Modul Guru Pembelajar SB Seni Musik SMP KK J

(1)

MODUL DIKLAT PKB GURU SENI MUSIK SMP

KELOMPOK KOMPETENSI J

PEMENTASAN

TRI WIDI RAHMANTO, M.Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

2015


(2)

2 Cover luar

Cover Dalam Kata Pengantar Daftar Isi Daftar gambar Daftar tabel Daftar Lampiran Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan

C. Peta Kompetensi D. Ruang Lingkup

E. Saran Cara penggunaan modul Kegiatan Pembelajaran 1

A. Tujuan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi

D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban

Kegiatan Pembelajaran 2 A. Tujuan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi

D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban


(3)

3 Kegiatan Pembelajaran 3

A. Tujuan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi

D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban

Kegiatan Pembelajaran 3 A. Tujuan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi

D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban

Evaluasi Penutup Daftar Pustaka

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : bentuk panggung prosenium Gambar 2 : Panggung portable

Gambar 3 : panggung arena

Gambar 4. : Denah panggung terbuka Gambar 5 : Panggung dengan mobil trailer


(4)

4 Gambar 6 : Skema Mikrofon dinamik Gambar 7 : Mikrofon dinamik

Gambar 8 : Skema Mikrofon condensor Gambar 8 : Mikrofon condensor

Gambar 9 : Lavalier mic/personal mic/clip-on mic Gambar 10 : mic boom

Gambar 11 : Mixer

Gambar 12 : Equalizer

Gambar 13 : Power Amplifier

Gambar 14 : Speaker

Gambar 15 : Diagram tata cahaya

Gambar 16 : pementasan nyanyi tunggal

Gambar 17 : pementasan gitar tunggal

Gambar 18 : pementasan vokal grup

gambar 19 : pementasan paduan suara Gambar 20 : pementasan ansambel Gambar 21 : pementasan band Gambar 22 : pementasan orkestra DAFTAR TABEL

-

DAFTAR LAMPIRAN

-


(5)

5

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dan tenaga kependidikan adalah melalui program diklat Guru Pembelajar (GP). Hal ini seperti apa yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yaitu kegiatan Pengembangan Diri. Kegiatan Pengembangan Diri itu sendiri meliputi kegiatan diklat dan kegiatan kolektif guru. Agar kegiatan diklat dan kegiatan kolektif guru dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan modul-modul yang digunakan sebagai salah satu sumber belajar pada kegiatan tersebut. Salah satu modul yang diperlukan adalah modul mata pelajaran Seni Musik SMP.

Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan program diklat Guru Pembelajar (GP) guru-guru Seni Musik di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Materi dalam modul ini merupakan materi yang disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal uji kompetensi guru SMP mata pelajaran Seni Musik. Adapun dalam modul Seni Musik Kelompok Kompetensi J ini akan dibahas materi tentang Pementasan Musik, dan Penilaian Pementasan Musik yang meliputi format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara. Selanjutnya, materi pada modul ini, dibagi menjadi 4 kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran 1 membahas materi manajemen seni pertunjukan, kegiatan pembelajaran 2 membahas materi tata teknik pentas, kegiatan pembelajaran 3 membahas materi pementasan musik. Selanjutnya, dalam kegiatan pembelajaran 4 peserta akan mempelajari Penilaian Musik yang meliputi penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara.

Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam modul ini juga dilengkapi dengan soal-soal latihan beserta jawabannya. Oleh karena modul ini berisi kajian tentang pementasan musik, dan penilaian musik dalam format solo, duet,


(6)

6

trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara, latihan soal, serta lembar penilaian, maka untuk dapat memperoleh hasil yang optimal dalam mempelajari modul ini, guru perlu mempelajari secara cermat materi-materi yang disajikan. Setelah itu, guru dapat melatih kemampuan kompetensinya dengan mengerjakan soal-soal latihan yang disediakan.

B. Tujuan

1. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat memahami konsep pementasan musik dengan baik, dan memahami penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara, dan orchestra, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek. 2. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan

konsep pementasan musik, dan mampu menjelaskan tentang unsur-unsur yang diperlukan dalam penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara, dan orchestra, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek.

3. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menganalisis pementasan musik, dan mampu menganalisis tentang unsur-unsur yang diperlukan dalam penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek.

4. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menerapkan konsep pementasan musik, dan mampu menerapkan penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek.


(7)

7

Peta kompetensi dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu kompetensi utama (KU), Kompetensi Inti (KI), dan Standar Kompetensi Guru (SKG).

1. Terkait dengan KU, modul ini ditujukan untuk kalangan pedagogik dan kalangan profesional.

2. Terkait dengan KI pada ranah pedagogik, modul ini dimaksudkan agar peserta diklat mampu menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Terkait dengan KI pada ranah profesional, modul ini dimaksudkan agar peserta diklat mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran seni musik.

3. Terkait dengan SKG pada ranah pedagogik, modul ini dimaksudkan agar peserta mampu melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu, yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya. Terkait dengan SKG pada ranah profesional, modul ini dimaksukan agar peserta diklat memahami pengetahuan Bentuk-bentuk Pementasan Musik dan Penilaian Musik yang meliputi penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, paduan suara.

D. Ruang Lingkup

Modul ini memberikan pemahaman mendalam kepada guru tentang konsep pementasan musik dan penilaian musik, dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suaradan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek, dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran musik baik teori maupun praktek.

Modul ini sebagai pedoman dalam mengembangkan kompetensi peserta dalam memahami pementasan dan penilaian berkaitan dengan materi yang digunakan dalam pembelajaran musik di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Modul ini merupakan buku pegangan untuk mencapai tingkat penguasaan pemahaman teori musik dan praktek. Soal-soal dan latihan yang terdapat dalam buku ini harus dikerjakan secara baik dan tuntas.


(8)

8

Pada kegiatan pembelajaran 1 membahas materi manajemen seni pertunjukan, kegiatan pembelajaran 2 membahas materi tata teknik pentas, kegiatan pembelajaran 3 membahas materi pementasan musik. Selanjutnya, dalam kegiatan pembelajaran 4 membahas penilaian seni musik yang meliputi penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara.

E. Saran Penggunaan Modul

Modul ini dapat digunakan baik secara mandiri atau kelompok, maupun dengan bimbingan fasilitator dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan. Materi yang ada dalam modul ini adalah materi minimal, sehingga pembelajar harus dengan kreatif menggali materi dari sumber-sumber lainnya. Untuk mempelajari modul ini peserta pendidikan pelatihan disarankan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempelajari modul secara sistematis dari awal sampai akhir. 2. Ikuti langkah-langkah pembelajaran yang ada.

3. Memperbanyak membaca agar hasil yang didapat semakin baik, karena modul ini menekankan pada pemahaman teori.


(9)

9

Kegiatan Pembelajaran 1: Manajemen Seni

Pertunjukan

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Dengan mempelajari modul ini peserta diklat memiliki pengetahuan tentang manajemen seni pertunjukan, dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran seni musik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menyebutkan fungsi manajemen pertunjukan.

2. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi proses sebelum pementasan.

3. Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menunjukkan bagian-bagian manajemen pertunjukan.

C. Uraian Materi

1. Manajemen Seni Pertunjukan

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi Daft (2007 : 6). Terdapat dua ide penting dalam definisi di atas : (1) keempat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, serta (2) pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.

Manajemen adalah cara memanfaatkan input untuk menghasilkan karya seni melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Efektif artinya dapat menghasilkan karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan dengan senimannya atau penontonnya. Efisien berarti menggunakan


(10)

10

sumberdaya dengan rasional dan hemat, tidak ada pemborosan atau penyimpangan. (Permas,dkk, 2003: 19)

Organisasi seni pertunjukan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekelompok orang berkeinginan untuk mempertunjukan hasil karya seninya untuk suatu tontonan atau tujuan lain. Berdasarkan pandangan ini, maka seni pertunjukan dapat dikelompokan menjadi dua aspek dalam pandangan manajemen, yaitu fungsi manajemen secara horizontal dan fungsi manajemen secara vertical. Fungsi manajemen secara horizontal lebih mengacu pada kelembagaannya dan fungsi manajemen secara vertical mengacu pada cakupan bidang kegiatan keseniannya. Menurut Dadang Suganda, sudah bukan merupakan persoalan lagi bagi masyarakat pada umumnya dan bagi masyarakat seni khususnya, bahwa seni pertunjukan saat ini telah dikomersialkan. Setiap bentuk pertunjukan yang disponsori pihak tertentu untuk dikonsumsi masyarakat, senantiasa berkaitan dengan dengan proposal pengajuan kegiatan dan kontrak kerja yang mengatur kesepakatan yang mengatur tentang aturan main yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak termasuk jaminan dan imbalan jasa bagi para seniman pelaku yang menggarapnya.

Konsekuensi logis dari bentuk pertunjukan yang demikian membawa dampak terhadap kualitas pertunjukan itu sendiri. Kondisi tersebut menuntut selektivitas secara kompetitif dalam menentukan pendukung. Sebab pada dasarnya kualitas merupakan modal yang utama untuk menghasilkan sebuah pertunjukan dengan sebutan predikat terpuji yang membawa implikasi terhadap kualitas hasil pertunjukan secara keseluruhan. Dengan demikian para pendukung seni tersebut tidak hanya dituntut untuk mampu dan terampil dalam hal teknis saja melainkan juga memiliki sikap yang positif dan dorongan yang kuat dalam dirinya, disiplin yang tinggi, percaya diri, terbuka untuk menerima koreksi atau pendapat orang lain, serta menunjukkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap profesinya sebagai seniman. Maka bukan suatu hal mustahil bahwa prestasi kerja dengan sebutan predikat terpuji akan diraihnya dengan mudah.


