisis persaingan
c. memperkirakan organisasi d. merumuskan misi ke dalam suatu pernyataan
4. Salah satu kegiatan dalam perencanaan jangka pendek adalah … a. Repelita
b. membuat kebijakan atau prosedur c. proses pengembangan produk
d. penjadwalan setiap hari atau setiap minggu
F. Rangkuman
Perencanaan adalah kegiatan menentukan sasaran yang akan dicapai di masa depan dan cara yang akan ditempuh untuk mencapainya. Sebagai
contoh sasaran dan kegiatan kelompok seni pertunjukan misalnya:
22 Sasaran: melakukan pentas tiga bulan sekali dalam setahun
Kegiatan: memilih repertoar lagu, aransemen, latihan, mencari gedung pertunjukan, mencari dana
Rencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek atau rencana operasional dapat
terdiri dari rencana kegiatan selama satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Rencana kegiatan tersebut agak rinci dan meliputi kegiatan yang akan
dilakukan, waktu dan tempat, jadwal, biaya yang diperlukan dan penanggungjawab kegiatan. Rencana jangka panjang meliputi keseluruhan
kegiatan organisasi yang disebut rencana stratejik. Rencana jangka pendek dibedakan menjadi rencana bagian dan rencana organisasi. Rencana bagian
misalnya: rencana latihan, rencana promosi, rencana keuangan. Sedangkan rencana organisasi adalah rencana keseluruhan organisasi yang juga
meliputi rencana bagian-bagian dari organisasi. Tahapan perencanaan proyek adalah:
Perumusan maksud dan tujuan proyek Perumusan sasaran proyek
Perumusan cakupan proyek Struktur uraian kegiatan
Urutan kegiatan Penjadwalan kegiatan
Anggaran proyek
Pengorganisasian suatu kegiatan dilakukan dengan urutan sebagai berikut: Merinci pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai
sasaran organisasi atau unit kerja. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan tersebut ke dalam unit-unit yang
secara logis dan wajar dapat dilaksanakan oleh satu orang atau sekelompok orang.
Membagi tugas yaitu menugaskan setiap anggota organisasi di bagian- bagian yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.
Menyusun mekanismen untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan atau unit-unit kerja yang dibentuk. Mekanisme koordinasi perlu disusun
23 agar setiap anggota konsisten dengan sasaran organisasi serta untuk
mengurangi konflik-konflik yang membahayakan.
Sesudah mengurutkan kegiatan kemudian mengelompokkan pekerjaan dengan dasar pilihan sebagai berikut:
Fungsional: organisasi ibagi berdasarkan kelompok-kelompok fungsional seperti: pemasaran, produksi, keuangan dan sumber daya
manusia. Kegiatan: organisasi dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan
misalnya musik orkestra, teknisi, partisi Wilayah: organisasi dibagi berdasarkan daerah tempat organisasi
beroperasi misalnya Twillite Orkestra cabang Yogyakarta, Surabaya Simponi Orkestra cabang Yogyakarta.
Proses: organisasi dibagi berdasarkan jenis proses yang dilakukan, misalnya bagian aransemen, penulisan part atau partisi, bagian
penggandaan, bagian latihan dan bagian pementasan.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut