Osteoarthritis OA .1 Definisi TINJAUAN PUSTAKA

Apabila sudah melakukan penatalaksanaan diatas tetapi tidak berhasil, maka tata laksana operasi dapat menjadi pilihan. Operasi dipikirkan jika;  Indeks massa tubuh IMT 40 atau lebih  Nilai IMT 35 sampai 39,9 dan mempunyai komplikasi lain yang berhubungan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Operasi bypass lambung, yang akan merubah anatomi dari saluran pencernaan untuk mengontrol masuknya makanan yang anda makan. Dokter bedah akan membuat kantung di bagian atas lambung yang akan disambung dengan usus halus. Maka makanan yang masuk, langsung menuju kantung dan langsung ke usus halus. Lambung akan tetap mengeluarkan cairannya untuk membantu menghancurkan makanan. Tindakan ini dapat menimbulkan efek samping seperti pneumonia, pembekuan darah dan infeksi bisa terjadi. Penurunan berat badan yang terlalu cepat akan menghasilkan batu empedu, hernia pada tempat pemotongan. Bypass lambung juga dapat menimbulkan sindrom dumping, suatu kondisi dimana isi perut terlalu cepat masuk ke usus halus, menyebabkan mual, muntah, diare, pusing dan berkeringat. 2.2 Osteoarthritis OA 2.2.1 Definisi Dikenali sebagai penyakit sendi degeneratif, merupakan gangguan sendi yang paing sering berlaku. Menurut Stacy 2009, OA seringkali termasuk dalam proses penuaan dan merupakan penyebab utama kecacatan fisik pada individu dengan usia di atas 65 tahun 80-90 dari pasien OA.

2.2.2 Gejala klinis

Ciri utama OA adalah degenerasi kartilago rawan artikular; sebarang perubahan struktural pada tulang di bawah rawan tersebut merupakan proses sekunder. Walaupun istilah OA menunjukkan suatu proses inflamasi, dan mungkin terdapat sel-sel radang, OA secara primer merupakan gangguan degeneratif pada kartilago artikuler. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Faktor resiko

Pada kebanyakan kasus, OA muncul secara bertahap dengan meningkatnya usia dan tanpa penyebab yang jelas OA primer. Pada kasus seperti ini, yang sering berlaku adalah oligoartikuler melibatkan beberapa bagian sendi. Pada kondisi yang jarang berlaku kurang dari 5 dari kasus apabila OA mengenai orang muda, sering terdapat faktor predisposisi lain seperti kecederaan akibat trauma, deformitas perkembangan, atau penyakit penyerta sistemik seperti diabetes, okronosis gangguan metabolik alkaptonuria, hemokromatosis, atau obesitas berat Siddiqui Laborde, 2009. Pada kondisi ini, yang terjadi adalah OA sekunder dan selalunya melibatkan satu atau lebih sendi yang mempunyai faktor predisposisi. Jenis kelamin juga mempunyai pengaruh; OA pada lutut dan tangan lebih sering terjadi pada wanita, manakala pada pria sering terjadi di bagian panggul Burns, 2007. Menurut Lozada 2009, antara faktor resiko terjadinya OA adalah: usia lanjut 65 tahun, obesitas, wanita, trauma, infeksi, trauma saat bekerja yang berulang, faktor genetik, ada riwayat menderita artritis inflamasi, gangguan neuromuskular, gangguan metabolik.

2.2.4 Morfologi

Perubahan struktural yang paling awal pada OA termasuklah pembesaran, proliferasi, dan disorganisasi kondrosit sel-sel rawan pada bagian superfisial daripada kartilago artikuler. Proses ini disertai dengan peningkatan komposisi air pada matriks dengan pengurangan konsentrasi proteoglikan komponen inilah yang memberi ciri elastisitas dan turgor. Akibatnya, fibrillasi dan keretakan pada matriks vertikal dan horizontal berlaku saat lapisan superfisial dari kartilago mengalami degradasi. Pemeriksaan secara makroskopis pada stadium ini menunjukkan permukaan kartilago artikuler yang bergranular lembut.. Akhirnya, bahagian kartilago yang tebal hilang, dan plat tulang subkondral terpapar. Struktur tulang akan berubah dan bisa terjadi sklerosis dan penebalan tulang, osteofit pertumbuhan tulang abnormal dan pannus Burns, 2007.