(11)

11

Kelompok organisasi seni pertunjukan dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan karakteristiknya, yaitu (Permas, dkk, 2003:10):

 Fokus pada satu kegiatan dan satu fungsi manajemen yang memiliki karakteristik: sanggar yang mengkhususkan kegiatannya dalam memproduksi satu jenis kesenian; kegiatan lain seperti perancangan kostum, tata rias, tata panggung; tabuhan pengiring meminta jasa pihak lain atau dilakukan secara terbatas; kegiatan fungsi pemasaran tidak dilakukan atau dilakukan pihak lain; fungsi manajemen keuangan dan sumber daya manusia dilakukan secara sederhana.

 Banyak kegiatan dan satu fungsi manajemen yang memiliki karakteristik: sanggar yang selain memproduksi karya seni, juga memiliki kegiatan lain seperti tata rias, perancang kostum, kursus, tata panggung dan sebagainya; kegiatan aspek manajemen masih berkonsentrasi dalam produksi, kalau pun melakukan fungsi manajemen pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia dalam taraf sederhana.

 Fokus pada satu kegiatan dan fungsi manajemen lengkap yang memiliki karakteristik: sanggar yang mengkhususkan diri dalam kegiatan satu jenis kesenian; menjalankan semua fungsi manajemen seperti produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia serta strategi organisasi.

Banyak kegiatan dan fungsi manajemen lengkap yang memiliki karakteristik: sanggar yang memilik kegiatan untuk kreasi seni, tata rias, perancangan kostum dan tabuhan pengiring; serta menerapkan semua fungsi manajemen seperti manajemen produksi, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran dan strate.

Manajemen Seni Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir.

2. Konsep Manajemen Seni Pertunjukan

Menyanyi atau memainkan alat musik dapat dilakukan secara individu. Namun ada juga yang menyanyi dan bermain alat musik secara berkelompok seperti grup band, ansambel musik atau orkestra. Pembentukan grup atau organisasi dapat memberikan manfaat yang besar jika dibandingkan dengan organisasi yang dilakukan secara individu. Sudah banyak organisasi atau kelompok seni musik yang sangat


(12)

12

bagus dan terkenal. Namun karena kelompok tersebut tidak ada manajemen yang baik akhirnya tidak berhasil bahkan bubar. Masalahnya adalah akibat aspek manajemen yang tidak dikelola dengan baik. Keberhasilan kelompok musik tersebut tentu tidak dapat lepas dari dukungan beberapa aspek seperti perencanaan, pemasaran, penggalangan dana dan tim kerja yang solid.

Berdasar uraian di atas dapat didefinisikan bahwa kelompok musik merupakan organisasi sekelompok orang yang akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Karya seni musik apapun bentuknya dihasilkan oleh organisasi seni pertunjukan melalui suatu proses. Proses untuk mementaskan orkestra misalnya dimulai dari aransemen, mencari pemain, latihan, merencanakan tempat pentas, menentukan konduktor, kostum dan sebagainya. Dalam proses inilah manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Efektif artinya dapat menghasilkan karya musik orkestra yang berkualitas sesuai keinginan senimannya atau penontonnya. Efisien berati menggunakan sumber daya secara rasional dan hemat. Dengan demikian manajemen adalah cara memanfaatkan input untuk menghasilkan karya seni musik orkestra melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

Perencanaan merupakan upaya awal suatu organisasi untuk melaksanakan perannya. Perencanaan akan menentukan sasaran dan akan menetapkan langkah-langkah kegiatan. Kemudian kegiatan dilaksanakan oleh anggota organisasi secara bersama-sama dengan cara pembagian tugas. Pembagian tugas akan tampak dalam struktur organisasi yang disebut pengorganisasian. Selanjutnya adalah pengarahan, yaitu proses untuk membuat anggota memiliki kemampuan dan kemauan untuk menjalankan tugasnya. Kegiatan pengarahan dapat meliputi pembimbingan, pelatihan, pemecahan masalah, penghargaan atau peringatan dan sebagainya. Akhir kegiatan adalah pengendalian, yaitu kegiatan untuk memastikan agar sasaran yang sudah ditetapkan dapat dicapai pada waktunya sesuai dengan sumberdaya yang sudah disediakan. Pada tahap pengendalian dilakukan pemantauan dan


(13)

13

evaluasi. Empat proses manajemen akan dipaparkan pada penjelasan berikut:

1. Perencanaan Organisasi Seni Pertunjukan

Sebagai proses awal memanajemeni sebuah organisasi seni pertunjukan adalah perencanaan. Proses manajemen ini akan menjadi dasar untuk melakukan pembagian tugas, menggerakkan para anggota, mengalokasikan dana dan mengevaluasi keberhasilan organisasi seni pertunjukan. Tanpa sebuah rencana, organisasi seni pertunjukan tidak dapat hidup di masyarakat. Kadang-kadang anggota kelompok seni pertunjukan juga bertanya dan minta kepastian tentang apa yang akan dilakukan bersama pada event-event tertentu. Rencana juga merupakan penjabaran dari konsep-konsep karya pimpinan maupun anggota kelompoknya. Untuk itu sebagai pimpinan yang baik diharapkan juga dapat menjadi perencana yang baik.

Perencanaan adalah kegiatan menentukan sasaran yang akan dicapai di masa depan dan cara yang akan ditempuh untuk mencapainya. Sebagai contoh sasaran dan kegiatan kelompok seni pertunjukan misalnya:

 Sasaran: melakukan pentas tiga bulan sekali dalam setahun.

 Kegiatan: memilih repertoar lagu, aransemen, latihan, mencari gedung pertunjukan, mencari dana, mencari sponsor dan lain-lan.

Rencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek atau rencana operasional dapat terdiri dari rencana kegiatan selama satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Rencana kegiatan tersebut agak rinci dan meliputi kegiatan yang akan dilakukan, waktu dan tempat, jadwal, biaya yang diperlukan dan penanggungjawab kegiatan. Rencana jangka panjang meliputi keseluruhan kegiatan organisasi yang disebut rencana stratejik. Rencana jangka pendek dibedakan menjadi rencana bagian dan rencana organisasi. Rencana bagian misalnya: rencana latihan, rencana promosi, rencana keuangan. Sedangkan rencana organisasi adalah rencana keseluruhan organisasi yang juga meliputi rencana bagian-bagian dari organisasi.


(14)

14

Suatu perencanaan yang baik akan memberikan pedoman bagi organisasi seni pertunjukan untuk menggunakan sumber daya seperti dana dan waktu untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Tidak adanya pedoman yang jelas organisasi seni pertujukan dapat menghabiskan dana yang ada tanpaprioritas yang jelas. Misalnya jika surplus yang diperoleh setelah pertunjukan dihabiskan, maka organisasi harus mulai dari nol untuk pertunjukan berikutnya. Untuk itu, perencanaan yang baik akan memudahkan organisasi untuk menjalankan pengorganisasian kegiaan, pengarahan pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kegiatan. Rencana kegiatan akan menjadi pedoman untuk melakukan pembagian tugas dalam pengorganisasian. Perencanaan sasaran dapat dijadikan dasar dalam proses pengendalian untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan dengan cara membandingkan hasil dengan rencana.

Seperti dibahas di depan bahwa perencanaan dibedakan menjadi dua yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Rencana jangka pendek dapat dijelaskan ketika akan membuat perencanaan proyek, sedangkan rencana jangka panjang akan dijelaskan ketika membuat rencana stratejik. Kegiatan organisasi pertunjukan musik sebagian besar bersifat proyek. Suatu kegiatan disebut proyek jika waktu dimulai dan berakhirnya kegiatan sudah ditentukan. Kemudian, jika ada kegiatan lagi yang baru, kegiatan baru itu sudah tidak sama dengan kegiatan sebelumnya. Ada beberapa kelompok seni pertunjukan musik yang memiliki program kegiatan rutin dan jangka panjang. Namun di luar kegiatan rutin dan jangka panjang ersebut kelompok-kelompok atau organisasi tersebut juga memiliki program atau kegiatan dalam bentuk proyek. Untuk itu, agar pimpinan-pimpinan organisasi dapat menjalankan proyek dengan lebih efektif dalam mencapai sasaran dan efisien dalam penggunaan sumber daya, perlu dibahas secara khusus manajemen proyek seni pertunjukan musik.

