79
materi mengenai transparansi, akuntabilitas dan akses publik atas informasi pengadilan dalam program metode pembelajaran elektronik e-
learning pelaksana fungsi Diklat, dan lain sebagainya. Sebagai instrumen pendukung berkembangnya kultur keterbukaan ini,
MA juga akan meninjau dan merevisi standar pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit organisasi agar memuat: 1 penerapan prinsip
transparansi atas informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi tersebut, baik untuk internal dan eksternal
pengadilan; serta 2 penerapan prinsip akuntabilitas, berdasarkan standar pelaksanaan tugas yang ada. Untuk menjamin terlaksananya hal tersebut
secara efektif, MA akan mengembangkan juga pengawasan yang terintegrasi dengan mekanisme insentif dan disinsentif.
2. Mengembangkan Mekanisme Akses Informasi yang Sederhana, Cepat, Tepat Waktu dan Biaya Ringan
MA akan mengembangkan mekanisme pertukaran informasi antar unit atau antar institusi atau yang dalam dunia TI
disebut “interoperability”, yaitu kemampuan organisasi pemerintah untuk melakukan tukar-
menukar informasi dan megintegrasikan proses kerjanya dengan menggunakan standar tertentu yang diaplikasikan secara bersama yang
ditunjang dengan TI yang memadai. Harapannya, dengan adanya mekanisme pertukaran informasi antar unit yang berjalan lancar, maka
akses informasi oleh pengguna jasa pengadilan juga menjadi sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan.
3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan
Kebijakan Pendukung
Akan dibentuk satu unit khusus untuk mengelola dan melayani permintaan informasi. Apabila di tingkat pengadilan tidak dimungkinkan,
cukup menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan hal tersebut. MA dan badan-badan peradilan di bawahnya, harus menunjuk pejabat
penanggung jawab informasi, yaitu pejabat yang memiliki kewenangan
80
untuk membuat kebijakan dan mengambil keputusan.
34
Unit ini bertanggung jawab kepada Ketua MA. Sementara itu, pada badan-badan
peradilan di bawahnya, pejabat itu bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan masing-masing sesuai kebijakan yang disusun oleh MA.
MA menjadi pusat pembuatan kebijakan umum pemenuhan akses informasi, meliputi: a jenis informasi yang dapat diakses dan yang tidak;
b pejabat yang memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan dan petugas pelaksana; c tugas dan wewenang masing-masing pejabat
tersebut; d mekanisme untuk mengakses informasi; e biaya permintaan informasi; f mekanisme pengaduan sengketa informasi dan
penyelesaian sengketa tersebut secara internal dan; g sanksi apabila tidak dilaksanakan. Pengenaan biaya permintaan informasi harus sesuai
dengan prinsip murah dan terjangkau, antara lain untuk biaya penggandaan dan pencarían informasi, apabila memang dibutuhkan.
4. Mengembangkan Mekanisme Pengawasan, Pengaduan dan