2.2.5 Patogenesis

Rawan sendi kartilago artikuler terpaksa menanggung perubahan degeneratif pada OA. Rawan sendi normal mempunyai dua fungsi: 1 dengan bantuan cairan sinovial, menghasilkan pergerakan yang bebas dari gesekan pada persendian; dan 2 pada sendi yang menampung Universitas Sumatera Utara beban, ia menyebarkan beban dengan sekata di sepanjang permukaan sendi supaya tulang di bawahnya dapat menyerap hentakan dan berat. Fungsi-fungsi ini memerlukan rawan yang elastik kembali ke bentuk asal selepas kompresi dan mempunyai daya regangan tensile yang tinggi. Ciri-ciri ini diperoleh dari proteoglikan dan kolagen tipe II, kedua-duanya dihasilkan oleh kondrosit. Fungsi kondrosit yang normal adalah penting untuk mepertahankan sintesis dan degradasi rawan; sebarang gangguan keseimbangan bisa menyebabkan OA Burns, 2007. Fungsi kondrosit bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan yang paling utama adalah stress mekanikal dan proses penuaan. Faktor genetik juga menyumbang kepada kerentanan terhadap OA terutamanya pada bagian tangan dan panggul, tetapi gen yang spesifik masih belum diketahui. Risiko OA juga meningkat dengan densitas tulang yang tinggi, juga dengan kadar estrogen yang tinggi dan menetap Burns, 2007. Sebanyak 3 hingga 4 kali lipat dari berat bedan terpaksa ditampung oleh lutut saat berdiri dengan sebelah kaki. Berat badan berlebihan pada orang yang obesitas akan meningkatkan lagi beban yang perlu ditampung oleh lutut. Obesitas merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya OA pada lutut, namun pada pinggul dan tangan masih menjadi kontroversi. Obesitas dapat langsung terjadi selepas OA, dan bukan hanya merupakan akibat dari kurangnya aktivitas fisik pada penderita OA. Obesitas juga merupakan faktor resiko kuat yang menyebabkan OA pada wanita dan hubungan berat badan dan penyakit tersebut adalah linear, yaitu apabila berat badan bertambah, resiko OA juga meningkat Felson, 2008. Efek obesitas pada perkembangan dan perjalanan OA dijelaskan melalui pertambahan beban pada sendi yang menampung berat pada individu yang overweight. Namun begitu, hubungan antara obesitas dengan OA pada bagian tangan mungkin disebabkan oleh faktor metabolik sistemik yang bersirkulasi dalam tubuh individu yang obese Tortora Derrickson, 2006.

2.2.6 Gejala Klinis

Simptom utama bagi OA adalah nyeri dan restriksi fungsional. Nyeri dapat dihubungkan secara langsung dengan proses OA melalui peningkatan tekanan pada tulang subkondral sering menyebabkan nyeri malam, mikrofraktur trabekular, distensi kapsular dan sinovitis derajat rendah. Karakterisik nyeri OA: sering pada pasien berusia di atas 60 tahun, onset bertahap, intermiten, sering dihubungkan dengan pergerakan dan penampungan beban, nyeri berkurang saat istirahat, durasi nyeri pendek 15 menit, kaku waktu pagi, hanya satu atau beberapa sendi sahaja yang terlibat bukan multipel. Gejala klinis yang lain termasuklah keterbatasan Universitas Sumatera Utara pergerakan penebalan kapsular, terhambat oleh osteofit, krepitasi kasar yang dapat dipalpasi dan didengari saat auskultasi, pembengkakan tulang osteofit di sekitar batas sendi, deformitas tanpa instabilitas, nyeri periartikular, lemah atau atrofi otot, sinovitis ringan ditandai dengan efusi dan rasa panas Davidson, 2007.

2.2.7 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis OA biasanya dilakukan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, tetapi evaluasi radiografi juga diperlukan. Radiografi adalah sensitif dan murah sehingga dapat dijadikan sebagai pemeriksaan rutin untuk OA Siddiqui Laborde, 2009. Metode klasifikasi radiografi OA yang dapat diterima secara universal ialah sistem grading Kellgren-Lawrence, menggunakan 4 ciri-ciri radiografi seperti berikut:  Penyempitan ruang sendi  Osteofit  Sklerosis subkondral  Kista subkondral

2.3 Obesitas dan OA