Proyek seni musik biasanya kompleks, banyak resiko dan kadang-kadang tidak pasti. Semakin besar proyek musik, semakin kompleks dan semakin besar ketidakpastiannya. Untuk itu perlu melakukan


(15)

15

persiapan atau perencanaan yang baik agar sasaran suatu kegiatan proyek musik dapat tercapai. Perencanaan yang baik harus dapat dipahami oleh para pengurus/anggota, sistematis dan fleksibel terhadap perubahan. Tahapan perencanaan proyek menurut Permas (2003: 66) adalah sebagai berikut:

 Perumusan maksud dan tujuan proyek

 Perumusan sasaran proyek

 Perumusan cakupan proyek

 Struktur uraian kegiatan

 Urutan kegiatan

 Penjadwalan kegiatan

 Anggaran proyek

Perumusan maksud dan tujuan proyek adalah hal-hal yang perlu dijelaskan mengapa perlu ada proyek, alasan utama mengadakan proyek dan ide dasar munculnya proyek. Tujuan akhir diselenggarakan proyek atau manfaat yang dirasakan penyelenggara atau perubahan yang didapat oleh penonton (untuk proyek pertunjukan) dengan adanya proyek tersebut. Sesudah mengetahui maksud dan tujuan proyek, hal yang perlu dirumuskan adalah sasaran proyek. Sasaran proyek dapat dikategorikan dalam tiga sasaran, yaitu sasaran mutu, sasaran biaya dan sasaran waktu. Dalam merumuskan sasaran mutu proyek harus berpedoman pada maksud dan tujuan proyek. Jika proyek musik bertujuan meningkatkan apresiasi penonton terhadap dunia musik klasik, sasaran mutunya adalah jumlah penonton yang ingin menyaksikan kembali. Jika proyek musik bertujuan mendapatkan dana, maka sasaran mutunya adalah jumlah uang yang diperoleh. Untuk merumuskan sasaran waktu dapat ditekankan pada waktu proyek dimulai dan waktu proyek berakhir, waktu pertunjukannya atau saat-saat proyek itu dirasakan pengaruhnya dan sebagainya. Kemudian dalam merumuskan sasaran biaya yaitu sasaran proyek harus dicantumkan dengan jelas biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima. Melalui anggaran yang jelas dapat dilihat seberapa jauh ketepatan realisasi biaya pelaksaan proyek dengan anggaran tersebut.


(16)

16

Perumusan cakupan proyek dapat menyatakan hal-hal yang harus dikerjakan, menyangkut kegiatan atau program kerja agar sasaran proyek tercapai. Cakupan proek juga dapat mencantumkan batasan tanggungjawab dan wewenang pihak-pihak terkait, dibuat pembegian tugas dan job description dengan baik. Agar dapat diketahui kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu proyek, maka perlu dibuat struktur uraian kegiatan. Suatu proyek dapat diurai kedalam kelompok-kelompok kegiatan yang kecil sebagai subproyek. Subproyek dapat diurai menjadi kelompok-kelompok kegiatan sebagai bagian proyek. Selanjutnya masing-masing bagian proyek dapat diurai lagi ke dalam kelompok-kelompok kegiatan yang lebih kecil sebagai unit proyek dan seterusnya hingga kegiatan yang lebih rinci yang dinamakan struktur uraian kegiatan.

Dari struktur uraian kegiatan dapat diperoleh gambaran keeluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Namun demikian, kegiatan masih mungkin yang muncul belum teratur dan baru berupa ide-ide kegiatan yang bebas. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi kegiatan yang perlu dan yang akan dilakukan. Setelah kegiatan yang akan dilakukan dicatat, selanjutnya perlu dikelompokkan dan diurutkan menurut jenis kegiatannya. Agar kegiatan dapat diurutkan perlu dibuat daftar kegiatan, lengkap dengan kegiatan yang mendahului dan kegiatan yang mengikuti.

Penjadwalan kegiatan menggambarkan urutan kegiatannya, misalnya kegiatan apa setelah apa dan kegiatan apa menunggu apa. Dengan melakukan penjadwalan maka dapat diketahui mana kegiatan-kegiatan yang kritis, yang apabila terhambat mengakibatkan proyek secara keseluruhan terhambat. Dengan adanya penjadwalan maka dapat diketahui mana kegiatan-kegiatan yang mempunyai toleransi waktu. Maksudnya, kegiatan tersebut dapat diundur sejauh tidak melebihi toleransi waktunya dan pengunduran kegiatan ini tidak akan mengganggu durasi proyek secara keseluruhan. Langkah-langkah penjadwalan proyek seperti menginventarisasi kegiatan, menyusun kegiatan sesuai urutan waktu, menentukan durasi masing-masing kegiatan, menggambarkan kegiatan proyek dalam bentuk bar chart,


(17)

17

memberi tanda panah untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan dan merevisi penjadwalan.

Sebagai tahap terakhir setelah jadwal kegiatan dan rencana aloasi sumber daya dibuat, semua kegiatan tersebut diproyeksikan dalam bentuk uang. Perencanaan yang diwuudkan dalam bentuk uang inilah yang dinamakan anggaran proyek. Melalui anggaran proyek dapat diketahui lancar tidaknya pendanaan proyek atau bermasalah tidaknya proyek. Pendanaan dianggap lancar jika pengeluaran tidak lebih besar daripada penerimaan (tidak terjadi defisit). Selain dapat diketahui kelancaran dana proyek, melalui anggaran proyek juga dapat diketahui layak tidaknya proyek dijalankan. Layak dalam hal ini dapat berarti ada sisa pendapatan yang cukup, minimal tidak merugi untuk menjalankan proyek tersebut.

2. Pengorganisasian Kegiatan

Pengorganisasian dilakukan untuk menjamin agar kemampuan orang-orang yang ada dalam organisasi dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian pekerjaan yang berisi tugas dan wewenang setiap anggota organisasi serta mekanisme kerja antar bagian organisasi. Pengorganisasian suatu kegiatan menurut Permas (2003: 24-25) dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

 Merinci pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran organisasi atau unit kerja.

 Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan tersebut ke dalam unit-unit yang secara logis dan wajar dapat dilaksanakan oleh satu orang atau sekelompok orang.

 Membagi tugas yaitu menugaskan setiap anggota organisasi di bagian-bagian yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.

 Menyusun mekanismen untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan atau unit-unit kerja yang dibentuk. Mekanisme koordinasi perlu disusun agar setiap anggota konsisten


(18)

18

dengan sasaran organisasi serta untuk mengurangi konflik-konflik yang membahayakan.

Sesudah mengurutkan kegiatan kemudian mengelompokkan pekerjaan dengan dasar pilihan sebagai berikut:

a. Fungsional: organisasi dibagi berdasarkan kelompok-kelompok fungsional seperti: pemasaran, produksi, keuangan dan sumber daya manusia.

b. Kegiatan: organisasi dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan misalnya musik orkestra, teknisi, partisi

c. Wilayah: organisasi dibagi berdasarkan daerah tempat organisasi beroperasi misalnya Twillite Orkestra cabang Yogyakarta, Surabaya Simponi Orkestra cabang Yogyakarta.

d. Proses: organisasi dibagi berdasarkan jenis proses yang dilakukan, misalnya bagian aransemen, penulisan part atau partisi, bagian penggandaan, bagian latihan dan bagian pementasan.

Berikut contoh struktur organisasi sebuah grup musik ansambel:

3. Pengarahan Anggota

Fungsi pengarahan adalah untuk membuat anggota kelompok atau grup musik melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan harapan organisasi. Pengarahan meliputi bagaimana memberikan instruksi atau


(19)

19

mengkomunikasikan harapan organisasi, memimpin dan memotivasi orang agar menjalankan tugasnya dengan baik. Pengarahan akan lebih mudah dijalankan jika pemimpin mengenali dan memahami dengan baik orang yang dipimpinnya, dan kemudian menggunakan pendekatan yang tepat untuk menggerakkannya. Seorang pemimpin dapat memotivasi bawahannya jika dia mampu mempertemukan keinginan organisasi dengan kebutuhan bawahan. Untuk itu pemimpin perlu memahami kebutuhan-kebutuhan bawahannya dan menggunakan pendekatan yang sesuai.

4. Pengendalian Kegiatan

Bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses manajemen dan sering dikaitkan dengan fungsi perencanaan adalah pengendalian. Pada prinsipnya, pengendalian adalah mekanisme yang berfungsi menjamin atau memastikan tercapainya sasaran yang sudah ditetepkan dalam perencanaan. Untuk itu ada beberapa aspek dalam pengendalian, yaitu upaya pencegahan, peninjauan terhadap hasil yang dibandingkan dengan sasaran, dan tindakan koreksi agar sasaran dapat dicapai. Langkah-langkah dasar dalam pengendalian adalah:

a. Menetapkan standar dan metode pengukuran prestasi b. Mengukur prestasi yang ada

c. Membandingkan hasil dengan standar d. Mengambil tindakan

Untuk menetapkan sistem pengendalian yang baik, organisasi perlu mengenali ciri-ciri pengendalian yang baik. Ciri pengendalian yang baik antara lain:

a. Fokus pada hal penting b. Ekonomis

c. Tepat waktu d. Dapat dimengerti e. Dapat diterima


(20)

20

5. Implikasi Manajemen Seni Pertunjukan pada kegiatan pembelajaran seni musik.

Pendidikan seni khususnya musik adalah sangat unik karena di dalamnya terdapat unsur ekspresi, estetis dan kreasi atau kreativitas. Pendidikan seni musik juga penting untuk dipelajari karena pendidikan seni musik dapat melestarikan nilai-nilai budaya, merupakan media penyaluran bakat, dapat menggali dan mengembangkan kreativitas, serta dapat mendidik seseorang menjadi manusia yang bermoral. Pendidikan seni dapat diimplikasikan pada sebuah manajemen seni pertunjukan. Secara umum nilai-nilai yang dapat diambil dari manajemen seni pertunjukan adalah nilai-nilai kebersamaan, sikap saling menghormati, sikap saling bekerjasama, apresiasi, serta kreativitas. Pada sebuah organisasi atau manajemen dibutuhkan adanya kebersamaan yang tinggi dari masing-masing anggota, sikap saling menghormati, dan sikap saling bekerjasama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu, apresiasi dan kreasi juga akan melengkapi sebuah organisasi atau manajemen menjadi suatu organisasi yang indah dan menarik sehingga hasil yang dicapai juga tidak mengecewakan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran meliputi :

1. Pemateri menyampaikan inti dari semua materi tentang manajemen seni pertunjukan kepada peserta dengan jelas.

2. Peserta diberi tugas:

- Mencermati pada salah satu organisasi penyelenggara pertunjukan,

yang mengarah pada tujuan pembelajaran dalam modul.

- Mengidentifikasi struktur organisasi beserta uraian kerjanya.

- Mendiskusikan dengan kolega dari hasil pengamatan.

- Melakukan eksperimen lanjutan hal-hal berkaitan manajemen seni


(21)

21

3. Pemateri memberikan pembahasan terkait jawaban dari soal evaluasi pada kegiatan pembelajaran ini.

E. Latihan/ Kasus /Tugas

1. Salah satu pedoman umum dalam melakukan koordinasi yang baik yaitu a. Mengarahkan semuan ide atau gagasan kearah pencapaian tujuan. b. Memberikan sanksi pada anggota bila salah.

c. menggunakan lebih banyak komunikasi informal daripda formal. d. menghindari penyimpangan tugas dari tujuan

2. Sebuah hasil dari kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan masa yang akan datang yaitu …

a. kemampuan memprediksi b. kemampuan menghitung biaya c. kemampuan komunikasi

d. kemampuan pengukuran kinerja

3. Langkah kedua dalam proses perencanaan adalah …. a. menetapkan sasaran dan tujuan

b. analisis persaingan c. memperkirakan organisasi

d. merumuskan misi ke dalam suatu pernyataan

4. Salah satu kegiatan dalam perencanaan jangka pendek adalah … a. Repelita

b. membuat kebijakan atau prosedur c. proses pengembangan produk

d. penjadwalan setiap hari atau setiap minggu

F. Rangkuman

Perencanaan adalah kegiatan menentukan sasaran yang akan dicapai di masa depan dan cara yang akan ditempuh untuk mencapainya. Sebagai contoh sasaran dan kegiatan kelompok seni pertunjukan misalnya:


(22)

22

 Sasaran: melakukan pentas tiga bulan sekali dalam setahun

 Kegiatan: memilih repertoar lagu, aransemen, latihan, mencari gedung pertunjukan, mencari dana

Rencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek atau rencana operasional dapat terdiri dari rencana kegiatan selama satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Rencana kegiatan tersebut agak rinci dan meliputi kegiatan yang akan dilakukan, waktu dan tempat, jadwal, biaya yang diperlukan dan penanggungjawab kegiatan. Rencana jangka panjang meliputi keseluruhan kegiatan organisasi yang disebut rencana stratejik. Rencana jangka pendek dibedakan menjadi rencana bagian dan rencana organisasi. Rencana bagian misalnya: rencana latihan, rencana promosi, rencana keuangan. Sedangkan rencana organisasi adalah rencana keseluruhan organisasi yang juga meliputi rencana bagian-bagian dari organisasi.

Tahapan perencanaan proyek adalah:

 Perumusan maksud dan tujuan proyek

 Perumusan sasaran proyek

 Perumusan cakupan proyek

 Struktur uraian kegiatan

 Urutan kegiatan

 Penjadwalan kegiatan

 Anggaran proyek

Pengorganisasian suatu kegiatan dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

 Merinci pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran organisasi atau unit kerja.

 Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan tersebut ke dalam unit-unit yang secara logis dan wajar dapat dilaksanakan oleh satu orang atau sekelompok orang.

 Membagi tugas yaitu menugaskan setiap anggota organisasi di bagian-bagian yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.

 Menyusun mekanismen untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan atau unit-unit kerja yang dibentuk. Mekanisme koordinasi perlu disusun


(23)

23

agar setiap anggota konsisten dengan sasaran organisasi serta untuk mengurangi konflik-konflik yang membahayakan.

Sesudah mengurutkan kegiatan kemudian mengelompokkan pekerjaan dengan dasar pilihan sebagai berikut:

 Fungsional: organisasi ibagi berdasarkan kelompok-kelompok fungsional seperti: pemasaran, produksi, keuangan dan sumber daya manusia.

 Kegiatan: organisasi dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan misalnya musik orkestra, teknisi, partisi

 Wilayah: organisasi dibagi berdasarkan daerah tempat organisasi beroperasi misalnya Twillite Orkestra cabang Yogyakarta, Surabaya Simponi Orkestra cabang Yogyakarta.

 Proses: organisasi dibagi berdasarkan jenis proses yang dilakukan, misalnya bagian aransemen, penulisan part atau partisi, bagian penggandaan, bagian latihan dan bagian pementasan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada kegiatan belajar 1 ini, peserta sudah mendapat penjelasan tentang manajemen seni pertunjukan dengan konten pembahasan tentang konsep manajemen seni pertunjukan, perencanaan organisasi seni pertunjukan, pengorganisasian kegiatan, pengarahan anggota, pengendalian organisasi. Selain mendapatkan pemahaman tentang konsep seni pertunjukan dari penjelasan pengajar, peserta juga disarankan untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada modul ini, sehingga peserta secara langsung akan menghadapi problematika terkait permasalahan manajemen seni pertunjukan.

Rencana pengembangan dan implementasi dari kegiatan belajar 1 ini adalah dengan mengaplikasikan konsep manajemen seni pertunjukan yang ada pada tataran konsep ke tataran proses pementasan. Melalui pemahaman yang baik pada tataran teoritis, peserta diharapkan dapat mengaplikasikan pada kegiatan pembelajaran dan pada penyelenggaraan pementasan musik.

Kegiatan pembelajaran 1 dengan konten pembahasan manajemen seni pertunjukan pada tataran teoritis akan memudahkan kita ketika kita hendak


(24)

24

memanipulasi pementasan agar terkesan lebih menarik. Hal ini tentunya akan mendukung proses pembelajaran berikutnya. Tanpa pemahaman tantang manejemen yang baik, pementasan karya musik yang kita selenggarakan akan cenderung statis dan kurang menarik.

H.

Kunci Jawaban

1. C 2. A 3. D 4. D


(25)

25

Kegiatan Pembelajaran 2 :

Tata Teknis Pentas

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Dengan mempelajari modul ini peserta mampu memahami hakikat Tata Teknik Pentas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari modul ini peserta mampu: 1. Peserta mampu mengidentifikasi tata panggung. 2. Peserta mampu mengidentifikasi tata suara. 3. Peserta mampu mengidentifikasi tata cahaya. 4. Peserta mampu mengidentifikasi tata busana.

C. Materi Pembelajaran

Seni musik merupakan salah satu jenis kesenian yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan sampai saat ini masik eksis keberadaannya. Oleh karena itu, sebagai pendidik seni musik harus mampu mengembangkan selaras dengan perkembangan, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Di samping itu seseorang yang menggeluti bidang musik tidak cukup dengan belajar keterampilan memainkan alat musik saja, tetapi harus didukung dengan pengetahuan, apresiasi, dan ilmu seni yang lainnya. Dengan demikian di dalam mempelajari seni musik, tidak sekedar dapat memainkan musik saja melainkan harus pula mempelajari unsur-unsur lain yang tidak dapat ditinggalkan pada saat pementasan hasil karya seni musik. Komponen-komponen tersebut antara lain tempat, sound system, lighting

dan perlengkapan pendukung yang terkait, yang lebih dikelanal dengan tata teknik pentas.

Tata dan teknik pentas merupakan salah satu pendukung dalam sebuah pertunjukan atau pementasan, karena seperti yang dijelskan diawal bahwa pentas merupakan unsur yang sangat menunjang dalam sebuah


(26)

26

pemintasan. Bisa dikatakan bahwa tidak mungkin ada pertunjukan tanpa pentas. Pentas dalam artian disini tidak hanya dipersempit bermakna panggung, tetapi pentas disni adalah tempat pertunjukan itu dilangsungkan. Pengertian tata dan teknik pentas agar lebih sederhana di bagi sebai berikut Tata berarti mempunyai makna selesai diatur. Yaitu susunan atau aturan; Teknik mengandung makna cara memperlakukan atau cara pelaksanaan segala sesuatu yang berkenaan dengan benda-benda yang diperlukan. Dan bisa juga diartikan menguasai cara kerja benda-benda yang diperlukan; Pentas adalah sebuah tempat yang dipergunakan untuk memintaskan sesuta pemeranan yang dengan sadar mengisaratkan nilai kesenian. Kemudian kalau digabung antara tata dan pentas mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan pentas yang telah diatur. Segala sesuatu itu tidak termasuk manusia (aktor) sebagai media yang berada diatas pentas, akan tetapi dibatasi hanya pada benda-benda mati. Dalam hal ini pula dibedakan antara perancang tata pentas dengan pelaksana tata pentas. Perancang tata pentas cenderung menangani masalah yang berkenaan dengan pertanyaan “mengapa tata pentas dibuat begitu?” sedangkan pelaksana tata pentas cenderung berhadapan dengan masalah “bagaimana tata pentas dibuat begitu?”. Jadi, apabila tentang penataan pentas maka yang dimaksud adalah pelaksanaan pentas. Pelaksanaan tata pentas harus menguasai teknis pentas. Teknis pentas merupakan cara kerja memperlakukan atau menguasai cara kerja benda-benda yang diperlukan dalam hubungannya dengan pentas. Ruang lingkup tata teknis pentas antara lain pengenalan pentas atau panggung (staging), komposisi pentas

(composition), tata rias (make up), tata busana (costuming), tata lampu

(lighting), dekorasi (scenery), dan tata suara (sound sistem).

Dengan adanya penguasaan pentas atau panggung dan segala macam pengetahuannya, maka pertunjukan akan lebih menarik. Maka dari itu pengetahuan Tata Teknik Pentas perlu dipelajari oleh mereka yang menggeluti seni musik pada khususnya dan seni pertunjukan pada umumnya. Tata Teknik Pentas ini menjadi lebih berarti apabila penata artistik mampu memberi makna kepada bagian-bagian tersebut sehingga unsur-unsur tersebut tidak hanya sebagai bagian yang menempel atau


(27)

27

mendukung, tetapi lebih dari itu merupakan kesatuan yang utuh dari sebuah pementasan.

1. Tata Panggung

Tata panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama pementasan berlangsung. Tujuannya tidak sekedar supaya permainan bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana panggung . Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan dan suasanan lakon yang dibawakan, sehingga menimbulkan suasana istimewa.Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti; suara pemain, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni. Tata Rias dan Tata Busana adalah pengturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton.

Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah Stage

melingkupi pengertian seluruh panggung. Jika panggung merupakan tempat yang tinggi agar karya seni yang diperagakan diatasnya dapat terlihat oleh penonton, maka pentas juga merupakan suatu ketinggian yang dapat membentuk dekorasi, ruang tamu, kamar belajar, rumah adat dan sebagainya. Jadi beda panggung dengan pentas ialah pentas dapat berada diatas panggung atau dapat pula di arena atau lapangan. Pengertian di atas dapat dijelaskan, pentas merupakan bagian dari panggung yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi dekorasi dan penonton dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung pementasan.

Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam. 1. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura

Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana


(28)

28

penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch).

Panggung prosenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.

Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka dipasanglah layar-layar (curtain)

dan sebeng-sebeng (Side wing). Maksudnya agar segala persiapan pertunjukan dibelakang pentas yang sifatnya bukan pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium tidak seakrab pentas arena, karena memang ada kesengajaan atau kesadaran membuat pertunjukan dengan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu dari pertunjukan itu kemudian menjadi konvensi. Maka dari itu pertunjukan yang melakukan konvensi demikian disebut dengan pertunjukan konvensional.


(29)

29

Gambar 1 : bentuk panggung proscenium 2. Panggung portable

Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.

Gambar 2 : Panggung portable

3. Panggung Arena

Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga (peninggi) ditempatkan di belakang masing-masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus


(30)

30

tidak mengganggu pandangan penonton. Berbagai macam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut :

Gambar 3 : panggung arena

4. Panggung Terbuka

Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut.


(31)

31 Doc. Tendarigging.blogspot.com

Gambar 4. Denah panggung terbuka

5. Panggung Kereta

Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang diperlengkapi menurut kebutuhan dan perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk memarkir kereta dan penonton bebas untuk menonton.

Panggung selain memiliki fungsi sebagai tempat aksi pertunjukkan, juga bisa menjadi identitas sebuah band. Dalam sejarahnya, tata panggung konser musik selalu mengalami perkembangan. Era 70-an panggung mungkin tidak menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Para musisi (termasuk menejer-nya) merasa cukup nyaman dengan setting panggung yang ala kadar-nya. Bagian yang menjadi perhatian biasanya hanya sound


(32)

32

system yang disediakan panitia. Setting panggung yang mirip dengan pesta 17-an, tidak begitu dihiraukan oleh sebagian musisi.

Tata panggung dengan konstruksi dan desain seadanya, misalkan hanya menggunakan papan-papan yang disusun, dan ditopang oleh balok atau besi yang di-skrup, membuat nyaman penyanyi beraksi. Selain konstruksi yang seadanya, tata pencahayaan (saat konser malam) juga tidak begitu diperhatikan. Ketersediaan beberapa lampu sorot warna-warni sudah cukup memuaskan para pengisi panggung yang tampil.

Situasi dahulu berbeda dengan sekarang. Tata panggung konser sudah lebih megah dan moderen. Selain menggunakan peralatan yang praktis, biasanya besi yang di plug-in sebagai konstruksi dan material pendukung lainnya, seperti lampu LED, plastik "melamin" sebagai dasar atau lantai panggung. Sebagian penyedia peralatan panggung kini malah menyediakan sejumlah layanan untuk menjadi bahan request bagi siapapun yang ingin menyewanya. Mereka tidak hanya menyediakan konstruksi dan tampilannya saja, namun juga sudah merambah ke jasa dan layanan tata cahaya. Intinya, kini bagi siapapun penyelenggara yang menginginkan panggungnya apik bin ciamik tinggal pilih saja paketnya, layaknya memilih makanan di restoran cepat saji.

Gambar 5 : Panggung diatas mobil trailer


(33)

33

Pemasangan soundsystem untuk pertunjukan dan rekaman mempunyai dua komponen utama yaitu: mikropon dan mixer. Mikropon digunakan untuk mencuplik suara sedangkan mixer digunakan untuk menggabungkan semua sinyal tersebut. Sinyal yang keluar dari mixer dihubungkan dengan amplifier. Amplifier akan menguatkan sinyal tersebut untuk diberikan ke speaker. Speaker kemudian akan mengubah sinyal tersebut menjadi gelombang akustik sebagai bunyi.

Kemudian dalam sistem tata suara juga terdapat prosesor yang pada umumnya dihubungkan diantara mixer dan amplifier. Prosesor digunakan untuk meningkatkan kualitas sinyal audio. Prosesor yang paling umum digunakan yaitu equaliser, effect, dan kompresor. Equaliser pada dasarnya merupakan kumpulan pengontrol nada yang dapat mempertinggi atau meredam frekuensi sinyal audio secara spesifik. Effect digunakan untuk memberikan special efek bunyi, seperti reverb (suara bergaung) dan delay (memberikan penundaan sinyal). Kompresor mengatur level sinyal yang bervariasi. Sinyal yang terlalu kuat hingga melewati batas yang diberikan pada kompresor akan diredam. Dalam hal ini, kompresor dapat membantu mencegah kerusakan pada speaker.

Tata suara dapat dibedakan menjadi a. Input suara

Input suara merupakan rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan suara seperti: tape recorder, mikrofon, disc player, keyboard dan alat musik elertronik yang lain. Dalam hal ini mikrofon adalah jenis input suara yang paling sering digunakan. Mikrofon adalah alat teknik yang berguna untuk memperbesar volume suara, bunyi, efek bunyi dan musik. Dalam teater mikrofon bisa sangat membantu tetapi juga sering membuat repot, karena masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon, kurang tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini ada sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya.

 Dynamic Microphone

Microphone dinamik bekerja dengan mengunakan induksi elektromagnetik. Menggunakan kumparan dan membran sebagai media pengubah energi suara menjadi energy listrik, cocok digunakan di lapangan (outdoor) dan mempunyai frekwensi respon


(34)

34

antara 40Hz – 16Khz. Mic ini harganya tidak terlalu mahal dan tahan terhadap uap air, karena alasan itulah mic jenis ini banyak dipakai oleh para penyanyi ketika berada dipanggung.

Gambar 6 : Skema Mikrofon dinamik

Gambar 7 : Mikrofon dinamik

Mikrofon dinamik pada mempunyai keunggulannya adalah sebagai berikut:

- tahan cuaca lembab

- mampu untuk frekuensi yang mempunyai tekanan tinggi (spl tinggi)


(35)

35 - frekuensi respon baik - tidak memerlukan batrei

 Condensor Microphone

Mic jenis ini menggunakan sebuah elektroda metal yang sangat Tipis (biasanya berupa lembar plastik yang dilapisi metal) ditempatkan didepan elektroda lain (counter electrode) yang dibuat dari logam atau keramik yang dilapisi oleh logam. Kedua keeping ini berlaku sebagai kapasitor. diberikan tegangan 48 Vdc, dengan sensitivitas yang tinggi, cocok digunakan didalam ruangan. Lebih sensitif dengan frekwensi respon antara 50hz – 12Khz.

Gambar 8 : Skema Mikrofon condensor


(36)

36

Condensor microphone mempunyai keunggulannya sebagai berikut:

- lebih peka pada sound pressure level (SPL meter) rendah - level output lebih besar

- level noise lebih rendah - frekuensi respon paling baik

 Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu “clip mic”,mic bias yang memiliki karakteristik omni, di negara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm – 30 cm

Gambar 9 : Lavalier mic/personal mic/clip-on mic

 Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga bisa diatur mendekat atau menjauh dari pemain.


(37)

37

Gambar 10 : mic boom

b. Mixer

Mixer adalah pengolah dan pencampur suara. Setiap orang biasanya memiliki karakter suara yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain, untuk itu diperlukan pengolahan suara yang sempurna sehingga dapat menghasilkan suara seperti yang dikehendaki. Untuk dapat mengolah suara dengan baik kita haru mengetahui secara jelas fungsi setiap bagian tombol yang ada di sebuah mixer. Berikut jenis tombol dan fungsinya:

 Gain

Berfungsi sebagai penambah power, untuk keseluruhan dari bass, mid, treble.

 Low

Berfungsi untuk menambah atau mengurangi respon frekuensi rendah.

 Treble

Berfungsi untuk menambah suara menjadi lebih tinggi atau efek tajam.

 Master

Untuk menambah atau mengurangi volume keseluruhan setelah semua di setting.


(38)

38

Gambar 11 : Mixer

c. Equalizer

Equalizer adalah sebuah perangkat yang umum digunakan dalam sound sistem atau tata suara.Alat ini berfungsi untuk membentuk warna suara dan menyamakan dengan bunyi asli. Equalizer juga merupakan salah satu perangkat paling populer untuk mengatasi kendala akustik dan masalah

frrdback.

Gambar 12 : Equalizer

d. Power Amplifier


(39)

39

Gambar 13 : Power Amplifier

e. Loud Speaker

Speaker adalah tujuan akhir dari suatu sinyal. Speaker inilah yang merupakan sinyal kita, sehingga suara dapat terdengar digendang telinga.

Gambar 14 : Speaker

3. Tata Cahaya

Salah satu unsur penting dalam pementasan adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk menerangi panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat. Lighting terbagi menjadi dua yaitu:


(40)

40

a. Lighting sebagai penerangan. Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi panggung beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat terlihat.

b. Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsi lighting sebagai unsur artisitik pementasan. Yang satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah.

Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain :

a. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting

dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan.

b. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 450 di atas panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tatacahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah.

c. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna.

d. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya.

Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan listrik dan segala aturan keselamatan pemasangan listrik. Distribusi


(41)

41

cahaya menjadi bagian yang penting dalam perencanaan tata cahaya agar seluruh wilayah permainan dapat tercahayai, sehingga perubahan gerak dan ekspresi wajah dapat diamati oleh penonton dengan baik.

Melihat posisinya terhadap pentas, maka pencahayaan dapat dibagi menjadi: a. Front Light

Cahaya yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat wajah dapat terlihat dari penonton. Jarak sumber cahaya dan objek cukup jauh maka diperlukan profile, lekollite, ellipsoidale agar cahaya dapat dikendalikan, karena dengan menggunakan shutter cahaya yang menerpa dinding proscenium dapat dihilangkan.

b. Over Head

Cahaya berasal dari atas kepala pemain dengan tujuan mencahayai area panggung dari atas. Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya tegak lurus diatas kepala pemain (downlight) meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tidak tersalur akibat posisi tersebut. Karena jarak yang tidak terlalu jauh,type Fresnell dan Plano Convex (PC) menjadi pilihan. Namun karena pertimbangan ekonomis PAR CAN Medium menjadi alternatif.

c. Down Light

Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya tegak lurus diatas kepala pemain, meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tak tersalur akibat posisi tersebut. PC, Fresnell dan Lekolite menjadi pilihan, namun PAR CAN Very Nerrow dapat menjadi alternatifnya.

d. Back Light

Cahaya yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas pemain menjadi lebih terang dibanding bagian lain, dengan demikian pemain seakan-akan tidak menempel dengan backdrop. Fresnell dan PAR Can Medium menjadi pilihannya.


(42)

42

Cahaya berasal dari samping yang berguna mencahayai sisi kiri atau kanan pemain. Cahaya ini amat dibutuhkan untuk karya tari utamanya balet karena banyak gerakan angkat kaki dan lompat.

c. Cyclorama

Cahaya yang lembut dari atas (upper horizone) dan dari lantai panggung ( lower horizone) yang berfungsi memberikan cakrawala dan perubahan-perubahan suasana.

Gambar 15 : Diagram tata cahaya

4. Tata Busana

Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara mengenakannya. Tata busana sebenarnya memilki hubungan yang erat dengan tata rias. Karena itu, tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap penata rias. Artinya, penata rias sekaligus juga menjadi penata busana. Dengan kata lain, tata rias dan tata busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling mendukung.

Akan tetapi, sering pula terjadi tugas penata rias dipisahkan dengan tugas mengatur pakaian. Artinya, penata rias hanya khusus merias wajah, sedangkan penata busana yang mengatur pakaian/busana para pemain


(43)

43

dengan pertimbangan untuk mempermudah dan mempercepat kerja. Meskipun demikian, penata rias dan penata busana harus bekrja sama saling memahami, saling menyesuaikan, dan saling membantu agar hasil akhirnya memuaskan. Penata rias dan penata busana hars mampu menafsirkan dan memantas-mantaskan rias dan pakaian yang akan di pentaskan oleh pemain.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran meliputi :

1. Pemateri menyampaikan inti dari semua materi tentang tata teknik pentas kepada peserta dengan jelas.

2. Peserta diberi tugas:

- Mencermati kegiatan persiapan pementasan musik melalui video, yang mengarah pada tujuan pembelajaran dalam modul.

- Mengidentifikasi unsur-unsur pementasan musik. - Mendiskusikan dengan kolega dari hasil pengamatan.

- Melakukan eksperimen lanjutan hal-hal berkaitan tata teknik pentas, agar memperoleh pemahaman yang lengkap.

11) Pemateri memberikan pembahasan terkait jawaban dari soal evaluasi pada kegiatan pembelajaran ini.

A. Rangkuman

Tata Teknik Pentas merupakan pengetahuan yang mempelajari seluk beluk tentang pementasan atau pertunjukan; antara lain pengenalan pentas atau panggung (staging), komposisi pentas (composition), tata rias (make up), tata busana (costuming), tata lampu (lighting), dekorasi (scenery), dan tata suara (sound sistem).

Tanpa memperhatikan unsur-unsur tersebut di atas, pertunjukan tari kurang menarik, monoton, banyak pengulangan, bahkan tidak dapat berjalan dengan lancar dan baik. Sebagai contoh, apabila seseorang menyanyi dengan arah hadap hanya kedepan saja tidak ada variasi maka akan


(44)

44

terlihat monoton dan membosankan, berbeda apabila dibuat variasai arah yang lebih komunikatif, walaupun geraknya-dan langkah dan gayanya masih sama tetapi akan nampak menarik.

Adanya penguasaan pentas/panggung dan segala macam pengetahuannya, maka pementasan musik akan lebih menarik. Maka dari itu pengetahuan tata teknik pentas perlu dipelajari oleh mereka yang menggeluti seni musik pada khususnya dan seni pertunjukan pada umumnya.

B. Latihan/Tugas/Kasus

1. Mengapa tata teknik pentas perlu dipelajari?

2. Sebutkan dengan lengkap komponen pendukung tata teknik pentas! 3. Sebutkan ruang lingkup tata teknik pentas!

4. Apa manfaat mempelajari tata teknik pentas?

5. Apa fungsi tata teknik pentas dalam pertunjukan seni musik?

C. Umpan Balik

Pada kegiatan belajar 2 ini, peserta sudah mendapat penjelasan tentang tata teknik pentas dengan konten pembahasan tentang pengertian tata teknik pentas, ruang lingkup tata teknik pentas, manfaat tata teknik pentas. Selain mendapatkan pemahaman tentang konsep tata teknik pentas dari penjelasan pengajar, peserta juga disarankan untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada modul ini, sehingga peserta secara langsung akan menghadapi problematika terkait permasalahan pementasan.

Rencana pengembangan dan implementasi dari kegiatan belajar 2 ini adalah dengan mengaplikasikan konsep tata teknik pementasan yang ada pada tataran proses pementasan. Melalui pemahaman yang baik pada tataran teoritis, peserta diharapkan dapat mengaplikasikan pada kegiatan pembelajaran dan pada penyelenggaraan pementasan musik.

Kegiatan pembelajaran 2 dengan konten pembahasan tata teknik pentas pada tataran teoritis akan memudahkan kita ketika hendak memanipulasi pementasan agar terkesan lebih menarik. Hal ini tentunya akan mendukung proses pembelajaran berikutnya. Tanpa pemahaman tata


(45)

45

teknik pentas yang baik, pementasan karya musik yang kita selenggarakan akan cenderung statis dan kurang menarik.

D. Kunci Jawaban

1. Karena pertunjukan musik akan kurang menarik, monoton, bahkan kemungkinan tidak dapat berjalan dengan lancar dan baik. Adanya penguasaan panggung dan segala macam pengetahuannya, maka pertunjukan akan lebih menarik. Maka dari itu pengetahuan tata teknik pentas perlu dipelajari oleh pemusik, seniman maupun pendidik seni musik.

2. Komponen pendukung adalah panggung (staging), komposisi pentas

(composition), tata rias (make up), tata busana (costuming), tata lampu

(lighting), dekorasi (scenery), dan tata suara (sound sistem).

3. Ruang lingkup tata teknik pentas meliputi tata panggung, tata dekor, tata cahaya, tata suara, perlengkapan pentas, dan cara perlakuannya. Semua komponen itu saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam sebuah kegiatan pertunjukan.

4. Manfaat bagi individu menjadikan mereka (seniman, artis, guru seni , sutradara, koreografer, dan lain-lain) percaya diri, karena dapat menguasai panggung arena pertunjukan, dan membuat penonton tertarik.

5. Fungsinya adalah menjadikan pertunjukan musik lebih baik, bagus, indah, memberikan kepuasan, serta bermakna bagi penonton dan para artisnya sendiri.


(46)

46

Kegiatan Pembelajaran 3 : Pementasan Seni Musik

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Dengan mempelajari modul ini peserta diklat memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis pementasan musik, dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran seni musik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis bentuk pementasan musik, dan mampu menganalisis tentang unsur-unsur yang diperlukan dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara dengan baik dan benar.

2. Menerapkan pementasan musik, dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara, dengan baik dan benar.

3. Menganalisis unsur-unsur penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara dengan baik dan benar.

4. Menerapkan penilaian musik dalam format solo, duet, trio, kuartet, kuintet, ansambel campuran, ansambel sejenis, dan paduan suara dengan baik dan benar.

C. Materi Pembelajaran

1. Pementasan Musik

Proses akhir dari pembelajaran seni adalah penyajian karya seni, baik secara perseorangan ataupun kelompok. Setelah mengikuti rangkaian pembelajaran teori dan apresiasi seni musik, siswa diharuska menyelenggarakan pementasan untuk menampilkan karya musik. Proses penampilan karya musik ini tentu saja harus melalui rangkaian kegiatan yang terorganisasi sehingga proses penampilan musik bisa baik dan terarah. Kegiatan yang harus dilakukan untuk mempersiapkan sebuah pementasan musik meliputi kegiatan pengorganisasian pertunjukan, pemilihan dan penyusunan karya musik yang akan ditampilkan,


(47)

latihan-47

latihan memainkan musik secara bersama, melaksanakan pementasan musik, dan akhirnya evaluasi kegiatan pertunjukan.

Pementasan musik sebagai salah satu budaya dari manusia yang lahir dari perasaan dan hasil ungkapan yang berbentuk ucapan. Musik dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan sehingga seseorang akan hanyut oleh suara alunan musik. Pementasan seni musik merupakan penyajian fenomena bunyi yang disajikan dalam bentuk musik yang berkualitas, untuk dapat didengar dan dinikmati oleh manusia. Karena musik memiliki jiwa, hati, pikiran, dan kerangka sebagai penyangga tubuh layaknya seorang manusia. Penyajian pementasan musik dalam waktu yang tepat dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat menimbulkan kepuasan batin yang luar biasa, perasaan senang dan gembira. Pementasan musik dapat dipandang dari berbagai sudut yang berbeda:

 Pendidikan

Dalam konteks ini pementasan musik dapat dilihat bentuk musik yang disajikan , misalkan pementasan musik ansambel karena didalamnya terdapat unsur-unsur norma kehidupan bermasyarakat seperti kerjasama, toleransi, dan lain-lain, atau pementasan musik angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. Musik banyak digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak, seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daijono, A. T. Mahmud, Ibu Sud, semua berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orang tua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu tersebut.


(48)

48

Dalam konteks ini pementasan musik dirancang untuk tujuan hiburan saja. Namun, pada umumnya penyajian musik hiburan mempunyai dua tujuan sekaligus, yaitu menghibur pendengarnya dan memperoleh keuntungan komersial. Sebagai contoh, musik-musik pop sekarang ini mempunyai tujuan rekreatif sekaligus komersial bagi pencipta, penyanyi, dan produsennya. Akan tetapi, bagi masyarakat jenis musik ini semata-mata dinikmati sebagai sarana hiburan.

 Kreasi

Dalam konteks ini, pementasan musik diperuntukkan hanya untuk menggali dan mengembangkan kreativitas anak didik. Karya ciptaan yang disajikan biasanya merupakan hasil akhir dari atu materi pembelajaran, dengan cara melakukan berbagai eksplorasi terhadap berbagai jenis penyajian musik, seperti nyanyi tunggal, ansambel ataupun band.

 Komersil

Jenis pementasan musik ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan finansial, baik bagi penciptanya maupun pemainnya. Kesuksesan bisa dilihat dari jumlah penjualan tiket. Semakin banyak tiket terjual semakin tinggi pula tingkat keberhasilannya. Bentuk-bentuk pertunjukan musik antara lain:

 Solo

Penyajian musik melibatkan seorang pemain musik/vokal

 Duet

Penyajian musik melibatkan 2 orang pemain musik/vokal

 Trio

Penyajian musik melibatkan 3 orang pemain musik/vokal

 Kwartet

Penyajian musik melibatkan 4 orang pemain musik/vokal

 Kwintet


(49)

49

 Ansambel

 Orkestra

2. Tata Cara dalam Pementasan Musik

Menyajikan karya musik merupakan hal yang pada umumnya ditunggu setelah melaksanakan proses belajar. Sebagian besar orang ingin menampilkan hasil belajarnya tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pementasan. Dalam pikiran mereka biasanya terbanyang penampilan seperti layaknya penyanyi atau pemusik terkenal ketika beraksi di hadapan publiknya. Hal tersebut tidak dapat sepenuhnya disalahkan karena selayaknya seperti itulah proses penampilan musik. Hal-hal yang menentukan keberhasilan sebuah pementasan musik diantaranya kemampuan teknis, seorang pemusik dituntut pula untuk mampu berkomunikasi dengan publiknya, baik secara verbal (dengan ucapan dan kalimat-kalimat biasa) maupun secara nonverbal melalui karya musik yang dimainkannya. Kemampuan berkomunikasi ini tidak lantas muncul begitu saja dalam diri pemusik, ia harus mempersiapkan dirinya terlebih dahulu dari berbagai aspek, seperti bagaimana ia bersikap pada saat memaikan atau penampilan karya musik, bepakaian, memasuki pentas, berjalan di atas pentas, memperlakukan alat-alat musik, mengatasi rasa gugup ketika berhadapan dengan publik, dan sebagainya. Hal-hal tersebut sudah seharusnya dilatih secara cermat oleh setiap pemusik dan penyanyi.

a. Proses Pesiapan Pertunjukan Musik Berdasarkan Jenis Lagu, Urutan, dan Durasi Waktu.

Suatu pertujukan seni musik biasanya kompleks, banyak resiko, penuh ketidakpastian. Semakin besar kegiatan, semakin kompleks, dan semakin besar ketidakpastianya. Agar harapan atau sasaran suatu pertunjukan musik tercapai, maka mau tidak mau harus melakukan persiapan atau perencanaan. Apabila pertunjukan musik bertujuan meningkatkan apresiasi penonton terhadap musik, maka sasaran mutu dan kualitas lagu harus dapat membuat sejumlah penonton ingin menonton kembali.


(50)

50

b. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun materi pementasan adalah sebagai berikut:

 Memahami tema acara pertunjukan musik

 Memahami maksud dan tujuan tema acara pertunjukan musik.

 Memahami sasaran penonton/penikmat musik.

 Pemilihan repertoar disesuaikan dengan tema acara pertunjukan musik.

 Memperhitungkan durasi waktu pelaksanaan.

 Struktur urutan materi pementasan disesuaikan dengan tema acara pertunjukan musik (intensitas rendah, sedang, tinggi). a. Setting tempat dan panggung

Sebuah pertunjukkan musik terbentuk oleh berbagai elemen pendukung, sehingga pemain musik dan penonton dapat berinteraksi melalui musik, musik yang dimainkan dan musik yang didengar dan penampilan yang ditonton.

Sejak tahun 1970-an, pertunjukkan musik sudah berkembang dengan berbagai konsep yang disajikan. Sekarang, pertunjukkan musik semakin kompleks dan melibatkan banyak pihak dengan tambahan banyak elemen.

Panggung musik, di-setting sedemikan rupa untuk membentuk sebuah atmosfer yang diinginkan dan dicapai melalui beberapa elemen, seperti lighting, backdrop, stage level, floor, instalasi, visual, dan berbagai macam lainnya. Sehingga sebuah pertunjukkan musik pun semakin besar pengaruhnya untuk dinikmati. Membentuk dan membangun atmosfer yang sangat besar dan memperkuat daya tarik dan kualitas pertunjukkan.

Backdrop menjadi elemen klasik di panggung musik. Di mana saat ini backdrop banyak dikembangkan menjadi bentukvisual, gambar bergerak yang bisa menjadi perwujudan pesan lagu, atau bahkan singkronisasi dari musik yang dimainkan.

Beberapa pertunjukkan musik elektronik banyak menggunakan konsep audio-visual performance, di mana visual yang menjadi backdrop itu disingkronisasikan dengan tempo, beat, atau


(51)

51

bahkan melodi. Visual ikut bermain, sama halnya dengan musisi yang beraksi di atas panggung. Visual membantu membentuk suasana menjadi lebih terasa, penonton yang dimanjakan dengan sajian audio-visual ini tentu saja akan merasakan sebuah pengalaman berharga. Visual di panggung musik ini sudah menjadi salah satu elemen wajib bagi beberapa band, khususnya musik-musik elektronik.

Lighting adalah simbol dari kemegahan sebuah pertunjukkan musik. Berbagai jenis lighting mampu memberikan reaksi yang berbeda-beda. Setting lighting pun sangat beragam. Mungkin lighting adalah elemen yang paling banyak pilihan untuk dikembangkan ke dalam instalasi. Bisa di-setting di setiap sudut panggung, di lantai panggung, di setiap tiang panggung, di setiaprigging stage atau bahkan menambahkan banyak instalasi dan rigging dengan konsep-konsep tertentu. Selain lighting, elemen stage installation adalah yang paling menarik.

3. Bentuk-bentuk pementasan musik

Nyanyi tunggal

Pementasan bentuk nyanyi Tunggal adalah pementasan bernyanyi seorang diri dengan diiringi langsung alat musik keyboard, minus one


(52)

52

Doc. www.youtube.com

Gambar 16: pementasan nyanyi tunggal

Gitar tunggal

Eksistensi gitar tunggal lebih dikenal dengan gitar klasik di Indonesia tumbuh berkembang dengan pesat, bahkan gitar klasik kaitanya dengan pertumbuhan anak, membantu dalam sifat estetis perkembangan jiwa anak, serta dapat menggali potensi kecerdasan anak seperti membangun daya ingat anak. Bahkan gitar tungga dapat didayagunakan sebagai media pendidikan musik di sekolah.


(53)

53

Doc. Direktorat pembinaan SMK

Gambar 17: pementasan gitar tunggal

Vokal grup

Penyajian musik dengan mengutamakan paduan harmoni vokal yang dirangkum dalam lagu. Disajikan oleh beberapa orang pemain musik, vokalis dan atau vokalis sekaligus memainkan alat musik dengan aramsemen lebih kreatif.

Doc. Word-videos.ru

Gambar 18: pementasan vokal grup


(54)

54

Paduan suara atau koor (dari bahasa Belanda, koor) merupakan istilah yang merujuk kepada penyajian kelompok musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh kelompok tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara terdiri atas beberapa bagian suara, umumnya pembagian suara terdiri dari sopran, alto, tenor dan bass, atau dikenal dengan sebutan SATB. Paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen. Walaupun dapat dikatakan bahwa tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan suara. Selain empat suara, jumlah jenis suara yang paling lazim terdapat dalam paduan suara adalah tiga, lima, enam, dan delapan. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara tersebut diistilahkan menyanyi secara unisono.

Paduan suara dapat disajikan dengan bernyanyi tanpa iringan alat musik. Bernyanyi tanpa iringan alat musik biasanya disebut sebagai bernyanyi acappella. Bila bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring paduan suara dapat bebas, terdiri dari satu alat musik saja, beberapa alat musik, atau bahkan satu orkestra penuh.

Terdapat banyak pandangan mengenai bagaimana masing-masing kelompok bagian suara dalam paduan suara ditempatkan di panggung pada suatu penampilan. Pada paduan suara simfonik,

biasanya bagian-bagian suara diatur dari suara tertinggi ke suara terendah (misalnya sopran, alto, tenor, dan kemudian bas) dari kiri ke kanan, bersesuaian dengan penempatan bagian alat musik gesek umumnya. Pada penampilan acappella atau dengan iringan piano, umumnya pria ditempatkan di belakang dan wanita di depan; penempatan kelompok bas di belakang kelompok sopran disukai oleh beberapa dirijen dengan alasan bahwa kedua bagian suara ini harus saling menyesuaikan nada.


(55)

55

doc.: sriambarwangi.wordpress.com

gambar 19: pementasan paduan suara

 Ansambel

Ansambel adalah bentuk penyajian musik secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa alat musik dan kemudian memainkan lagu dengan lagu yang sudah diaransemen. Dilingkup sekolah ansambel. Alat musik yang sering digunakan dalam ansambel musik sekolah, antara lain rekorder, pianika, gitar, tamborin, triangle, dan kastanyet. Selain alat musik ini terjangkau harganya, juga mudah untuk memainkan lagu-lagu dengan teknik yang sederhana.


(56)

56

Doc. Youtube.com

Gambar 20: pementasan ansambel

Band

Band adalah jenis permainan musik modern, dengan mengedepankan instrumen combo band yaitu drum, keyboard, gitar, dan bass. Dalam penampilannya band selalu disajikan dengan mengambil kaidah-kaidah ilmu harmoni, pengembangan improvisasi secara bebas serta teknik bermain instrument baik vokal maupun instrumental.

Doc. www.blogger.com


(1)

77

Adapun kriteria penilaian yang diperoleh dikategorikan sebagai berikut.: 90 – 100 = Baik Sekali

80 – 89 = Baik 70 – 79 = Cukup < 70 = Kurang

3. Unsur-unsur penilaian pada nyanyi tunggal meliputi :

Materi, aspek yang dinilai meliputi : aransemen, orisinalitas, kesesuaian lagu, kemampuan musikalitas.

Teknik, unsur yang dinilai meliputi: penguasaan instrumen, penguasaan sound, tuning, balancing, improvisasi, artikulasi, dinamik dan tempo. Pembawaan, unsur yang dinilai meliputi: ekspresi, dinamik, tempo dan interpretasi.

Penampilan, unsur yang dinilai meliputi: interpretasi, ekspresi, kekompakan, kostum, stage act.

4. Format Penilaian Pementasan Band

No Aspek yang dinilai Nilai Bobot Jumlah

1 Materi

aransemen 1 2 3 4 5 25

orisinalitas 1 2 3 4 5

kesesuaian lagu 1 2 3 4 5

kemampuan musikalitas 1 2 3 4 5 2 Teknik

penguasaan instrument 1 2 3 4 5 40

penguasan sound 1 2 3 4 5

tuning 1 2 3 4 5

balancing 1 2 3 4 5

improvisasi 1 2 3 4 5

artikulasi 1 2 3 4 5

dinamik 1 2 3 4 5

tempo 1 2 3 4 5


(2)

78

interpretasi 1 2 3 4 5 25

ekspresi 1 2 3 4 5

kekompakan 1 2 3 4 5

kostum 1 2 3 4 5

stage act 1 2 3 4 5

Keterangan :

6. Nilai 5 apabila menguasai 5 indikator dengan baik. 7. Nilai 4 apabila menguasai 4 indikator dengan baik. 8. Nilai 3 apabila menguasai 3 indikator dengan baik. 9. Nilai 2 apabila menguasai 2 indikator dengan baik. 10. Nilai 1 apabila menguasai 1 indikator dengan baik. (Indikator merupakan sub aspek dari dari sub materi)

Adapun kriteria penilaian yang diperoleh dikategorikan sebagai berikut.: 90 – 100 = Baik Sekali

80 – 89 = Baik 70 – 79 = Cukup < 70 = Kurang

PENUTUP

Modul ini diharapkan dapat memudahkan peserta dalam belajar, karena bisa dibuka dan dipelajari di mana dan kapan saja. Manfaat modul diklat PKB guru seni musik grade 10 ini adalah Memberi pengetahuan tentang pementasan musik dan penilaian seni musik beserta unsur-unsurnya, sehingga peserta memiliki bekal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seni musik disekolah.

1. Memberi pengetahuan tentang manajemen seni pertunjukan. 2. Memberi pengetahuan tentang tata teknik pentas.

3. Memberi pengetahuan tentang pementasan musik. 4. Memberi pengetahuan tentang penilaian musik.


(3)

79

EVALUASI

1. sebuah tempat yang dipergunakan untuk mementaskan sesuatu pemeranan yang dengan sadar mengisaratkan nilai kesenian

a. tata c. pentas

b. teknik d. arena

2. Salah satu pedoman umum dalam melakukan koordinasi yang baik yaitu a. Mengarahkan semuan ide atau gagasan kearah pencapaian tujuan. b. Memberikan sanksi pada anggota bila salah.

c. menggunakan lebih banyak komunikasi informal daripda formal. d. menghindari penyimpangan tugas dari tujuan

3. Sebuah hasil dari kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan masa yang akan datang yaitu …

a kemampuan memprediksi b kemampuan menghitung biaya c kemampuan komunikasi

d kemampuan pengukuran kinerja

4. Langkah kedua dalam proses perencanaan adalah …. a. menetapkan sasaran dan tujuan

b. analisis persaingan c. memperkirakan organisasi

d. merumuskan misi ke dalam suatu pernyataan

5. Salah satu kegiatan dalam perencanaan jangka pendek adalah … a. Repelita

b. membuat kebijakan atau prosedur c. proses pengembangan produk


(4)

80

6. Cahaya yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat wajah dapat terlihat dari penonton

a. Down light b. Front light c. Side lingt d. Back light

7. Bentuk penyajian musik dengan melibatkan tiga orang pemain musik atau vokal

a. Duet b. Trio c. Kuartet d. Kuintet

8. Dalam penilaian menyanyi salah satu unsurnya adalah intonasi, intonasi dikenal dengan istilah …

a. Tuning b. Pitch

c. Control nada d. durasi

9. Salah satu kegiatan dalam perencanaan jangka pendek adalah … a. Repelita

b. membuat kebijakan atau prosedur c. proses pengembangan produk

d. penjadwalan setiap hari atau setiap minggu

10. Pada dasarnya di berbagai daerah Indonesia banyak sekali macam-macam bentuk pentas pertunjukan, bentuk pentas yang paling sederhana adalah… a. Bentuk arena c. benrtuk portable


(5)

81

GLOSARIUM

Acapella : bernyanyi kelompok tanpa alat musik.

Amplifier : penguat suara

Artikulasi : pengucapan

Balancing : keseimbangan

Costoming : tata busana

Downligth : jenis lampu

Duet : bentuk penyajian musik 2 orang

Equalizer : pembentuk warna suara

Front light : jenis lampu

Interpretasi : penafsiran

Intonasi : ketepatan nada

Lighting : tata lampu

Mikrofon Bidirectional : jenis mic (digunakan dari arah depan dan belakang)

Mikrofon Unidirectional : jenis mic (baik digunakan dari arah depan saja) Mikrofon lapel : jenis mic (yang dikaitkan pada baju)

Mikrofon Boom : jenis mic

Mixer : pencampur suara

Make upu : tata rias

Phrasering : pemenggalan kalimat lagu

Stage act : aksi panggung

Sonoritas : kenyaringan suara

Side light : jenis lampu

Stagging : tata panggung

Scenery : dekorasi

Sound system : tata suara

Tuning : melaras

DAFTAR PUSTAKA


(6)

82

Pono Banoe. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta. Kanisius.

Syafig, Muhammad. Ensiklopedia Musik Klasik, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2003

Tambayong, Japi. Ensiklopedi Musik. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1992. http://nasuprawoto.wordpress.com/2012/08/15/karakteristik-peserta-didik Permas, Achsan., Chrysyanti Hisbuan-Sedyono., L. H. Pranoto., Triono Saputro. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM

Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni

Harimawan, RMA. 1988. Diktat Dramaturgi. Bandung: Rosda.

Padmodarmaya. 1987. Tata dan Teknik Pentas untuk SMK. Jakarta: Depdikbud